Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Perbedaan antara jenis karangan yang satu dan jenis karangan yang lain
adalah isi dan bentuk penceritaannya. Untuk dapat menyampaikan suatu pikiran,
gagasan, perasaan, pengalaman atau lainya, seorang siswa perlu memiliki
perbendaharaan kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi
kalimat yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Keterampilan
mengarang seperti itu disebutkan dalam Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan
(KTSP: 2006), mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD. Dalam salah satu
kompetensi dasar disebutkan bahwa pengajaran ditujukan pada siswa agar dapat
menulis karangan.
1. Identifikasi Masalah
Dari Hasil identifikasi masalah yang di dapat pada pembelajaran Bahasa
Indonesia adalah:
a. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
c. Kurangnya media dalam pembelajaran.
d. Guru kurang memberi motivasi pada siswa.
2. Analisis Masalah
Adapun Setelah di diskusikan dengan supervisor dan hasil pengamatan pada
proses pembelajaran diketahui bahwa faktor penyebab siswa kurang menguasai
materi pembelajaran yang diajarkan adalah :
a. Media dan Metode yang digunakan terlalu monoton, sehingga perlu untuk
mengganti metode dengan lebih variatif.
b. Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
c. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Analisis masalah maka rumusan masalah yang penulis
dapati “Apakah dengan Strategi Pembelajaran Menggunakan Metode
Diskusi dan Media nyata Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Tentang Menulis Karangan Kelas IV SDIT Anugerah hasanah
desa kalibaru kecamatan pakuhaji Kabupaten Tangerang.
C. Tujuan Perbaikan
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Materi Menulis Karangan Melalui Metode Diskusi
Dengan Media Nyata di SDIT Anugerah Hasanah Desa Kelibaru
Kecamatan Pakuhaji Kabupaten Tangerang.
D. Manfaat Perbaikan
1. Bagi siswa
a. Siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.
b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang menulis karangan.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
a. Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar
yang kaitannya dengan variasi pembelajaran agar proses dan hasil
belajar siswa baik.
b. Menambah wawasan bagi guru dalam hal melaksanakan pembelajaran dengan
mnggunakan metode diskusi ini pada pelajaran bahasa indoneia ini.
c. Sumbangan pemikiran dan pertimbangan dalam menentukan metode
pembelajaran atau pendekatan yang tepat.
d. Membantu guru meningkatkan proses pembelajaran di kelasnya, sebagai
upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan atau memberikan pemikiran untuk usaha-usaha dan bantuan
peningkatan kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, khususnya
SDIT Anugerah hasanah desa kelibaru kecamatan pakuhaji Kabupaten Tangerang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. HAKEKAT PKP
C. Metode Pembelajaran
a) Metode Diskusi
Kerada Emzir (2007:3), mengatakan metode adalah prosedur atau cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu, supaya dapat tercapai tujuan belajar dan
mengajar sedangkan Djamarah (2000:2), menjelaskan bahwa metode adalah ilmu
tentang jalan yang dilalui untuk mengajar kepada anak didik supaya dapat tercapai
tujuan belajar dan mengajar. Sedangkan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode adalah
suatu cara kerja atau sistematis untuk memahami suatu subjek atau objek agar
tercapai tujuan pembelajaran.
Meunurut Taniredja (2011:23), metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok- kelo
mpok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan
atas suatu masalah.
Aqib (2014:107) mengatakan metode diskusi merupakan interaksi antara
siswa dengan siswa atau siswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan
masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu.
Sedangkan menurut Djamarah (2006:99), metode diskusi adalah cara
penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa
berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan
dipecahkan bersama, sehingga terjadi interaksi antara dua atau lebih individu yang
terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan metode diskusi
adalah proses pembelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para
siswa/kelompok untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternative pemecahan
atas sesuatu masalah.
1. Kelebihan metode diskusi
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan dan bukan satu jalan (satu jawaban saja).
b. Terlihat siswa yang aktif dan tidak aktif dalam pembelajaran.
c. Anak bisa bertukar pikiran di saat anak sedang berdiskusi.
d. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya sendiri.
2. Kekurangan Metode Diskusi
a. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b. Bisa menimbulkan emosi yang tinggi.
c. Banyaknya anak yang tidak aktif dalam pembelajaran.
d. Membutuhkan waktu yang lama di saat berdiskusi.
e. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
f. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
b) Media Nyata
Di antara media pembelajaran, media nyata adalah media yang paling umum
dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai media langsung dari pada
tulisan, apalagi jika medianya dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan
gambar atau benda yang baik, sudah barang tentu akan menambah semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Media nyata adalah alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi
memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik. (patty, 2007:22). Media
ini merupakan objek nyaya suatu benda .mata uang, tumbuhan, hewan, bebatuan,
air, tanah, benda-benda dan lain sebagainya. Menggunakan media nyata dalam
proses dapat di anjurkan sebab siswa lebih memahami meteri yang di ajarkan.
Media nyata merpakan benda nyata yang dapat di hadirkan di ruang kelas
atau keperluan proses pembelajaran, (Sanaky,2011:50).Media gambar merupakan
semua media nyata di dalam ruang kelas, tetapi dapat di gunakan sebagai sesuatu
kegiatan observasi pada lingkungannya(rusman, 2005:2)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media nyata adalah media
yang berwujudan benda atau suatu objek langsung yang bisa di dapatkan di mana
saja tanpa harus di siapkan terlebih dahulu.
a. Fungsi Media nyata
Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi
kualitas proses belajar-mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas
hasil belajar siswa. Secara garis besar, fungsi penggunaan media nyata adalah
sebagai berikut :
a. Fungsi edukatif.yang artinya, mendidik dan memberikan pengaruh positif
pada pendidikan
b. Fungsi sosial,memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai
bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang.
c. Fungsi ekonomis,meningkatkan produksi melalui pembinaan prestasi
kerjasecara maksimal.
d. Fungsi politis,berpengaruh pada politik pembangunan
b. Kelebihan Media nyata
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah, jika
dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Mudah di dapat, pada umumnya media nyata dapat di temui karna
merupakan benda nyata yang ada di sekitar.
c. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
d. Memberikan informasi yang jelas dan akurat.
e. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
c. Kekurangan Media nyata
1) Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya dapat
terlihat oleh sekelompok siswa.
2) Benda di intepretasikan secara personal dan subyektif.
3) Benda yang di sajikan terbatas.
4) Harga media nyata yang mahal.
Hari/Tanggal
No Siklus Pokok Bahasan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Tindakan I
Pra
Siklus
Pengamatan I
Refleksi Tindakan I
PelaksanaanTindakan I
PelaksanaanTindakan I
Siklus I
Melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan yang
direncanakan antara lain guru menjelaskan materi secara
global dengan menggunakan media pembelajaran dengan
metode diskusi.
Pengamatan I
RefleksiTindakan I
Pelaksanaan Tindakan II
Pengamatan II
Refleksi Tindakan II
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Pada siklus II ini selama pembelajaran berlangsung guru dibantu oleh teman
sejawat mengadakan pengamatan terhadap siswa dan guru (lembar observasi
siswa dan guru terlampir)
4. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dimaksud adalah mengadakan evaluasi terhadap
kinerja siswa dalam menyelesaikan soal dan kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini peneliti bersama dengan teman sejawat memperoleh
hasil:
1. Jumlah siswa yang mencapai KKM dengan nilai diatas 76 sebesar 90,90 %.
2. Sebagian siswa sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan dapat
menjawab pertanyaan dari guru dengan benar sebesar 90,90 %.
3. Kinerja guru sudah lebih baik dalam mengelola kelas.
Hasil tes siklus II ini menunjukkan skor rata-rata kemampuan siswa dalam
menguasai materi sebesar 90,90 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah
menguasai materi secara lebih baik. Oleh karena itu, perbaikan pembelajaran
dihentikan.
c) Tahap Refleksi
Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisis masalah
kemudian dicari dan ditentukan solusinya untuk perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya.
a) Observasi
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data dengan pengamatan
langsung, yaitu mengawasi berlangsungnya proses belajar. Tujuannya
untuk mengetahui situasi kelas dan sikap siswa dalam menerima materi
pelajaran
b) Tes
Pemberian tes dimaksud untuk mengukur seberapa jauh hasil yang
diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Teknik ini
digunakan untuk menilai sampai dimana kemampuan siswa setelah
materi diberikan.
3. Instrumen Penelitian
a) Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
aktivitas siswa dan kinerja guru selama pelaksanaan Metode
demonstrasi selama pembelajaran Matematika di kelas. Aspek-
aspek yang diamati pada diri siswa selama diskusi berlangsung
adalah:1) Memperhatikan penjelasan guru; 2) Bertanya; 3)
Menjawab pertanyaan; 4) Memberikan pendapat; 5) Diskusi dalam
kelompok; 6) Menyelesaikan LKS; 7) Menyajikan hasil diskusi
kelompok di depan kelas; 8) Menanggapi pendapat teman; 9)
Mengerjakan evaluasi dan 10) Menyimpulkan pelajaran. Adapun
rentang skor yang digunakan adalah: 4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2
(Cukup) dan 1 (Kurang). Sedangkan pengamatan terhadap penulis
selaku peneliti dilakukan oleh rekan sejawat dengan mengamati
aspek-aspek: 1) Penguasaan materi pembelajaran; 2) Kemampuan
menguasai kelas; 3) Kemampuan mengorganisasi siswa; 4)
Pemberian motivasi kepada siswa; 5) Kemampuan mengelola
waktu pembelajaran; 6) Kemampuan melakukan evaluasi; 7)
Pemberian kesempatan kepada siswa untuk bertanya; dan 8)
Pemberian penguatan dan feedback. Adapun rentang skor yang
digunakan adalah: 4 (Sangat Baik), 3 (Baik), 2 (Cukup) dan 1
(Kurang).
Siklus I Siklus II
Aspek yang
No
diobservasi
Kemunculan Komentar Kemunculan Komentar
Penjelasan
Penjelasan
guru sudah
Penjelasan konsep mulai bisa
1 √ √ baik dan
oleh guru diterima oleh
dapat
siswa
dipahami
Perlu di
Cukup
perbanyak
3 Pemberian latihan √ √ bervariasi
dan lebih
dan layak
bervariasi
Sudah cukup
Kurang
dan sesuai
Penggunaan alat memadai,
4 √ √ dengan apa
peraga dengan
yang
jumlah siswa
diharapkan
Baik,
Baik dan
hasilnya
Penguasan konsep memuaskan
6 √ meningkat √
/ hasil belajar dibanding
dari pra
siklus I
siklus
Mulai aktif
perlu Aktif dan
7 Aktivitas siswa √ bimbingan √ mulai
guru dalam terarah
diskusi
Data tabel 1 diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa guru dalam
menjelaskan pembelajaran mengalami perubahan yang cukup baik, pemberian
contoh gerakan-gerakan organ tubuh manusia, yang diinginkan sudah ada dan
bervariasi, sehingga siswa dapat memahami gerakan organ tubuh mausia dan
pembelajaran juga dengan tepat. Dalam memulai maupun pada waktu proses serta
dalam mengakhiri pembelajaran guru sudah memberikan latihan yang cukup
memadai, sehingga siswa dapat termotivasi untuk melakukan kegiatan.
1. Siklus I
Pemahaman siswa pada mata pelajaran ipa ˮtentang mengenal salah satu
organ gerak manusia dan jenis tulangˮ sudah meningkatkan artinya sudah
mengalami perubahan peningkatan pemahaman siswa, hal ini disebabkan karena
kegiatan perbaikan pembelajaran di laksanakan melalui tahapan-tahapan PTK.
Sesuai yang dikemukakan oleh Wardani,dkk (2013). Yaitu merencanakan,
melakukan tindakan, mengamati, merefleksi diri .
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan contoh gambar kertas agar siswa mudah
dipahami dan memberikan contoh serta latihan kepada siswa.
Tetapi berdasarkan hasil obsevasi dengan supervisor 2 masih ada kekurangan
seperti :
1. jumlah siswa sehingga hanya sedikit siswa yang terlibat dalammengenail
mengenal salah satu organ gerak manusia dan jenis tulang.
2. Pemberian contoh dan latihan yang kurang banyak.
2. Siklus II
Hasil Observasi dan diskusi dengan supervisor 2 menunjukan hasil yang lebih
baik lagi, hal ini dapat dilihat dari perubahan yang diperoleh lebih meningkat.
Peningkatan pemahaman dan yang tercapai di karenakan siklus II ini dapat dilihat
dari perubahan cara guru mengajar sudah banyak memberikan latihan gerakan dan
memberikan soal sehingga siswa mampu mengerjakan soal-soal
BAB V
A. Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas VI SDIT Anugerah Hasanah mata bahasa indonesia
dengan materi menulis kerangka karangan mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan media nyata
melalui metode diskusi.
2. Pembelajaran menggunakan media nyata melalui metode diskusi tepat
digunakan untuk pelajaran bahasa indonesia yaitu dengan materi menulis
kerangka karangan.
3. Mengaitkan pembelajaran dengan menggunakan objek nyata melalui metode
diskusi akan menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan bermakna.
4. Keterampilan dan keaktifan siswa dalam tanya jawab selama proses
pembelajaran menggunakan objek nyata melalui metode nyata dapat muncul
dan 81,81% menunjukkan peningkatan.
B. Saran Dan Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka terdapat beberapa hal yang sebaiknya
dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa
indonesia sebagai berikut:
1. Gunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan perkembangan peserta didik.
2. Media nyata sebaiknya di sesuaikan dengan materi pembelajaran dan gunakan
benda-benda yang sudah di kenal siswa agar siswa lebih mudah diingat.
3. Guru hanya sebagai pembimbing di saat diskusi kelompok.
4. Melakikan tanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami materi yang
sudah di ajarkan.
5. Berikan motivasi untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa lebih fokus
terhadap pelajaran yang diberikan.
6. Sebaiknya kaitkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan pengalaman nyata
siswa agar pembelajaran menjadi bermakna.
7. Lakukan refleksi diri setiap selesai mengajar untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran.