Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tentunya peristiwa kemerdekaan tahun 1945
merupakan salah satu hal yang sakral dan membekas setiap warga negara Indonesia.
Indonesia untuk pertama kalinya meraih kemerdekaan dengan perjuangan dan jerih payah
sendiri. Momen tersebut membuat adanya kobaran api perjuangan, rasa cinta dan bangga atas
tanah air Indonesia, hal ini merupakan elemen nasionalisme dan semangat perjuangan yang
hingga saat ini melekat pada setiap jiwa yang mempertahankan dan menjaga kemerdekaan
Indonesia.

Dalam perkembangannya, salah satu cara mengekspresikan rasa nasionalisme dan


semangat perjuangan serta rasa cinta kepada negara adalah melalui seni sastra. Seni sastra
maupun kesasastraan adalah suatu bentuk catatan maupun kisah, yang mempunyai makna
seni beserta budaya dan mengandung keindahan tutur serta dialek saat penyampaiannya.
Salah satu seni sastra yang digunakan sebagai ekspresi dalam nasionalisme dan perjuangan
tokoh-tokoh kebangsaan sejak jaman dahulu adalah seni sastra puisi.

Sitomorang (1986:58) dalam prinsip-prinsip dasar sastra menyimpulkan ”dalam kurun


waktu yang lama satu-satunya bentuk sastra yang dikenal oleh masyarakat yaitu puisi, dan
hasil sastra utamanya di dunia ditulis dalam bentuk puisi”. Keindahan puisi bukan hanya
semata-mata dari kata-kata yang disajikan melainkan gagasan-gagasan yang tertuang di
dalamnya beserta makna yang mendalam. Di tangan seniman, sastra puisi dapat menjadi
media apa saja baik itu penyembuh luka, penyulut semangat, bahkan kesaksian cinta.

Salah satu seniman yang mampu dan menjadi pelopor dalam fenomena kesastraan adalah
Chairil Anwar. Chairil lahir di Medan tanggal 26 Juli 1922, dan mengenal dunia sastra di
umur 19 tahun. Hingga kini Chairil terkenal atas sajaknya yang bersifat individualistis dan
berat dalam eksistensialisme, meskipun begitu Chairil selalu dikutip atas nilai perjuangan
pada sajak-sajaknya yang dipandang monumental dan sering menjadi bahan apresiasi di dunia
pembelajaran. Walaupun Chairil Anwar sudah meninggal, puisi-puisinya tetap menjadi daya
tarik tersendiri bagi masyarakat Indonesia. H.B Yasin menobatkan Chairil Anwar sebagai
salah satu penyair Indonesia yang sangat memperhatikan bahasa, makna pembicaraan atas
puisi- puisinya (Silvia: 2009)

1
Terdapat tiga puisi Chairil Anwar yang menurut penulis sangat membekas dan juga
memiliki nilai perjuangan dibaliknya, ketiga puisi ini adalah : Karawang-Bekasi, Diponegoro
dan Persetujuan dengan Bung Karno. Selain penilaian penulis, hal ini juga didukung oleh
beberapa karya nasionalisnya yang sampai sekarang dibacakan dalam acara-acara
kenegaraan. Dalam esainya “Chairil Anwar Kita” (Aku ini binatang jalang, 1986), Sapardi
Djoko Damono menulis mengenai penulisan Karawang-Bekasi sebagai berikut:

Bagaimanapun, Chairil Anwar tampil lebih menonjol sebagai sosok yang penuh
semangat hidup dan sikap kepahlawanan…. Bahkan sebenarnya… salah seorang
penyair
kita yang memperhatikan kepentingan sosial dan politik bangsa.

Terlepas dari imejnya sebagai si “Binatang Jalang”, Chairil Anwar memang tokoh yang
memiliki pengaruh besar dalam menyulut semangat kebangsaan pada masyarakat Indonesia.
Pandangan masyarakat awam terhadap Chairil Anwar turut terbukti tidak berbeda jauh dari
apa yang Sapardi percaya dan ungkapkan dalam esainya tersebut. Hal ini menjadi dasar
penulis atas ketiga puisi yang telah disebutkan di atas untuk dianalisa makna nasionalisme
dan perjuangannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis akan


mengkerucutkan rumusan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh karya sastra Chairil Anwar kepada semangat perjuangan


bangsa Indonesia dan sastrawan di masa itu?
b. Bagaimana pengaruh karya sastra Chairil Anwar kepada nasionalisme masyarakat
penikmat sastra hingga saat ini?
c. Seperti apa semangat perjuangan yang tergambar pada ketiga puisi (Karawang-
Bekasi, Diponegoro, dan Persetujuan dengan Bung Karno) ?
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian penulis atas ketiga puisi (Karawang-Bekasi, Diponegoro, dan


Persetujuan dengan Bung Karno) ini adalah untuk mendalami bagaimana nilai nasionalisme
yang digambarkan dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat serta satrawan dan
penikmat karya Chairil Anwar atas semangat perjuangan yang dituangkan lewat karya sastra-
nya. Dan juga untuk mengetahui gagasan tentang semangat perjuangan dan bentuk
nasionalisme yang dipegang oleh Chairil Anwar berdasarkan sajak-sajak karyanya.
2
1.4 Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan penulis untuk mengkaji tentang nasionalisme dan semangat
perjuangan pada ketiga karya puisi Chairil Anwar akan menggunakan metode penulisan
deskriptif. Untuk mendapat data yang diperlukan, akan dilakukan studi pustaka dan analisis
terhadap puisi Chairil Anwar dan berkas yang berhubungan dengan tokoh tersebut.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan keilmuan dalam bidang bahasa
dan sastra, khususnya kajian impresionistik dalam puisi-puisi karya Chairil Anwar
dan makna nasionalisme dibaliknya.

 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh beberapa pihak antara lain:

a. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini bagi pembaca diharapkan dapat lebih memahami isi puisi-
puisi karya Chairil Anwar dan mengambil manfaat darinya. Selain itu, pembaca
dapat memahami bagaimana nilai nasionalisme dan perjuangan yang selama ini
terkandung pada puisi Chairil Anwar.

b. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat menjadi jawaban dari masalah yang dirumuskan.
Dan menjadi sumber pengetahuan serta ilmu dalam bidang sastra puisi.

3
4

Anda mungkin juga menyukai