Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa dapat digunakan sebagai di gunakan untuk berkomunikasi sehari-
hari untuk menyampaikan pikiran,perasaan dan kemauan kepada orang lain .
Bahasa juga merupakan kemampuan yang di miliki untuk berkomunikasi dengan
sesama manusia lainnya. Kegiatan berkomunikasi dengan mempergunakan bahasa
dapat berlangsung secara efektif dan lancar apabila pemakai bahasa menguasai
bahasa yang digunakan dengan baik. Seseorang akan mengalami kesulitan dalam
mengemukakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain karena kurang
menguasai bahasa itu sendiri.

Keterampilan bahasa yang meliputi keterampilan mendengar, menulis,


membaca dan berbicara adalah keterampilan yang harus dimiliki siswa terutama
siswa sekolah dasar (SD). Secara teoretis menulis merupakan alat berkomunikasi
dan alat untuk memperluas ilmu pengetahuan. Menulis juga merupakan satu
keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu kegiatan
berupa tulisan atau catatan.

Menulis pada prinsipnya merupakan suatu kegiatan menulis dan menyusun


sebuah cerita, buku, sajak, dan sebagainya yang terdiri atas beberapa buah
kalimat. Kalimat-kalimat dalam karangan itu berhubungan antara satu dengan
yang lain, meskipun setiap kalimat mengandung maksud dan makna sendiri.

Mengarang adalah bercerita tentang sesuatu yang ada di pikiran seseorang,


penceritaan itu dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.Dalam
bentuk tulisan, karangan dapat berupa karangan deskripsi, argumentasi,
narasi,eksposisi dan persuasi.

Perbedaan antara jenis karangan yang satu dan jenis karangan yang lain
adalah isi dan bentuk penceritaannya. Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran,
gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seorang siswa perlu memiliki
perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi
kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Keterampilan
mengarang seperti itu disebutkan dalam Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan
(KTSP: 2006), mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD. Dalam salah satu
kompetensi dasar disebutkan bahwa pengajaran ditujukan pada siswa agar dapat
menulis karangan.

Menurut pengalaman penulis di dalam mengajarkan pelajaran Bahasa


Indonesia khususnya menulis karangan pada siswa SDIT anugerah hasanah
ditemukan beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa siswa SDIT
anugerah hasanah mengalami kesulitan dalam menulis karangan. Hal ini
disebabkan antara lain :

1. Siswa mengalami kesulitan untuk menemukan ide dan gagasannya ke


dalam bentuk kalimat dan paragraf yang baik.
2. Kurangnya pemahaman siswa tentang tentang materi ini sehingga
mempersulit siswa untuk berpikir. Mungkin dagi segi penjelasannya
gurunya terlalu monoton hingga siswa kurang memahami.
3. Media yang kurang lengkap hingga siswa bosan di saat pembelajaran
berlangsung.
Dari hasil tes awal yang dilakukan pada siswa kelas IV SDIT anugerah
hasanah kecamatan pakuhaji pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi
menulis karangan, dari 15 siswa hanya 5 siswa yang memperoleh nilai di
atas KKM, 10 siswa lainya memperoleh nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata
kelas yang diperoleh juga cukup rendah, yaitu 54.

Proses pembelajaran siswa kelas IV SDIT anugerah hasanah pada


aspek menulis karangan telah diajarkan. Namun, dalam menuangkan buah
pikirannya untuk menjadi sebuah karangan masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan.Apalagi, siswa belum terbiasa mengungkapkan isi hati
atau pikirannya untuk menjadi sebuah tulisan dan karangan.
Di sisi lain perbendaharaan kata juga turut menentukan kelancaran
siswa untuk mengungkapkan isi hati atau buah pikiran untuk menjadi
sebuah tulisan atau karangan yang dapat dipahami setiap orang. Untuk dapat
menyampaikan gagasan, pikiran, dan perasaan dalam tulisan karangan,
seorang perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan
kata yang tepat dan sesuai.

Untuk mengatasi kelemahan di atas, penggunaan teknik pembelajaran


sangat membantu guru dalam mengatasi problematika pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya aspek menulis. Salah satu teknik yang digunakan dan
diyakini mampu mengatasi problematika tersebut adalah pembelajaran
menggunakan metode diskusi dan media gambar.

Penggunaan metode diskusi dan media gambar dalam proses pembelajaran


Bahasa Indonesia sangat membantu guru dalam meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis karangan. Hal ini dilatarbelakangi oleh siswa sekolah dasar yang
masih cendrung bekerjasama atau bertanya kepada temannya kesana kemari
dalam mengerjakan tugas dari guru. Di samping itusiswa SD mayoritas masih
kurang percaya diri untuk mengerjakan tugas secara individu.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti berinisiatif melakukan penelitian


tindakan kelas yang berjudul “upaya meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia
melalui metode diskusi dengan media nyata tentang menulis karangan pada kelas
IV sdit anugerah hasanah “

