Anda di halaman 1dari 5

Nama : Siti Masita

NIM : 2110107
Kelas : 2A
Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam
UTS Pendidikan Agama Islam
1. Dalam memahami Islam ada yang disebut dengan tipologi agama. Apa yang dimaksud
dengan tipologi agama? Jelaskan langkah-langkah dalam tipologi agama! Apakah bisa
menjelaskan teori agama kepada orang yang tinggal di pedalaman misalnya
Pedalaman Papua atau di Hutan Kalimantan?
Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe
atau jenis. Menurut KBBI, pengertian agama adalah suatu ajaran dan sistem yang
mengatur tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha
Kuasa, serta tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta
lingkungannya. Tipologi-tipologi beragama menurut Komarudin Hidayat.
a. Eksklusivisme
Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandangan ajaran yang paling benar hanyalah
agama yang dipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan wajib dikikis, atau
pemeluknya dikonversi, sebab agama dan penganutnya terkutuk dalam pandangan
Tuhan. Sikap ini merupakan pandangan yang dominan dari zaman ke zaman, dan
terus dianut hingga dewasa ini. Tuntutan kebenaran yang dipeluknya mempunyai
ikatan langsung dengan tuntutan eksklusivitas. Artinya,kalau suatu pernyataan
dinyatakan, maka pernyataan lain yang berlawanan tidak bisa benar.
b. Inklusivisme
Sikap inklusivisme berpandangan bahwa di luar agama yang dipeluknya juga
terdapat kebenaran, meskipun tidak seutuh atau sesempurna agama yang
dianutnya. Di sini masih didapatkan toleransi teologis dan iman.
c. Pluralisme
Sikap teologis paralelisme adalah bisa terekspresi dalam macam-macam rumusan,
misalnya: “agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai
Kebenaran yang Sama”; agama-agama lain berbicara secara berbeda, tetapi
merupakan Kebenaran-kebenaran yang sama sah”; atau “setiap agama
mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran”.
d. Elektivisme
Eklektivisme adalah suatu sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan
mempertemukan berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk
dirinya sehingga format akhir dari sebuah agama menjadi semacam mosaik yang
bersipat eklektik.
e. Universalisme
Universalisme beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan
sama. Hanya saja, karena faktor historis-antropologis, agama lalu tampil dalam
format plural.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, terdapat seorang Badui (suku
pedalaman Arab) bernama Dzulkhuwaishirah Al-Yamani kencing di lantai masjid yang
pada saat itu masih berupa tanah. Melihat hal tersebut, semua orang yang ada di
masjid pun marah. Ada yang mencelanya dan menghardiknya, ada pula yang
mengusirnya.
Melihat tindakan tersebut, nabi menghentikan aksi para sahabat dan membiarkan
orang Badui tersebut menyelesaikan hajatnya. Di tengah-tengah kejadian tersebut, nabi
kemudian memerintahkan sahabat untuk mengambil seember air. Fungsinya adalah
untuk mensucikan bekas tempat kencing tersebut dengan cara diguyur (disiram).
‫ « َد ُع وهُ َوه َِريقُ وا‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ َ‫ قَا َم َأ ْع َرابِ ٌّي فَب‬:‫ال‬
َ ‫ فَقَا َل لَهُ ُم النَّبِ ُّي‬، ُ‫ فَتَنَا َولَهُ النَّاس‬،‫ال فِي ال َم ْس ِج ِد‬ َ َ‫ ق‬،َ‫َأ َّن َأبَا ه َُر ْي َرة‬
ِ ‫ فَِإنَّ َما ب ُِع ْثتُ ْم ُميَس‬،‫ َأوْ َذنُوبًا ِم ْن َما ٍء‬،‫ َعلَى بَوْ لِ ِه َسجْ اًل ِم ْن َما ٍء‬.
ِ ‫ َولَ ْم تُ ْب َعثُوا ُم َعس‬، َ‫ِّرين‬
َ‫ِّرين‬
Artinya; “Diceritakan dari Abu Hurairah bahwa pada suatu ketika terdapat seorang Arab
Badui yang berdiri, kemudian kencing di (lantai) masjid. Orang-orang pun memarahinya
(dengan ucapan ataupun perbuatan). Nabi kemudian berkata kepada mereka;
“Biarkanlah ia dan siramlah bekas air kencingnya dengan seember air atau sewadah air.
Karena sesungguhnya agama diturunkan untuk mempermudah kalian, bukan untuk
mempersulit kalian.”
Membiarkan orang tersebut untuk tetap kencing di masjid sebagai tempat ibadah
memanglah aneh bagi para sahabat. Namun begitulah cara nabi menghadapi suku
badui yang memiliki budaya primitif.
Beliau tidak langsung mengusirnya karena dalam pandangan ulama justru akan
mengotori masjid dengan najis kencing yang tercecer. Dalam pandangan Prof. Dr. Ali
Mustafa Ya’qub apa yang dilakukan nabi justru menjaga psikologis dan mental badui
tersebut. Sebab apabila sahabat mengusirnya justru akan membuatnya antipati kepada
nabi dan juga ajaran Islam.
Begitulah cara nabi menghadapi orang pedalaman yang memiliki budaya berbeda
dengan pada umumnya. Beliau tidak memarahinya dengan ketidaktahuan orang
tersebut. Akan tetapi langsung menyelesaikanya dengan membersihkanya. Karena
agama datang bukan untuk mempersulit sesuatu, tetapi justru memudahkanya.
Dari hadist tersebut kita belajar bahwa Rasulullah Saw. dalam berdakwah selalu
menggunakan cara persuasif, damai, toleran dan penuh kasih sayang. Nabi bahkan
selalu melindungi orang lemah, menyayangi dan mengasihi orang awam. Hal ini
tercermin dari cara dan sikap beliau yang selalu memperlakukan siapa saja dengan
hormat. Termasuk kepada suku pedalaman yang awam dengan ajaran Islam.
Maka dari itu, menurut saya dalam mengajarkan teori agama terhadap orang awam,
pertama-tama kita harus bertindak dan berbicara pada level berpikir yang mampu
dipahami oleh orang awam tersebut.
2. Ketika manusia beragama seharusnya mereka sudah menjunjung tinggi nilai
keagamaan salah satunya adalah akhlak yang baik. Tetapi hari ini masih ada oknum
orang yang beragama melanggar norma agama, salah satunya adalah saling mengolok-
ngolok, merasa paling benar. Jelaskan bagaimana itu bisa terjadi dan bagaimana
solusinya!
Dewasa ini banyak sekali orang yang berdakwah mengatasnamakan agama. Akan
tetapi ucapan dan perilakunya tidak mencerminkan ajaran Islam. Cara dakwah mereka
yang keras, kaku, dan memaksa sangat jauh dari apa yang diajarkan nabi. Mereka
mencaci, mengutuk, dan mencela setiap orang yang bersebrangan dengan pendapatnya.
Lebih lagi kepada mereka yang tidak seiman dengan mereka. Penyebabnya karena
rendahnya toleransi dan dan kurang menghargai orang yang memiliki keyakinan dan
pendapat berbeda.
Solusinya menurut saya kita harus meningkatkan toleransi dan menghargai
perbedaan pendapat karena dimanapun kita berada, perbedaan akan selalu ada. Dan
solusi yang terbaik adalah kembali kepada ajaran agama, karena jika seseorang yang
benar-benar memahami dan mengikuti agamanya seharusnya tidak melakukan
perbuatan-perbuatan tersebut.
3. Al-Quran merupakan sumber Islam yang pertama, begitu banyak nilai kehidupan yang
bisa kita ambil sebagai muslim. Bagaimana menurut Anda mengenai kelompok yang
hanya mengamalkan al-Quran saja tanpa memedulikan aspek sumber hukum Islam
yang lainnya seperti al-hadits dan iijtihad dan bagaimana sikap seharusnya yang harus
diambil oleh seorang muslim?
Alquran dan hadis, keduanya terkait erat dan tidak terpisahkan. Fungsi hadis
terhadap Alquran sangat penting. Pada dasarnya, hadist memiliki fungsi utama sebagai
menegaskan, memperjelas dan menguatkan hukum-hukum dan hal lain yang ada dalam
Alquran.
Ada pun fungsi hadits:
a. memperjelas isi Al Quran
Sebagai contoh hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim terkait
perintah berwudhu, yakni:
“Rasulullah SAW bersabda, tidak diterima shalat seseorang yang berhadats sampai
ia berwudhu” (HR. Bukhari dari Abu Hurairah)
Hadits diatas mentaqrir dari surat Al-Maidah ayat 6 yang berbunyi:
‫ق َوا ْم َس حُوْ ا بِ ُرءُوْ ِس ُك ْم َواَرْ ُجلَ ُك ْم اِلَى‬ ِ ِ‫الص لَو ِة فَا ْغ ِس لُوْ ا ُو ُج وْ هَ ُك ْم َوَأ ْي ِد يَ ُك ْم اِلَى ْال َم َراف‬
ّ ‫يَااَيُّهَاالَّ ِذ ْينَ اَ َمنُوْ ااِ َذاقُ ْمتُ ْم اِلَى‬
‫ْال َك ْعبَي ِْن‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah muka dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki” (QS. Al-Maidah: 6)
b. menafsirkan isi Al Quran
“Rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka beliau
memotong tangan pencuri tersebut dari pergelangan tangan.”
Hadist diatas menafsirkan surat Al-maidah ayat 38:
ِ‫َّارقَةُ فَا ْقطَعُوْ ااَ ْي ِد يَهُ َما َجزَ ا ًء بِ َما َك َسبَا نَ َكاالً ِمنَ هللا‬
ِ ‫ق َوالس‬ ُ ‫َّار‬
ِ ‫َوالس‬
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah” (QS. Al-Maidah: 38)
Dalam Alquran, Allah memerintahkan hukuman bagi seorang pencuri dengan
memotong tangannya. Ayat ini masih bersifat umum, kemudian Nabi SAW
memberikan batasan bahwa yang dipotong dari pergelangan tangan.
c. memberi kepastian hukum islam yang tidak ada di Al Quran
sebagai pemberi kepastian hukum atau ajaran-ajaran islam yang tidak dijelaskan
dalam Al-Quran. Biasanya Al Quran hanya menerangkan pokok-pokoknya saja.
Contohnya hadist mengenai zakat fitrah:
‫ص ا ًع ا ِم ْن‬ َ ْ‫ص ا ًع ا ِم ْن تَ َم ٍراَو‬
َ ‫اس‬ ِ َّ‫ض انَ َعلَى الن‬ ْ ِ‫ض زَ َك ا ةَ الف‬
َ ‫ط ِر ِم ْن َر َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َر‬
َ ِ‫اِ َّن َرسُوْ ُل هللا‬
ْ َ ْ ‫ُأ‬ ‫َأ‬ َ َ ُ َ
َ‫َش ِعي ٍْر َعلى ك ِّل حُرٍّ اوْ َع ْب ٍد ذ َك ٍر وْ نثى ِمنَ ال ُم ْسلِ ِم ْين‬
“Rasulullah telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat Islam pada bulan Ramadhan
satu sha’ kurma atau gandum untuk setiap orang, beik merdeka atau hamba, laki-
laki atau perempuan.” (HR. Muslim)
4. Banyak hadits yang menyebar di masyarakat. Baik hadits sohih, hasan maupun dhoif.
Ketika ada perdebatan di masyarakat mengenai penetapan suatu hukum yang
bersumber dari hadits dan kita tahu dengan tingkatan hadits tersebut. Bagaimana cara
kalian menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian solusi yang di tawarkan?
Menjadikan empat hukum Islam untuk berpegang teguh dalam menjalani aktivitas
sehari-hari. Dimanapun berpinjak kita gunakan akal sehat saat berbicara atau lebih baik
diam daripada kita berkata namun menyakiti orang lain. Menyelesaikan masalah dengan
kepala dingin. Jangan lupakan Alquran dan As-sunnah untuk berpegang teguh
menunjukkan jalan pada kebenaran. Sesuatu yang kita lihat kecil dan tak berguna belum
tentu kenyataannya sama dengan sesuatu yang kita pandang.
Selalu meminta lindungan Allah swt. karena pertikaan antara manusia dan setan
masih berlangsung hingga akhir kiamat nanti. Maka dari itu kita harus terus berhati-hati
dalam berkehendak jangan sampai kita dikalahkan oleh godaan setan. Setan akan selalu
membujuk manusia berbuat sesat jauh dari ajaran yang dicontohkan oleh Rasulullah
saw.
5. Banyak prodak hukum yang sudah ditetapkan dalam ijtihad. Salah satunya adalah
penetapan awal/akhir puasa kemudian idul fitri/idul adha. Mengapa ijtihad bisa jadi
sumber hukum padahal sudah ada al-Quran dan al-hadits. Kemudian sebutkan
turunan/macam-macam dari ijtihad tersebut!
Ada beberapa jawaban yang dapat dikemukakan, antara lain:
a. Hakikat Ijtihad
b. Perintah Untuk Berijtihad
c. Ijtihad Dilakukan Oleh Rasulullah SAW
d. Ijithad Dilakukan Oleh Para Shahabat
e. Perubahan Zaman
f. Semakin Luasnya Negeri Islam
g. Keterbatasan Sumber Syariah
h. Luasnya Bidang Kehidupan
i. Kritik Hadits
Kata ijtihad berasal dari kata ijtihaada-yajtahidu-ijtahada yang berarti:”bersungguh-
sungguh, rajin, giat”. Kemudian dikalangan ulama, perkataan ijtihad ini khusus
digunakan dalam pengertian usaha yang sungguh-sungguh dari seorang ahli hukum
syari’at. Jadi, dengan demikian, ijtihad adalah perbuatan menggali hukum syar’iyyah
dari dalil-dalilnya yang terperinci dalam syari’at. Orang yang melakukan ijtihad disebut
mujtahid.
Secara terminologi, Ijtihad adalah pengerahan segala kesanggupan seorang faqih
(pakar hukum Islam) untuk memperoleh pengetahuan tentang hukum sesuatu melalui
dalil syara’ (agama), kenyataan menunjukkan bahwa ijtihad dilakukan di berbagai
bidang, yang mencakup aqidah, mu’amalah, politik, tasawuf dan falsafat.
Jenis-jenis ijtihad:
a. Ijma
b. Qiyas
c. Istihsan
d. Maslahah Murshalah
e. Sududz Dzariah
f. Istishab
g. Urf
6. Iman seorang muslim itu naik turun. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang
menjadi lemah imannya. Salah satunya adalah fasiq dan zindiq. Apa yang disebut
dengan fasiq dan zindiq? Bagaimana agar kita terjauh dari sifat tersebut? Mengapa
kita sering menilai seseorang dari ritual ibadah seseorang padahal kita tidak tahu
dalamnya iman seseorang?
Fasiq adalah orang yang mengerjakan dosa dengan terang-terangan, seperti mabuk di
jalanan atau pergi ke tempat pelacuran atau pergi ke tempat perjudian dengan terang-
terangan.
Zindiq secara etimologi berarti "kotoran yang membahayakan". Sedangkan menurut
istilah ilmu fiqih atau hukum islam berarti seseorang yang tidak berpegang teguh
terhadap agama. Menurut Imam Syafii, Imam Malik dan Imam Ahmad, Zindiq yaitu
orang yang menampakan keislaman dan menyembunyikan kekafirannya.
Iman tidak bisa diukur. Apa yang kita sebut dengan ukuran iman itu sebenarnya
hanyalah harapan dan bayangan ideal kita tentang manfaat iman bagi masyarakat
manusia. Tetapi karena iman adalah ranah bathin dan pikiran maka iman menjadi
sesuatu yang sangat subjektif.

Anda mungkin juga menyukai