bermanfaat?
Jawab :
Indeks Persepsi Korupsi (CPI) adalah indeks yang diterbitkan setiap tahun oleh Transparency
International sejak 1995 yang memberi peringkat negara menurut tingkat persepsi mereka
tentang sektor publik korupsi, sebagaimana ditentukan oleh penilaian ahli dan survei
pendapat. CPI umumnya mendefinisikan korupsi sebagai penyalahgunaan kekuasaan publik
untuk keuntungan pribadi.
Indeks Pembayar Suap (BPI) adalah ukuran seberapa besar kemauan sektor bisnis suatu
negara untuk terlibat dalam praktik bisnis yang korup. BPI pertama diterbitkan oleh
Transparency International pada 26 Oktober 1999. BPI 2011 28 peringkat dari negara-negara
pengekspor terkemuka pada kemungkinan bisnis multinasional mereka akan menggunakan
suap ketika beroperasi di luar negeri. Pemeringkatan dihitung dari tanggapan oleh para
pebisnis terhadap dua pertanyaan tentang Survei Opini Eksekutif Forum Ekonomi Dunia.
Laporan Daya Saing Global atau Global Competitiveness Report adalah laporan tahunan dari
Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum). Laporan tahun 2006-2007 memasukan
125 negara. Laporan ini "menyoal kemampuan negara-negara untuk menyediakan
kemakmuran tingkat tinggi bagi warga negaranya". Hal ini tergantung dari seberapa produktif
sebuah negara menggunakan sumber daya yang tersedia. Indeks ini digunakan oleh banyak
kalangan akademisi.
Menurut saya, bermanfaat karena dapat disadari bahwa indeks tersebut mencerminkan
persepsi/kesan. Namun, tidak berarti bahwa persepsi/kesan itu tidak penting. Investor atau
eksportir dari negara-negara yang menentang praktik korupsi seperti terlihat dari BPI, segan
berbisnis dengan negara yang dianggap korup menurut CPI dan GCB. Ini juga tercermin dari
skor dan peringkat dalam GCI.
Persepsi yang dilontarkan oleh survei pendapat umum seperti GCB mencerminkan
kenyataan. Ini terbukti dari penangkapan dan penyidikan oleh KPK dan kejaksaan, yang
diikuti dengan penyidangan di pengadilan dari tokoh-tokoh masyarakat dan penyelenggara
negara seperti pebegak hukum (jaksa, hakim, polisi), anggota Lembaga legislative (DPR dan
DPRD), pimpinan Pemda (Gubernur, Bupati, Walikota, dan lain-lain), Menteri dan petinggi
lainnya di departemen, dan seterusnya.
Bermanfaat secara makro, bukan mikro. Calon presiden dan calon wakil presiden
berkampanye tentang pemberantasan korupsi. Setelah mereka menjadi presiden dan wakil
presiden, indikasi makro tentang keberhasilan (atau kegagalan) mereka ditunjukkan oleh CPI,
GCB dan indeks lainnya selama dan pada akhir pemerintahan mereka.