Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
(A031201119)
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
A. Kas Di Bank dan Siklus Transaksi
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi saldo laporan
bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas dalam buku
besar merefleksikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang tahun.
Verifikasi rekonsiliasi klien ke akun saldo bank dan buku besar lebih mudah, tetapi bagian
terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa pencatatan
transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya, setiap salah saji berikut ini menghasilkan
kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam penerimaan kas, tetapi tak
satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
Seluruh jenis salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi
bank. Hal ini meliputi :
- Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan didalam daftar cek beredar,
meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
- Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi
sudah dicatat dalam penerimaan kas pada tahun berjalan
- Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan pada bank
dibulan yang sama, dan dimasukan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam
perjalanan
- Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi tidak
dimasukkan dalam catatan klien.
B. Jenis Akun Kas
Sebelum membahas mengenai pengujian klien atas rekonsiliasi bank klien, akan dibahas
terlebih dahulu tentang jenis akun kas yang digunakan oleh banyak perusahaan karena
pendekatan yang digunakan akan berbeda pada setiap akunnya. Berikut adalah jenis-jenis dari
akun kas :
1. Akun Kas Umum (general cash account) merupakan kas yang penting bagi
sebagian organisasi karena hampir semua penerimaan dan pengeluaran kas mengalir
melalui akun ini.
2. Akun Impres, pada umumnya banyak perusahaan yang menggunakan akun impres.
Misalnya, membuat akun penggajian impres terpisah untuk meningkatkan
pengendalian internal pembayaran gaji. Satu-satunya setoran ke dalam akun adalah
untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya pengeluaran adalah
pembayaran cek kepada karyawan.
3. Akun Bank Cabang (branch bank accounts) berguna untuk membangun relasi
dengan bank dalam komunitas lokal dan memungkinkan sentralisasi operasional pada
tingkat cabang. Dalam beberapa perusahaan, penyetoran dan pengeluaran untuk setiap
cabang dibuat dalam akun yang berbeda, dan kelebihan kas secara periodik
dikirimkan ke akun bank umum pada kantor pusat. Akun cabang dalam ini seperti
akun umum, tetapi pada tingkat cabang.
4. Dana kas kecil imprest (imprest petty cash fund) bukan merupakan rekening bank
tetapi hampir serupa dengan kas di bank pencantumannya. Dana tersebut digunakan
untuk akuisisi kas bernilai kecil yang dapat dibayar secara lebih mudah dan lebih
cepat dengan kas ketmbang dengan cek atau untuk memudahkan karyawan dalam
mencairkan cek pribadi atau cek penggajian. Akun kas imprest dibentuk atas dasar
yang sama seperti akun bank cabang imprest, tetapi biasanya digunakan untuk
pengeluaran dalam jumlah yang lebih kecil. Beban yang umum meliputi perlengkapan
minor kantor, perangko, sumbangan amal. Akun kas kecil biasanya tidak melampaui
beberapa ratus dollar dan sering kali diisi kembali satu cara dua kali setiap bulan.
5. Setara Kas (cash equivalent), meliputi deposito berjangka, sertifikat deposito, dan
dana pasar uang. Setara kas bisa sangat material dan dimasukan dalam laporan
keuangan sebagai keuangan dari akun kas jika merupakan investasi jangka pendek
yang siap dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang pasti, dan tidak dapat
dirisiko signifikan atas perubahan nilai dari perubahan tingkat bunga.Sekuritas yang
dapat diperdagangkan dan investasi berbunga dengan jangka waktu yang lebih
panjang bukan merupakan setara kas.
C. Audit Akun Kas Umum
Pada pengujian saldo akhir tahun dalam akun kas umum, auditor harus mengakumulasikan
bukti yang cukup memadai untuk mengevaluasi apakah kas, sebagaimana dinyatakan dalam
neraca, dinyatakan dan diungkapkan dengan wajar sesuai lima dari keenam tujuan audit-
terkait saldo untuk seluruh pengujian perincian saldo (keberadaan, kelengkapan, akurasi ,
pisah batas, dan kecocokan perincian). Hak atas kas umum, klasifikasinya dalam neraca, dan
nilai realisasi kas tidak dapat diaplikasikan. Metodologi untuk kas pada akhir tahun sama
dengan saldo akun neraca lainya.
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan manajemen kas
yang tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar.
Risiko bisnis klien lebih banyak muncul dari setara kas dan jenis investasi lainnya. Beberapa
perusahaan yang menyediakan jasa keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas
perdagangan oleh perorangan yang disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi
dan kas. Auditor harus memahami risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama
halnya dengan pengendalian manajemen yang dapat memperburuk risiko tersebut.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah
saji material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainnya,
terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
Tujuan ini biasanya akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk
tujuan lainnya.
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
a. Pengendalian atau siklus transaksi yang memengaruhi pencatatan penerimaan kas
dan pengeluaran kas.
b. Rekonsiliasi
c. pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatangan cek dan bank
independent
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara bulanan dari
akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari pihak yang menangani
atau mencatat transaksi kas. Jika suatu perusahaan melakukan rekonsiliasi bank dengan
memakan waktu lama, maka nilai pengendalian akan turun dan memengaruhi penilaian
auditor atau risiko pengendalian kas. Rekonsiliasi membantu mencatat akuntansi agar
mencerminkan saldo kas yang lama antar saldo kas aktual di bank setelah
mempertimbangkan transaksitransaksi yang memerlukan rekonsiliasi. Lebih penting lagi,
verifikasi atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat dilakukan dalam rekonsiliasi
yang independen. Jika laporan bank diterima dalam keadaan tertutup oleh pihak yang
merekonsiliasi dan pengendalian fisik dilakukan atas laporan bank tersebut sampai
rekonsiliasi diselesaikan, maka cek dibatalkan, duplikat slip setoran, dokumen lain yang
termasuk dalam laporan bank dapat diperiksa tanpa perlu khawatir akan diganti, dihapus atau
ditambahkan. Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hatihati oleh pihak klien dengan
melakukan tindakan berikut ini:
Oleh karena saldo kas dipengaruhi oleh seluruh siklus, kecuali persediaan dan pergudangan,
maka sejumlah besar transaksi akun memengaruhi kas. Dalam bab-bab sebelumnya, telah
membahas secara terperinci mengenai pengujian pengendalian dan pegujian substansif yang
memadai untuk audit setiap siklus. Misalnya, pengendalian atas penerimaan kas. Transaksi
kas diaudit melalui pengujian siklus transaksi tersebut.
Dalam audit, rekonsiliasi bank pada akhir tahun di audit secara luas. Dengan menggunakan
prosedur analitis, pengujian atas kewajaran saldo kas tidak terlalu penting dibandingkan area
audit lainya. Auditor biasanya membandingkan saldo akhir pada rekonsiliasi bank, setoran
dalam perjalanan, cek beredar, dan jenis rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi yang
dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. Auditor juga membandingkan saldo akhir kas
dengan saldo bulan-bulan sebelumnya. Prosedur analitis ini dapat ditemukan salah saji pada
kas.
Titik awal verifikasi saldo dalam akun bank umum adalah dengan mendapatkan rekonsiliasi
bank dari klien dengan memasukkan dokumentasi auditor. Untuk mengaudit kas dibank,
auditor melakukan verifikasi apakah rekonsiliasi bank yang diterima klien sudah benar.
Tujuan audit-terkait saldo dan pengujian perincian saldo dalam audit kas yang paling penting
adalah keberadaan, kelengkapan, dan akurasi, oleh karena itu harus diperhatikan. Auditor
juga melakukan pengujian yang berhubungan dengan keempat tujuan penyajian dan
pengungkapan, seperti menelaah hasil pertemuan dewan direksi dan penyajian utang untuk
menentukan apakah ada restriksi atas kas yang harus diungkapkan. Dalam area audit lainya,
prosedur audit aktual bergantung pada materialitas dan risiko dalam kas yang sudah
diidentifikasi auditor pada audit di bagian lainnya.
Berikut adalah tiga prosedur yang layak dibahas lebih lanjut karena arti penting dan
kompleksitasnya, yaitu:
Jika rekonsiliasi bank dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu dilakukan perluasan
pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun.
Ada kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun klien adalah 31
desember, dengan menggunakan pendekatan umum auditor :
Bukti Kas
Auditor menggunakan bukti kas untuk menentukan apakah hal-hal berikut dilakukan:
1. Rekonsiliasi saldo pada laporan bank dengan saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas.
2. Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan ke bank dengan penerimaan yang
tercatat dalam jurnal penerimaan kas pada periode tertentu.
3. Rekonsiliasi kliring cek yang dibatalkan oleh bank dengan yang dicatat dalam
jurnal pengeluaran kas untuk periode tertentu.
4. Rekonsiliasi saldo laporan bank dengan saldo buku besar umum pada akhir
periode pembuktian kas.
Para penggelap biasanya menutupi pencurian kas dengan praktik yang dikenal sebagai
Kitting: mentransfer uang dari satu bank ke bank lainnya dan mencatat transaksi tersebut
dengan tidak benar.
Untuk menguji kitting, dan kesalahan tidak sengaja dalam mencatat transfer antarbank,
auditor dapat mendata semua transfer antarbank yang dilakukan beberapa hari sebelum
dan setelah tanggal neraca serta menelusuri masing-masing ke catatan akuntansi agar
pencatatannya benar.
Daftar Referensi
Alvin A Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley “Auditing And Assurance Service” 14th
Edition.