Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS STASE KEPERAWATAN ANAK

DENGAN FEBRIS VOMITUS


PADA AN. K DIRUANG BAITUNNISA 1
RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Oleh:

2090210009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2022
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

I. IDENTITAS DATA
A. Klien:
Nama : An.K
Umur : 10 Tahun 8 bulan 6 hari
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gang. Pringgondoni, Bangetayu
Golongan darah :-
Diagnosa medis : Febris Vomitus
Ruangan : Baitunnisa 1
Tanggal pengkajian : 24-10-2022
B. Penanggung jawab:
Nama : Ny.A
Umur : 41 Tahun
Golongan darah :-
Pekerjaan :Swasta
Pendidikan : SMA
Alamat : Gang. Pringgondoni, Bangetayu

Hubungan dengan anak : Ibu pasien

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan anaknya panas sejak 5 hari yang lalu, lemes, pusing

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Ibu pasien mengatakan sekarang sedang sakit demam sudah 5 hari yang lalu dan dibawa
ke IGD RSI Sultan Agung Semarang pada tanggal 24-10-2022 pukul 16.30WIB, pasien
panas tinggi tiap malam hari sejak 5 hari, dan juga pusing, typoid. Pasien tampak lemas.
IV. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh dan alasannya:
Ibu pasien mengatakan yang mengasuh pasien orang tuanya sendiri yaitu ayah dan
ibu kandungnya
2. Pembawaan secara umum (Periang, pemalu, pendiam, kebiasaan lain : menghisap
jari, ngompol, dsb):
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit pasien anak yang periang. Namun pada saat
sakit klien tampak pendiam dan lemas
3. Lingkungan rumah (kaitannya dengan kebersihan, ancaman keselamatan anak,
ventilasi dan posisi/letakbarang-barang)
Ibu pasien mengatakan pasien tinggal sendiri bersama suami dan 4 anak. Rumah
pasien tampak bersih dan rapi serta memiliki ventilasi ruangan.

V. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL MENURUT GORDON


1. Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Ibu pasien mengatakan semoga anak segera sembuh dan sehat serta kembali
beraktivitas seperti semula.

2. Nutrisi/Metabolik
Ibu pasien mengatakan anak nafsu makan dan minumnya berkurang, ibu pasien
mengatkan anaknya menghabiskan makanan dan minum tetapi sedikit sedikit tapi
sering.
3. Eliminasi
a. Eliminasi feses
1) Pola BAB (frekwensi, waktu, warna, konsistensi, penggunaan
pencahar/enema, adanya keluhan diare/konstipasi) :
Sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien BAB sehari kurang lebih 1x
dengan konsistensi lembek warna kuning bau khas pasa saat pagi hari. Saat
sakit Ibu pasien mengatakan An.K belum BAB
2) Adakah perubahan dalam kebiasaan BAB :
Tidak terpasang kolostomi
4. Aktivitas/Latihan
a. Kegiatan dalam pekerjaan : sebelum sakit klien bermain bersama teman-
temannya, setelah sakit pasien klien selalu diam dirumah dan tidur
b. Olahraga yang dilakukan : pasien tidak ada olahraga yang dilakukan
c. Kesulitan /keluhan dalam aktifitas
1) Pergerakan tubuh : pasien merasa lemas dan pusing
2) Perawatan diri : Pasien saat sakit mengganti pakaian dibantu orangtua
3) Berhajat (BAK/BAB) : BAK 4x dalam sehari
4) Keluhan sesak nafas setelah melakukan aktifitas : tidak ada
5) Mudah merasa kelelahan : Pasien merasa lemas dan pusing
5. Tidur/Istirahat
Ibu pasien mengatakan tidurnya teratur siang dan malam. Namun selama sakit
pasien terkadang terbangun dimalam hari.
a. Kebiasaan tidur :
Tidur siang : 1 jam/hari
Tidur malam : 6-7 jam/hari
b. Kesulitan tidur : ada
6. Kognitif/Perseptual
Ibu pasien mengatakan tidak mengalami masalah pada penglihatan dan
pendengaranya, sedikit merasa pusing pada kepalanya :
P : ibu pasien mengatakan pusingnya apabila apabila banyak beraktifitas
Q : Seperti ditusuk
R : kepala
S 3
T : Hilang timbul
7. Persepsi Diri/KonsepDiri
a. Persepsi diri : pasien mengatakan ingin cepat sembuh
b. Status emosi: baik
c. Konsep diri:
1) Citra diri/body image: tidak ada pengaruh penyakit terhadap dirinya
2) Identitas: status klien sebagai anak
3) Peran: tidak ada peran
4) Ideal diri: pasien berharap cepat sembuh
5) Harga diri: pasien tidak merasa rendah diri
8. Peran/Hubungan
Mengkaji bagaimana hubungan pasien dengan orang lain (keluarga, tenaga
kesehatan, pasien lain), apakah keadaan penyakitnya mempengaruhi hubungan
tersebut.
a. Kemampuan pasien dalam berkomunikasi : pasien mampu mengekspresikan
b. Siapa orang yang terdekat dan lebih berpengaruh pada pasien : ibu pasien
c. Kepada siapa pasien meminta bantuan bila mempunyai masalah : orangtua klien
d. Adakah kesulitan dalam keluarga : tidak ada kesulitan.
9. Agama/Kepercayaan

Ibu klien mengatakan pasien beragama islam dan tidak ada kepercayaan lain
kecuali agamanya sendiri.
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Klien tampak lemah

Kesadaran :Composmentis
Postur tubuh (kurus/gemuk) : pasien tampak tidak kurus tidak gemuk
Fatigue
2. Tanda-Tanda Vital :

Nadi(HR) : 88 x/menit,
Pernapasan (RR) : 26x/menit

Suhu : 38ºC
BB : 26 kg
3. Kepala:
Kepala pasien tampak simetris, tidak aja benjolan, rambut klien tampak hitam,
bersih, kulit kepala pasien kering dan tidak ada lesi.
4. Mata
Mata pasien tampak bersih tidak terdapat kotoran, simetris kanan dan kiri,
konjungtiva normal, pupil isokor.
5. Hidung
Hidung pasien tampak bersih, tidak ada serumen, tidak ada pernapasan cuping
hidung, tidak terdapat polip, pernapasan 24 x/menit.
6. Mulut
Mulut tampak bersih, lidah tampak putih, tidak terdapat kotoran, mukosa bibir kering
dan tidak ada kelainan.
7. Telinga
Telinga pasien tampak simetris kanan dan kiri, bersih dan tidak terdapat seruman.
8. Leher
Leher pasien tampak normal, tidak ada pemberasan kelenjar tyroid dan tidak
ada kelainan.
9. Thorax
a. Paru-Paru
I : Pergerakan dada tampak simetris kanan dan kiri, tidak menggunakan otot
bantu napas, pernapasan 24 x/menit.
A: Terdengar irama vesicular, tidak ada sura napas tambahan
P : Tidak terdapat krepitasi, traktil fremitus sama, tidak terdapat oedema
P : Terdengar suara sonor
b. Jantung
I : Dada pasien tampak simetris, tidak terdapat benjolan, tidak terdapat
tanda kardiomegali serta tidak ada lesi
A: Terdengar suara jantung S1 S2 (LupDup)
P : Ictus cordi tidak teraba, tidak ada nyeri tekan
P : Terdengar suara LupDup
11. Abdomen
I : Perut pasien tampak simetris dan tidak adalesi
P : Tidak terdapat pembesaran hati, turgor kulit baik <2 detik
P : Terdengar suara tympani
A : Terdengar suara tympani.
12. Punggung
Punggung pasien tidak terdapat luka, dan tidak ada kelainan pada tulang
punggung pasien.
13. Genitalia
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada genitelianya, pasien menggunakan
pempers dan tidak terpasang kateter.
14. Ekstremitas
Pasien mengatakan tidak terdapat masalah pada ektremitas baik atas maupun
bawah.
15. Kulit
Warna kulit kuning langsat, turgor kulit pasien tampak kering, , akral hangat, CRT
<3 detik.
VII. INFORMASI LAIN:
Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, USG, Rontgen, dll), terapi, dll:
terapi :
1. RL 15tpm
2. Ranitidin inj 15 mg
3. Pct 120 mg
4. Ondancentron inj 2×1 mg
5. Ampicilin sulbactam 2×300 mg
6. Pct syr 3×5 ml
7. Cavicur syr 1×5 ml
8. 2 inc syr 1×5 ml

Tanggal periksa : 24-10-22 09.53 WIB


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Keterangan

HEMATOLOGI
Darah Rutin 1 g/dL
Hemoglobin H 12.7 10.8-15.6 %
Hematokrit 41.4 33.0-45.0 ribu/
Leukosit H 2.67 4.50-13.50 ribu/
Trombosit 120 154-442

KIMIA KLINIK
Elektrolit (Na,K,Cl)
Natrium (Na) L 130.0 135-147
Kalium (K) 4.25
3.5-5.0
Klorida ( Cl) 109.1
95-105

IMUNOLOGI
WIDAL Negatif
Positif 1/320
Salmonella typhi O Negatif
Positif
Salmonella Paratyphi A-O Negatif
Negatif
Salmonella Paratyphi B-O
Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi C-O
Negatif Negatif
Salmonella thypi H
Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi A-H
Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi B-H
Negatif Negatif
Salmonella Paratyphi C-H
ANALISA DATA

Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD

24/10/202 Ds: Proses penyakit Hipertermia


2 Ibu klien mengatakan anak (D.0130)
09.35 panas sejak 5 hari yang lalu
dan juga pusing
Do:
- Kulit teraba hangat
- Pasien tampak lemas
dan pucat
- Suhu tubuh di atas
normal
RR: 24 x/menit
Nadi : 88 24 x/menit
S: 38ºC
24/10/202 Ds: Kelemahan Intoleransi
2 Ibu pasien mengatakan aktivitas
09.35 pasien merasa lemas,dan (D.0056)
juga mersa pusing apabila
banyak beraktivitas
Do:
- Pasien tampak lemah
- RR: 24 x/menit
Nadi : 88 24 x/menit
S: 38ºC

DIAGNOSA KEPERAWATAN & PRIORITAS DIAGNOSA :


a. Hipertermia b.d Proses penyakit d.d suhu tubuh di atas normal (D.0130)
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d merasa lemah (D.0056)
INTERVENSI

Tanggal dan Diagnosa


No. Tujuan Rencana Tindakan
Jam Keperawatan
1. 24/10/22 Hipertermia b.d Setelah dilakukan MANAJEMEN HIPERTERMIA
Proses penyakit asuhan perawatan (I.15506)
(09.40) 3x 24 jam diharapkan Observasi
diare berkurang - Identifikasi penyebab
Kriteria hasil: hipertermia (mis.
Dehidrasi, terpapar
lingkungan panas,
penggunaan inkubator).
- Monitor suhu tubuh.
- Monitor kadar elektrolit
- Monitor keluarnya urine
- Monitor komplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
- Sediakan lingkungan yang
dingin.
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian.
- Basahi dan kipasi
permukaan tubuh .
- Berikan cairan oral.
- Ganti linen setiap hari atau
lebih sering
- lakukan pendinginan
eksternal
- hindari pemberian
antiseptik atau aspirin
- Berikan oksigen, bila perlu
Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
- Intravena
2. 24-10-22 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan MANAJEMEN ENERGI (I.
b.d kelemahan tindakan keperawatan 05178)
(09.40) selama 3x24 Jam
diharapkan Observasi
Nafsu
makan - Identifkasi gangguan
membaik fungsi tubuh yang
dengan kriteria hasil : mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik
Toleransi aktifitas ( L. dan emosional
05047 ) - Monitor pola dan jam
1. Frekuensi nadi tidur
meningkat - Monitor lokasi dan
2. Saturasi oksigen ketidaknyamanan selama
meningkat melakukan aktivitas
3. Keluhan lelah
menurun Terapeutik
4. Perasaan lemah
menurun - Sediakan lingkungan
5. Tekanan darah nyaman dan rendah
membaik stimulus (mis. cahaya,
6. Frekuensi napas suara, kunjungan)
membaik
- Lakukan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi
tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau
berjalan

Edukasi

- Anjurkan tirah baring


- Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan

Kolaborasi

- Kolaborasi dengan ahli


gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
IMPLEMENTASI
(Hari pertama)
Tgl/ Diagnosa Kep. Implementasi Respon Ttd
Jam
Memonitor suhu tubuh
24-10- Hipertermia b.d S: pasien mengatakan badannya
2022/ Proses penyakit panas sejak 5 hari yang lalu
09.50 O: Suhu tubuh di atas normal
RR: 24 x/menit
Nadi : 88
RR: 24 x/menit
S: 38ºC
Memonitor kadar S: -
elektrolit
O:
Natrium (Na) L.130.0
Kalium (K) 4.25
Klorida ( Cl) 109.1
Monitor keluarnya urine S: Ibu pasien mengatakan,
anaknya tidak ada kesulitan
buang air kecil, dan sehari
biasanya buang air kecil 4x
O:
DC: 1800 ml/hari
Intoleransi Mengidentifikasi S: Ibu pasien mengatakan,
aktivitas b.d gangguan fungsi tubuh anaknya pusing dan lemas jadi
kelemahan yang mengakibatkan tidak bisa berktifitas berlebih
kelelahan
O: pasien tampak lemas
Memonitor kelelahan
S: Ibu pasien mengatakan,
fisik dan emosional
anaknya pusing dan lemas jadi
tidak bisa berktifitas berlebih
O: pasien tampak lemas
Memonitor lokasi dan
S: Ibu pasien mengatakan,
ketidaknyamanan
anaknya pusing dan lemas jadi
selama melakukan
tidak bisa berktifitas berlebih
aktifitas
O: pasien tampak lemas
(Hari Kedua)
Tgl/ Diagnosa Kep. Implementasi Respon Ttd
Jam
Menyediakan
25-10- Hipertermia b.d S: ibu pasien mengatakan pasien
lingkungan yang dingin.
2022/ Proses penyakit lebih nyaman setelah berada di
14.00 lingkungan yang dingin
O:
RR: 24 x/menit
Nadi : 96
S: 37.5ºC
Melonggarkan atau
S: ibu pasien mengatakan pasien
lepaskan pakaian.
lebih nyaman setelah pakaiannya
di longgarkan
O:
RR: 24 x/menit
Nadi : 96
S: 37.5ºC
Memberikan cairan oral. S: ibu pasien mengatakan pasien
lebih nyaman setelah
mendapatkan obat
O:
RR: 24 x/menit
Nadi : 96
S: 37.5ºC
Melakukan rentang
Intoleransi S: Ibu pasien mengatakan,
gerak pasif dan/atau
aktivitas b.d anaknya sudah mulai melakukan
aktif
kelemahan gerakan sedikit demi sedikit
O: pasien tampak sudah mulai
menggerakan anggota tubuhnya
Memberikan aktivitas
S: Ibu pasien mengatakan,
distraksi yang
anaknya setelah di lakukan
menyenangkan
aktivitas distraksi jadi lebih
sedikit jadi aktif
O: pasien tampak lebih aktif dari
sebelumnya
Memfasilitas duduk di
S: Ibu pasien mengatakan,
sisi tempat tidur, jika
anaknya sudah mulai duduk
tidak dapat berpindah
duduk di tepi tempat tidur
atau berjalan
O: pasien tampak sudah duduk
di tepi tempat tidur
(Hari Ketiga)

Tgl/ Diagnosa Kep. Implementasi Respon Ttd


Jam
Menganti linen setiap
26-10- Hipertermia b.d S: Ibu pasien mengatakan
hari atau lebih sering
2022/ Proses penyakit menganti linen setiap pagi hari
14.00 O:
Menghindari pemberian
S: -
antiseptik atau aspirin
O: tidak meberikan antiseptik
atau aspirin

Menganjurkan tirah S: Ibu pasien mengatakan,


baring anaknya sudah melakukan
anjuran untuk tirah baring
O: pasien tampak melakukan
tirah baring dengan di bantu
ibunya
Menganjurkan
Intoleransi S: Ibu pasien mengatakan,
melakukan aktivitas
aktivitas b.d anaknya sudah mulai melakukan
secara bertahap
kelemahan aktivitas secara bertahap
O: pasien tampak sudah
melakukan aktivitas
Menganjurkan
S: Ibu pasien mengatakan, akan
menghubungi perawat
menghubungi perawat jika ada
jika tanda dan gejala
tanda dan gejala kelemahan tidak
kelelahan tidak
berkurang
berkurang
O: ibu pasien tampak sudah
faham akan arahan dari perawat
untuk menghubungi apabila
kelemahan tidak berkurang
Mengajarkan strategi
S: Ibu pasien mengatakan, sudah
koping untuk
faham akan strategi koping yang
mengurangi kelelahan
di lakukan untuk mengurangi
kelemahan
O: ibu pasien tampak sudah
faham dan saat di beri
pertanyaan sudah bisa menjawab
I. EVALUASI
(HARI PERTAMA)
Tgl/Jam Dx. Keperawatan Evaluasi TTD
S:
24-10- Hipertermia b.d
Ibu klien mengatakan anak panas sejak 5 hari
2022/10.00 Proses penyakit
yang lalu dan juga pusing
O:
- Kulit teraba hangat
- Pasien tampak lemas dan pucat
- Suhu tubuh di atas normal
RR: 24 x/menit
Nadi : 88 24 x/menit
S: 38ºC
A: Masalah Hipertermia belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
- Sediakan lingkungan yang
dingin.
- Longgarkan atau lepaskan
pakaian.
- Berikan cairan oral.
S :
Intoleransi aktivitas
Ibu pasien mengatakan pasien merasa lemas,dan
b.d kelemahan
juga mersa pusing apabila banyak beraktivitas
O:
- Pasien tampak lemah
- RR: 24 x/menit
Nadi : 88 24 x/menit
S: 38ºC
A: Masalah intoleransi aktivitas belum teratasi
P:lanjutkan intervensi

- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau


aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur,
jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
(HARI KEDUA)
Tgl/Jam Dx. Keperawatan Evaluasi TTD
25-10- Hipertermia b.d S: Ibu pasien mengatakan pasien masih demam
2022/15.00 Proses penyakit tapi sudah menurun panasnya, pasien juga
masih pusing
O:
- Kulit masih teraba hangat
- Pasien tampak lemas dan pucat
- Suhu tubuh di atas normal
RR: 24 x/menit
Nadi : 96
S: 37.5ºC
A: Masalah Hipertermia teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
- Menganti linen setiap hari atau lebih
sering
- Menghindari pemberian antiseptik atau
aspirin
- Menganjurkan tirah baring.
S:
Intoleransi aktivitas
Ibu pasien mengatakan pasien masih agak
b.d kelemahan
merasa lemas,dan juga merasa pusing apabila
banyak beraktivitas tapi sudah agak mendingan
O:
- Pasien masih agak sedikit lemas
- RR: 24 x/menit
Nadi : 96
S: 37.5ºC
A: Masalah intoleransi aktivitas teratasi
sebagian
P: Lanjutkan intervensi

- Anjurkan melakukan aktivitas secara


bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
(HARI KETIGA)
Tgl/Jam Dx. Keperawatan Evaluasi TTD
26-10- Hipertermia b.d S: Ibu pasien mengataan sudah tidak demam
2022/15.00 Proses penyakit dan juga pusing
O:
- Kulit sudah tidak teraba teraba hangat
- Suhu tubuh normal
RR: 24 x/menit
Nadi : 94
S: 36.5ºC
A: Masalah Hipertermia teratasi
P: Hentikan intervensi intervensi
S: Ibu pasien mengatakan pasien merasa sudah
Intoleransi aktivitas
tidak lemas,dan juga sudah tidak pusing apabila
b.d kelemahan
banyak beraktivitas
O:
- Pasien tampak sudah tidak lemas lagi
- RR: 24 x/menit
Nadi : 94
S: 36.5ºC
A: Masalah Intoleransi aktivitas teratasi
P:Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai