2. Sulit mengarahkan pengetahuan dasar siswa dengan pertanyaan awalan 3. Motivasi siswa rendah dan tidak semnagat belajar fisika 4. Dasar matematika siswa smk kurang 5. Literasi siswa kurang, sehingga tidak mampu ke HOTS 6. Pembelajaran fisika di SMK terasa tidak nyambung dengan pembelajaran di STM 7. Gadget jadi momok yang mengganggu pembelajaran 8. Siswa pusing ketemu rumus 9. Tidak bisa menangkap isi bacaan, kurang literasi. 10. Kesulitan menentukan model, metode dan strategi yang cocok untuk digunakan 11. Kesulitan mencari praktek dalam kehidupan yang sesuai dengan materi 12. Masalah numerasi siswa yang menghambat pembeajaran 13. Siswa bingung dengan soal yang berbeda dengan contoh soal 14. Kurang sarana untu pembelajaran 15. Anak-anak kurang bisa menangkap materi pembelajaran fisika modern karena tidak bisa lgsg terlihat di dunia nyata 16. Menumbuhkan semangat siswa untuk suka fisika 17. Lebih senang menggunakan teknologi untuk game, bukan untuk belajar 18. Mental blok siswa terhadap pelajaran fisika 19. Anak kesulitan melakukan praktikum 20. Kemampuan anak menggunakan alat kurang 21. Mayoritas siswa non-akademik, yang notabene tidak suka akademik 22. Numerasi anak sangat rendah 23. Mayoritas siswa alumnus covid 24. Literasi, Numerasi, Motivasi siswa rendah 25. Tidak bisa mngaitkan praktikum dan konsep 26. Kebingungan dengn konsep dan rumus 27. Kurangnya keterampilan menggunakan alat 28. Motivasi siswa rendah, mindset pokok dapat ijazah 29. Siswa lebih suka kegiatan motoric 30. Pengetahuan siswa tentang materi pembelajaran sebeumnya kurang 31. Siswa butuh waktu lebih untuk memahami materi 32. Numerasi, sarana rendah 33. Lebih suka ngobrol dengan temen Ketika kerja kelompok 34. Sekolah basis pondok, siswa capek dengan kegiatan pondok dan tidak minat terhadap pelajaran 35. Sekolah basis pondok, lebih interest ke pondok daripada sekolah 36. Sekolah basis desa ekonomi rendah, siswa bekerja di malam hari, sehingga Ketika di sekolah capek dan ngantuk 37. Terdapat siswa inklusi di kelas tanpa penanganan khusus 38. Siswa inklusi yang tidak terdeteksi di awal 39. Siswa heterogeny susah untuk dikondisikan dengan materi yang sama 40. Siswa bisa memahami Ketika pelajaran, namungagal Ketika ujian 41. Pilih tuntas materi atau tuntas belajar 42. Siswa kelas 12 cenderung turun motivasi karena fisika sudah tidak diujikan snbt 43. Siswa kurang dalam pengerjaan soal2 numerasi 44. Siswa kurang bisa memahami isi modul dan soal yang telah dibagikan 45. Penilaian untuk kelas heterogeny, menyamakan indikatornya tidak bisa diseragamkan dalam satu kelas 46. Kurangnya pemahaman intrpretasi table dan data 47. Penilaian terhadap siswa, apakah tentang hardskill (pengetahuan, konten) atau softskill (context) 48. KB fisika banyak, tapi belum tentu dipakai untuk study lanjut atau pekerjaan. Sehingga berpengaruh pada minat belajar siswa 49. Kesusahan menerapkan IKM di pembelajaran fisika, 50. IKM, harus mengakomodir gaya belajar siswa (audio, visual, kinestetik) dengan media yang sesuai masing2. Kesulitan dalam menentukan media yang cocok untuk masing2 gaya belajar pada materi2 tertentu 51. IKM kelas X hanya 3 materi, Pengukuran, Energi terbarukan, pemanasan global. Sehingga kesulitan untuk menjabarkan materi sedikit dalam waktu Panjang 52. Siswa membandingkan pola perhitungan manual membuang waktu, lebih baik pakai alat 53. Miskonsepsi pada materi rangkaian seri, semakin jauh dari sumber arus, makin redup 54. IKM lebih ramah terhadap pembelajaran siswa, namun lebih menguras tenaga guru karena menyiapkan banyak media 55. Perbedaan materi JS di buku dan JS di alat nyata (nst 0,01(nonius 10) dan 0,005 (nonius 20)) 56.