Anda di halaman 1dari 8

PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA

MENGEMBANGKAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN YANG RELIGIUS


DI SMP N 13 KOTA BENGKULU
Yul Kamra
email: yulkamra@gmail.com
PAI Pascasarjana IAIN Bengkulu

Abstract: The purpose of this study was to find out the forms of implementing extracurricular activities in Bengkulu SMP N 13
13 and efforts to develop a religious educational environment through the implementation of extracurricular activities in SMP
N 13 in the city of Bengkulu. This type of research is field research using a descriptive qualitative approach. The validity of the
data is obtained using data triangulation. The results of this study indicate that: 1) The form of implementation of religious activi-
ties is the habituation of noble character which is an effort carried out by the school on a regular and ongoing basis in building
religious character and noble character of students as a process of internalizing religious values and increasing awareness with a
purpose students can get used to talking, behaving, and behaving praiseworthy in everyday life. Through noble moral habitu-
ation activities, students are expected to have commendable character and behavior both in community life at school, in the
family or in the community. The effort to develop a religious education environment through religious extracurricular activities
in Bengkulu City Middle School 13 is: (a) The teacher always responds actively to students who ask (b) Extracurricular religion
has a positive impact on students. (c) Extracurricular religion does not interfere with classroom learning, it actually increases mo-
tivation and enthusiasm for learning (d) Religious extracurricular emphasizes practice rather than theory (e) Religious extracur-
ricular enhances student achievement (f) Students agree to hold religious extracurricular activities in SMP N 13 Kota Bengkulu
Keywords: Extracurricular Activities, Religious Education Environment

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler kegamaan di SMP N 13
Kota Bengkulu dan upaya mengembangkan lingkungan pendidikan yang religius melalui pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler
di SMP N 13 kota Bengkulu. Jenis penelitian ini ialah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Bentuk pelaksanaan kegiatan keagamaan ialah pembiasaan akhlak mulia yang
merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh sekolah secara rutin dan berkelanjutan dalam membangun karakter keagamaan
serta akhlak mulia peserta didik sebagai proses internalisasi nilai-nilai keagamaan dan meningkatkan kesadaran beriabadah
dengan tujuan peserta didik dapat terbiasa berbicara, bersikap, dan berprilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
kegiatan pembiasaan akhlak mulia, peserta didik diharapkan memilki karakter dan perilaku terpuji baik dalam kominitas ke-
hidupan di sekolah, di keluarga ataupun di masyarakat. Adapun upaya mengembangkan lingkungan pendidikan yang religius
melalui pelaksanaan ekstrakurikuler keagamaan di SMP N 13 Kota Bengkulu ialah: (a) Guru senantiasa memberikan respon
secara aktif kepada siswa yang bertanya (b) Ekstrakurikuler keagamaan memberikan dampak positif kepada peserta didik. (c)
Ekstrakurikuler keagaaman tidak mengganggu pelajaran di kelas, justru menambah motivasi dan semangat untuk belajar (d)
Ekstrakurikuler keagamaan menitikberatkan praktik daripada teori (e) Ekstrakurikuler keagamaan meningkatkan prestasi siswa
(f) Siswa setuju untuk diadakannya ekstrakurikuler keagamaan di SMP N 13 Kota Bengkulu
Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakulikuler, Lingkungan Pendidikan Religius

158 al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019


Yul Kamra

Pendahuluan dengannyalah, ilmu dalam berinteraksi dengan Al-


Pendidikan merupakan upaya sadar dan ter- lah, dengan diri sendiri, sesama manusia, maupun
encana yang dilakukan oleh guru untuk mengem- dalam berinteraksi dengan makhluk hidup lain di
bangkan segenap potensi peserta didiknya secara lingkungan sekitar.3
optimal. Potensi ini mencakup potensi jasmani Menurut Hasbullah, secara sederhana, pendidi-
dan rohani sehingga melalui pendidikan seorang kan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk
peserta didik dapat mengoptimalkan pertumbu- membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai
han fisiknya agar memiliki kesiapan untuk melaku- di dalam masyarakat dan kebudayaan di dalam
kan tugas-tugas perkembangannya dan dapat masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Dalam
mengoptimalkan perkembangan rohaninya agar perkembangannya, istilah pendidikan atau peda-
dengan totalitas pertumbuhan fisik dan perkem- gogig berarti bimbingan atau pertolongan yang
bangan psikisnya secara serasi dan harmoni, dia sengaja diberikan oleh orang dewasa agar peserta
dapat menjalankan tugas hidupnya dalam seluruh didik menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan
aspeknya, baik sebagai anggota masyarakat, seba- diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh ses-
gai individu maupun sebagai makhluk Tuhan Yang eorang atau kelompok orang lain agar menjadi de-
1
Maha Esa. wasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidu-
Kualitas pendidikan merupakan suatu proses pan yang lebih tinggi dalam arti mental.4
yang dinamis dan selalu berkembang karena adan- Menurut Jhon Devey yang dikutip Ahmadi dan
ya tuntutan akan kualitas pendidikan sesuai den- Uhbiyati, pendidikan merupakan proses pemben-
gan perkembangan masyarakat dan ilmu pengeta- tukan kecakapan-kecakapan fundamental secara
huan serta teknologi. Jadi, harus ada usaha sadar intelektual dan emosional ke arah alam dan sesa-
yang berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas ma manusia.5
pendidikan. Melalui pendidikan, diharapkan ter- Dari penjelasan-penjelasan di atas tidak dapat
ciptanya sumber daya manusia yang berkualitas. diragukan lagi bahwa betapa pentingnya strategi
Karena fungsi pendidikan adalah menjadikan ma- pendidikan dalam pembangunan suatu bangsa.
nusia lebih baik dari sebelumnya. Bukan hanya Dengan adanya pendidikan, seseorang akan
lebih baik dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, dibekali dengan berbagai macam ilmu pengeta-
akan tetapi dalam kepribadian, akhlak, dan ting- huan, keterampilan, keahlian, dan termasuk juga
kah laku. Seperti halnya yang diuangkapkan oleh norma kehidupan dan aturan positif lainnya. Pen-
Ramayulis, bahwa pendidikan merupakan usaha didikan juga akan menjadikan manusia lebih baik,
yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok baik secara lahiriah maupun bathiniah. Bekal yang
orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekel- diperoleh seseorang melalui pendidikan nantinya
ompok orang agar dapat menjadi manusia dewasa akan berguna bagi masa depannya, mendatang-
dalam mencapai tingkat hidup yang penghidupan kan manfaat bagi masyarakat, bangsa, dan un-
yang lebih tinggi, terutama dalam hal mental.2 tuk seluruh umat manusia di bumi ini.Sedangkan
Berdasarkan pendapat di atas, hal ini berarti menurut Beni S. Ambarjaya, pendidikan merupa-
pendidikan itu akan membentuk seseorang men- kan pengalaman dari seseorang atau kelompok
jadi lebih dewasa baik dalam hal ilmu pengata- untuk dapat memahami sesuatu yang sebelumnya
huan untuk membentuk kepribadian diri sendiri, tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi kar-
maupun dalam mengarunhi kehidupan dan mem-
permudah segala urusannya. Ilmu pengetahuan 1
Novan Ardy. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa. Yogya-
karta: Teras. 2012, h.1
merupakan bekal seseorang dalam mengarungi 2
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h.
13
kehidupan ini. Terutama ilmu agama Islam, karena 3
Ramayulis, Ilmu pendidikan Islam,(Jakarta:Kalam Mulia,2008),h. 35

al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019 159


PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

ena adanya interaksi yang menimbulkan proses jiwa yang religius, berperilaku baik, dan mampu
perubahan (belajar) pada manusia dan selanjut- meningkatkan perilaku peserta didik yang dulunya
nya proses perubahan itu menghasilkan perkem- bersikap buruk berubah ke arah yang lebih baik.
bangan (deployment) bagi kehidupan seseorang Salah satunya yaitu yang dilakukan diSMP N 13
6
atau kelompok dalam lingkungan. Kota Bengkulu, yang mana para guru di sekolah
Tujuan dari pendidikan ialah untuk mengem- ini mengadakan sebentuk kegiatan tambahan atau
bangkan potensi peserta didik agar menjadi ma- disebut juga ekstrakurikuler yang tujuannya untuk
nusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan membentuk dan menanamkan prilaku yang baik
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, agar tercifta lingkunganpendidikan yang religius.
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara Ekstrakurikuler adalah wahana pengembangan
yang demokratis serta bertanggung jawab ( UU RI pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas,
No. 20 Tahun 2003). baik yang terkait langsung maupun tidak langsung
Menurut pandangan islam, pendidikan ber- dengan materi kurikulum. Disamping itu, kegiatan
tujuan untuk membentuk manusia agar menjadi ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang bernilai
manusia yang cerdas, sehat, patuh dan tunduk tambah sebagai pendamping intrakurikuler dan
kepada perintah Allah serta menjauhi larangan- agar peserta didik mempunyai nilai plus selain
Nya, sehingga bisa mendapatkan keidupan yang pelajaran akademis. Hal ini juga disesuaikan den-
7
bahagia di dunia maupun di akhirat. gan kondisi sekolah, terutama dengan sarana dan
Apabila lingkungan belajar siswa di kelas terasa prasarana yang tersedia, sehingga setiap sekolah
menyenangkan, maka diharapkan hasil dari pem- mempunyai kegiatan ekstrakurikuler yang ber-
belajarannya akan baik pula. Sebaliknya, bila ling- beda-beda, dan kegiatan ini dilaksanakan dalam
kungan belajar siswa di kelas terasa kurang me- rangka meningkatkan sumber daya yang berkuali-
nyenangkan, maka akan mempengaruhi tingkat tas. Oleh karena itu, kegiatan pengembangan diri
keberhasilan dalam mencapai hasil belajar yang khususnya pada bidang keagamaan harus diada-
baik. Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan kan, karena kegiatan ekstrakurikuler ini dapat me-
seperti gedung sebagai tempat belajar, dan ruang motivasi peserta didik dalam menunjukkan bakat
untuk kegiatan lainnya akan menimbukan penila- dan minatnya juga dapat membiasakan peserta
ian siswa yang kurang baik terhadap suasana ling- didik untuk berakhlakul kharimah baik kepada
kungan belajarnya. guru, kepada sesama siswa, masyarakat, maupun
Dalam menanamkan sikap yang baik pada se- lingkungan sekitar sehingga tercifta lingkungan
tiap siswa-siswinya, tentu setiap lembaga memi- pendidikan yang religius. Berdasarkan uraian di
liki cara khusus agar lembaga tersebut memiliki atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
kualitas yang tinggi dan tentunya memiliki penge- ilmiah yang berjudul “Pelaksanaan Kegiatan Ek-
tahuan yang bagus baik itu di bidang umum, strakulikuler Dalam Upaya Mengembangkan Ling-
maupun dibidang keagamaan, karena lingkun- kungan Pendidikan Yang Religius Di SMP N 13
gan sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu. Kota Bengkulu”
Jadi tidak menutup kemungkinan bahwa suatu
sekolah menginginkan siswa-siswinya memiliki Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan
4
Ibid., h. 36 dengan metode kualitatif dan analisis deskrip-
5
Ahmadi dan Nur Uhbaiti, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2001), h. 69)
6
tif. Menurut Sukmadinanta, penelitian kualitatif
Beni Ambarjaya, Psikologi Pendidikan & Pengajaran Teori dan
Praktek,(Bandung: Caps Publisher, 2013), h. 7
7
deskiptif adalah suatu penelitian yang di tujukan
Djamarah Bahri Syaiful, Psikologi Belajar, Rineke Cipta, Jakarta, 2000,
h. 137 untuk mendeskripsikan, menganalisis fenomena,

160 al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019


Yul Kamra

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, rasa dan olah raga. Artinya perwujudan tujuan
8
persepsi, pemikiran orang secara individual. Se- pendidikan yang membentuk manusia yang seu-
dangkan menurut Bogdan dan Tylor yang dikutip tuhnya akan semakin jauh untuk dapat tercapai.
oleh Margono, penelitian kualitatif adalah prosedur Kondisi ini sesuai dengan adanya hasil survei dan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif beru- penelitian yang menunjukkan bahwa pendidikan
pa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang formal terlalu menekankan pada perkembangan
dan perilaku yang dapat diamati. Sedangkan mental intelektual semata-mata, dan kurang mem-
menurut Arikunto,metode penelitian adalah cara perhatikan perkembangan afektif (sikap dan peras-
yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan aan) serta psikomotor (ketrampilan).
9
data penelitiannya. Kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan
di luar jam pelajaran, selain membantu siswa da-
Pembahasan lam pengembangan minatnya, juga membantu
siswa agar mempunyai semangat baru untuk lebih
1. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakulikuler Da- giat belajar serta menanamkan tanggung jawab-
lam Upaya Mengembangkan Lingkungan nya sebagai warga negara yang mandiri. Dalam
Pendidikan yang Religius di SMP N 13 kegiatan ekstrakulikuler tersebut harus juga men-
Kota Bengkulu gandung pendidikan-pendidikan yang menjadi
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilak- dasar nilai dari pendidikan tersebut. Seperti pen-
sanakan di luar jam pelajaran guna memperluas didikan budi pekerti dan penanaman budi pekerti
wawasan serta peningkatan dan penerapan nilai- untuk membentuk manusia yang yang bermoral,
nilai pengetahuan dan kemampuan dalam berba- berkarakter, berakhlak dan bernilai sosial yang
gai hal, seperti dalam bidang keagamaan. Selain tinggi dalam masyarakat. Hal yang sangat penting
itu, kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan salah dalam program pendidikan adalah mengembang-
satu cara menampung dan mengembangkan po- kan keterampilan peserta didik dalam melakukann
tensi siswa yang tidak tersalurkan saat di sekolah. prosesi menilai. Guru bukan lagi difungsikan se-
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu bagian pengajar nilai, melainkan sebagai role
upaya pembinaan yang diselenggarakan di ling- model dan pendorong.
kungan sekolah. Peranan guru adalah mendorong peserta didik
Kemajuan suatu bangsa bergantung kepada cara dengan pertanyaan-pertanyaan yang relevan un-
kebudayaan bangsa tersebut mengenali, menghar- tuk mengembangkan keterampilan peserta didik
gai dan memanfaatkan sumber daya manusia dan dalam melakukan proses menilai. Seiring dengan
dalam hal ini berkaitan erat dengan kualitas pen- adanya kegiatan keagamaan di SMP N 13 Kota
didikan yang diberikan kepada masyarakatnya, Bengkulu akan dapat membantu siswa-siswi untuk
yaitu kepada peserta didik. Proses pembelajaran lebih menghayati nilai-nilai agama islam baik dari
di lembaga penyelenggara pendidikan haruslah segi nilai syari’ah, akidah maupun akhlak dikare-
mengembangkan apa yang menjadi minat dan nakan selain siswa memperoleh ilmu pengetahuan
bakat bagi peserta didiknya. Pembelajaran di seko- tentang pengetahuan agama melainkan mereka
lah saat ini haruslah bertujuan mengembangkan juga langsung mengaplikasikannya dengan mela-
potensi siswa melalui olah hati, Olah pikir, olah lui membiasakan diri dalam melakukan kegiatan
kesehariannyaa yang sesuai dengan ajaran Islam.
8
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta, Rineke Cipta,
Pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler kea-
2009), h. 76. gamaan seabagi upaya dalam meningkatkan kesa-
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Ja-
karta: Rineka Cipta, 2006), h. 136 daran diharapkan dapat menyentuh aspek-aspek

al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019 161


PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

di atas dan juga memberikan pengaruh terhadap besar terhadap siswa, sehingga mereka menjadi
pembentukan karakter khusunya ditekan kan orang yang beragama”.11
pada religius, disiplin dan tanggung jawab melalui Menurut Athiyah al-Abrasyi: ”Tidak ada se-
ekstrakulikuler keagamaan. Di sisi lain ekstrakuli- orangpun yang mengingkari adanya pengaruh
kuler keagamaan dapat digunakan wadah sebagai lingkungan dalam pendidikan anak. Oleh karena
wadah untuk menyalurkan hoby siswa, disitulah itu sangatlah penting memperhatikan lingkungan
ada nilai plus yang menjadikan lebih mudah un- sekolah di mana anak-anak didik. Untuk tujuan
tuk melaksanakan proses internalisasi nilai-nilai pendidikan keagamaan maka diperlukan adanya
agama islam terhadap pembentukan karakter. suasana keagamaan di sekolah. Dalam mener-
Agama adalah sistem keyakinan atas adanya apkan suasana keagamaaan di SMP N 13 Kota
yang Mutlak di luar manusia atau sistem ritus (tan- Bengkulu ada beberapa aspek yang diperhatikan,
pa peribadatan) manusia kepada yang dianggap- yaitu guru, materi pelajaran dan lingkungan tempat
nya mutlak itu, serta satu sitem norma (tata kai- sekolah. Lingkungan dalam hubungannya dengan
dah) yang mengatur hubungan manusia dengan pendidikan adalah segala sesuatu yang berada
10
sesama manusia dan dengan alam lainnya. disekitar anak didik baik berupa benda-benda,
Dari paparan di atas, kegiatan ekstrakulikuler peristiwa yang terjadi maupun kondisi masyarakat
keagamaan dalam upaya mengembangkan ling- terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat
kungan Pendidikan yang religius di SMP N 13 kepada anak, dan lingkungan di mana anak-anak
Kota Bengkulu adalah kebutuhan yang bertu- bergaul.12
juan menunjang kebutuhan siswa baik dalam hal Lingkungan sekolah merupakan tempat bangu-
mengembangkan potensi keagamaan, memben- nan sekolah berdiri, di tempat itu juga para guru
tuk mental secara psikologis siswa. dan murid melaksanakan berbagai aktifitas belajar.
Saling interaksi yang komplek antara guru sesama
2. Upaya Mengembangkan Lingkungan Pen- guru, murid sesama murid dan murid dengan guru
didikan yang Religius Melalui Pelaksan- juga terjadi di lingkungan sekolah. Secara langsung
aan Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP N 13 atau tidak suasana dari interaksi yang komplek itu
Kota Bengkulu akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan
Lembaga pendidikan Islam adalah suatu wa- kepribadian peserta didik Dalam lingkungan seko-
dah tempat berlangsungnya proses pendidikan lah segala tindakan, ucapan, guru dan termasuk
Islam. Lingkungan yang Islami menjadi ciri dari pegawai, penjaga sekolah seharusnya menerap-
prinsip dasar konsep pendidikan Islam. Hubungan kan segala aturan (norma) yang telah ditetapkan
lingkungan dengan suatu proses pendidikan Islam bersama sehingga ditutup celah untuk dilihat oleh
Seperti diketahui bahwa suasana lingkungan atau siswa segala ucapan, akhlak yang bertentangan
pengaruh lingkungan sangat menentukan keber- dengan norma yang menjadi isi dari tujuan pen-
hasilan suatu pendidikan, apalagi untuk mengem- didikan yang telah ditetapkan bersama Penciptaan
bangkan lingkungan yang religius. Hal ini sesuai suatu lingkungan yang bernuansa Islami adalah
apa yang dikatakan oleh Kamarani Buseri bahwa: suatu kemestian dalam proses pembelajaran Is-
“Penanaman Iman tidak banyak merupakan ha- lam. Setiap aktifitas yang ada atau yang akan di-
sil pengajaran. Yang besar pengaruhnya adalah laksanakan di lingkungan sekolah itu seyogyanya
lingkungan, yang berisi peneladanan dan pem- diformat sedemikian rupa sesuai dengan prinsip-
biasaan. Lingkungan agamis akan berpengaruh
11
Budi Harto, Menciptakan Lingkungan Religious Pada Lembaga Pen-
didikan Islam, Jurnal Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)
10 12
Endang Saifudin Anshari, Kuliah Al-Islam Pendidikan Agama Islam di Nata Habuddin, 2003. Manajemen Pendidikan, Jakarta:Kencana h.
Pergurua Tinggi (Jakarta: CV, Rajawali 1985, h.33 132

162 al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019


Yul Kamra

prinsip ajaran Islam. Suasana itu diharapkan da- guru termasuk kepala sekolah, wakil, dan kary-
pat memantul kepada seluruh kepribadian peserta awan membaca tasbih dan do’a. pembacaan do’a
didik. tersebut dipimpin oleh seorang siswa yang telah
Dalam usaha mengembangkan suasana reli- ditunjuk sebelumnya. Siswa diharuskan melaku-
gious pada Lembaga Pendidikan Islam di seko- kan sholat dhuha setiap hari yang diberi waktu un-
lah bagi peserta didik, akan lebih banyak dengan tuk melaksanakannya kira- kira 15 menit, dengan
cara praktek ajaran Islam baik secara langsung maksud agar siswa terbiasa melaksanakan sholat
oleh siswa maupun melalui apa yang dipraktek- tersebut. Siswa juga dibiasakan membaca al mat
kan oleh guru-guru, Dalam pelaksanaan praktek surat (doa-doa yang biasa dibaca oleh Nabi da-
keagamaan tersebut dilakukan dalam dua ling- lam kehidupan sehari-hari) secara bersama- sama,
kungan, yaitu lingkungan sekolah dan luar sekolah siswa yang lakilaki dibimbing oleh guru laki- laki,
(rumah). Praktek dilingkungan sekolah diterapkan dan siswi yang perempuan di bimbing oleh guru
ketika siswa mulai masuk gerbang dan berakhir perempuan. Selain hal tersebut siswa juga dibina
ketika siswa mulai meninggalkan sekolah. Di seko- untuk menghafal al- qur’an sehingga ada target-
lah misal- nya siswi diwajibkan memakai jilbab target tertentu yang harus dihafal di hafal oleh
dan bagi siswa memakai celana panjang. Dalam siswa, disamping menilai dan memper- baiki ba-
praktek yang berhubungan dengan kehidupan caan siswa mengenai tajwid al- Qur’an. Untuk keg-
sehari-hari, guru mem- berikan penjelasan dilokal, iatan di luar sekolah, setiap siswa diberi progaram
tentang pentingnya membiasakan akhlak yang khusus berupa amalan-amalan agama dan akhlak
baik, untuk memotifasi siswa melakukan hal- hal yang harus dikerjakan setiap harinya. Dalam hal
yang diperintah, guru menjelaskan tentang pahala ini siswa di beri buku panduan tentang sholat- sho-
yang diperoleh bila melakukan hal-hal yang baik lat wajib yang harus di lakasanakan dan amalan–
serta ancaman dosa yang timbul bila melaku- kan amalan sunat yang di anjurkan, seperti sholat wa-
sesuatu yang melanggar agama. Berhubungan jib yang harus di laksanakan dan amalan sunat
dengan perilaku sehari-hari siswa diharuskan ber- yang di anjurkan seperti sholat wajib 5 kali sehari
perilaku sesuai dengan ajaran Islam, seperti mem- semalam, sholat sunnah seperti dhuha, tahajjud,
biasakan membaca doa setiap masuk dan keluar hajat, memebaca al- qur’an, membaca alamat
dari WC. Memasuki WC harus didahulukan kaki surat, membaca buku- buku yang islami, puasa
kiri dan keluar melangkahkan kaki kanan, masuk sunnah, sholat jamaah dimesjid terdekat dengan
kedalam masjid harus membaca doa, begitu juga rumah, muhasabah (eveluasi diri), berinfak, tidak
bila keluar masjid. Sebelum dan sesudah makan melanggar perintah orang tua, olah raga, hafalan
diharuskan membaca doa, tidak boleh makan dan al-qur’an, membantu orang tua, ber do’a untuk
minum sambil berdiri, dan makan dengan tangan oarang tua dan amalan-amalan baik lainnya.
kanan. Seluruh siswa sudah harus keluar dari kelas Kesemua amalan tersebut telah tertera dalam
lebih awal kira–kira 10-20 menit sebelum masuk buku panduan. Tugas oarang tua adalah mem-
waktu sholat. Hal tersebut di maksudkan supaya bubuhkan tanda tangan pada setiap kolom yang
siswa berwudhu dengan baik dan tertib. sesuai menurut apa yang diamalkan. Sekali satu
Ketika azan di kumandangkan siswa di bimbing minggu buku panduan ibadah siswa tersebut di
untuk menjawab panggilan azan, mem- baca do’a kumpulkan dan dicek oleh wali kelas yang ber-
sesudah azan secara berjamaah dan melaksanakan sangkutan. Bagi siswa yang melaksanakan secara
sholat sunat rawatib muakad dan ghairu muakad maksimal akan di beri penilain berupa reward
sebelum dan sesudah sholat wajib. Sesudah sho- yang baik, plus dan berpengaruh terhadap nilai
lat berjamaah, siswa dan bersama dengan seluruh rapor, sedangakan bagi siswa yang sedikit melak-

al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019 163


PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

sanakan amal- an–amalan yang telah di tentukan Daftar Pustaka


tersebut akan di proses selanjut oleh wali kelas. Ahmadi, Abu dan Nur Uhbaiti, 2001, Ilmu Pen-
Dalam proses tersebut mengapa tidak melakukan didikan, Jakarta: Rineke Cipta
amalan–amalan yang telah di tetapkan, apa pe- Al-Jumbulati, Ali Abdul Futuh At-Tuwaanisi, 2002,
nyebabnya dan kemudian guru/ wali kelas beru- Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta: Rine-
saha untuk mencarikan jalan keluar supaya hal ka Cipta
yang sama tidak terulang lagi. Dengan demikian An–Nahlawi, Abdurrahman, 1996. Prinsip – Prin-
tiga aspek penting yaitu guru, materi pelajaran sip Dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:
dan lingkungan sekolah harus dirancang secara cet ke-3, CV DIPONEGORO
sistematis untuk mewujudkan suasana yang benar- Anshari, Endang Saifudin, 1985, Kuliah Al-Islam
benar Islami. Suasana ini akan menjadi warna dari Pendidikan Agama Islam di Pergurua Tinggi
keseharian peserta didik dimana mereka menimba (Jakarta: CV, Rajawali
ilmu pengetahuan. Jika suasana Islami juga dilan- AR, Muhammad, tt Pendidikan Di Alaf Baru: Re-
jutkan di dalam keluarga dan masyarakat, maka konstruksi Atas Moralitas Pendidikan
besar kemungkinan tujuan pendidikan Islam yang Ardy, Novan, 2012, Pendidikan Karakter Berbasis
dicita-citakan akan tercapai secara maksimal. Iman dan Taqwa. Yogyakarta: Teras
Arifin. Bambang Syamsul, 2008, Psikologi
Kesimpulan Agama,Bandung: Pustaka Setia
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Arikunto, Suharismi, 2006, Prosedur Peneliian
hasil penelitian di atas, maka dapat simpulkan Suatu Pendekatan Praktek.. Jakarta: Rineke
bahwa : Cipta
1. Pelaksanaan bentuk kegiatan ekstrakulikuler Asmani, Jamal Ma’mur, 2012 Kiat Mengembang-
keagamaan di SMP N 13 Kota Bengkulu ialah kan Bakat Anak di Sekolah. Yogyakarta: Di-
diantaranya pembiasaan akhlak mulia yang vapers
merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Basuki & Miftahul Ulum. 2007. Pengantar ilmu
sekolah secara rutin dan berkelanjutan dalam Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN Po Press
membangun karakter keagamaan serta akhlak Beni S, Ambarjaya, 2013, Psikologi Pendidikan &
mulia peserta didik sebagai proses internal- Penganjaran Teori & Praktek, Bandung, Caps
isasi nilai-nilai keagamaan dan meningkatkan Publisher
kesadaran beribadah dengan tujuan peserta Budi Harto, Menciptakan Lingkungan Religious
didik dapat terbiasa berbicara, bersikap, dan Pada Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal
berprilaku terpuji dalam kehidupan sehari- Ta’dib, Volume 14, No. 2 (Desember 2011)
hari. Daien, Amir, 1988, Evaluasi Pendidikan (Penilain
2. Upaya Mengembangkan Lingkungan Pen- hasil-hasil belajar), Malang: IKIP Malang
didikan yang Religius Melalui Pelaksanaan Depag, 2004, Kegiatan Ekstrakulikuler PAI Pada
Kegiatan Ekstrakurikuler di SMP N 13 Kota Sekolah Umum dan Madrasah
Bengkulu ialah lebih banyak dengan cara Departemen Agama RI, 2005, Panduan Kegia-
praktek ajaran Islam baik secara langsung tan Ekstrakulikuler Pendidikan Agama Islam,
oleh siswa maupun melalui apa yang diprak- Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan
tekkan oleh guru-guru, Dalam pelaksanaan Agama Islam
praktek keagamaan tersebut dilakukan dalam Gunawan, Ary H., 2000, Sosiologi Pendidikan:
dua lingkungan, yaitu lingkungan sekolah Suatu Analisis Sosiologi Tentang Pelbagai
dan luar sekolah (rumah). Problem Pendiidkan, Jakarta: Pt Rineka Cipta

164 al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019


Yul Kamra

Gunawan, Heri 2012, Kurikulum Dan Pembelaja- Muliawan, Jasa Ungguh, 2005, Pendidikan Islam
ran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Alfa- Integratif, Yogyakarta: Pustaka Belajar
beta Mulyana, Rohmat, 2004 Mengartikulasikan Pen-
Gustian, Indra, 2005, Metode Pendidikan Agama, didikan Nilai, Bandung: CV ALFABETA
Kalam Mulia, Jakarta Mustofa.,A. 2010, Akhlak Tasawuf, Bandung: ,PT
Hamalik, Oemar 1992, Administrasi dan Supervisi Pustaka Setia
Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Nata, abuddin, 2003. Manajemen Pendidikan,
Maju Jakarta:Kencana
Hasbullah, 2012, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Nata, Abuddin, 2005 ,Filsafat Pendidikan Islam,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Jakarta: Gaya Media Pratama
Hawi, Akmal, 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Islam, Ramayulis, 2008, Ilmu pendidikan Islam,
(Raden Fatah Palembang Pers, Palembang Jakarta:Kalam Mulia
http: //jurnal-online.um.ac.id oleh Eri Hendro Sopiatin, Popi. 2010. Manajemen Belajar Berbasis
Kusuma Kepuasan Siswa. Bogor: Ghia Indonesia
Iriyanto, Agus, 2011, Pendidikan Sebagai Investasi sudijono, Anas, 2008, Pengantar Evaluasi Pendidi-
Dalam Pembangunan Suatu Bangsa, Jakarta: kan, Jakarta: Rajagarfindo
cet ke-1,kencana Sugiyono, 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif
Latif, Abdullah, 2009, Pendidikan Berbasis Nilai dan R&D, Bandung: Alfabeta
Kemasyarakatan, Bandung: Refika Adinata Suprayogo, Imam dan Tobroni, 2003, Metodologi
Lubis, Mawardi dan Zubaedi, 2011, Evaluasi Pen- Penelitian Sosil-Agama, Bandung ; PT Remaja
didikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rosdakarya
Mahdiansyah,tt, Pendidikan Membangun Karakk- Suryo, Subroto. 2002. Proses Belajar Mengajar Di
ter Bangsa (Peran Sekolah dan Daerah Dalam Sekolah. Jakarta : Rineke Cipta UUD Sisdik-
Membangun Karakter Bangsa Pada Peserta nas
Didik), Jakarta Timur: Bestari Buana Murni Syadullah, Uyoh, 2008, Pengantar Filsafat Pen-
Margono, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan, didikan, Bandung: Alfabeta
Jakarta, Rineke Cipta Syaiful, Djamarah Bahri, 2000, Psikologi Belajar,
Meloeng, Lexy J. 2013 Metodelogi Penelitian Kual- Jakarta: Rineke Cipta
itatif (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rosda Karya

al-Bahtsu: Vol. 4, No. 2, Desember 2019 165

Anda mungkin juga menyukai