Ancaman Di Jalan Raya
Ancaman Di Jalan Raya
Tiap tahun jumlah kendaraan bermotor di pulau Jawa selalu bertambah seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dan pertambahan jumlah permintaan atas
kendaraan bermotor.Hal tersebut tentunya membuat kondisi di jalan raya selalu
ramai dan macet setiap harinya.
Setiap beberapa tahun sekali jalan raya tak hanya diperbaharui aspalnya, namun juga
diperlebar mengingat jumlah kendaraan yang lewat semakin ramai. Tak hanya itu,
jalan raya yang dulunya bisa dua arah kini banyak yang dibuat searah mengingat
kemacetan yang terjadi sudah sulit diatasi.
Perkara jumlah kendaraan yang bertambah setiap tahunnya tak hanya berdampak
pada kemacetan semata, namun juga berdampak pada peningkatan jumlah
kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Secara psikologis, kemacetan selalu membuat
para pengendara habis kesabaran dan cenderung ingin saling mendahului. Di lampu
merah terutama, sering terlihat banyak sepeda motor yang berhenti melebihi batas
yang disediakan. Tak jarang sebelum lampu berubah menjadi hijau, beberapa
kendaraan telah melaju duluan. Hal tersebut tentu sangat berbahaya dan tak jarang
kecelakaanpun terjadi.
Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu
meningkat. Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah
22.158 jiwa dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683
jiwa. Sementara itu, jumlah total kecelakaan yang terjadi pada tahun 2015 adalah
87.878 kali dan pada tahun 2016 sejumlah 96.635 kali. Tentu angka tersebut
menimbulkan kerugian yang tak terkira jumlahnya. Lantas apa solusi untuk
mengurangi resiko kecelakaan ini?
Sebenarnya masyarakat tak hanya pasif dalam hal ini, sejumlah solusi dan
pendapatpun telah disuarakan sebagai kritik, misalnya pemerintah selalu menambah
kuota jumlah kendaraan yang bisa dipasarkan di Indonesia dan tidak segera
memperbaharui dan mempercanggih alat transportasi umum. Bahkan sekarang,
untuk mendapatkan kendaraan bermotor sangat mudah dengan cara kredit yang
bahkan tanpa uang muka.
Fakta
Pada tahun 2015, korban meninggal dunia akibat kecelakaan berjumlah 22.158 jiwa
dan tahun 2016 angkat tersebut naik sekitar tiga persen, yakni 23.683 jiwa.
Opini
Kritik
Penilaian
Hal ini sebenarnya mengerikan karena mindset masyarakat tak akan pernah berubah
dan memilih kendaraan umum sebagai sarana transportasi utama.
Prediksi
Menurut data yang dihimpun oleh POLRI, setiap tahun angka kecelakaan selalu
meningkat.
Harapan
Saran
”Kebutuhan tenaga kerja di bidang industri itu dengan pertumbuhan industri 5-6
persen itu mencapai 600 ribu orang per tahun,” ujarnya di Jakarta, Selasa
(3/11/2015).
”Sementara itu belum bisa dipenuhi oleh lulusan sekolah di Republik ini karena
kesenjangan kompetensi lulusan dan kebutuhan dunia industri. Jadi pengangguran
banyak, tapi industri sebenarnya butuh,” kata dia.
Untuk memperbaiki gap kebutuhan tenaga kerja ini, Syarif menyatakan pihaknya
akan mendorong perbaikan kurikulum pendidikan kejuruan yang sesuai dengan
kompetensi yang sebenarnya dibutuhkan industri nasional.
”Industri tekstil dan produk teksktil (TPT) merupakan salah satu sektor yang telah
merasakan manfaaat dari pelaksanaan program Kemenperin dalam upaya
meningkatkan kompetensi SDM industri melalui pelatihan operator mesin garmen
dengan konsep three in one, yaitu pendidikan, sertifikasi kompetensi, dan
penempatan kerja,” kata dia.
Menurut Saleh, seiring dengan meningkatnya kinerja industri TPT, terjadi pula
peningkatan kebutuhan tenaga kerja di sektor padat karya tersebut. Tidak saja pada
tingkat operator, tetapi juga untuk tingkat ahli D1, D2, D3, dan D4.
Hal ini tercermin dari data permintaan tenaga kerja tingkat ahli ke Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil (STTT) Kementerian Perindustrian yang setiap tahun mencapai
500 orang, sementara STTT Bandung hanya mampu meluluskan 300 orang per
tahun.
Untuk memenuhi sebagian permintaan atas tenaga kerja tingkat ahli bidang TPT,
maka sejak 2012 Kemenperin menyelenggarakan program pendidikan Diploma 1
dan Diploma 2 bidang tekstil di Surabaya dan Semarang bekerja sama dengan STTT
Bandung, PT APAC Inti Corpora dan asosiasi, serta perusahaan industri tekstil di
Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Selain itu, pada tahun ini Pusdiklat Industri Kemenperin bekerja sama dengan
Asosiasi Tekstil dan Pemerintah Daerah Kota Solo juga akan membuka Akademi
Komunitas Industri TPT untuk program Diploma 1 dan Diploma 2 di Solo Techno
Park. Para lulusan program pendidikan Diploma 1 dan 2 tersebut seluruhnya
ditempatkan bekerja pada perusahaan industri. (Dny/Gdn)
Penilaian: Kondisi ini terjadi akibat tidak dimulainya pendidikan khusus vokasi dari
beberapa waktu lalu, sehingga tenaga kerja saat ini tidak mampu menyesuaikan diri
dengan tantangan dan kebutuhan dunia industri.
Kritik: Pemerintah harus mulai menerapkan kurikulum khusus vokasi agar tenaga
kerja yang dibentuk memiliki setiap kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan
dunia industri.
Prediksi: Jika penerapan kurikulum dimulai saat ini, setidaknya hasilnya akan dapat
kita nikmati dalam waktu 3 - 5 tahun ke depan.
Harapan: Semoga dengan adanya penerapan kurikulum tersebut, tidak terjadi lagi
kesenjangan kompetensi di dunia industri.
Saran penyelesaian masalah: Tenaga kerja yang menganggur saat ini harus
menempuh pendidikan vokasi agar memiliki kemampuan yang sesuai dengan
kebutuhan industri.