php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
Boy Hartaman Sitopu1, Dwi Sartika2, Hijjah Putra Zai3, Risma Griseldis
Simorangkir4, Tika Fridawati Simanjuntak5, Meilinda Suriani Harefa6
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Jl. Williem Iskandar/Pasar V, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Email: tikafridawati46@gmail.com. dwisartika31@gmail.com.
rismasimorangkir12@gmail.com. boy.sitopu15@gmail.com.
hijjahputrazai231@gmail.com. meilindasuriani@unimed.ac.id.
Abstrak
Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian atau dengan kata lain upaya-upaya
pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan
pada saat itu dengan cara mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen
lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini ialah
untuk 1). mengetahui faktor penyebab kerusakan pohon mangrove di kawasan 1800
konservasi mangrove Desa Regemuk, 2). bagaimana upaya konservasi mangrove di
kawasan 1800 konservasi mangrove desa regemuk. Metode penelitian yang digukan
adalah metode kualitatif deskritip dengan teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi wawancara dan studi pustaka.
Kata kunci : konservasi, mangrove, desa regemuk
Abstrack
Conservation is defined as an effort to manage natural resources wisely by referring to
the principles of conservation or in other words efforts to preserve the environment but
still paying attention to the benefits that can be obtained at that time by maintaining the
existence of each component of the environment for future use. The purpose of this study
is to 1). knowing the factors causing mangrove tree damage in the 1800 mangrove
conservation area of Regemuk Village, 2). How are mangrove conservation efforts in the
1800 area of mangrove conservation in Regemuk Village. The research method used is a
descriptive qualitative method with data collection techniques is by observation of
interviews and literature studies.
Keywords: conservation, mangroves, regemuk village
1| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
2| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
3| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
4| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
5| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
6| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
7| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
Bunga: Biseksual, kepala bunga Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per
kekuningan yang terletak pada gagang sen berat kering). Cabang akar dapat
berukuran <14 mm. Letak: Di ketiak digunakan sebagai jangkar dengan
daun. Formasi: kelompok (2 bunga per diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam
kelompok). Daun mahkota: 4; kuning- di pinggiran tambak untuk melindungi
putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 pematang. Sering digunakan sebagai
mm. Kelopak bunga: 4; kuning tanaman penghijauan (Noor, 2012).
kecoklatan, melengkung. Benang sari:
Rhizophora mucronata (Bakau bangka)
11-12; tak bertangkai.
Buah: Buah kasar berbentuk bulat
memanjang hingga seperti buah pir,
warna coklat, panjang 2-3,5cm, berisi
satu biji fertil. Hipokotil silindris,
berbintil, berwarna hijau jingga. Leher
kotilodon berwarna merah jika sudah
matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-
38 cm dan diameter 1-2cm.
Ekologi: Tumbuh pada tanah
berlumpur, halus, dalam dan tergenang
pada saat pasang normal. Tidak
menyukai substrat yang lebih keras yang
bercampur dengan pasir. Tingkat
dominasi dapat mencapai 90% dari Klasifikasi tumbuhan bakau
vegetasi yang tumbuh disuatu lokasi. (Rhizophora mucronata) adalah sebagai
Menyukai perairan pasang surut yang berikut:
memiliki pengaruh masukanair tawar • Kingdom : Plantae
yang kuat secara permanen. abnormal
• Kelas : Magnoliopsida
karena gangguan kumbang yang
• Ordo : Mytales
menyerang ujung akar. Kepiting dapat
• Famili : Rhizophoraceae
juga menghambat pertumbuhan mereka
• Genus : Rizhophora
karena mengganggu kulit akar anakan.
• Spesies : Rizhophora
Tumbuh lambat, tetapi perbungaan
mucronata Lamk.
terdapat sepanjang tahun.
Perawakaan: pohon, tinggi dapat
Penyebaran: Sri Lanka, seluruh
mencapai 20m, kulit batang kasar,
Malaysia dan Indonesia hingga Australia
berwarna abu-abu kehitaman.
Tropis dan Kepulauan Pasifik.
Kelimpahan : Melimpah di Indonesia, Daun: bentuk elip sampai bulat
tersebar jarang di Australia. panjang, ukuran 10- 16cm, ujung
meruncing dengan duri (mucronatus),
Manfaat: Kayu dimanfaatkan untuk
permukaan bawah tulang daun berwarna
bahan bangunan, kayu bakar dan arang.
8| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
9| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
10 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
11 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
Restorasi terhadap hutan mangrove wilayah mana yang harus tetap dibiarkan
yang telah terdegradasi tidak mudah sebagai hutan mangrove.
dilakukan, karena disamping
Perluasan kawasan hutan mangrove
membutuhkan biaya yang besar dan
tersebut juga bisa dilakukan dengan
tenaga, juga dibutuhkan waktu yang
melakukan reboisasi atau penanaman
lama. Mukherjee et al. (2014) membagi
kembali kawasan hutan mangrove yang
restorasi hutan mangrove berdasarkan
sebelumnya gundul. Dengan begitu
waktu, yaitu jangka panjang (>20 tahun)
kawasan hutan mangrove akan kembali
dan jangka pendek (20 tahun). Hasil
sebagaimana seharusnya.
yang diperoleh dari penelitian ini bahwa
degradasi akibat kegiatan pembangunan Kegiatan pengabdian masyarakat
oleh manusia, baik di negara maju diperlukan dalam upaya mengembalikan
(Highly Developed Countries) maupun eksistensi dari ekowisata 1800 pohon
negara berkembang (Less Developed mangrove Desa Regemuk ini seperti apa
Countries), merupakan kerusakan utama yang telah dilaksanakan pada saat survei
yang membutuhkan waktu restorasi >20 untuk pembentukan wisata ini. Kegiatan
tahun. tersebut melibatkan masyarakat desa
sasaran berikut tokoh masyarakat dan
Penanganan abrasi yang cocok di
kepala desa dan aparat desa. Kegiatan
ekowisata 1800 mangrove ini yaitu
selanjutnya adalah survei dan peninjauan
restorasi hutan mangrove dan
Kawasan pantai yang akan
membangun struktur pelindung pantai.
dikembangkan menjadi Kawasan wisata
Dalam pengendalian abrasi ini
hutan mangrove di Desa Regemuk
restorasi mangrove ini diharapkan
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
dapat memperkecil hempasan
Serdang.
gelombang dan menncegah abrasi.
yang berfungsi perangkap sedimen, 6) Memberikan edukasi pentingnya
teknologi ini bernama Hybrid hutan mangrove kepada masyarakat
Engineering (HE). Teknologi ini juga
Sudah tidak diragukan lagi jika
dapat mendukung keberhasilan
manusia adalah faktor mayoritas
restorasi mangrove.
penyebab kerusakan hutan mangrove.
Memberikan edukasi tentang
5) Pengelolaan tata ruang untuk pentingnya fungsi hutan mangrove akan
perluasan kawasan hutan membantu dalam upaya melestarikan
keberadaan hutan mangrove.
Upaya perluasan kawasan hutan
mangrove dilakukan dengan melakukan Dengan edukasi lebih dalam tentang
perbaikan tata kelola di kawasan pesisir hutan mangrove kepada masyarakat
pantai. Tata kelola ini termasuk diharapkan bisa menumbuhkan
pengelolaan kawasan mana yang bisa kesadaran dalam diri masyarakat tentang
dijadikan sebagai kawasan wisata dan fungsi pentingnya hutan mangrove.
Dengan begitu diharapkan masyarakat
12 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
juga akan berpartisipasi dan berperan terbentuknya ekowisata ini. Dalam hal
aktif dalam upaya pelestarian ini. ini pemerintah melalui instansi-instansi
terkait telah menyelenggarakan berbagai
Partisipasi merupakan keterlibatan
penyuluhan kepada masyarakat. Salah
atau ikutsertaan pada pengambilan
satunya adalah dalam bentuk bina
bagian dalam sebuah diskusi yang
masyarakat sadar wisata. Dengan
dilakukan dengan aktif dan sengaja
terbinanya masyarakat yang sadar wisata
(Rizal dan Rahayu 2012; Suprayitno et al
akan berdampak positif karena mereka
2012). Peningkatan partisipasi
akan memperoleh keuntungan dari
masyarakat juga berguna dalam
wisatawan yang membelanjakan
pengelolaan mangrove yang
uangnya. Para wisatawan akan untung
berkelanjutan. Pengelolaan mangrove
karena mendapat pelayanan yang
yang dilakukan oleh masyarakat
memadai dan juga mendapatkan
berbeda-beda disetiap wilayah sesuai
berbagai kemudahan dalam memenuhi
dengan kondisi daerah dan
kebutuhannya.Tim pelaksana kegiatan
masyarakatnya. Masyarakat merupakan
pengabdian kepada masyarakat telah
faktor penentu dalam menjalankan dan
melaksanakan kegiatan ceramah dan
partisipasi pada pengelolaan hutan
praktek pemeliharaan fasilitas penunjang
mangrove secara lestari.
wisata di pantai Desa Regemuk
Mangrove memiliki peran penting Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
baik dari segi ekologis maupun Serdang.
ekonomis (Fadhila et al 2015).
Penutup
Kerusakan tanaman mangrove yang
terjadi mengakibatkan kerugian bagi Kesimpulan
masyarakat sekitar mangrove. Rusaknya
Kesimpulan yang didapat dari hasil
tanaman mangrove berdampak pada
penelitian menunjukkan bahwa :
masyarakat karena tanaman mangrove
merupakan daerah pencarian makan bagi 1. Desa Rugemuk memiliki wilayah
ikan (Febryano et al 2015). Kurangnya pesisir berupa hamparan lumpur
ketertarikan masyarakat dalam yang didominasi oleh vegetasi
pengelolaan mangrove baik secara mangrove seperti bakau (Rhizopora
pribadi maupun kelompok dengan mucronata), api - api (Avicenia alba),
anggota masyarakat lainnya dapat dan beberapa jenis mangrove lainnya.
menghambat keberlangsungan 2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
mangrove (Qurniati et al 2017). Desa Regemuk pada umumnya
tergolong miskin, masyarakat
Perlunya mengedukasi kembali
umumnya memiliki mata pencaharian
masyarakat sekitar ekowistaa untuk
sebagai nelayan. Hanya sebagian
mengigatkan kembali tenteng
kecil warga masyarakat desa ini yang
pentingnya pelesetarian ekosistem dan
berprofesi sebagai pedagang, pekerja,
ekowista mangrove seperti yang telah
dll.
dilaksanakan pada awal mula
13 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX
15 | Jurnal Geografi