Anda di halaman 1dari 34

DOKUMEN

LAPORAN KAJIAN KESELAMATAN RADIASI


RADIOLOGI DIAGNOSTIK & INTERVENSIONAL
DAFTAR ISI

• BAB I Pendahuluan
• BAB II Deskripsi Pesawat Sinar-X dan Prosedur Penggunaannya
• BAB III Denah Ruangan Penyinaran & Hasil Pengukuran Paparan
Radiasi
• BAB IV Paparan Potensial dan Hasil Pengukuran Kebocoran Tabung
• BAB V Kendali Mutu Pesawat Sinar-X
• BAB VI Perhitungan Dosis selama Operasi Rutin & Dosis Maksimum jika
terjadi Kecelakaan
• BAB VII Tindakan Proteksi Radiasi Lainnya
Bab I : TUJUAN

1. Memberikan gambaran yang jelas mengenai Pesawat Sinar-X beserta prosedur


penggunaannya.
2. Menjelaskan kondisi ruangan penyinaran dan hasil pengukuran paparan radiasi di sekitar ruangan
penyinaran
3. Memastikan bahwa tidak terjadi paparan potensial akibat adanya kebocoran wadah tabung.
4. Memastikan bahwa kondisi Pesawat Sinar-X selalu dalam kondisi baik dan aman untuk
digunakan dalam menegakkan diagnosa terhadap pasien.
5. Memastikan bahwa semua personil telah bekerja dengan memenuhi semua Prinsip
Keselamatan Radiasi.
Bab I : Ruang Lingkup
Laporan Kajian Keselamatan Radiasi ini berisi pembahasan tentang :

1. Pendahuluan
2. Deskripsi Pesawat Sinar-X dan Prosedur Penggunaannya
3. Denah Ruangan Penyinaran & Hasil Pengukuran Paparan Radiasi
4. Paparan Potensial dan Hasil Pengukuran Kebocoran Tabung
5. Uji Fungsi dan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Bab I : Definisi

• Keselamatan Radiasi Pengion


• Pesawat Sinar-X
• Radiologi Diagnostik
• Radiologi Intervensional
• Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
• Kondisi Penyinaran
• Kebocoran Radiasi
• dll
Bab I : Referensi penyusunan SOP
1. Peraturan Kepala Bapeten No. 04 Thn 2013 ttg Proteksi Radiasi dalam
Pemanfaatan Tenaga Nuklir.
2. Peraturan Kepala Bapeten No. 02 Thn 2018 ttg Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X
Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
3. Peraturan Bapeten No. 04 Thn 2020 ttg Keselamatan Radiasi dalam Penggunaan Pesawat
Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional.
4. Peraturan Bapeten No. 03 Thn 2021 ttg Standar Kegiatan Usaha dan Standar Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Ketenaganukliran.
5. Peraturan Bapeten No. 01 Thn 2022 ttg Penatalaksanaan Perizinan Berusaha
Berbasis Resiko Sektor Ketenaganukliran
Bab II
DESKRIPSI PESAWAT SINAR-X DAN
PROSEDUR PENGGUNAANNYA

1. Data Pesawat Sinar-X


Tuliskan deskripsi dari semua pesawat yang dimiliki

2. Prosedur Pengoperasian pesawat Sinar-X


Tuliskan prosedur pengoperasian setiap pesawat yang
dimiliki oleh RS
DESKRIPSI PESAWAT SINAR-X

Contoh : Pesawat MSCT 128 Slices


 Merk Unit : Siemens
 Model Unit : Siemens Somatom
 Tipe Unit : Siemens Somatom Go Top Nomor Seri 119374
 Merk Tabung : Siemens
 Model Tabung : Athlon Tube 11020390
 Nomor seri Tabung : 677062074
 Tegangan Maksimum : 140 kV
 Kuat Arus Maksimum : 825 mA

WORKSHOP AFISMI JATENG, SEMARANG 7-8 OKTOBER 2022


Lanjutan deskripsi

Contoh : Pesawat Fluoroskopi


• Merk Unit : Toshiba
• Model Unit : Toshiba Zexira
• Tipe Unit : DRX-6645GD NS.17B060
• Merk Tabung : Toshiba
• Model Tabung : DR-6645G
• Nomor seri Tabung : 7B123
• Tegangan Maksimum : 120 kV (F), 125 kV (R)
• Kuat Arus Maksimum : 4 mA (F), 500 mA (R)
Contoh Prosedur Pengoperasian Pesawat Sinar-X
Lanjutan...
BAB III
DENAH RUANGAN PENYINARAN DAN HASIL PENGUKURAN PAPARAN RADIASI

Merujuk pada ketentuan-ketentuan Peraturan Bapeten Nomor


04 Tahun 2020, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24
Tahun 2020, maka RS menyediakan Ruangan
Penggunaan/Pengoperasian Pesawat Sinar-X sebagai berikut :
Contoh Denah Ruang MSCT 128 Slices
Tampak Atas
Tampak Samping
Data ruang MSCT 128 Slices Siemens Somatom Go Top
Data ruang Keterangan
Nama ruangan : Ruang MSCT 128 Slices
Ukuran ruang : 7,4 m X 6,5 m X 3 m
Nomor izin pemanfaatan : 098056.010.11.040920
Data pesawat
Merk pesawat sinar-X : MSCT 128 Siemens Somatom Go Top
Tipe/model pesawat sinar-X : Somatom Go Top
No. Seri pesawat sinar-X : 119374
Tahun pembuatan : 2020
Tahun pemasangan : 2020
Data tabung
Merk tabung : Siemens
Tipe tabung : Athlon Somatom Go Top
No. Seri tabung : 677062074
Beda tegangan maksimum kV) : 140 kV
Arus (mA) maksimum : 825 mA
Arus waktu (mAs) maksimum :-
Analisa Hasil Pengukuran Paparan Radiasi

Berdasarkan ketentuan Peraturan Kepala Bapeten No. 04 Tahun 2013,


Rumah Sakit dapat menetapkan Nilai Pembatas Dosis (Dose
Constraint), yaitu :
a. Pembatas Dosis untuk Pekerja Radiasi sebesar 6 mSv/tahun
b. Pembatas Dosis untuk Masyarakat sebesar 0,3 mSv/tahun
Lanjutan...

Berdasarkan hasil pengukuran paparan radiasi tidak ada paparan


radiasi yang melebihi batas aman yang telah ditetapkan. Dengan
asumsi 8 jam kerja setiap hari, 5 hari dalam seminggu, 52
minggu dalam setahun, diperoleh total Jam Kerja selama
setahun adalah 2000 jam/tahun, maka dapat dipastikan kondisi
ruangan penyinaran dalam kondisi aman bagi Pekerja dan
Masyarakat
Lanjutan...

A. Jika Dose Constraint untuk Pekerja Radiasi sebesar 6 mSv/tahun, maka


paparan radiasi di Ruang Operator maksimal adalah:

= 6000 mikroSv/tahun dibagi dengan 2000 jam/tahun

= 2,5 mikroSv/jam

B. Jika Dose Constraint untuk Masyarakat sebesar 0,3 mSv/tahun, maka paparan
radiasi di Ruangan Sekitarnya maksimal adalah:

= 300 mikroSv/tahun dibagi dengan 2000 jam/tahun

= 0.25 mikroSv/jam
BAB IV
PARAN POTENSIAL DAN HASIL PENGUKURAN KEBOCORAN TABU

Definisi

Paparan Potensial adalah paparan yang tidak diharapkan atau diperkirakan


tetapi mempunyai kemungkinan terjadi akibat kecelakaan Sumber atau
karena suatu kejadian atau rangkaian kejadian yang mungkin terjadi
termasuk kegagalan peralatan atau kesalahan operasional.
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ketidaksesuaian lapangan berkas kolimasi


2. Kebocoran wadah tabung

3. Kebocoran radiasi pada tabir radiasi Pb mobile

4. Kebocoran radiasi pada Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid, dsb.

5. Penggunaan faktor penyinaran yang tidak sesuai


RESIKO

Resiko yang mungkin muncul akibat adanya masalah yang dapat


memberikan kontribusi terhadap paparan potensial antara lain :

1. Penerimaan dosis berlebih terhadap pasien

2. Penerimaan dosis berlebih terhadap Pekerja dan Masyarakat

3. Penerimaan dosis berlebih terhadap Pekerja


MITIGASI
Mitigasi terhadap resiko yang mungkin muncul akibat adanya masalah yang dapat memberikan
kontribusi terhadap paparan potensial dapat dilakukan dg :

1. Melakukan pemeriksaan harian (daily check) setiap pagi pada saat


pemanasan (warmup) Pesawat Sinar-X

2. Melakukan Uji Kebocoran wadah tabung pd awal instalasi/ pindah ruangan

3. Melakukan Uji Kebocoran tabir radiasi Pb mobile minimal 1 tahun sekali

4. Melakukan Uji Kebocoran Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid, dsb.


minimal 1 tahun sekali.
5. Membuat prosedur penyinaran dan menempatkannya di ruang operator.
TINDAK LANJUT
Tindak lanjut terhadap rencana mitigasi antara lain :
1. Melakukan Uji Kolimasi minimal 2 bulan sekali
2. Melakukan Uji Kebocoran wadah tabung pd saat instalasi/atau
pindah ruangan
3. Memperbaiki tabir radiasi Pb mobile yang mengalami kebocoran.
4. Pengadaan Apron, pelindung gonad, pelindung tiroid, yang baru dan
afkir utk yang rusak.
5. Memastikan setiap penyinaran dilakukan sesuai dengan Prosedur
Penyinaran (SOP) masing-masing Pesawat Sinar-X.
HASIL PENGUKURAN KEBOCORAN TABUNG

Kebocoran wadah tabung insersi Pesawat Sinar-X merupakan parameter yang


secara langsung dapat mempengaruhi dosis radiasi pasien dan menentukan
kelayakan operasi Pesawat Sinar-X.