1. Identifikasi Masalah
Dari Hasil identifikasi masalah yang di dapat pada pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah:
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Kurangnya media dalam pembelajaran.
d. Guru kurang memberi motivasi pada siswa.
2. Analisis Masalah
Adapun Setelah di diskusikan dengan supervisor dan hasil pengamatan pada
proses pembelajaran diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai
materi pembelajaran yang diajarkan adalah :
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
c. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan analisis masalah diatas, langakah selanjutnya guru merencanakan
alternatif pemecahan masalah, untuk memperbaiki proses pembelajaran maka
peneliti mengambil beberapa alternatif pemecahan masalah diantaranya :
a. Penggunaan metode diskusi dan media gambar yang menarik dan
menyenangkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Memberikan motivasi kepada siswa dengan mengadakan Tanya
jawab mengenai materi pembelajaran
c. Pengelolaan kelas yang berfokus pada cara belajar siswa aktif.
Dilihat dari mata pelajaran dan karakteristik materi pelajaran yang
akan diajarkan maka penulis mengambil prioritas pemecahan masalah
yaitu : menggunakan metode diskusi dan media gambar untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Materi Menulis Karangan di SDIT anugerah hasanah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Analisis masalah maka rumusan masalah yang penulis
dapati “Apakah dengan Strategi Pembelajaran Menggunakan Metode
Diskusi dan Media nyata Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Tentang Menulis Karangan Kelas IV SDIT Anugerah hasanah
desa kalibaru kecamatan pakuhaji Kabupaten Tangerang.
C. Tujuan Perbaikan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Metode Diskusi
Dengan Media Nyata di SDIT Anugerah Hasanah Desa Kelibaru
Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang.

D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang menulis karangan.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar
yang kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil
belajar siswa baik.
b. Menambah wawasan bagi guru dalam hal melaksanakan pembelajaran dengan
mnggunakan metode diskusi ini pada pelajaran bahasa indoneia ini.
c. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
d. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai
upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan atau memberikan pemikiran untuk usaha-usaha dan bantuan
peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya
SDIT Anugerah hasanah desa kelibaru kecamatan pakuhaji Kabupaten Tangerang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. HAKEKAT PKP

PKP sebagai muara dari Program SI PGSD dirancang untuk memberikan


pengalaman belajar yang dapat meningkatkan kemampuan profesional guru SD
dalam mengelola pembelajaran. Sebagai seorang profesional, guru SD
bertanggung jawab sebagai guru kelas yang mengajar lima bidang studi
(Pendidikan KewarganegaraanfPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan
Sosial/IPS, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam/IPA) atau mengajar secara
tematik (untuk guru di kelas I, II, dan III). Di samping itu, guru SD juga dituntut
untuk mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa.

Kompetensi yang diharapkan dikuasai mahasiswa setelah mengikuti PKP


adalah mampu memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas pembelajaran bidang
studi atau pembelajaran tematik yang diajarkan di SD dengan menerapkan kaidah-
kaidah penelitian tindakan kelas (PTK). Secara lebih khusus, mahasiswa
diharapkan mampu: merencanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran
berdasarkan hasil inkuiri melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung;

1. melaksanakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan


kaidah dan prinsip PTK; dan
2. mempertanggungjawabkan tindakan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran
secara ilmiah dalam bentuk laporan.

Dengan dikuasainya ketiga kemampuan tersebut, kemampuan profesional


guru diharapkan akan semakin berkembang. Di samping itu, laporan PKP dapat
digunakan sebagai karya ilmiah untuk keperluan pengumpulan angka kredit
(kenaikan pangkat) bagi guru.
Untuk mencapai kemampuan tersebut mahasiswa mengkaji berbagai konsep
Yang berkaitan dengan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran dan
PTK, serta rambu-rambu perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan perbaikan
dan/atau peningkatan kualitas pembelajaran; berlatih melakukan praktek inkuiri
melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung mulai dari mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilaksanakan, menganalisis masalah atau kondisi
pembelajaran, menentukan alternatif tindakan perbaikan pembelajaran, menyusun
rancangan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran, mengumpulkan dan
mengolah data pelaksanaan perbaikan pembelajaran, menyusun laporan perbaikan
pembelajaran, serta menulis artikel untuk dipublikasikan padajurnal.

Oleh karena itu, mahasiswa hendaknya menguasai berbagai mata kuliah


tentang lima bidang studi di SD (IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dan
PKn), Pembelajaran Terpadu, Strategi Pembelajaran di SD, Evaluasi
Pembelajaran, PTK, Keterampilan. Menulis, Perkembangan Peserta Didik, Profesi
Keguruan, Statistika Pendidikan, dan Penulisan Karya Ilmiah. Im menunjukkan
bahwa PKP benar-benar muara dari Program S I PGSD karena mahasiswa
dituntut untuk menerapkan berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
telah dipelajari pada semester-semester sebelumnya.

Pembelajaran dalam PKP dilakukan melalui belajar mandiri dan


pembimbingan tatap muka. Mahasiswa melakukan belajar mandiri untuk
memantapkan pemahaman perencanaan dan pelaksanaan PTK, berbagai teori dan
prinsip pembelajaran yang berkaitan dengan masalah atau kondisi pembelajaran
yang akan diperbaiki dan ditingkatkan, serta perencanaan dan pelaksanaan
pembelajaran dalam upaya memperbaiki dan/atau meningkatkan kualitas
pembelajaran. Selain itu, mahasiswa juga perlu berlatih melakukan praktek inkuiri
melalui refleksi setelah pembelajaran berlangsung, menyusun rancangan
perbaikan pembelajaran, praktek melakukan perbaikan pembelajaran, serta
menyusun laporan perbaikan dan/atau peningkatan kualitas pembelajaran dan
artikel untuk jurnal yang bersumber dari laporan yang sudah dibuat. Praktek
inkuiri melalui refleksi, merencanakan, melaksanakan, dan menilai perbaikan
dan/atau peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan secara sistematis dengan
supervisi yang intensif. Pembimbingan tatap muka dilaksanakan untuk berbagi
pengalaman serta mendiskusikan proses dan hasil perbaikan pembelajaran. Selain
itu, pembimbingan juga dilakukan dalam pembuatan laporan perbaikan
pembelajaran dan artikel untuk jurnal ilmiah.

Melalui penyediaan pengalaman belajar seperti itu diharapkan akan


terbentuk berbagai sikap positif pada guru sebagai dampak pengiring dari
kegiatan PKP. Dengan melakukan latihan terbimbing untuk melakukan perbaikan
pembelajaran di kelas secara berkelanjutan, rasa percaya diri dan kemampuan
mahasiswa dalam mengelola pembelajaran semakin mantap. Melalui refleksi dan
diskusi dengan sesama kolega, kepekaan mahasiswa terhadap masalah dan
kondisi pembelajaran yang dihadapi seharihari menjadi meningkat. Selain itu,
melalui kegiatan membuat laporan dan artikel untuk jurnal yang bersifat ilmiah,
keterampilan membaca dan menulis mahasiswa semakin terasah.

Penilaian dalam PKP dilakukan melalui penilaian partisipasi dalam proses


pembimbingan, penilaian unjuk kerja perbaikan pembelajaran, dan penilaian
laporan perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran. Mahasiswa ditugaskan
untuk merancang, melaksanakan, dan menilai perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas pembelajaran satu mata pelajaran eksak atau noneksak atau tematik
dengan 2-3 siklus di sekolah masingmasing. Hasil dari rancangan, pelaksanaan,
dan penilaian perbaikan/peningkatan kualitas pembelajaran disusun dalam bentuk
laporan perbaikan pembelajaran dan artikel untukjurnal.

B. Penelitian Tindakan Kelas


Masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung
dari usia enam tahun hingga kira-kira usia sebelas tahun atau dua belas tahun.
Karakteristik utama siswa sekolah dasar adalah mereka menampilkan perbedaan-
perbedaan individual dalam banyak segi dan bidang, di antaranya, perbedaan
dalam intelegensi, kemampuan dalam kognitif dan bahasa, perkembangan
kepribadian dan perkembangan fisik anak.
Menurut Thornburg (1984) anak sekolah dasar merupakan individu yang
sedang berkembang, barang kali tidak perlu lagi diragukan keberaniannya. Setiap
anak sekolah dasar sedang berada dalam perubahan fisik maupun mental
mengarah yang lebih baik. Tingkah laku mereka dalam menghadapi lingkungan
sosial maupun non sosial meningkat. Anak kelas empat, memilki kemampuan
tenggang rasa dan kerja sama yang lebih tinggi, bahkan ada di antara mereka yang
menampakan tingkah laku mendekati tingkah laku anak remaja permulaan.
Menurut Piaget (1993:89) ada lima faktor yang menunjang perkembangan
intelektual yaitu : kedewasaan (maturation), pengalaman fisik (physical
experience), penyalaman logika matematika (logical mathematical experience),
transmisi sosial (social transmission), dan proses keseimbangan (equilibriun) atau
proses pengaturan sendiri (self-regulation ) Erikson mengatakan bahwa anak usia
sekolah dasar tertarik terhadap pencapaian hasil belajar.
Mereka mengembangkan rasa percaya dirinya terhadap kemampuan dan
pencapaian yang baik dan relevan. Meskipun anak-anak membutuhkan
keseimbangan antara perasaan dan kemampuan dengan kenyataan yang dapat
mereka raih, namun perasaan akan kegagalan atau ketidakcakapan dapat memaksa
mereka berperasaan negatif terhadap dirinya sendiri, sehingga menghambat
mereka dalam belajar. Piaget (1992:116) mengidentifikasikan tahapan
perkembangan intelektual yang dilalui anak yaitu : (a) tahap sensorik motor usia
0-2 tahun, (b) tahap operasional usia 2-6 tahun, (c) tahap opersional kongkrit usia
7-11 atau 12 tahun, (d) tahap operasional formal usia 11 atau 12 tahun ke atas.
Darmodjo (1992:89), menjelaskan bahwa anak usia sekolah dasar adalah
anak yang sedang mengalami perrtumbuhan baik pertumbuhan intelektual,
emosional maupun pertumbuhan badaniyah, di mana kecepatan pertumbuhan anak
pada masing-masing aspek tersebut tidak sama, sehingga terjadi berbagai variasi
tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Ini suatu faktor yang
menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak-anak sekolah dasar
walaupun mereka dalam usia yang sama.
Dengan karakteristik siswa yang telah diuraikan seperti di atas, guru dituntut
untuk dapat mengemas perencanaan dan pengalaman belajar yang akan diberikan
kepada siswa dengan baik, menyampaikan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar
kehidupan siswa sehari-hari, sehingga materi pelajaran yang dipelajari tidak
abstrak dan lebih bermakna bagi anak. Selain itu, siswa hendaknya diberi
kesempatan untuk pro aktif dan mendapatkan pengalaman langsung baik secara
individual maupun dalam kelompok.

C. Metode Pembelajaran
a) Metode Diskusi
Kerada Emzir (2007:3), mengatakan metode adalah prosedur atau cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu, supaya dapat tercapai tujuan belajar dan
mengajar sedangkan Djamarah (2000:2), menjelaskan bahwa metode adalah ilmu
tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai
tujuan belajar dan mengajar. Sedangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode adalah
suatu cara kerja atau sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek agar
tercapai tujuan pembelajaran.
Meunurut Taniredja (2011:23), metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok- kelo
mpok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
atas suatu masalah.
Aqib (2014:107) mengatakan metode diskusi merupakan interaksi antara
siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan
masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah (2006:99), metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan
dipecahkan bersama, sehingga terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode diskusi
adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan
atas sesuatu masalah.
1. Kelebihan metode diskusi
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
b. Terlihat siswa yang aktif dan tidak aktif dalam pembelajaran.
c. Anak bisa bertukar pikiran di saat anak sedang berdiskusi.
d. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri.
2. Kekurangan Metode Diskusi
a. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b. Bisa menimbulkan emosi yang tinggi.
c. Banyaknya anak yang tidak aktif dalam pembelajaran.
d. Membutuhkan waktu yang lama di saat berdiskusi.
e. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
f. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

b) Media Nyata
Di antara media pembelajaran, media nyata adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai media langsung dari pada
tulisan, apalagi jika medianya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan
gambar atau benda yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Media nyata adalah alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. (patty, 2007:22). Media
ini merupakan objek nyaya suatu benda .mata uang, tumbuhan, hewan, bebatuan,
air, tanah, benda-benda dan lain sebagainya. Menggunakan media nyata dalam
proses dapat di anjurkan sebab siswa lebih memahami meteri yang di ajarkan.
Media nyata merpakan benda nyata yang dapat di hadirkan di ruang kelas
atau keperluan proses pembelajaran, (Sanaky,2011:50).Media gambar merupakan
semua media nyata di dalam ruang kelas, tetapi dapat di gunakan sebagai sesuatu
kegiatan observasi pada lingkungannya(rusman, 2005:2)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media nyata adalah media
yang berwujudan benda atau suatu objek langsung yang bisa di dapatkan di mana
saja tanpa harus di siapkan terlebih dahulu.
a. Fungsi Media nyata
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas
hasil belajar siswa. Secara garis besar, fungsi penggunaan media nyata adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif.yang artinya, mendidik dan memberikan pengaruh positif
pada pendidikan
b. Fungsi sosial,memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai
bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis,meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi
kerjasecara maksimal.
d. Fungsi politis,berpengaruh pada politik pembangunan
b. Kelebihan Media nyata
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Mudah di dapat, pada umumnya media nyata dapat di temui karna
merupakan benda nyata yang ada di sekitar.
c. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
d. Memberikan informasi yang jelas dan akurat.
e. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
c. Kekurangan Media nyata
1) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat
terlihat oleh sekelompok siswa.
2) Benda di intepretasikan secara personal dan subyektif.
3) Benda yang di sajikan terbatas.
4) Harga media nyata yang mahal.

4 Langkah-Langkah Penggunaan Media Gambar


Adapun langkah-langkah aplikasi media nyata yaitu :

a. Peserta Didik dibagi jadi beberapa kelompok.


b. Guru menyiapkan media nyata.
c. Guru menunjukan media nyata.
d. Guru menerangkan materi pembelajaran.
e. Masing-masing peserta didik mencermati benda.
f. Guru membagi tugas kepada masing-masing kelompok.
D. Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SD
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan
Emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi.
Pembelajaran Bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan
menemukan serta menggunakan kemampuan analisis dan imaginatif yang ada
dalam dirinya.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan manusia indonesia (Depdiknas, 2006:124).

E. Pengertian Hasil Belajar


Suprijono (2011:5) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep dan
lambang.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak
jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut.
Nasution (1995:25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada
diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan,
tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengertian, dan penghargaan diri
pada individu tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki individu setelah ia menerima
pengalaman belajarnya yang meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek,Tempat dan Waktu Penelitian


Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SDIT
Anugerah Hasanah mata pelajaran bahasa indonesia tentang menulis kerangka
karangan. Dimulai dari tanggal 19 april 2022 sampai 12 mei 2022 , dengan jadwal
untuk tiap siklus sesuai dengan jadwal pelajaran sekolah adalah:

Tabel 1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran

Hari/Tanggal
No Siklus Pokok Bahasan
Pelaksanaan

Selasa, 19 april 2022 Pra


1 Menulis kerangka karangan
Siklus

2 Selasa, 19 april 2022 II Menulis kerangka karangan

3 Kamis, 12 mei 2022 III Menulis kerangka karangan

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru diamati oleh seorang
teman sejawat dengan prosedur pembelajaran dan langkah-langkah sebagai
berikut.
Pra Siklus
1. Perencanaan
Tindakan yang dilakukan pada Pra Siklus adalah menerapkan metode demonstrasi
dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi menulis kerangka karangan. Rencana perbaikan pembelajaran pada Pra
Siklus terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Perencanaan I

Peneliti merumuskan masalah dan menentukan cara memecahkan


masalah. Kemudian menyusun perangkat pembelajaran, antara
lain rencana perbaikan pembelajaran ( RPP ) bahasa indonesia,
menyusun tindakan yang akan dilakukan yaitu menggunakan
metode pembelajaran diskusi dan menyiapkan soal-soal

Pelaksanaan Tindakan I

Peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan


antara lain guru menjelaskan materi secara global dengan
menggunakan media belajar benda yang ada di kelas melalui
metode diskusi.

Pra
Siklus

Pengamatan I

Selama kegiatan pembelajaran, guru bersama dengan teman


sejawat mengadakan pengamatan terhadap keaktifan siswa dan
nilai siswa saat mengerjakan soal evaluasi

Refleksi Tindakan I

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap


pelaksanaan Pra Siklus dan menyusun rencana untuk siklus
selanjutnya.
Dalam perencanaan Pra Siklus sebelum dilakukan perbaikan, peneliti dibantu
oleh teman sejawat terlebih dahulu merumuskan masalah yang terjadi yaitu siswa
lebih mampu menguasai materi B.indonesia menulis karangan. dan dapat
menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Adapun kegiatan yang dilakukan, yaitu:

1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran Pra Siklus


2. Menyiapkan cerita.
3. Menyiapkan sistematika laporan Pra Siklus
4. Menyiapkan lembar observasi
5. Lembar evaluasi
6. Menyiapkan tugas.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada Pra Siklus adalah meningkatkan kemampuan siswa
dalam menguasai materi tentang menulis kerangka karangan. dengan keterlibatan
siswa dalam pembelajaran. Pada awal pertemuan guru mengucapkan salam
kepada siswa, memotivasi siswa, dan menjelaskan tujuan pembelajaran dan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran menggunakan metode
demonstrasi.
Kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi yang
kegiatannya sebagai berikut :
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus I
2. Menyiapkan contoh membuat kerangka karangan.
3. Menyiapkan sistematika laporan siklus I
4. Menyiapkan lembar observasi
5. Lembar evaluasi
6. Menyiapkan tugas.
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
dipelajari dan diberikan penguatan
Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang
dipelajari serta siswa diberikan soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa
pada Pra Siklus.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada tahap ini, selama pembelajaran berlangsung guru dibantu oleh teman sejawat
mengadakan pengamatan terhadap siswa dan guru (lembar observasi siswa dan
guru terlampir).
4. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan adalah mengadakan evaluasi terhadap kinerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti dibantu oleh teman sejawat memperoleh hasil:
1) Penjelasan yang di lakukan guru masih kurang di pahami siswa,sehingga
siswa mengalami kesulitan.
2) Sebagian siswa sudah ada yang aktif bertanya maupun menjawab pertanyaan
yang diajukan guru.
3) Guru belum bisa memberikan perhatian secara menyeluruh kepada siswa.
4) Guru belum melibatkan siswa 100% dalam proses pembelajaran.
Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada Pra Siklus ini akan diperbaiki
pada siklus I.
2. Siklus I
1. Perencanaan
Siklus I dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I dan bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran pada Pra Siklus . Pada siklus I ini diharapkan hasil
belajar siswa lebih meningkat dari siklus sebelumnya. Rencana perbaikan
pembelajaran pada siklus I terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Perencanaan I

Membuat rencana perbaikan pembelajaran, berdasarkan


refleksi pada siklus pertama dan menyiapkan perangkat
pembelajaran

PelaksanaanTindakan I

Membuat rencana perbaikan pembelajaran, berdasarkan


refleksi pada siklus pertama dan menyiapkan perangkat
pembelajaran.

PelaksanaanTindakan I
Siklus I
Melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan antara lain guru menjelaskan materi secara
global dengan menggunakan media pembelajaran dengan
metode diskusi.

Pengamatan I

Selama kegiatan pembelajaran, guru bersama dengan teman


sejawat mengadakan pengamatan terhadap keaktifan siswa
dan nilai siswa saat mengerjakan soal evaluasi

RefleksiTindakan I

Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap


pelaksanaan siklus-siklus II dan menyusun rencana untuk
siklus selanjutnya.
Dalam perencanaan siklus I ini, peneliti akan memperbaiki kekurangan yang
terjadi pada Pra Siklus, yaitu siswa belum bisa menyebutkan langkah-langkah
membuat kerangaka karangan.Adapun kegiatan yang akan dilakukan, yaitu:
1) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus I
2) Guru menjelaskan pengertian karangan dan langkah-langkah membuat
karangan
3) Siswa diminta untuk menyebutkan langkah-langkah membuat karangan.
4) Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dipelajari
serta diberikan penguatan.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus I ini adalah memperbaiki masalah yang
belum dapat diatasi pada Pra Siklus, yaitu siswa belum bisa menyebutkan
langkah-langkah membuat kerangka karangan. Adapun pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I yaitu, a) kegiatan awal yang meliputi salam, berdoa, mengecek
kehadiran siswa, melakukan apersepsi dan menginformasikan tujuan
pembelajaran yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi. b) Kegiatan inti yaitu kegiatan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi yang langkah kegiatannya sebagai berikut :
1. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus I
2. Menyiapkan contoh membuat kerangka karangan.
3. Menyiapkan sistematika laporan siklus I
4. Menyiapkan lembar observasi
5. Lembar evaluasi
6. Menyiapkan tugas.
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang telah
dipelajari dan diberikan penguatan
Diakhir pertemuan, guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang
telah mereka pelajari dan memberikan pemantapan materi yang dilanjutkan
dengan melakukan evaluasi secara individu.
Dari proses pembelajaran, siswa sudah mulai terlihat aktif.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada siklus I ini selama pembelajaran berlangsung guru dibantu oleh teman
sejawat mengadakan pengamatan terhadap siswa dan guru (lembar observasi
terlampir).
4. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dimaksud adalah mengadakan evaluasi terhadap kinerja
siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini peneliti bersama dengan teman sejawat memperoleh hasil:
1. Siswa yang baru menguasai materi 14 orang atau 63,63 %
2. Sebagian siswa belum menguasai materi tentang langkah-langkah membuat
kerangka karangan
3. Sebagian siswa sudah benar dalam menjawab pertanyaan dari guru dan
terlibat aktif dalam pembelajaran.
4. Kinerja guru sudah lebih baik dalam mengelola kelas dimana siswa sudah
lebih fokus dalam pembelajaran
Adapun kekurangan yang belum bisa diatasi pada Pra Siklus ini akan diperbaiki
pada siklus I.
3. Siklus II
1. Perencanaan
Siklus II dilaksanakan berdasarkan refleksi siklus I dan bertujuan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini diharapkan hasil
belajar siswa lebih meningkat dari siklus sebelumnya. Rencana perbaikan
pembelajaran pada siklus II terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
Perencanaan II

Membuat rencana perbaikan pembelajaran,


berdasarkan refleksi pada siklus kedua dan
menyiapkan perangkat pembelajaran.

Pelaksanaan Tindakan II

Melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan


yang direncanakan antara lain guru menjelaskan
materi secara global dengan menggunakan media
objek nyata melalui metode diskusi.

Pengamatan II

Selama kegiatan pembelajaran, guru bersama dengan


teman sejawat melakukan pengamatan terhadap
keaktifan siswa dan nilai siswa saat mengadakan
evaluasi.

Refleksi Tindakan II

Pada tahap ini peneliti mengadakan refleksi


terhadap pelaksanaan siklus-siklus II dan menyusun
rencana untuk siklus-siklus berikutnya.
Dalam perencanaan siklus II ini, peneliti akan memperbaiki kekurangan yang
terjadi pada siklus I, yaitu siswa belum bisa menentukan perbedaan ciri-ciri benda
padat.
Adapun kegiatan yang akan dilakukan, yaitu:
Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran siklus II

1. Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang benda-benda di kelas


( papan tulis,spidol,penggaris,penghapus dan lain-lain )
2. Siswa diminta untuk menyebutkan benda yang ada di meja.
( papan tulis,spidol,penggaris,penghapus dan lain-lain )
guru memulai cerita menggunakan papan tulis,spidol,penggaris,penghapus.
3. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang dipelajari serta
diberikan penguatan.
4. Menyiapkan sistematika laporan siklus II
5. Menyiapkan lembar observasi
6. Lembar evaluasi
7. Menyiapkan tugas.
2. Pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II ini adalah memperbaiki masalah yang
belum dapat diatasi pada siklus I, yaitu siswa belum bisa menyebutkan langkah-
langkah membuat karangan. Dari pengamatan yang dilakukan oleh teman sejawat,
secara umum pelaksanaan kegiatan perbaikan sudah sesuai dengan rencana.
Prosedur pelaksanaannya adalah dimulai dari kegiatan awal, inti, dan kegiatan
akhir. Pada awal pertemuan guru mengucapkan salam kepada siswa, memotivasi
siswa, dan menjelaskan tujuan pembelajaran dari materi ini. Setelah siswa mulai
memperhatikan ke depan, guru mulai memperlihatkan kepada siswa benda-benda
untuk membuat contoh karangan memalui benda nyata. Setelah itu guru
menceritakannya.
Kemudian, siswa menyelesaikan tugasnya.
Siswa diminta untuk bertanya apabila belum mengerti tentang ciri-ciri benda
cair dan benda padat, misalnya ”ada yang belum jelas, ada yang mau bertanya?”.
Diakhir pertemuan, guru meminta siswa untuk menyimpulkan materi yang telah
mereka pelajari dan memberikan pemantapan materi yang dilanjutkan dengan
melakukan evaluasi secara individu. Metode demonstrasi dengan menggunakan
objek nyata membuat siswa aktif dalam pembelajaran.

3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada siklus II ini selama pembelajaran berlangsung guru dibantu oleh teman
sejawat mengadakan pengamatan terhadap siswa dan guru (lembar observasi
siswa dan guru terlampir)

4. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dimaksud adalah mengadakan evaluasi terhadap
kinerja siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti bersama dengan teman sejawat memperoleh
hasil:
1. Jumlah siswa yang mencapai KKM dengan nilai diatas 76 sebesar 90,90 %.
2. Sebagian siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
menjawab pertanyaan dari guru dengan benar sebesar 90,90 %.
3. Kinerja guru sudah lebih baik dalam mengelola kelas.
Hasil tes siklus II ini menunjukkan skor rata-rata kemampuan siswa dalam
menguasai materi sebesar 90,90 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah
menguasai materi secara lebih baik. Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran
dihentikan.

C. Tahap Pengamatan / Teknik pengumpulan data / Instrumen


1. Pengamatan ( observasi ) adalah salah satu teknik pengumpulan data/fakta
yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Tahap pengamatan
(observasi) bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yang
tujuannya adalah mengamati aktivitas proses pembelajaran dan hasil
pembelajaran. Untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti
pembelajaran, tiap siswa diberikan lembar soal tes formatif. Untuk
mengumpulkan data-data selama penelitian perbaikan pembelajaran,
instrumen yang digunakan adalah :
a) Lembar Observasi
Secara sederhana, observasi berarti pengamatan dengan tujuan tertentu,
yaitu untuk mengumpulkan data-data hasil perbaikan pembelajaran.
Observasi dalam penelitian tindakan kelas dilakukan terhadap guru
sebagai peneliti oleh supervisor 2, dan pengamatan observasi terhadap
siswa sebagai subyek penelitian. Lembar observasi terhadap kinerja guru
dalam proses pembelajaran di kelas disusun sesuai dengan permasalahan
penelitian. Adapun aspek yang diamati tertera pada tabel berikut.

b) Lembar soal tes formatif


Untuk mengetahui hasil perbaikan pembelajaran, data-data
dikumpulkan melalui hasil tes pembelajaran (tes formatif). Tes
pembelajaran berupa soal tes yang disusun dalam RPP (Rencana
Perbaikan Pembelajaran) setiap siklus. Hasil tes pembelajaran
dimasukan ke dalam suatu tabel, kemudian dideskripsikan sehingga
diketahui peningkatan perbaikan pembelajaran setiap siklus.

c) Tahap Refleksi
Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisis masalah
kemudian dicari dan ditentukan solusinya untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Dokumentasi
Dokumen yang digunakan penelitian ini adalah untuk memperoleh data
dan identitas siswa, yaitu peneliti mengumpulkan data-data tertulis yang
dimiliki siswa berupa daftar nilai Matematika siswa kelas II, daftar
presensi, dan data latar belakang siswa.

a) Observasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan pengamatan
langsung, yaitu mengawasi berlangsungnya proses belajar. Tujuannya
untuk mengetahui situasi kelas dan sikap siswa dalam menerima materi
pelajaran

b) Tes
Pemberian tes dimaksud untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Teknik ini
digunakan untuk menilai sampai dimana kemampuan siswa setelah
materi diberikan.

3. Instrumen Penelitian
a) Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan Metode
demonstrasi selama pembelajaran Matematika di kelas. Aspek-
aspek yang diamati pada diri siswa selama diskusi berlangsung
adalah:1) Memperhatikan penjelasan guru; 2) Bertanya; 3)
Menjawab pertanyaan; 4) Memberikan pendapat; 5) Diskusi dalam
kelompok; 6) Menyelesaikan LKS; 7) Menyajikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas; 8) Menanggapi pendapat teman; 9)
Mengerjakan evaluasi dan 10) Menyimpulkan pelajaran. Adapun
rentang skor yang digunakan adalah: 4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2
(Cukup) dan 1 (Kurang). Sedangkan pengamatan terhadap penulis
selaku peneliti dilakukan oleh rekan sejawat dengan mengamati
aspek-aspek: 1) Penguasaan materi pembelajaran; 2) Kemampuan
menguasai kelas; 3) Kemampuan mengorganisasi siswa; 4)
Pemberian motivasi kepada siswa; 5) Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran; 6) Kemampuan melakukan evaluasi; 7)
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya; dan 8)
Pemberian penguatan dan feedback. Adapun rentang skor yang
digunakan adalah: 4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2 (Cukup) dan 1
(Kurang).

b) Tes hasil belajar


Tes hasil belajar digunakan untuk memperoleh data tentang hasil
belajar siswa setelah diberikan penerapan metode diskusi. Tes
yang diberikan dalam bentuk uraian dengan jumlah pertanyaan 8
item.

D. TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik yang dipakai untuk menganalisis data hasil penelitian tindakan kelas
untuk perbaikan pembelajaran adalah :
a) Kualitatif
Yaitu berdasarkan data yang tertera pada lembar pengamatan
(observasi). Data ini untuk menganalisis kinerja guru dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran di kelas, karena pada lembar pengamatan aspek
yang diamati antara lain : penjelasan konsep oleh guru, pemberian
contoh, pemberian latihan,penggunaan alat peraga, penggunaan metode
mengajar serta penguasaan konsep / hasil belajar dan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
b) Kuantitatif
Secara kuantitatif, data hasil belajar siswa ditentukan berapa nilai rata-
ratanya, berapa nilai rendah, berapa nilai tertinggi, berapa nilai tengahnya,
dan nilai berapa yang paling banyak didapatoleh siswa (nilai yang
sering muncul).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Data Kinerja Guru
Data dalam Penelitian perbaikan pembelajaran ini terdiri dari data kinerja
guru berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat dan data hasil belajar siswa
seperti di uraikan berikut :
Tabel 1. Hasil kinerja guru

Siklus I Siklus II
Aspek yang
No
diobservasi
Kemunculan Komentar Kemunculan Komentar

Penjelasan
Penjelasan
guru sudah
Penjelasan konsep mulai bisa
1 √ √ baik dan
oleh guru diterima oleh
dapat
siswa
dipahami

Sudah ada Baik dan


2 Pemberian contoh √ perlu √ cukup
diperbanyak bervariasi

Perlu di
Cukup
perbanyak
3 Pemberian latihan √ √ bervariasi
dan lebih
dan layak
bervariasi

Sudah cukup
Kurang
dan sesuai
Penggunaan alat memadai,
4 √ √ dengan apa
peraga dengan
yang
jumlah siswa
diharapkan

5 Penggunaan √ Sudah √ Bervariasi


metode mengajar bervariasi, sudah tepat
masih ada dengan
yang belum
mengenai materi yang
dengan diajarkan
materi

Baik,
Baik dan
hasilnya
Penguasan konsep memuaskan
6 √ meningkat √
/ hasil belajar dibanding
dari pra
siklus I
siklus

Mulai aktif
perlu Aktif dan
7 Aktivitas siswa √ bimbingan √ mulai
guru dalam terarah
diskusi

Data tabel 1 diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa guru dalam
menjelaskan pembelajaran mengalami perubahan yang cukup baik, pemberian
contoh gerakan-gerakan organ tubuh manusia, yang diinginkan sudah ada dan
bervariasi, sehingga siswa dapat memahami gerakan organ tubuh mausia dan
pembelajaran juga dengan tepat. Dalam memulai maupun pada waktu proses serta
dalam mengakhiri pembelajaran guru sudah memberikan latihan yang cukup
memadai, sehingga siswa dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan.

2. Data Hasil Belajar Siswa


Setelah diadakan penilaian pada mata pelajaran ipa mulai dari pra siklus,
siklus I sampai siklus II di kelas IV SDIT ANUGERAH HASANAH ternyata
hasil yang diperoleh siswa menunjukan kemajuan. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 6,5 dapat tercapai walaupun dengan dua siklus . Berikut ini disajikan data
perbandingan nilai siswa sebelum perbaikan , setelah siklus I dan siklus II.
B. Pembahasan Hasil Persiklus
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang dimulai dari prasiklus, siklus I, siklus
II, maka diperoleh hasil belajar siswa yang terus meningkat sehingga dapat
mencapai ke kriteria ketuntasan maksimal (KKM).

1. Siklus I
Pemahaman siswa pada mata pelajaran ipa ˮtentang mengenal salah satu
organ gerak manusia dan jenis tulangˮ sudah meningkatkan artinya sudah
mengalami perubahan peningkatan pemahaman siswa, hal ini disebabkan karena
kegiatan perbaikan pembelajaran di laksanakan melalui tahapan-tahapan PTK.
Sesuai yang dikemukakan oleh Wardani,dkk (2013). Yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati, merefleksi diri .
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan contoh gambar kertas agar siswa mudah
dipahami dan memberikan contoh serta latihan kepada siswa.
Tetapi berdasarkan hasil obsevasi dengan supervisor 2 masih ada kekurangan
seperti :
1. jumlah siswa sehingga hanya sedikit siswa yang terlibat dalammengenail
mengenal salah satu organ gerak manusia dan jenis tulang.
2. Pemberian contoh dan latihan yang kurang banyak.

2. Siklus II
Hasil Observasi dan diskusi dengan supervisor 2 menunjukan hasil yang lebih
baik lagi, hal ini dapat dilihat dari perubahan yang diperoleh lebih meningkat.

Peningkatan pemahaman dan yang tercapai di karenakan siklus II ini dapat dilihat
dari perubahan cara guru mengajar sudah banyak memberikan latihan gerakan dan
memberikan soal sehingga siswa mampu mengerjakan soal-soal
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa kelas VI SDIT Anugerah Hasanah mata bahasa indonesia
dengan materi menulis kerangka karangan mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan media nyata
melalui metode diskusi.
2. Pembelajaran menggunakan media nyata melalui metode diskusi tepat
digunakan untuk pelajaran bahasa indonesia yaitu dengan materi menulis
kerangka karangan.
3. Mengaitkan pembelajaran dengan menggunakan objek nyata melalui metode
diskusi akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
4. Keterampilan dan keaktifan siswa dalam tanya jawab selama proses
pembelajaran menggunakan objek nyata melalui metode nyata dapat muncul
dan 81,81% menunjukkan peningkatan.
B. Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa
indonesia sebagai berikut:

1. Gunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan perkembangan peserta didik.
2. Media nyata sebaiknya di sesuaikan dengan materi pembelajaran dan gunakan
benda-benda yang sudah di kenal siswa agar siswa lebih mudah diingat.
3. Guru hanya sebagai pembimbing di saat diskusi kelompok.
4. Melakikan tanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami materi yang
sudah di ajarkan.
5. Berikan motivasi untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus
terhadap pelajaran yang diberikan.
6. Sebaiknya kaitkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan pengalaman nyata
siswa agar pembelajaran menjadi bermakna.
7. Lakukan refleksi diri setiap selesai mengajar untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai