Anda di halaman 1dari 1

Khotbah /Yosua 20-21/ *Nats * : /Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Kamu akan menangis dan

meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah
menjadi sukacita. (Yohanes 16:20)/ Sewaktu istri saya melahirkan anak sulung kami, ia menanggung
kesakitan yang luar biasa, hampir tak tertahankan. “Mau mati rasanya, † katanya. Anehnya,
begitu ia mendengar suara tangis perdana bayinya, rasa sakit bersalin itu seakan-akan lenyap
tertelan oleh sukacita yang tak terkatakan. Ia merasa menjadi seorang perempuan yang sempurna
karena telah melahirkan seorang bayi. Ketika mempersiapkan para murid menjelang penyaliban-
Nya, Tuhan Yesus mengingatkan bahwa mereka juga akan mengalami pengalaman dramatis. Mirip
dengan pengalaman seorang ibu yang melahirkan: kesakitan disusul dengan sukacita. Murid-murid
juga akan menanggung dukacita yang mendalam karena kematian Guru mereka. Namun, dukacita
mereka tidak akan berlangsung selamanya. Tuhan mereka tidak akan seterusnya berada di dalam
kubur, tetapi akan bangkit dari antara orang mati. Dukacita mereka digantikan oleh sukacita yang
mengubahkan hidup secara radikal: dari murid-murid yang ketakutan menjadi pemberita kabar baik
yang tak takut pada ancaman hukuman mati. Kematian bukan lagi ancaman bagi mereka karena
Tuhan mereka telah mengalahkan dosa dan maut. Sebagai orang Kristen, kita bukan bersukacita
karena segala keinginan kita terpenuhi. Kita bersukacita karena kita telah diselamatkan oleh
kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Itulah sukacita yang kekal, sukacita yang tidak dapat
dirampas oleh penderitaan atau penganiayaan, dan tidak binasa oleh sengat maut sekalipun.

Anda mungkin juga menyukai