Kriteria keberterimaan atau batas toleransi kebocoran tabung harus


lebih kecil dari 1 mGy/jam pada jarak 100 cm (1 meter) dari fokus
tabung sinar-X
Lanjutan...

Hasil Pengukuran Kebocoran Tabung Radiografi Umum


Lanjutan...

Hasil Pengukuran Kebocoran Tabung Fluoroskopi (Cathlab)


BAB V
KENDALI MUTU PESAWAT SINAR-X

Definisi Uji Fungsi atau Uji Keberterimaan


• Uji Fungsi atau Uji Keberterimaan adalah serangkaian kegiatan yg
dilakukan terhadap Pesawat Sinar-X untuk memastikan bahwa bagian-
bagian Pesawat Sinar-X baik elektrik maupun mekanik bekerja dg baik.
• Uji Fungsi atau Uji Keberterimaan dilakukan oleh Vendor atau
Instalatir yg melakukan pemasangan
• Diterbitkan Berita Acara Hasil Uji Fungsi yg ditandatangani oleh
pihak Instalatir dan diketahui oleh manajemen RS
Definisi Uji Kesesuaian

Uji Kesesuaian adalah serangkaian kegiatan pengujian untuk


memastikan pesawat sinar-X dalam kondisi andal. Untuk memastikan
keandalan Pesawat Sinar-X uji kesesuaian dilakukan oleh Lembaga Uji
Kesesuaian yang telah mendapatkan penunjukkan dari Kepala Bapeten.

Berdasarkan hasil uji kesesuaian selanjutnya diterbitkan Sertifikat Hasil Uji


Kesesuaian oleh Tenaga Ahli.
BAB VI
GAN DOSIS SELAMA OPERASI RUTIN & DOSIS MAKSIMUM JIKA TERJADI KE

Perhitungan Dosis Selama Operasi Rutin


• Untuk memantau dosis pekerja selama operasi rutin manajemen RS memastikan bahwa seluruh pekerja
radiasi menggunakan pemantau radiasi personil (TLD, dan/atau dosimeter baca langsung). Manajemen RS
secara berkala mengirimkan pemantau radiasi personil ke Instansi Pembaca Dosis (lembaga independen)
yang hasil evaluasi dosis sudah terintegrasi dengan balis online 2.5 BAPETEN.

• Dari fasilitas bangunan atau ruangan yang digunakan untuk operasional sumber radioaktif manajemen RS
melakukan uji paparan radiasi lingkungan lokal oleh Tim PPR Rumah Sakit. Sedangkan untuk alat yang
baru instal ataupun penggantian tube dilakukan uji paparan dan uji kesesuaian oleh Lembaga Tester.
DOSIS MAKSIMUM JIKA TERJADI KECELAKAAN

• Kecelakaan radiasi adalah kejadian yang tidak direncanakan, termasuk kesalahan


operasi, kerusakan atau kegagalan fungsi alat, atau kejadian lain yang menjurus pada
timbulnya dampak radiasi, kondisi paparan radiasi, dan/atau kontaminasi yang
melampaui batas sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan.

• Apabila terjadi kecelakaan radiasi dosis maksimum yang diterima pekerja radiasi
melebihi ½ NBD yaitu 10 mSv maka Petugas Proteksi Radiasi harus melaporkan
kepada pemegang Izin setiap kejadian kegagalan operasi yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan radaisi.
BAB VII
TINDAKAN PROTEKSI RADIASI LAINNYA

• Kegiatan tindakan proteksi radiasi yang dilakukan oleh manajemen RS antara lain
melakukan kegiatan paparan radiasi lingkungan setiap minggu yang dilakukan oleh
PPR & Fisikawan Medik. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa ruangan
cukup aman untuk pekerja, pasien dan masyarakat.

• Tindakan proteksi kedua yang dilakukan oleh Tim PPR adalah secara rutin
melakukan quality control pada alat pelindung diri (Apron, tiroid, kacamata Pb)
dengan cara uji kebocoran APD hasil uji ditempelkan label layak pakai pada APD
yang memenuhi syarat.
BAB VII
TINDAKAN PROTEKSI RADIASI LAINNYA

• Tindakan proteksi ketiga yang dilakukan oleh Tim PPR adalah dengan monitoring
dan evaluasi signed keselamatan radiasi yang ada di gedung Radiologi.

• Tindakan proteksi yang terakhir adalah manajemen RS menyelenggarakan secara


rutin setiap tahun pelatihan keselamatan dan keamanan radiasi bagi semua pekerja
baik dokter, radiografer, fisikawan medik, perawat maupun profesi yang terkait yang
menggunakan/mengoperasionalkan sumber radioaktif dilingkungan RSUP Dr.
Kariadi.

Anda mungkin juga menyukai