Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MENETAPKAN TOPIK JUDUL DAN MEMBUAT


KERANGKA KARANGAN

Dosen pembimbing : Liga Febriana, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:

IVAN AFRIYAN
ROBBY HANDOKO
TESSALONIKA

Program Studi Sistem Informasi


Fakultas Komputer
Institut Bisnis dan Teknologi Pelita Indonesia
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikm Wr. Wb.

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih
dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang “Menetapkan topik, judul, dan membuat
kerangka laporam”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar ilmu bahasa indonesia yang berkaitan dengan kalimat efektif dan tidak
efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan Bahasa secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan
dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amiin.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
BAB I.............................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................
1.2 Pokok Pembahasan.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................................
BAB II.............................................................................................................
PEMBAHASAN.............................................................................................................
2.1 Topik.............................................................................................................
2.1.1 Pengertian Topik.............................................................................................................
2.1.2 Sumber Topik.............................................................................................................
2.1.3 Pembatasan Topik.............................................................................................................
2.1.4 Kriteria Topik yang Baik.............................................................................................................
2.1.5 Cara Membuat Topik.............................................................................................................
2.1.6 Tujuan Penulisan.............................................................................................................
2.2 Tema.............................................................................................................
2.2.1 Pengertian Tema.............................................................................................................
2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan.............................................................................................................
2.3 Kerangka Karangan.............................................................................................................
2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan.............................................................................................................
2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan.............................................................................................................
2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan.............................................................................................................
BAB III.............................................................................................................
PENUTUP.............................................................................................................
3.1 Penutup.............................................................................................................
3.1.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.1.2 Saran.............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

ketika mempelajari bahasa indonesia ataupun bahasa asing kita akan di hadapkan dengan istilah
topik, tema ataupun judul ketika membuat sebuah karangan ataupun sejenisnya. adanya tema atau
topik suatu karang merupakan hal yang sangat di perlukan untuk kerangka tulisan awal sebelum
memulai menulis. Ini dikarenakan topik atau tema ini merupakan acuan untuk menuangkan isi pikiran
atau ide menjadi sebuah tulisan. Adanya topik atau tema ini juga berguna untuk mencegah sebuah
tulisan yang dibuat melenceng dari apa yang diingikan dan menghasilkan sebuah karang yang diinginkan
oleh penulis.

Sedangkan sebuah judul dapat kita artikan  sebagai ujung tombak sebuah karangan karena dengan
judul yang menarik maka pembaca akan merasa penasaran dan tentunya ingin membaca isi dari
karangan tersebut. Atau dapat kita katakan juga, dengan adanya judul maka secara tidak langsung
karanga tersebut akan jadi menarik bagi pembaca untuk mengetahui  apa isi karanga tersebut.
Keserasian dari tiga pokok tulisan ini dalam hal ini tema, topik dan judul maka sangatlah penting untuk
mencapai sebuah karangan atau tulisan yang baik dan pastinya menarik.

1.2 Pokok Pembahasan


1.      apa pengertian topik?

2.      Bagaimana membuat sebuah topik yang baik?

3.      Apa pengertian tema?

4.      Apakah yang dimaksud dengan kerangka karangan itu?

5.      Apa saja pola sebuah karangan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

2.      Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari topik, tema dan kerangka karangan

3.      Agar mahasiswa dapat mengetahui cara membuat topik, tema dan kerangka karangan
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Topik

2.1.1 Pengertian Topik

Topik berasal dari bahasa Yunani “Topoi” yang berarti tempat. Ini dapat diartikan bahwa topik
merupakan sesuatu hal yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik berarti pokok pembicaraan ataupun
pokok permasalahan. Topik karangan adalah  suatu hal yang digarap menjadi karangan. Topik
merupakan jawaban atas pertanyaan Masalah apa yang akan ditulis? Atau hendak menulis tentang
apa? Atau topik merupakan suatu contoh dari pembicaraan atau apapun yang akan menjadi landasan
dalam penulisan sebuah artikel. Adapun syarat sebuah topik adalah harus menarik perhatian dan
tentunya bermanfaat unutk penulis dan pembaca dan topik yang dipilih harus mempunyai sumber
acuan yang jelas atau real, dll.

Jika kita akan membuat sebuah karangan, maka sebaiknya terlebih dahulu memilih dan
menetapkan topik dan judulnya. Ciri khas topik terletak pada permasalahannya yang bersifat umum dan
belum terurai, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran dari topik. Jika
dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas.

Bertumpu dari penjelasan diatas, maka dapat kita ketahui persamaan juga perbedaan antara
topik dengan judul. Topik dapat menjadi judul karangan, topik juga dapat menjadi payung besar yang
bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya. Sedangkan judul lebih spesifik
dan telah mengandung permasalahan yang lebih jelas atau lebih terarah.

Contoh jika dalam menggarap karya ilmiah seperti skripsi, judul memang ditetapkan pada awal
proses penulisannya, yaitu pada waktu pengajuan outline. Akan tetapi kita perlu tahu bahwa proses
pembuatan judul itu  sebenarnya tetap berawal dari pemilihan topik.  Pada jenis karangan lain sesudah
karangan selesai, serta dapat diganti-ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai
dengan topik yang ditentukan.
2.1.2 Sumber Topik

            Ada banyak sekali penulis yang bingung saat mau menentukan hendak menulis apa, rasanya
semua yang ada itu menarik dan kebanyakan sudah ditulis oleh orang lain, namun sebenarnya masih
banyak hal yang dapat dijadika topik tulisan. Untuk membantu menentukan topik, menurut Wayne N.
Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat menentukan sumber topik dengan cara
sebagai berikut:

1.      Pengalaman pribadi

a.       Perjalanan

b.      Tempat yang pernah dikunjungi

c.       Kelompok anda

d.      Wawancara dengan tokoh

e.       Kejadian luar biasa

f.        Peristiwa lucu

2.      Hobi dan keterampilan

a.       Cara melakukan sesuatu

b.      Cara kerja sesuatu

3.      Pengalaman pekerjaan atau profesi

a.       Pekerjaan tambahan

b.      Profesi keluarga

4.      Pelajaran sekolah atau kuliah

a.       Hasil-hasil penelitian

b.      Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut

5.      Pendapat pribadi

a.       Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan, siaran radio atau televisi, dll.

b.      Hasil pengamatan pribadi

6.      Peristiwa hangat atau pembicaraan publik

a.       Berita halaman muka surat kabar


b.      Topik tajuk rencana

c.       Artikel

d.      Materi kuliah

e.       Penemuan mutakhir

7.      Masalah abadi

a.       Agama

b.      Pendidikan

c.       Sosial dan masyarakat

d.      Problem pribadi

8.      Kilasan biografi

a.       Orang-orang terkenal

b.      Orang-oarang berjasa

9.      Kejadian khusus

a.       Perayaan atau peringatan

b.      Peristiwa yang erat kaitannya dengan perayaan

10.  Minat khalayak

a.       Pekerjaan

b.      Hobi

c.       Rumah tangga

d.      Pengembangan diri

e.       Kesehatan dan penampilan

f.        Tambahan ilmu

g.      Minat khusus
2.1.3 Pembatasan Topik

Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini dapat berarti bahwa penulis sudah memilih apa yang
akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah (1994:211), ada
lima hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:

1.      Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu dan profesi,

2.      Cukup menarik untuk dibahas,

3.      Dikenal dengan baik,

4.      Bahannya mudah diperoleh dan

5.      Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Menurut Keraf (1979:113) merumuskan kiat pembatasan topik adalah langkahnya sebagai berikut:

1.      Tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral.

2.      Ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih bisa diperinci lebih
lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai di peroleh topik yang sangat khusus.

3.      Tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih.

4.      Ajukanlah pertanyaan, apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak demikian
dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.

2.1.4 Kriteria Topik yang Baik

Pada tahap ini tentu saja kita sudah menentukan topik yang akan dikembangkan menjadi satu
karangan. Maka selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan suatu
tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan? Untuk menentukan topik
yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan sebagai tolak ukur:

1.      Topik harus sesuai dengan latar belakang penulisnya.

Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar-benar sudah dikuasai materinya.

2.      Topik harus sesuai dengan minat anda.

Topik yang menarik minat anda akan membuat anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika anda menarik
menuliskannya tentu akan membuat anda semangat untuk mencari referensinya.

3.      Topik harus menarik minat pembaca.

Percuma saja menulis sesuatu yanag kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya.
Meskipun minat membaca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya, akan
tetapi jika anda menulis sesuaut yang baru, eksotis, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa
ingin tahu, membuat seseorang terlibat emosional, dan hal eksotis ini akan  menarik orang untuk
membacanya.

4.      Topik harus dapat di tunjang dengan referensi lain.

Suatu topik yang belum ada sama sekali referensi akan sangat merepotkan anda sendiri, untuk itu,
sedapat mungkin hindarilah topik yang seperti itu.

5.      Topik harus dibatasi ruang lingkupnya.

Topik yang terlalu luas akan menyulitkan anda sendiri dan akan menyita banyak waktu anda. Lagi pula
pembicaraan anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan anda akan bertele-tele.

2.1.5 Cara Membuat Topik


Sebelum mengangkat sesuatu menjadi topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar
mengetahui pokok permasalahannya. Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya topik
dipersempit sesuai dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk diangkat
menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut adalah cara untuk mempersempit topik supaya
lebih spesifik dari topik sebelumnya:

a.       Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia: Jakarta lebih terbatas dari pulau Jawa.
Topik “pulau Jawa sebelum Indonesia merdeka” lebih sempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia
merdeka”.

b.      Menurut waktu/periode/zaman: “kebudayaan Indonesia” dipersempit menjadi “seni patung pada


zaman kerajaan Hindu”.

c.       Menurut hubungan sebab-akibat: “Dekadensi moral di kalangan Muda-mudi” dapat  dipersempit


menjadi “pokok pangkal timbulnya krisis moral di kalangan muda-mudi”.

d.      Munurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian,
dll. Karangan tentang “usaha pemerintah dalam bidang ekonomi” di perkhusus menjadi “kebijaksanaan
diregulasi di bidang ekonomi selama ganti”.

e.       Menurut aspek khusus umum: individual kolektif: “pengaruh siaran televisi terhadap kaum tani di Jawa
Timur” dapat dipersempit menjadi “pengaruh siaran televisi di Boyolali”.

f.        Menurut objek material dan objek formal. Objek material ialah bahan yang dibicarakan; objek formal
ialah sudut darimana bahan itu kita tinjau, misalnya: “kesussastraan Indonesian (objek material) di tinjau
dari sudut gaya bahasanya (objek formal). Kepemimpinan di tinjau dari sudut pembentukan kader-kader
baru; keluarga berencana di tinjau dari segi Agama.
2.1.6 Tujuan Penulisan

Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Maksudnya, apa
yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan tertentu. Pada dasarnya tujuan penulisan dapat
dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bersifat informatif. Adapun Tujuan
khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh
berikut:

Topik : Pentingnya Menjaga Perdamaian

Judul : Damai itu Indah

Tujuan umum : Argumentasi

Tujuan Khusus:

a.       Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi ketenangan dan kenyamanan dalam
kehidupan kita.

b.      Memberi keyakinan kepada pembaca bahwa damai membuat kehidupan menjadi lebih indah.

c.       Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian itu.

2.2 Tema
2.2.1 Pengertian Tema

Tema berasal dari bahasa Yunani “Theitenai”, yang berarti sesuatu yang telah diuraikan atau
sesuatu yang telah di tempatkan. Tema merupakan amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran  yang mendasari karangan
yang akan disusun menjadi tulisan. Tema ini yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari
penulisan artikel itu.

Tema yang Baik

1.      Tema menarik perhatian penulis,

Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus mencari
data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan di dorong terus-menerus agar
dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.

2.      Tema dikenal atau diketahui dengan baik,

Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan


prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui
penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya, sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu
bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang
dikuasainya sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.

3.      Bahan-bahannya dapat di peroleh

Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia disekitar kita atau tidak.
Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari
dan menguasai sepenuhnya.

4.      Tema dibatasi ruang lingkupnya

Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya
akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

2.2.2 Kedudukan Tema Dalam Suatu Karangan

Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal,
salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan sebuah rumah tema merupakan fondasinya.
Pokok pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema
karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian
ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam
menulis sebuah kerangka karangan (outline).

Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan tema dalam suatu
kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul dan tema.

·         Topik : upaya mengatasi tawuran antar pelajar

·         Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)

1.      Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!

2.      Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.

3.      Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.

·         Tema : Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata tanggungjawab aparat
kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab orangtua para pelajar. Permasalahan ini tidak
mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling di
perlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang bergama yang memiliki keyakinan
dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita semua adalah makhluk hidup haruslah hidup damai
dan berdampingan.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak
melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis akan lebih mudah
membuat suatu karangan yang efektif.

2.3 Kerangka Karangan


2.3.1 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan. Fungsi
utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan diantara gagasan-gagasan yang ada.   Kerangka
mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu penulis
menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide
utama dari ide-ide tambahan.

Kerangka karangan dapat megalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk
yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga
mendetail. Kerangka yang belum final dapat disebut outline, sementara kerangka yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut sebagai outline final.

Kerangka karangan dapat membantu pengarang atau penulis dalam hal-hal seperti berikut:

a.       Mempermudah pengarang maenuliskan karangannya,

b.      Membatasi pengarang menuliskan karangannya,

c.       Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah ditetapkan,

d.      Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya,
juga menata detail karangan, dan

e.       Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu
karangan.

2.3.2 Macam dan Bentuk Karangan

Kerangka karangan ada dua macam yaitu: kerangka topik dan kerangka kalimat.

1.      Kerangka topik

Dalam praktik pemakaian, kerangka yang banyak di pakai adalah kerangka topik.  Kerangka topik
terdiri atas kata, frasa, koma atau klausa, yang di dahului dengan tanda-tanda atau kode tertentu untuk
menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda baca akhir (.) tidak diperlukan karena tidak dipakainya
kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap
menunjukkan diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut di dalam kerangka topik.
Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang di pakai untuk menuliskan judul dan sub
bab.

2.      Kerangka kalimat
Kerangka kalimat banyak di pakai pada proses awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai,
kerangka kalimat itu dapat di padatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat
dapat saja untuk menulis judul sub bab. Jadi kerangka bisa saja berbentuk gabungan kerangka kalimat
dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih dominan, tidaklah dipantang mencampur
dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk penulisan judul-judul sub bab.

Kerangka dapat dibentuk dalam sistem tanda untuk kode tertentu. Hubungan antara gagasan
yang ditunjukkan oleh kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka.
Bagian utama biasanya di dahului dengan angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan bagian
bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang hanya menggunakan
angka arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang, misalnya untuk makalah atau artikel sederhana.
Kode-kode itu akan lebih kompleks didalam karangan yang benar-benar seperti skripsi, thesis, disertasi
dan buku.

2.3.3 Pola Penyusunan Kerangka Karangan

Ada dua pola terpenting yang lazim di pakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu pola
alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor
alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena
memakai pendekatan berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati
sesuatu berdasarkan logika.

a.      Pola alamiah

Seperti yang telah diuraikan diatas, penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti
keadaan alam yang berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka pola
alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.

1.      Urutan ruang

Yang dimaksud dengan urutan adalah pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari
kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang di pakai untuk mendeskripsikan suatu
tempat atau ruang umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah tertentu. Berikut ini contoh bagian
kerangka karangan yang memakai urutan ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia

I.                    Banjir di Pulau Sumatera

A.    Banjir di Sumatera Selatan

1.      Daerah Lahat

2.      Daerah Pendopo

B.     Banjir di Sumatera Utara

1.      Daerah Samosir

2.      Daerah Toba

C.     Banjir di.....

     

2.      Urutan waktu

Urutan waktu dipakai untuk menarasiakan (menceritakan) suatu peristiwa atau kejadian, baik yang
berdiri sendiri maupun merupakan rangkaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah memakai
urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti diatas dapat divariasikan dengan susunan
terbalik misalnya dari akhir ke awal.

Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu di bawah ini.

Topik : Riwayat Hidup Gus Dur

1.      Jati diri Gus Dur

2.      Pendidikan Gus Dur

3.      Karier Gus Dur

4.      Akhir Hidup Gus Dur

Berdasarkan kerangka diatas dapat di buat karangan singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat
diperluas menjadi empat alinea; dapat di perlias menjadi empat Bab; bahkan bisa dibuat menjadi satu
buku. Begitulah pentingnya membuat kerangka karangan  sebelum mengarang.

b.      Pola logis
Diatas telah disebutkan bahwa pola logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir
manusia. Cara dalam berpikir bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut  pandangnya.

Adapun macam-macam urutan logis adalah masalah-antiklimaks, sebab-akibat, pemecahan masalah dan
umum-khusus.

1.      Contoh urutan klimaks

Topik : Kejatuhan Soeharto

i.                    Praktik KKN Merajalela

ii.                  Keresahan di Dalam Masyarakat

iii.                Kerusuhsn Sosial di Mana-mana

iv.                Tuntutan Reformasi Menggema

v.                  Kejatuhan yang Tragis

2.      Contoh urutan sebab-akibat

Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar

1.      Kebakaran di tanah tinggi

2.      Penyebab kebakaran

3.      Kerugian yang di derita masyarakat dan pemerintah

4.      Rencana rehabilitasi fisik

3.      Contoh urutan pemecahan masalah

Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya

1.      Apakah Ecstasy

2.      Bahaya Ecstasy

2.1. Pengaruh Ecstasy terhadap syaraf pemakainya

2.2.Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat

2.2.1.      Gangguan kesehatan masyarakat

2.2.2.      Gangguan kriminalitas

3.      Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy


4.      Kesimpulan dan Saran

4.Contoh urutan umum-khusus

Topik : Komunikasi Lisan

1.      Komunikasi dan bahasa

a.       Bahasa lisan

b.      Bahasa tuis

2.      Komunikasi lisan dan perangkatnya

a.       Kemampuan kebahasaan

1.      Olah vokal

2.      Volume dan nada suara

b.      Kemampuan akting

1.      Mimik muka

2.      Gerakan anggota tubuh

3.      Praktik komunikasi lisan


BAB lll

PENUTUP

3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan

Dengan menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan karangan yang baik
pula dan menarik orang untuk membacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan membuat
orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambahan bagi sebuah karangan tersebut.

Menentukan judul yang tepat harus didasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai
bertentangan, apalagi melenceng jauh dari kaidah-kaidah yang sudah di tentukan dalam perumusan
sebuah karangan tersebut. Menentukan sebuah topik, tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi
semua orang dalam pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar
tertata dan sesuai dengan yang diingikan dari awal penulisannya.

Topik yang baik harus menarik dan dibaca serta dikuasai dengan baik oleh penulis minimal
prinsip-prinsip ilmiah. Sedangkan tema yang baik adalah tema yang menarik perhatian penulis, tema
yang di kenal atau di ketahui dengan baik, bahan-bahannya dapat di peroleh, tema dibatasi ruang
lingkup. Dan judul yang baik adalah harus relevan, harus provokatif dan harus singkat.

3.1.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebihn fokus
dan details dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu, segala kritik, saran atau masukan dari
pembaca sangat diharapkan untuk menunjang perbaikan makalah yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai