Anda di halaman 1dari 9

VIII PERENCANAAN PENGOLAHAN

8.1 Pengolahan

Batubara merupakan bahan bakar fosil padat yang terbentuk dari sisa tumbuh-
tumbuhan yang tertimbun dalam waktu yang sangat lama dengan melalui beberapa
fasa geologi, kemudian karena pengaruh panas serta tekanan terjadi perubahan kimia
menjadi batubara, tahapan pembentukan batubara dimulai dari kayu kemudian
gambut, lignit,sub-bituminus, bituminous dan antrasit.

Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan memerlukan waktu
yang sangat lama dibawah pengaruh fisika, kimia dan keadaan geologi. Terdapat 2
teori yang menyatakan pembentukan batubara yaitu teori insitu dan teori drift.
Menururt teori insitu, batubara terbentuk pada lokasi dimana pohon-pohon atau
tumbuhan pembentuk batubara tumbuh. Lingkungan tempat tumbuh pohon-pohon
pembentuk batubara adalah pada daerah rawa atau hutan basah. Sedangkan menurut
teori drift, batubara terbentuk dari timbunan pohon-pohon atau tumbuhan pembentuk
batubara yang tertransportasikan oleh air dari tempat tumbuhnya. Dengan kata lain
pohon-pohon pembentuk batubara mati pada lokasi tumbuhnya dan dihanyutkan oleh
air sampai berkumpul pada suatu cekungan. (Saniun,2017)

Pengolahan batubara adalah suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan


mineral pengotor didalam batubara. Pengotor yang terdapat didalam batubara berupa
mineral yang antara lain lempung, pasir kwarsa, dan lain-lain. Pengolahan batubara
bertujuan untuk menghilangkan pengotor yang terdapat didalam batubara. Pengotor
yang terdapat didalam batubara akan menjadi abu jika batubara tersebut dibakar. Hal
ini menjadi masalah dalam pemanfaatannya untuk energi karena semakin banyak
pengotor didalam batubara akan mengurangi nilai kalor atau nilai panas batubara.
Oleh karena itu, upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan
pengotor didalam batubara adalah dengan melakukan pengolahan. Proses pengolahan
batubara dilakukan melalui beberapa tahap seperti preparasi, konsentrasi dan
dewatering.
Berdasarkan analisa kimia batubara yang terbagi menjadi 2 yaitu analisa hasil
proksimat dan analisa hasil analisa ultimat. Hasil analisa proksimat terhadap 25 conto
inti bor yang berasal dari 3 lapisan batubara di daerah penelitian. Hasil analisis dalam
basis udara kering (Air Dried Basis) menunjukkan kandungan zat terbang (volatile
matter) sebesar 29,19% - 47,72%, air (moisture) sebesar 7,37% - 13,74%, karbon
tertambat (fixed carbon) sebesar 24,85% - 50,39%, abu (ash) sebesar 3,41% - 38,6%.
Selain keempat parameter tersebut, penentuan nilai kalori (Calorific Value/CV)
dilakukan dengan menggunakan analisis combustion properties, sedangkan nilai HGI
dan densitas ditentukan dengan menggunakan analisis physical properties. Hasil
analisis ketiga parameter tersebut dalam basis air dried basis menunjukkan kisaran
nilai kalori (3.539 kal/g - 5.803 kal/g), densitas (1,4% - 1,75%), dan HGI (38 - 64).
Hasil analisis ultimat dilakukan terhadap 25 conto inti bor yang berasal dari 3
lapisan batubara di daerah penelitian. Hasil analisis dalam basis daf menunjukkan
kisaran unsur karbon (65,33% - 72,25%), hidrogen (4,51% - 5,63%), nitrogen (0,47%
- 1,03%), sulfur (0,12% - 4,38%), dan oksigen (21,44% - 27,15%)

Hasil pengolahan batubara yang sudah hilang pengotornya untuk selanjutnya


digunakan sebagai sumber energi. Batubara digunakan untuk sumber energi langsung
maupun tidak langsung. Untuk sumber energi langsung antara lain untuk bahan bakar
PLTU.

8.2 Jam Kerja dan Target Produksi

Untuk setiap waktu kerja yang ditetapkan oleh PT.Irema Coal terdiri 1 shift
dengan 1 shift untuk produksi juga pemasaran. Jam kerja yang direncanakan adalah
pukul 07.00-16.00 (9 jam) dikurangi dengan jam istirahat 12.00-13.00 (1 jam)
direncanakan pertahun yaitu 1,861.50 jam/tahun.
Tabel 8.1 Waktu Kerja PT.Irema Coal

No Shift Waktu Kerja Keterangan


Senin-Sabtu
1 07.00-07.30 Briefing, pengecekan alat dan pemanasan alat
2 07.30-12.00 Kerja
1
3 12.00-13.00 Istirahat
4 13.00-16.00 Kerja
Jumat
1 07.00-07.30 Briefing, pengecekan alat dan pemanasan alat
2 07.30-12.00 Kerja
1
3 12.00-13.30 Istirahat (Sholat bagi yang muslim)
4 13.00-16.00 Kerja

Waktu kerja pada PT.Irema Coal setiap harinya hampir sama namun, pada
hari jumat terdapat perbedaan waktu istirahat karena karyawan harus melakukan
ibadah shalat jumat.

8.3 Bagan Alir

Berikut ini merupakan bagan alir pengolahan batubara PT. Irema Coal
Gambar 8.1 Bagan Alir Proses Pengolahan Batubara PT. Irema Coal

8.4 Cara Pengolahan Batubara

Pengolahan bahan galian termasuk pengolahan batubara pada umumnya


dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu :

1. Preparasi pada batubara merupakan operasi persiapan yang dilakukan untuk


mereduksi ukuran butir dengan tujuan untuk memenuhi ukuran sesuai dengan
penggunaannya. Reduksi ukuran butir biasanya dilakukan dengan alat peremuk
yang antara lain alat crusher atau grinder. Proses peremukan atau crushing
biasanya dikerjakan dalam tiga tahapan, yaitu :
2. Konsentrasi pada batubara adalah suatu operasi pemisahan antara batubara
dengan pengotornya. Konsentrasi ini diantaranya bisa berdasarkan warna atau
kilap dan juga berdasarkan specific gravity (SG).
3. Dewatering Merupakan operasi pemisah antara cairan dengan padatan dan
biasanya dilakukan setelah proses konsentrasi. Dewatering ini dikelompokan
dalam tiga tahapan yaitu:
a. Thickening merupakan tahapan pertama pemisahan padatan dengan cairan
yang mendasarkan atas kecepatan mengendap batubara dalam suatu pulp,
sehingga solid faktornya = 1(% solid = 50%).
b. Filtrasi merupakan operasi pemisahan padatan dengan cara menyaring,
sehingga didapat solid factor = 4 (persen solid = 80%).
c. Drying adalah operasi penghilang air dengan jalan pemanasan sehingga
padatan ini bebas dari cairan (% solid = 100%).

8.5 Peralatan Pengolahan

Berikut merupakan peralatan pengolahan pada PT. Irema Coal:

1. Jaw Crusher
Jaw crusher adalah sebuah alat penghancur yang konstruksinya sangat
sederhana, dengan tenaga yang besar mampu menghancurkan batu hingga ukuran 20
- 60 cm dengan memiliki kekuatan anti-tekanan dalam menghancurkan bahan paling
tinggi hingga dapat mencapai 320 Mpa.. Dengan konstruksinya yang sangat
sederhana, jaw crusher tidak membutuhkan perawatan yang rumit. Sehingga banyak
perusahan yang bergerak di bidang pertambangan terutama pertambangan batubara
banyak menggunakan jaw crusher sebagai alat penghancur yang pertama (Primary
Crusher) ataupun yang kedua (Secondary Crusher).
Gambar 8.2 Jaw Crusher

Tabel 8.2 Spesifikasi Jaw Crusher


Discharge
Feed Max. Motor Dimensions
Opening Capacity Weight
Type Opening Feed Power (L x W x h)
Range (ton/hour) (ton)
(mm) (mm) (kw) mm
(mm)
1565x1732x
PE 400 x 600 400x600 340 40-100 24-96 30 6,5
1586

2. Ball Mill
Ball mill merupakan salah satu jenis mesinpenggiling yang berbentuk silinder
yang berfungsi dan digunakan untuk menggiling material keras menjadi material
halus. Mesin ini biasanya digunakan dalam proses pembuatan semen, cat, pigmen
feldspar dan batubara, secara umum prinsip kerjanya adalah mengurangi ukuran
material dengan memanfaatkan gerakan bola yang jatuh kebawah pada saat bola
terangkat ketika silinder berputar.
Gambar 8.3 Ball Mill

Tabel 8.3 Ball Mill

Feed Motor
Speed GM Discharge Size Capacity Weight
Type Size Power
(rpm) Weight(t) (mm) (mm) (t/h) (kw) (t)
900 x
39 3,0 ≤20 0,075-0,89 1,0-4 22 5,6
3000

3. Jigging

Jigging dilakukan pada alat yang disebut dengan jig. Jig merupakan salah satu
alat pemisahan yang berdasarkan perbedaan berat jenis, bekerja secara mekanis yang
menggunakan adanya perbedaan kemampuan menerobos dari butiran yang akan
dipisahkan terhadap suatu lapisan pemisah (bed). Secara umum jig merupakan suatu
tangki terbuka yang berisi air dengan saringan horizontal terletak pada bagian atasnya
dimana terdapat lapisan pemisah.
Gambar 8.4 Jigging

Tabel 8.3 Spesifikasi Jigging


Nomor Model Daya
JT3-1 5,5 Kw

4. Belt Conveyor

Belt Conveyor merupakan suatu alat yang berbentuk seperti ban atau sabuk
yang terhubung ke dua atau lebih katrol yang berputar yang digunakan untuk
mengangkut material. Berikut merupakan spesifikasi belt conveyor yang digunakan
oleh PT. Irema Coal.

Tabel 8.4 Spesifikasi Belt Conveyor


Belt Belt Capasity
Belt Length(m)/Power(Kw)
Width Speed (t/h)
(mm) I(L/KW) II(L/KW) III(L/KW)
1.3-1.6 40-80
B400 <12/1.5 12-20/2.2-4 20-25/3.5-7.5
Gambar 8.4 Belt Conveyor
5. Concetration table
Proses konsentrasi table adalah konsentrasi dengan meja miring terdiri dari rib
– rib (tulang-tulang) bergerak ke belakang dan maju terus menerus dengan arah yang
horisontal,

Gambar 8.5 concetration table

8.6 Hasil Pengolahan

Hasil akhir dari pengolahan penambangan batubara yang direncanakan oleh


PT. Irema Coal yaitu berupa batubara dengan ukuran 30 mesh yang akan digunakan
sebagai bahan baku untuk PLTU.

Anda mungkin juga menyukai