Disusun Oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “jaman
peraaksara di asia Tenggara” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita, baik untuk penulis maupun pembaca.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah
yang kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan. Sebelumnya kami, sebagai penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Sejarah sejarah Asia tenggara ibu Dra.Hafnita sari Dewi Lubis M.si
kepada teman-teman yang sudah terlibat, serta kepada kedua orang tua kami yang sudah banyak
memberi saran dan dukungannya sehingga makalah kami dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 4
Latar Belakang 4
Rumusan Masalah 5
Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
Pengertian Masa Pra Aksara 6
Jenis-Jenis Manusia Indonesia yang Hidup pada Masa PraAksara 6
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia 10
Permasalahan dan solusinya ada jaman praaksara di Asia tenggara 11
BAB III PENUTUP 13
DAFTAR PUSTAKA 14
BAB I
Pendahuluan
Bab ll
PEMBAHASAN
• Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil manusia selanjutnya yang ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus
Mojokertensis. Dari semua fosil yang ditemukan, para ahli beranggapan jenis
Pithecanthropus Mojokertensis merupakan yang paling tua.
Fosil ini di Indonesia, tepatnya di Perning, Mojokerto, Jawa Timur oleh
Weidenreich dan G.H.R von Koenigswald pada tahun 1936. Diketahui, Pithecanthropus
hidup di masa Pleistosen awal, tengah, dan akhir. Fosil mereka banyak ditemukan di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Berikut ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Mojokertensis:
-Berbadan tegap, tinggi badan 165-180 cm
-Alat pengunyah yang kuat
-Tulang kening tebal, menonjol, dan melebar sampai ke pelipis
-Isi tengkorak diperkirakan antara 750-1300 cc
-Belum memiliki tulang dagu
-Terdapat tulang yang menonjol di belakang kepala
• Pithecanthropus Soloensis
Pithecanthropus Soloensis ditemukan oleh G.H.R von Koenigswald, Ter Haar, dan
Oppenoorth di Desa Ngandong, Jawa Tengah. Nama yang dipilih memiliki arti ‘Manusia
kera dari Solo’.
Ciri-ciri manusia purba Pithecanthropus Soloensis
-Tengkorak lonjong, tebal, dan padat
-Memiliki rongga mata yang sangat panjang
• Homo Wajakensis
Jenis ini ditemukan di desa Wajak, Tulungagung, Jawa Timur oleh Van
Rietschoten pada tahun 1889. Penemuan jenis ini menjadi yang pertama di Asia.
Ciri-ciri manusia purba Homo Wajakensis
-Memiliki volume otak sekitar 1630 cc
-Memiliki tulang tengkorak, rahang atas, dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang
kening
-Mukanya datar dan lebar
-Rahangnya tergolong padat dan memiliki gigi yang besar
-Tinggi tubuhnya sekitar 173 cm
• Homo Floresiensis
Fosil ini ditemukan di pulau Flores, Nusa Tenggara. Penemuan fosil ini sempat menjadi
perbincangan karena para ahli menilai bahwa Homo Floresiensis merupakan nenek
moyang bangsa Indonesia.
Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Floresiensis:
-Tinggi badan bisa mencapai satu meter
-Bentuk dahi sempit dan tidak menonjol
-Tengkorak kepala kecil
-Tulang rahang yang menonjol
• Homo Soloensis
Homo Soloensis ditemukan oleh Ter Haar, Oppenoorth, dan Gustav Heinrich Ralph
von Koenigswald pada tahun 1931-1933 di Sangiran, Jawa Tengah. Manusia ini diketahui
hidup sekitar 300 ribu hingga 900 ribu tahun yang lalu.
Adapun, ciri-ciri manusia purba Homo Soloensis:
-Volume otak mulai 1.000 cc hingga 1.300 cc
-Tinggi badan bisa mencapai 210 cc
-Struktur tulang wajah tidak mirip dengan manusia kera
• Homo Sapiens
Jenis ini memiliki nama Homo Sapiens yang berarti manusia cerdas. Manusia purba
ini diduga hidup antara 25.000-40.000 tahun yang lalu.
Adapun, ciri manusia Homo Sapiens adalah:
-Memiliki volume otak yang lebih besar daripada Meganthropus dan Pithecanthropus,
yakni sekitar 1350-1450 cc
-Tinggi badan antara 130-210 cm
-Berat badan antara 30-150 kg
5. seni batik
Seni batik yang kini menjadi bagian dari Warisan Budaya TakBenda menurut UNESCO,
berasal dari zaman praaksara yang kini makin disukai sebagai bagian dari berbusana. Ragam
coraknya tidak lagi monoton dan telah mendapatkan sentuhan kekinian.
8. kemampuan berlayar
Nenek moyang bangsa Indonesia memiliki catatan hebat dalam pelayaran. Mereka
mengarungi lautan berbekal ilmu astronomi sederhana. Hal itu tampak dari perpindahan
masyarakat Yunan di Cina menuju Nusantara pada zaman Logam.
9. seni logam
Kemampuan membuat barang dari logam diturunkan sejak zaman dulu menggunakan teknik
a Cire Perdue. Teknik ini diterapkan dengan membuat lebih dulu cetakannya, lalu logam cair
dimasukkan ke dalamnya. Cetakan dibuat dari batu, tanah liat, dan sebagainya.
10.Seni gamelan
Gamelan juga diyakini merupakan peninggalan zaman praaksara di Indonesia. Kesenian ini
warisan dari zaman logam yang biasa dipakai mengiringi pertunjukan wayang maupun
pelaksanaan suatu acara.
Casemetode:Praaksara berasal dari gabungan dua kata, yakni pra dan aksara.
Pra artinya sebelum, sedangkan aksara memiliki arti tulisan. Sehingga zaman praaksara
merupakan zaman ketika manusia belum mengenal tulisan.
Zaman praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, sedangkan leka
artinya tulisan). Sehingga Nirleka merupakan masa tidak ada tulisan.dan masalah yang di
hadapi dalam mata peraaksara adalah tentang tempat tinggal dan alat tukar barang.cara
mengatasi tempat tinggal biasanya mereka akan tinggal berpindah-pindah tempat yaa atau
disebut dengan nomaden. Sedang kan untuk alat tukar, jaman dahulu mereka menggunakan
sistem barter.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannyamulai berkembang.
Mereka tidak lagi berpindah-pindah tempat untuk mencarihewan-hewan buruan, tetapi
sebaliknya mereka mulai menetap dan mengolahtanah disekitarnya untuk ditanami dengan
berbagai jenis tanaman yang dapatmereka makan. Selain itu, mereka mulai menjinakan hewan-
hewan yang dapatmembantu kebutuhan hidupnya seperti kuda, kerbau, babi, sapi, anjing
dansebagiannya. Dari pola bercocok tanam ini manusia sudah dapat menguasaialam lingkunagn
serta isinya.Terlepas dari mana asal usul nenek moyang bangsa Indonesia dankapan mereka
mulai tinggal di wilayah Indonesia, kita harus percaya bahwanenek moyang bangsa Indonesia
telah ribuan tahun sebelum masehi telah hidupdi wilayah Indonesia. Kehidupan mereka
mengalami perkembangan yangteratur seperti bangsa – bangsa di belahan dunia lain.Kehidupan
sosial, masyarakat semi nomaden setingkat lebih baik dari pada masyarakat nomaden. Jumlah
anggota kelompok semakin bertambah besardan tidak hanya terbatas pada keluarga tertentu.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa kebersamaan di antara mereka mulai dikembangkan.
Rasakebersamaan ini sangat penting dalam mengembangkan kehidupan yangharmonis, tenang,
aman, tentram, dan damai. Nilai – nilai kehidupan, sepertigotong royong, saling membantu,
saling mencintai sesama manusia, salingmenghargai dan menghormati telah berkembang pada
masyarakat pra aksara.
DAFTAR PUSTAKA
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpsmpsangiran/8-jenis-manusia-purba-yang-ditemukan-di-
indonesia-lengkap-ciri-cirinya/
http://repositori.kemdikbud.go.id/21619/1/X_Sejarah-Indonesia_KD-3.4_Final.pdf
https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBELAJARAN
%201.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf