Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR SYSTEM EKONOMI ISLAM

Dosen pengampuh : SODIMAN M.AG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Filsafat Ekonomi

Oleh:
SEPTI OKTAVIANI-2021050102050
TISYA MAHARANI HASTARI-2021050102051
HAFID-2021050102066

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan batas waktu
yang telah ditentukan. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda
Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu
seperti sekarang ini.

Makalah ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu
sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besar buat mereka
yang telah berjasa membantu kami selama proses pembuatan makalah ini dari awal hingga
akhir.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih ada hal-hal yang belum sempurna dan
luput dari perhatian kami. Baik itu dari bahasa yang digunakan maupun dari teknik
penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini ke
depannya.

Akhirnya, besar harapan kami makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk
para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu
pengetahuan.
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Pandangan Islam terhadap masalah kekayaan berbeda dengan pandangan Islam terhadap
masalah pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam, sarana-sarana yang memberikan kegunaan
adalah masalah lain. Karena itu, kekayaan dan tenaga manusia, dua duanya merupakan
kekayaan sekaligus sarana yang biasa memberikan kegunaan atau manfaat. Sehingga,
kedudukan kedua-duanya dalam pandangan Islam, dari segi keberadaan dan produksinya
dalam kehidupan, berbeda dengan kedudukan pemanfaatan serta tata cara perolehan
manfaatnya.

Prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalam Al- Quran. Hidup hemat
dan tidak bermewah-mewah, bermakna juga bahwa tindakan-tindakan ekonomi hanya
sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan memuaskan keinginan. Menjalankan usaha-usaha
yang halal dari produk atau komoditi, manajemen, proses produksi hingga proses sirkulasi
atau distribusi haruslah ada dalam kerangka halal. Usaha-usaha tadi tidak boleh bersentuhan
dengan judi dan spekulasi atau tindakan-tindakan lainnya yang dilarang secara syariah.
Meskipun begitu ada kaidah hukum dalam Islam yang cukup menjadi rujukan dalam
beraktivitas ekonomi, yaitu pada dasarnya aktivitas apa pun hukumnya boleh sampai ada dalil
yang melarang aktivitas itu secara syariah.

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

o A.Apa definisi ekonomi Islam?


o B.jenis-jenis ekonomi islam?
o C.Tujuan ekonomi Islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN EKONOMI ISLAM

Secara epistemologi ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang pertama yaitu
ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam yang berkaitan
dengan urusan harta benda. Cakupannya adalah kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan
distribusi kekayaan kepada masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terikat nilai,
karena diperoleh dari sumber nilai Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunah melalui metode
istinbat hukum. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang
berkaitan dengan urusan-urusan harta benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi
barang dan jasa.

Cakupannya adalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam proses produksi
barang dan jasa. Bagian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari Al-Quran dan As-
Sunah, tapi cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan Al-Quran dan As-Sunah.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada tercapainya
kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan, dan
kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian halnya dalam hal ekonomi, tujuannya adalah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.

Islam memiliki seperangkat tujuan dan nilai yang mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia, termasuk di dalamnya urusan sosial, politik, dan ekonomi. Dalam hal ini tujuan
Islam pada dasarnya ingin mewujudkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Permasalahan
ekonomi yang merupakan bagian dari permasalahan yang mendapatkan perhatian dalam
ajaran Islam, tentu memiliki tujuan yang sama yakni tercapainya kemaslahatan di dunia dan
akhirat. Adapun tujuan ekonomi Islam antara lain:

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat dan
lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek kehidupan
dibidang hukum dan muamalah.
3. Tercapainya kemaslahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan agama, keselamatan
jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan keluarga serta keselamatan harta
benda.

Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan harta benda
menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan peraturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi
Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.
B.JENIS-JENIS EKONOMI ISLAM
1.SYIRKAH
Salah satu macam-macam muamalah yaitu syirkah. Syirkah dalam arti bahasa adalah kerja
sama, kongsi, atau bersyarikat. Syirkah pada praktiknya dalam kegiatan ekonomi merupakan
suatu usaha untuk menggabungkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
bersama, sumber daya yang dimaksud bisa berupa modal uang, keahlian, bahan baku,
jaringan kerja, dan dilakukan oleh dua orang atau lebih.Dalam ekonomi konvensional akad
ini biasa disebut joint venture. Tidak ada perbedaan secara signifikan pada akad ini kecuali
bahwa dalam ekonomi Islam kegiatan usaha tidak boleh melanggar aturan syariat dan negara
seperti perkongsian untuk kartel narkoba, minuman keras, atau jual beli komoditas yang
diharamkan agama.

2.MUDARABAH

Mudarabah adalah akad untuk mengikat kerja sama antara dua pihak yaitu pemodal (sahib al-
mal) dan pelaksana usaha (mudharib), akad mudarabah juga disebut bagi hasil bagi sebagian
orang. Caranya dengan menentukan berapa persen bagian keuntungan yang akan diterima
oleh kedua pihak. Mudharib wajib mengembalikan modal yang dipinjamkan dan
membayarkan bagian keuntungan yang telah ditentukan dengan tenggat waktu atau masa
kontrak yang disetujui atau tanpa masa kontrak. Mudharib wajib mengikuti aturan yang telah
di sepakati kedua belah pihak, semisal apabila pemodal menghendaki mudharib untuk tidak
menjual komoditas tertentu misalnya, akan tetapi tetap menjualnya maka mudharib
menanggung risiko penuh atas modal yang dipinjamnya.

3.JUAL BELI (BAI’AL MURABAHAH)

Adalah akad yang berlaku untuk mengikat penjual dan pembeli dengan adanya penyerahan
kepemilikan antara pedagang dan pembeli. Ayat Al-Quran terkait jual beli:“Tidak ada dosa
bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu
telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah
(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya
kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” ( Quran: al Baqarah: 198)

4.TRANSAKSI DENGAN PEMBERIAN KEPERCAYAAN

Transaksi pemberian kepercayaan adalah akad atau perjanjian mengenai penjaminan


hutang atau penyelesaian dengan pemberian kepercayaan. Akad transaksi pemberian
kepercayaan adalah sebagai berikut:

• Jaminan (kafalah/damanah), yaitu mengalihkan tanggung jawab seseorang (yang


dijamin) kepada orang lain (penjamin). Hal ini juga lazim terjadi pada ekonomi
konvensional di mana pemberi jaminan meyakinkan kreditur untuk memberikan
pinjaman kepada debitur.
• Gadai (rahn), yaitu menjadikan barang berharga yang nilainya setara atau lebih dari
nilai pinjaman sebagai jaminan yang mengikat dengan hutang dan dapat dijadikan
sebagai bayaran hutang jika kreditur yang berhutang tidak mampu melunasi
hutangnya. Akan tetapi akad rahn tidak bisa dijadikan satu dengan akad wadi’ah,
semisal menggadaikan perhiasan dan pada proses gadai dikenai biaya tambahan atas
simpanan, karena hal ini termasuk riba.
• Pemindahan hutang (hiwalah), yaitu pemindahan kewajiban atas pembayaran hutang
kepada orang lain yang memiliki sangkutan hutang.

5.TITITPAN(WADIA’AH)

Adalah akad di mana seseorang menitipkan barang berharganya kepada seseorang yang ia
percaya dan memberikan biaya atas jasa simpanan yang ia lakukan, pada akad ini kita dapati
juga pada ekonomi konvensional semisal deposit box.

6.TRANSAKSI PEMBELIAN/PERWAKILAN DALAM TRANSAKSI (WAKALAH)

Transaksi ini berupa pemberian kekuasaan untuk menyelesaikan transaksi tertentu, semisal
penyerahan rumah atau transaksi jual beli surat berharga yang dilakukan oleh manajer
investasi yang dilakukan pada bank kustodian.

C.TUJUAN PRINSIP EKONOMI ISLAM

Tujuan ekonomi islam secara umum adalah umtuk tercapainya kebahagian dan keejahteraan
bagi emua orang ,tujuan ekonomi islam lainya yaitu memposisikan ibadah kepada ALLAH
lebih dari sengalanya .

Prinsip ekonomi Islam ada dua, yaitu; pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah
yang menjadi landasan pemikiran bagi segala pemikiran Islam, seperti sistem ekonomi Islam,
sistem politik Islam, sistem pendidikan Islam, dan sebagainya. Aqidah Islamiyah di sini
dipahami bukan sekedar sebagai Aqidah Ruhiyah, yakni akidah yang menjadi landasan
aktivitas-aktivitas spiritual murni seperti ibadah, namun juga sebagai Aqidah Siyasah, yakni
akidah yang menjadi landasan untuk mengelola segala aspek kehidupan manusia tanpa
kecuali termasuk ekonomi.Kedua, prinsip khusus (cabang), yaitu sejumlah kaidah umum dan
mendasar dalam syariah Islam yang lahir dari akidah Islam, yang secara khusus menjadi
landasan bangunan sistem ekonomi Islam. Prinsip khusus ini terdiri dari tiga asas, yaitu:
kepemilikan sesuai syariah, pemanfaatan kepemilikan sesuai syariah dan pendistribusian
kekayaan kepada masyarakat. Dalam sistem ekonomi Islam, tiga asas tersebut tidak boleh
tidak terikat dengan syariat Islam, sebab segala aktivitas manusia wajib terikat atau tunduk
kepada syariat Islam.

Prinsip ekonomi Islam tersebut bertentangan secara kontras dengan prinsip sistem ekonomi
kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsip umum ekonomi Islam menerangkan
bahwa Islam adalah agama dan sekaligus ideologi sempurna yang mengatur segala aspek
kehidupan tanpa kecuali. Prinsip Islam ini berbeda dengan prinsip ekonomi kapitalis, di mana
prinsip yang berkaitan dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan distribusi
kekayaan kepada masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidak boleh disangkutpautkan
dengan agama.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN

Ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan. Berbeda
dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang
miskin, dan melarang penumpukan kekayaan.. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam
merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang
teraplikasi dalam etika dan moral.

Ekonomi Islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam dalam aktivitas
kehidupan manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat.
Keberadaan ekonomi Islam tidak lain bertujuan mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan
manusia di dunia dan akhirat. Tujuan tersebut dalam pandangan para ahli dijabarkan dalam
tiga permasalahan pokok yang terdiri atas pertama mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam
Negara, kedua mewujudkan kesejahteraan manusia dan ketiga mewujudkan mekanisme
distribusi kekayaan yang adil.

B.SARAN

Untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang selaras dengan perintah Allah SWT, seorang
muslim perlu mengetahui beberapa asas transaksi ekonomi menurut ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwarman, Karim. (2007). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Efendi, Rustam. (2003). Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insania


Press.

Qardhawi, Yusuf. (2004). Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam.
Jakarta: Robbani Press.

Sudarsono, Heri. (2002). Konsep Ekonomi Islam. Yogyakarta: Ekonsia.

Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan


Makro. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai