Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAN PROVINSI JAWA BARAT

DINAS KESEHATAN
RSUD KESEHATAN KERJA
Jalan Raya Rancaekek Km.27 No. 612 Nanjungmekar Kab bandung
Telepon (022) 7798778 Fax (022) 7795804 bandung

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD KESEHATAN KERJA PROVINSI JAWA BARAT:


NOMOR 445.9/521-RSKJ/2018

TENTANG

PEMBERLAKUAN SPO DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)

DI RSUD KESEHATAN KERJA PROVINSI JAWA BARAT

KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KESEHATAN KERJA

Menimbang : a. Bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di RSUD


Kesehatan Kerja yang optimal dan menjamin keselamatan
pasien perlu ditetapkan Standar Prosedur Operasional Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).

b. Bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu


ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek


Kedokteran.
2. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
3. Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 / Menkes / SK /
XII / 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / SK / II
/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 / Menkes / Per / III
/2008 tentang Rekam Medis.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 / Menkes / Per / III
/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691 / Menkes / Per /
VIII /2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Memberlakukan SPO Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

(DPJP)

Kedua : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan

diadakan perbaikan/ perubahan apabila dikemudian hari

ternyata terdapat kekeliuan dalam penetapannya.

Ditetapkan : di Bandung

Pada Tanggal :
Plt. Direktur

Plt. Direktur
RSUD Kesehatan Kerja

drg. Eddy Achmady, M.Kes


Nip. 19620428 199303 1 002
PANDUAN
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
(DPJP)

RSUD KESEHATAN KERJA


PROVINSI JAWA BARAT
2018
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah Institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian
atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang
mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga
terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama
dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan
yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung
jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai
dengan kompetensi dan wewenangnya.
Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan
tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat
dipungkiri bahwa peranan dokter sangat besar dan sentral dalam menjaga
keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan
oleh dokter.
Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya faktor
catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan terhadap
pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi sengketa
medis rekam medis ini benar benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah sakit
bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur,
atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk
memperbaiki proses pelayanan yang ada.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud : Panduan ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari
kebijakan Derektur Rumah Sakit tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
(DPJP), yang menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebijakan
DPJP di RSUD Kesehatan Kerja
a. Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan
mencegah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian
nyaris cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien terhadap rumah
sakit.
b. Tujuan khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis, keperawatan
maupun penunjang) dalam menerapkan pola operasional DPJP, sehingga
terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam pelaksanaan,
pencatatan dan pelaporan.
2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai kebijakan dan SPM, SPO dan standar keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi :
IGD, Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan (OK ) dan sarana penunjang
medis.
A. Definisi
1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang
pasien di RSUD Kesehatan Kerja (apabila pasien hanya perlu asuhan medis
dari 1 orang dokter).
2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan
asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1
orang dokter.
3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada
seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan
perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter.

B. Hak dan Kewajiban DPJP :


a. Hak DPJP :
1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom, yang
mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komprehensif
mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi.
2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk
meminta pendapat atau perawatan bersama ,demi kesembuhan pasien.
b. Kewajiban DPJP :
1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang
memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk
konsultasi, rehabilitasi dll.
2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang
rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun
kemungkinan hasil yang tidak diharapkan.
3. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya
terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam medis.
4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau
keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.

C. Hak dan Kewajiban DPJP Utama :


a. Hak DPJP Utama :
1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang terlibat
2. Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan
terhadap pasien
3. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan kepada
pasien
4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila
dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi.
b. Kewajiban DPJP Utama :
1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau
kondisi pasien
2. Mengisi resume rekam medis pasien
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.
BAB III
TALA LAKSANA
A. Pola Operasional DPJP
Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di RSUD Kesehatan Kerja harus memiliki
DPJP.
2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter
klinik terkait.
3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya
adalah dokter jaga IGD
4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis disiplin
yang sesuai.
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis ,
maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai
DPJP tambahan.

B. Penentuan DPJP ;
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah sakit
(baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan mempergunakan cap
stempel pada berkas rekam medis pasien.
2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang
dokter.
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama
beberapa dokter.

C. Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat


Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas
ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien
tersebut.
Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakukan
klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP Tambahannya.

D. Penentuan DPJP bagi pasien baru di ruangan


Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :
a. Jadwal konsulen jaga di IGD atau Ruangan ; konsulen jaga hari itu
menjadi DPJP dari semua pasien masuk pada hari tersebut, kecuali
kasus dengan surat rujukan.
b. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju
otomatis menjad DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju
berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu.
c. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah
seorang dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai
dengan disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai
dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien
atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya
maka dokter spesialis yang dituju yang akan mengkonsulkan kepada
disiplin yang sesuai.
d. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat
kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat
komite medis .

E. Rawat Bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang /disiplin dan
kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama.
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain
sesuai kebutuhan.
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa cara
antara lain;
a. Penyakit yang terberat, atau
b. penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
c. dokter yang pertama mengelola pasien.
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang
mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis.
F. Perubahan DPJP Utama :
Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja
beralih dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan
pasien/keluarga atau keputusan Komite medis.
Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan
ditentukan sejak kapan berlakunya.

G. DPJP pasien rawat ICU


Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis DPJP ICU yang menjadi DPJP
Utama yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan tetap
berkoordinasi dengan DPJP awal pasien atau DPJP Utama (bila pasien
dirawat bersama sebelum masuk ICU).

H. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas
seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP
tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SOP masing-masing, akan
tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgery check list (sign in, time
out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam medis.

I. Pengalihan DPJP di IGD


Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan
demi keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi
dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera
dihubungi.

J. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP


1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus
dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu
berpedoman pada SPM dan Standar Keselamatan pasien
2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan secara
tertulis.
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan
koordinasi langsung, dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat
formal
4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/
kelompok SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi
antar departemen/kelompok SMF harus menggunakan formulir khusus
/lembar Konsultasi
5. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul
bisa menyusul , sebelumnya melalui telepon
7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon
yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga.
8. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi
kesehatan lain (Instalasi gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi
Farmasi, Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis.
9. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi kesehatan
lain dapat diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang bertugas.
BAB IV
DOKUMENTASI

DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau keluarganya


untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti. Karena keselamatan
pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di
rumah sakit.
Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau
meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama
proses pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai