Anda di halaman 1dari 15

vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.

php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

“UPAYA KONSERVASI EKOWISATA 1800 MANGROVE DI DESA


REGEMUK, KECAMATAN PANTAI LABU, KABUPATEN DELI SERDANG,
SUMATERA UTARA”

Boy Hartaman Sitopu1, Dwi Sartika2, Hijjah Putra Zai3, Risma Griseldis
Simorangkir4, Tika Fridawati Simanjuntak5, Meilinda Suriani Harefa6
Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Jl. Williem Iskandar/Pasar V, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Email: tikafridawati46@gmail.com. dwisartika31@gmail.com.
rismasimorangkir12@gmail.com. boy.sitopu15@gmail.com.
hijjahputrazai231@gmail.com. meilindasuriani@unimed.ac.id.

Abstrak
Konservasi diartikan sebagai upaya pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
dengan berpedoman pada asas pelestarian atau dengan kata lain upaya-upaya
pelestarian lingkungan akan tetapi tetap memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan
pada saat itu dengan cara mempertahankan keberadaan setiap komponen-komponen
lingkungan untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini ialah
untuk 1). mengetahui faktor penyebab kerusakan pohon mangrove di kawasan 1800
konservasi mangrove Desa Regemuk, 2). bagaimana upaya konservasi mangrove di
kawasan 1800 konservasi mangrove desa regemuk. Metode penelitian yang digukan
adalah metode kualitatif deskritip dengan teknik pengumpulan data adalah dengan
observasi wawancara dan studi pustaka.
Kata kunci : konservasi, mangrove, desa regemuk

Abstrack
Conservation is defined as an effort to manage natural resources wisely by referring to
the principles of conservation or in other words efforts to preserve the environment but
still paying attention to the benefits that can be obtained at that time by maintaining the
existence of each component of the environment for future use. The purpose of this study
is to 1). knowing the factors causing mangrove tree damage in the 1800 mangrove
conservation area of Regemuk Village, 2). How are mangrove conservation efforts in the
1800 area of mangrove conservation in Regemuk Village. The research method used is a
descriptive qualitative method with data collection techniques is by observation of
interviews and literature studies.
Keywords: conservation, mangroves, regemuk village

Pendahuluan mempunyai beberapa fungsi antara lain


Hutan mangrove merupakan salah sebagai pelindung pantai dari abrasi
satu tipe hutan yang banyak tumbuh tempat berkembangnya biota laut tertentu
sepanjang pantai daerah tropis dan dan sebagai sumber penghasilan

1| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

masyarakat pesisir (Ghufran, 2012). terlihat adanya pendegradasian ekosistem


Sebagian daerah tersebut ditumbuhi hutan mangrove akibat penebangan mangrove
mangrove dengan lebar beberapa meter yang dilakukan secara berlebihan.
sampai beberapa kilometer. Hutan
Beberapa tahun terakhir ini,
mangrove secara umum merupakan
ekosistem hutan mangrove dijadikan
komunitas vegetasi pantai tropis, yang
sasaran manusia untuk dijadikan berbagai
didominasi oleh beberapa jenis pohon
macam aktivitas, baik itu secara langsung
yang mampu tumbuh dan berkembang di
maupun tidak langsung. Eksploitasi yang
daerah pasang surut pantai berlumpur
berlebihan terhadap hutan mangrove yang
(Sunarto, 2008 dalam Ghufran 2012).
dilakukan untuk keperluan kayu bakar,
Hutan mangrove rentan terhadap kertas, arang maupun yang diperuntukkan
kerusakan jika lingkungan tidak sebagai lahan pertanian, pertambakan,
seimbang. Bahkan rusaknya mangrove penambangan dan pemukiman..
bukan saja di akibatkan oleh proses alami, Berdasarkan Undang-undang Nomor 40
tetapi juga akibat adanya aktivitas tahun 1990 tentang kehutanan bahwa
manusia. Hal ini menyebabkan ekosistem sumberdaya alam merupakan segala
hutan mangrove mengalami degradasi, sesuatu yang digunakan untuk memenuhi
dan secara langsung kehilangan fungsinya kebutuhan dan kesejahteraan manusia,
sebagai tempat mencari makan bagi namun dalam pemanfaatannya harus
bermacam ikan dan udang yang bernilai dilakukan dengan bijaksana dan
tinggi, dan tempat perlindungan bagi memikirkan dampak jangka panjang agar
makhluk hidup lain di perairan pantai sumberdaya alam tersebut dapat
sekitarnya. Hutan mangrove memiliki digunakan pada waktu yang akan datang.
peranan cukup penting bagi ekosistem
Keberadaan kawasan mangrove Bagi
sekitarnya, seperti pelindung, stabilisator
masyarakat pesisir pada umumnya dan
garis pantai, tempat utama perputaran
masyarakat Desa Regemuk khusunya,
nitrogen dan sulfur, pengumpul lumpur,
bukan hanya berfungsi sebagai kawasan
pembentuk lahan, tempat habitat alami
hijau saja, tetapi menyangkut kehidupan
satwa liar, daerah asuhan biota akuatik
sosial ekonomi masyarakat. Kawasan
tertentu.
mangrove merupakan tempat bagi
Lahan yang digunakan untuk masyarakat untuk mencari sumber-
berbagai kegiatan manusia seperti sumber dalam upaya pemenuhan
pemukiman, tambak ikan, lahan pertanian, kebutuhan hidup. Kerusakan hutan
bahkan sebagai tempat pembuangan mangrove ini harus segera dihentikan dan
sampah (Sri, 2009). Ekosistem mangrove semua pihak menanggulangi kerusakan ini
salah satu ekosistem wilayah pesisir dan dengan melakukan upaya pelestarian
lautan sangat potensial bagi kesejahteraan kawasan hutan mangrove. Upaya
masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, pelestarian tersebut dapat dilakukan
dan lingkungan hidup. Namun semakin dengan kegiatan penanaman jenis pohon
hari semakin kritis ketersediannya di di area hutan yang dapat dikelola secara
beberapa daerah pesisir di Indonesia sudah

2| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

lestari dan lebih bermanfaat sesuai dengan Populasi dan Sampel


fungsinya.
Populasi penelitian merupakan
Berdasarkan permasalahan- keseluruhan objek penelitian yang
permasalahan di atas maka penulis tertarik menyangkut permasalahan yang dijadikan
melakukan penelitian ” Upaya Konservasi sebagai sumber data yang diharapkan
Ekowisata 1800 Mangrove Di Desa mampu memberikan data-data yang
Regemuk, Kecamatan Pantai Labu, dibutuhkan dalam penelitian. Adapun
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera yang menjadi populasi dalam penelitian
Utara”. ini masyarakat yang ada di kawasan
konservasi 1800 pohon Mangrove pantai
Lokasi dan Waktu Penelitian
labu, kabupaten Deli serdang, Sumatera
Utara.. Sedangkan sampel penelitian
adalah bagian dari populasi yang diambil
untuk mewakili populasi dari sampel.
Dalam penelitian ini dengan melakukan
wawancara terhadap masyarakat yang
menjaga lokasi pengeloaan bibit pohon
mangrove yang berada di sekitar kawasan
konservasi 1800 pohon Mangrove pantai
labu, kabupaten Deli serdang, Sumatera
Utara.
Penelitian ini dilaksanakan pada hari
Jumat, 26 September 2022 pukul 13.00 – Teknik Pengumpulan Data
selesai. Observasi dilaksanakan di Teknik pengumpulan data yang
kawasan konservasi 1800 pohon digunakan dalam melaksanakan penelitian
Mangrove pantai labu, kecamatan pantai dengan menerapkan teknik:
labu, kabupaten Deli serdang, Sumatera 1. Survei dan Observasi
Utara. 2. Wawancara
Metode Penelitian 3. Studi Pustaka
Metode penelitian yang digunakan
Teknik Analisis Data
dalam penelitian ini adalah metode
Teknik analisis data dalam penelitian
penelitian kualitatif. Menurut wolfe
dilakukan dengan melakukan pengolahan
(2017) mengatakan bahwa penelitian
data yang telah dikumpulkan. Kemudian
kualitatif adalah suatu cara yang dapat
dilakukan anaisis data dengan mencari
digunakan dalam menjawab masalah
data yang dicari melalui internet
penelitian agar berkaitan dengan data
.selanjutnya adalah penarikan kesimpulan
berupa narasi yang bersumber dari
dari kegiatan penelitian . Analisis data
aktivitas wawancara, pengamatan,
merupakan kegiatan yang berisi langkah
pengalian dokumen.
persiapan , tabulasi dan penerapan data
sesuai dengan pendekatan penelitian.

3| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Hasil dan pembahasan Desa Regemuk merupakan daerah


dataran rendah yaitu dengan ketinggian 0-
Letak, Luas, dan Keadaan Desa
8 dpl yang berbatasan langsung dengan
Regemuk
selat malaka yang beriklim tropis degan 2
Desa Regemuk merupakan salah satu
musim yaitu musim hujan dan musim
desa yang berada di Kecamatan Pantai
kemarau dengan suhu berkisar 250C
Labu Kabupaten Deli Serdang. Desa ini
sampai dengan 340C.
terdiri dari 4 (empat) dusun yang dipimpin
oleh seorang Kepala Desa. Jumlah Keadaan Fisik
penduduknya pada tahun 2016 sekitar Kecamatan Pantai Labu merupakan
2.585 jiwa, dengan jumlah rumah tangga salah satu dari 22 kecamatan yang ada di
sebesar 598 KK dengan rata-rata jiwa per wilayah administrasi Kabupaten Deli
rumah tangga adalah 4,32. Mata Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Salah
pencaharian penduduknya sangat variatif satu desa pesisir yang berada di
seperti nelayan, berternak, petani, kecamatan ini adalah Desa Rugemuk.
pedagang, wirausaha dan pegawai negeri Desa Regemuk merupakan salah satu desa
sipil. Dari segi pemukiman dan tata guna dari 17 desa dan 2 kelurahan yang ada di
lahan sebagian besar pendudukanya Kecamatan Pantai Labu yang terletak di
berada di pesisir pantai. Jenis penggunaan pesisir pantai utara Provinsi Sumatera
lahan di desa ini terdiri atas pemukiman, Utara dengan panjang pantai 2 km dengan
kawasan lindung, lahan pertanian dan luas hutan mangrove berkisar 7 Ha.
fasilitas umum. Sebagai desa pesisir di garis pantai
utara Sumatera Utara, Desa Rugemuk
Secara administrasi Desa Regemuk
memiliki wilayah pesisir berupa
berada pada Kecamatan Pantai Labu yang
hamparan lumpur yang didominasi
terletak pada posisi 2057’ – 3016’ LU dan
oleh vegetasi mangrove seperti bakau
98ᴼ37’-99ᴼ27’BT. Desa ini memiliki
(Rhizopora mucronata), api - api
ketinggian tanah sekitar 3 meter dari
(Avicenia alba), dan beberapa jenis
permukaan laut dengan rata-rata curah
mangrove lainnya. Secara ekologis
hujan sekitar 100 mm pertahun. (Badan
mangrove mempunyai fungsi, sebagai
Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang,
penyedia nutrisi bagi biota perairan
2020). Desa Regemuk memiliki luas
seperti ikan dan udang, tempat
wilayah ± 590 ha dengan batas wilayah
pemijahan (spawning ground) tempat
sebagai berikut:
mencari makan (feeding ground) dan
• Sebelah Utara berbatasan dengan tempat berkembang biak (nursery
Selat Malaka ground) bagi berbagai macam jenis
• Sebelah Selatan dengan Desa biota air, tempat bersarangnya bebagai
Pematang Biara jenis burung dan lain - lain.
• Sebelah Timur dengan Desa Pantai Mangrove juga mempunyai fungsi
Labu Baru fisik, yaitu menjaga garis pantai dan
• Sebelah Barat dengan Bagan tebing sungai agar tetap stabil, melindungi
Serdang pantai dari erosi laut (abrasi),

4| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

mengendalikan intrusi air laut, sebagai desa wisata mangrove. Potensi


mempercepat perluasan lahan, pengolah hutan mangrove yang terawat baik
bahan limbah organik, penahan amukan menjadi potensi wisata utama yang khas
angin topan dan tsunami dan lain - lain. yang berbeda dibandingkan dengan desa
Selain kedua fungsi di atas hutan pantai lainnya. Selain itu letak geografis
mangrove juga mempunyai fungsi yang paling dekat dengan Kota Medan,
ekonomi, yaitu sebagai penghasil kayu yakni berbatasan dengan bandara
sebagai sumber bahan bakar (arang, kayu kebanggaan masyarakat Sumatera Utara
bakar), bahan bangunan (balok, atap yakni Kuala Namu menambah nilai lebih
rumah, tikar), obat - obatan, minuman desa ini untuk dikembangkan menjadi
serta makanan, tannin dan lain - lain, desa ekowisata.
pertambakan, tempat pembuatan garam,
Faktor Penyebab Rusaknya Hutan
bahan bangunan dan lain - lain.
Mangrove
Keadaan Sosial Ekonomi Kondisi hutan mangrove sampai saat
Kondisi sosial ekonomi masyarakat ini masih mengalami tekanan-tekanan
Desa Regemuk pada umumnya tergolong akibat pemanfaatannya dan
miskin. Seperti halnya kebanyakan desa pengelolaannya yang kurang
pesisir lainnya di Sumatera Utara, memperhatikan aspek kelestarian.
masyarakat umumnya memiliki mata Tuntutan pembangunan yang lebih
pencaharian sebagai nelayan. Hanya menekankan pada tujuan ekonomi dengan
sebagian kecil warga masyarakat desa mengutamakan infrastruktur fisik seperti
ini yang berprofesi sebagai pedagang, konversi hutan mangrove telah terbukti
pekerja, dll. menjadi faktor penyebab kerusakan
ekosistem mangrove dan degradasi
Tingginya tingkat kemiskinan di
lingkungan pantai. Kondisi seperti ini
desa ini disebabkan oleh beberapa
diperberat dengan terjadinya pencemaran
faktor, antara lain : (1) Pendapatan
air sungai atau air laut dan eksploitasi
masyarakat, khususnya nelayan
sumber daya laut yang tidak ramah
bergantung pada kondisi alam, (2)
lingkungan, sehingga kualitas lingkungan
Diversifikasi sumber mata pencaharian
pantai saat ini berada dalam kondisi yang
hampir tidak ada, (3) Penanganan pasca
mengkhwatirkan. Kerusakan ekosistem
tangkap pada masyarakat nelayan sangat
mangrove umumnya disebabkan oleh
rendah (4) Masa panceklik yang selalu
faktor lingkungan fisik dan faktor sosial
dan pasti datang setiap tahun (5)
ekonomi masyarakat (Toknok, dkk 2014).
Kurangnya pemberdayaan masyarakat
dalam program wirausaha berdasarkan Hasil pengamatan dan wawancara di
potensi desa. Penanganan peningkatan lapangan, kondisi hutan mangrove di Desa
perekonomian warga desa sangat terkait Regemuk telah banyak mengalami
dengan potensi wilayah. Sebagai salah kerusakan. Salah satu penyebab utama
satu desa pantai yang terletak paling adalah perubahan garis pantai akibat
dekat dengan ibukota provinsi, desa ini abrasi yang kuat dari pantai. Faktor sosial
sangat potensial untuk dikembangkan ekonomi masyarakat menjadi faktor

5| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

dominan yang menyebabkan kerusakan penanaman ulang tanaman mangrove, (3)


hutan mangrove. Kawasan hutan yang Perlindungan Hutan Mangrove, (4)
banyak mengalami tekanan dari aktivitas Rehabilitasi Mangrove. Upaya tersebut
manusia seperti konversi hutan menjadi dilakukan atas himbauan sekaligus
lahan tambak dan pemukiman. Disamping inisiatif masyarakat untuk membangun
itu, jarak hutan mangrove dengan lokasi kembali ekowisata kawasan konservasi
lahan usaha dan mata pencaharian utama 1800 mangrove yang terletak di Desa
juga sangat dekat yaitu <0,5 km dari hutan Regemuk.
mangrove menjadi penyebab kerusakan
1) Pembibitan Tanaman Mangrove
hutan mangrove. Karena banyaknya alih
fungsi hutan mangrove, terutama untuk Salah satu upaya yang dilakukan
perluasan tambak dan pemukiman, telah dalam upaya konservasi mangrove yaitu
mengakibatkan luas dan penyebarannya dengan melakukan pembibitan tanaman
semakin menyusut. Akibatnya banyak mangrove. Pembibitan ini adalah
menimbulkan kerugian sosial dan penanaman bibit di lahan pembibitan
ekonomi masyarakatnya, hilangnya mangrove dengan bibit yang didapatkan
fungsi-fungsi ekologi penting bagi dari hasil budidaya sendiri. Meskipun
perlindungan manusia dan pembangunan pada umumnya tanaman mangrove
di wilayah pesisir. normal dapat menghasilkan bibit sendiri
dari pohon induknya. Namun, proses ini
Upaya Konservasi Mangrove
akan membutuhkan waktu jika
Berdasarkan hasil observasi
menunggu bibit dari pohon induk
lapangan di kawasan konservasi 1800
muncul secara alami. Oleh karena itu
mangrove di Kecamatan Pantai labu,
upaya pembibitan dengan bibit yang
Kabupaten Serdang bedagai menunjukkan
sudah ditanam sebelumnya akan
perubahan fisik yang mengarah pada
membantu mempercepat proses
kerusakan hutan dan ekosistem mangrove
regenerasi tanaman mangrove.
yang disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya iala Upaya pembibitan tanaman
mangrobe tidak hanya untuk mencapai
Akibat kerusakan tersebut, ekowisata
tujuan mempertahankan
dengan nama ‘kawasan konservasi 1800
keberlangsungan mangrove di kawasan
mangrove’ ini sepi pengunjung bahkan
ini, tetapi juga sebagai peluang usaha
sudah tidak berjalan lagi layaknya
bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan
ekowisata pada umumnya. Hal tersebut
wawancara dengan Pak Heriko
bisa di lihat dari prasarana yang terlantar
Simanjuntak selaku pemilik pembibitan
dan pembangunan yang tidak dilanjutkan
mangrove dan beberapa masyarakat
lagi.
yang ikut ambil bagian dalam upaya
Oleh karena itu, dengan situasi konservasi mangrove, pembibitan ini
demikian dilakukanlah upaya konservasi tidak hanya diperuntukkan untuk
mangrove melalui beberapa realisasi; (1) kebutuhan dan kebaikan kawasan
pembibitan tanaman mangrove, (2) ekowisata 1800 mangrove.

6| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Akan tetapi, pembibtan ini


dimanfaatkan sebagai peluang usaha
bagi masyarakat, hasil dari pembibitan
ini telah terjual hingga ke pulau Jawa
beberapa waktu lalu. Penjualan tersebut
mencapai 15000 bibit mangrove
berumum 4 bulan yang dihargai dengan
Rp. 1.500.00.
Pemilik bibit tanaman mangrove
tersebut membibit 3 jenis mangrove Klasifikasi tumbuhan bakau
diantaranya sebagai berikut: Rhizophora apiculata adalah sebagai
Rhizophora apiculata (Bakau minyak/ berikut:
bakau merah) • Kingdom : Plantae
Rhizophora merupakan sering • Divisi : Magnoliophyta
disebut sebagai tumbuhan pionir atau • Kelas : Magnoliopsida
tergolong sebagai tumbuhan penyusun • Ordo : Myrtales
terdepan pesisir dan sepanjang waktu • Famili : Rhizophoraceae
digenangi oleh perairan sungai atau laut • Genus : Rhizophora
(Tihurua, Liani & Rahhmawati, 2020). • Spesies : Rhizophora apiculata
Rhizophora apiculata merupakan yang
lebih menonjol pada daerah pasang surut Nama setempat: Bakau minyak,
dengan morfologi akar tunjang yang bakau tandok, bakau akik, bakau puteh,
banyak menyusuri permukaan tanah bakau kacang, bakau leutik, akik, bangka
untuk mempertahankan pondasi pohon minyak, donggo akit, jankar, abat, parai,
beridri tegak dalam substrat berlumpur. mangi-mangi, slengkreng, tinjang, wako.
Menurut Tumangger & Fitriani, (2019) Pohon dengan ketinggian mencapai
Rhizophora diadaptasikan dengan tipe 30m dengan diameter batang mencapai
perakaran tunjang percabangan lebih 50cm. Memiliki perakaran yang khas
dari dua, fungsinya untuk mendirikan hingga mencapai ketinggian 5 meter, dan
pohon dengan kuat dan meredahkan kadang-kadang memiliki akar udara
bilamana terjadi hempasan badai angin yang keluar dari cabang. Kulit kayu
laut dan deras ombak menuju daratan. berwarna abu-abu tua dan berubah-ubah.
Reproduksi Rhizophora umumnya Daun: Berkulit, warna hijau tua
bersifat reproduksi vivipari, yaitu dengan hijau muda pada bagian tengah
kondisi biji mampu berkecambah ketika dan kemerahan di bagian bawah. Gagang
buah masih melekat pada pokok daun panjangnya 17-35mm dan
induknya, dan tidak tertutup atau keluar warnanya kemerahan. Unit & Letak:
dari kulit biji. sederhana & berlawanan. Bentuk: elips
menyempit. Ujung: meruncing. Ukuran:
7-19 x 3,5-8cm.

7| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Bunga: Biseksual, kepala bunga Kulit kayu berisi hingga 30% tanin (per
kekuningan yang terletak pada gagang sen berat kering). Cabang akar dapat
berukuran <14 mm. Letak: Di ketiak digunakan sebagai jangkar dengan
daun. Formasi: kelompok (2 bunga per diberati batu. Di Jawa acapkali ditanam
kelompok). Daun mahkota: 4; kuning- di pinggiran tambak untuk melindungi
putih, tidak ada rambut, panjangnya 9-11 pematang. Sering digunakan sebagai
mm. Kelopak bunga: 4; kuning tanaman penghijauan (Noor, 2012).
kecoklatan, melengkung. Benang sari:
Rhizophora mucronata (Bakau bangka)
11-12; tak bertangkai.
Buah: Buah kasar berbentuk bulat
memanjang hingga seperti buah pir,
warna coklat, panjang 2-3,5cm, berisi
satu biji fertil. Hipokotil silindris,
berbintil, berwarna hijau jingga. Leher
kotilodon berwarna merah jika sudah
matang. Ukuran: Hipokotil panjang 18-
38 cm dan diameter 1-2cm.
Ekologi: Tumbuh pada tanah
berlumpur, halus, dalam dan tergenang
pada saat pasang normal. Tidak
menyukai substrat yang lebih keras yang
bercampur dengan pasir. Tingkat
dominasi dapat mencapai 90% dari Klasifikasi tumbuhan bakau
vegetasi yang tumbuh disuatu lokasi. (Rhizophora mucronata) adalah sebagai
Menyukai perairan pasang surut yang berikut:
memiliki pengaruh masukanair tawar • Kingdom : Plantae
yang kuat secara permanen. abnormal
• Kelas : Magnoliopsida
karena gangguan kumbang yang
• Ordo : Mytales
menyerang ujung akar. Kepiting dapat
• Famili : Rhizophoraceae
juga menghambat pertumbuhan mereka
• Genus : Rizhophora
karena mengganggu kulit akar anakan.
• Spesies : Rizhophora
Tumbuh lambat, tetapi perbungaan
mucronata Lamk.
terdapat sepanjang tahun.
Perawakaan: pohon, tinggi dapat
Penyebaran: Sri Lanka, seluruh
mencapai 20m, kulit batang kasar,
Malaysia dan Indonesia hingga Australia
berwarna abu-abu kehitaman.
Tropis dan Kepulauan Pasifik.
Kelimpahan : Melimpah di Indonesia, Daun: bentuk elip sampai bulat
tersebar jarang di Australia. panjang, ukuran 10- 16cm, ujung
meruncing dengan duri (mucronatus),
Manfaat: Kayu dimanfaatkan untuk
permukaan bawah tulang daun berwarna
bahan bangunan, kayu bakar dan arang.

8| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

kehijauan, berbintik bintik hitam tidak • Species : Rhizophora stylosa.


merata.
Rhizophora stylosa memiliki nama
Karangan bunga: tersusun atas 4-8 setempat : Bakau, bako-kurap, slindur,
bunga tunggal, kelopak 4, warna kuning tongke besar, wako, bangko. Deskripsi
gading, mahkota 4, berambut pada umumnya yaitu: pohon dengan satu atau
bagian pinggir dan belakang, benang sari banyak batang, tinggi hingga 10m. kulit
8. tangkai putik panjang 1–2mm dengan kayu halus, bercelah, berwarna abu-abu
ujung berbelah dua. hingga hitam. Memiliki akar tunjang
dengan panjang hingga 3m, dan akar
Buah: bentuk mirip jambu air,
udara yang tumbuh dari cabang bawah.
ukuran 2- 2,3cm, warna hijau
Daun berkulit, berbintik teratur di
kekuningan, hipokotil silindris
lapisan bawah. Gagang daun berwarna
berdiameter 2-2,5 cm, panjang dapat
hijau, panjang gagang 1-3,5cm, dengan
mencapai 90 cm, dengan permukaan
pinak daun panjang 4-6cm (Noor, et al.,
berbintik-bintik, warna hijau
1999). Unit dan letak: sederhana dan
kekuningan.
berlawanan.
Akar:tunjang.
Bentuk: elips melebar. Ujung daun
Habitat: tanah berlumpur dalam dan meruncing, gagang kepala bunga seperti
sedikit berpasir (Ashton, 1988) cagak, biseksual, masing-masing
menempel pada gagang individu yang
Rhizophora Stylosa (Bakau Hijau)
panjangnya 2,5-5cm. Letak bunga di
ketiak daun. Formasi bunga kelompok
(8-16 bunga per kelompok). Daun
mahkota ada 4; putih, ada rambut.
Kelopak bunga: 4; kuning hijau,
panjangnya 13-19mm. Benang sari ada
8; dan sebuah tangkai putik, panjang 4-6
mm.
Buah: Panjangnya 2,5-4cm,
berbentuk buah pir, berwarna coklat,
berisi 1 biji fertil, Hipokotil silindris,
Klasifikasi tumbuhan bakau
berbintil agak halus. Leher kotilodon
(Rhizophora stylosa) adalah sebagai
kuning kehijauan ketika matang. Ukuran
berikut:
hipokotil: panjang 20-35cm (kadang
• Kingdom : Plantae sampai 50cm) dan diameter 1,5-2,0cm
• Divisi : Magnoliophyta (Noor, et al., 1999).
• Kelas : Magnoliopsida
• Ordo : Malpighiales
• Family : Rhizophoraceae
• Genus : Rhizophora

9| Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

2) Penanaman Ulang Tanaman keadaan pasang surut, musim, ombak,


Mangrove dan kesesuaian jenis tanaman dengan
lingkungannya. Selain faktor fisik,
Setelah proses pembibitan yang
terdapat faktor lain yang turut
cukup lama  4 bulan lamanya, langkah
menentukan keberhasilan penanaman
selanjutnya yaitu penanaman bibit
mangrove, yaitu keterlibatan
tersebut di kawasan ekowisata. Kegiatan
masyarakat. Dengan demikian,
ini membutuhkan peran serta dari
masyarakat merasa memiliki mangrove
manusia yang sangat besar. Karena,
dan berkeinginan untuk menjaga dan
manusia merupakan salah satu faktor
memelihara tanaman mangrove.
utama yang berhadapan langsung
dengan berbagai kerusakan kawasan Semakin banyak pohon mangrove
hutan mangrove. yang ditanam akan memberikan manfaat
yang beragam pula bagi makhluk hidup
Dengan upaya penanaman ulang ini,
di sekitarnya. Ketika masyarakat
akan memungkinkan untuk menjaga dan
melakukan penanaman mangrove di
melestarikan kawasan tersebut.
suatu kawasan, maka besar
Penanaman mangrove sebaiknya
kemungkinan setelah itu pada wilayah
melibatkan masyarakat. Penanaman
tersebut akan menjadi sebuah habitat
mangrove dapat dilakukan dengan 2
baru sebagai tempat hidup dan proses
(dua) cara yaitu cara penanaman
berkembang biak berbagai biota laut
langsung buah mangrove (propagul) dan
seperti udang, kepiting, serta ikan – ikan.
melalui persemaian bibit. Tingkat
Kemudian, di dalam ekosistem
kelulusan hidup penanaman langsung
mangrove tersebut akan terjadinya
relatif rendah yaitu sekitar 20 - 30 %, hal
pertumbuhan serta adanya proses rantai
ini disebabkan pengaruh predator dan
makanan pada biota yang terdapat di
pengaruh arus waktu pasang surut,
zona tersebut.
dengan cara persemaian dan pembibitan
tingkat kelulusan hidup relatif tinggi Langkah besar inilah yang
sekitar 60 - 80 %. diharapkan oleh pihak pengelola
ekowisata dan masyarakat agar kawasan
Modelnya dapat masyarakat terlibat
konservasi 1800 mangrove eksis lagi di
dalam pembibitan, penanaman dan
dunia pariwisata seperti beberapat tahun
pemeliharaan serta pemanfaatan hutan
yang lalu.
mangrove berbasis konservasi. Model ini
memberikan keuntungan kepada Penanaman pohon mangrove sangat
masyarakat antara lain terbukanya di anjurkan bagi masyarakat desa
peluang kerja sehingga terjadi Regemuk sebagai bentuk partisipasi
peningkatan pendapatan masyarakat. masyarakat mendukung kembalinya
Sebelum menanam mangrove, harus ekowisata tersebut, namun harus tetap
diperhatikan beberapa faktor fisik memperhatikan posisi tanam yang baik
penunjang keberhasilan penanaman dan efektif untuk keberlangsungan
mangrove. Faktor fisik tersebut, yaitu hidupnya.Penanaman kembali pohon

10 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

mangrove memberikan banyak manfaat mendukung secara tidak langsung proses


yang baik bagi lingkungan, alam, serta rehabilitasi pohon mangrove di desa
manusia. Regemuk yaitu dengan mengedukasi
masyarakat akan keberadaan hutan
Dengan adanya siklus rantai
mangrove. Upaya ini dilaksanakan oleh
makanan tersebut akan berpengaruh
pemerinatahan desa dengan
pada keseimbangan dan kestabilan
mengamanahkan kepada seluruh kepala
ekosistem di kawasan tersebut. Maka
dusun Desa Regemuk untuk
akan memberikan hasil yang optimal
mengingatkan warganya sekaligus
pada populasi ikan dalam meningkatkan
pemantauan terhadap warga yang
potensi pertambahan kapasitas jumlah
menganggu atau merusakan
ikan – ikan yang ada. Sehingga
keberlangsungan rehabilitasi mangrove.
masyarakat pesisir di sekitar zona
Ketentuan ini telah berlaku sejak
tersebut dapat memanfaatkan potensi
pertengahan tahun 2021 lalu, apabila
sumber daya alam sebagai kebutuhan
pohon mangrove sengaja atau tidak
sehari – hari. Selain itu, para nelayan
sengaja tumbuh pada lahan/ tanah
juga dapat mengoptimalkan kawasan
penduduk yang difungsikan untuk
tersebut menjadi sarana untuk
kepentingan ekonomi maka hanya
menangkap ikan yang tidak terlalu jauh
dengan alasan tersebut pohon mangrove
dari pesisir dan dapat dijangkau dengan.
dapat di tebang/ di cabut.
Perahu kecil yang dimiliki nelayan kecil.
Nelayan terlindung dari ancaman
gelombang tinggi saat menangkap ikan. 4) Restorasi Hutan Mangrove

3) Perlindungan Hutan Mangrove Diperlukan program penyadaran


dini bagi masyarakat yang hidup di
Menurut Setiawan dkk. (2017)
sekitar hutan mangrove, berupa
bahwa perlindungan dapat dilakukan
pendidikan konservasi dan lingkungan
dengan membut struktur organisasi
yang dintegrasikan kedalam kurikulum.
tugasnya untuk menghimbau komunitas-
komunitas yang ada untuk tidak merusak Beberapa kegiatan rehabilitasi
hutan mangrove dan untuk tidak mangrove berguna untuk:
memasuki kawasan hutan mangrove
• meningkatkan akses informasi
dengan tujuan merusak. Hakikatnya
kepada masyarakat tentang
perlindungan tidak hanya melarang
pentingnya rehabilitasi mangrove
tetapi perlindungan termasuk dalam
karena peranannya sangat besar
katergori pencinta lingkungan publik
bagidaerah pesisir,
yaitu penduduk berupaya memperbaiki
• melakukan training dalam usaha
kondisi lingkungan secara langsung
penanaman mangrove,
melalui pindakan dan perilaku (Laila,
2014). • mengadakan pelatihan menyangkut
pengusahaan bibit mangrove guna
Upaya yang dilakukan oleh rehabilitasi, terhadap lahan yang
PEMDES (Pemerintahan Desa) dalam telah mengalami kerusakan.

11 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

Restorasi terhadap hutan mangrove wilayah mana yang harus tetap dibiarkan
yang telah terdegradasi tidak mudah sebagai hutan mangrove.
dilakukan, karena disamping
Perluasan kawasan hutan mangrove
membutuhkan biaya yang besar dan
tersebut juga bisa dilakukan dengan
tenaga, juga dibutuhkan waktu yang
melakukan reboisasi atau penanaman
lama. Mukherjee et al. (2014) membagi
kembali kawasan hutan mangrove yang
restorasi hutan mangrove berdasarkan
sebelumnya gundul. Dengan begitu
waktu, yaitu jangka panjang (>20 tahun)
kawasan hutan mangrove akan kembali
dan jangka pendek (20 tahun). Hasil
sebagaimana seharusnya.
yang diperoleh dari penelitian ini bahwa
degradasi akibat kegiatan pembangunan Kegiatan pengabdian masyarakat
oleh manusia, baik di negara maju diperlukan dalam upaya mengembalikan
(Highly Developed Countries) maupun eksistensi dari ekowisata 1800 pohon
negara berkembang (Less Developed mangrove Desa Regemuk ini seperti apa
Countries), merupakan kerusakan utama yang telah dilaksanakan pada saat survei
yang membutuhkan waktu restorasi >20 untuk pembentukan wisata ini. Kegiatan
tahun. tersebut melibatkan masyarakat desa
sasaran berikut tokoh masyarakat dan
Penanganan abrasi yang cocok di
kepala desa dan aparat desa. Kegiatan
ekowisata 1800 mangrove ini yaitu
selanjutnya adalah survei dan peninjauan
restorasi hutan mangrove dan
Kawasan pantai yang akan
membangun struktur pelindung pantai.
dikembangkan menjadi Kawasan wisata
Dalam pengendalian abrasi ini
hutan mangrove di Desa Regemuk
restorasi mangrove ini diharapkan
Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
dapat memperkecil hempasan
Serdang.
gelombang dan menncegah abrasi.
yang berfungsi perangkap sedimen, 6) Memberikan edukasi pentingnya
teknologi ini bernama Hybrid hutan mangrove kepada masyarakat
Engineering (HE). Teknologi ini juga
Sudah tidak diragukan lagi jika
dapat mendukung keberhasilan
manusia adalah faktor mayoritas
restorasi mangrove.
penyebab kerusakan hutan mangrove.
Memberikan edukasi tentang
5) Pengelolaan tata ruang untuk pentingnya fungsi hutan mangrove akan
perluasan kawasan hutan membantu dalam upaya melestarikan
keberadaan hutan mangrove.
Upaya perluasan kawasan hutan
mangrove dilakukan dengan melakukan Dengan edukasi lebih dalam tentang
perbaikan tata kelola di kawasan pesisir hutan mangrove kepada masyarakat
pantai. Tata kelola ini termasuk diharapkan bisa menumbuhkan
pengelolaan kawasan mana yang bisa kesadaran dalam diri masyarakat tentang
dijadikan sebagai kawasan wisata dan fungsi pentingnya hutan mangrove.
Dengan begitu diharapkan masyarakat

12 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

juga akan berpartisipasi dan berperan terbentuknya ekowisata ini. Dalam hal
aktif dalam upaya pelestarian ini. ini pemerintah melalui instansi-instansi
terkait telah menyelenggarakan berbagai
Partisipasi merupakan keterlibatan
penyuluhan kepada masyarakat. Salah
atau ikutsertaan pada pengambilan
satunya adalah dalam bentuk bina
bagian dalam sebuah diskusi yang
masyarakat sadar wisata. Dengan
dilakukan dengan aktif dan sengaja
terbinanya masyarakat yang sadar wisata
(Rizal dan Rahayu 2012; Suprayitno et al
akan berdampak positif karena mereka
2012). Peningkatan partisipasi
akan memperoleh keuntungan dari
masyarakat juga berguna dalam
wisatawan yang membelanjakan
pengelolaan mangrove yang
uangnya. Para wisatawan akan untung
berkelanjutan. Pengelolaan mangrove
karena mendapat pelayanan yang
yang dilakukan oleh masyarakat
memadai dan juga mendapatkan
berbeda-beda disetiap wilayah sesuai
berbagai kemudahan dalam memenuhi
dengan kondisi daerah dan
kebutuhannya.Tim pelaksana kegiatan
masyarakatnya. Masyarakat merupakan
pengabdian kepada masyarakat telah
faktor penentu dalam menjalankan dan
melaksanakan kegiatan ceramah dan
partisipasi pada pengelolaan hutan
praktek pemeliharaan fasilitas penunjang
mangrove secara lestari.
wisata di pantai Desa Regemuk
Mangrove memiliki peran penting Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli
baik dari segi ekologis maupun Serdang.
ekonomis (Fadhila et al 2015).
Penutup
Kerusakan tanaman mangrove yang
terjadi mengakibatkan kerugian bagi Kesimpulan
masyarakat sekitar mangrove. Rusaknya
Kesimpulan yang didapat dari hasil
tanaman mangrove berdampak pada
penelitian menunjukkan bahwa :
masyarakat karena tanaman mangrove
merupakan daerah pencarian makan bagi 1. Desa Rugemuk memiliki wilayah
ikan (Febryano et al 2015). Kurangnya pesisir berupa hamparan lumpur
ketertarikan masyarakat dalam yang didominasi oleh vegetasi
pengelolaan mangrove baik secara mangrove seperti bakau (Rhizopora
pribadi maupun kelompok dengan mucronata), api - api (Avicenia alba),
anggota masyarakat lainnya dapat dan beberapa jenis mangrove lainnya.
menghambat keberlangsungan 2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat
mangrove (Qurniati et al 2017). Desa Regemuk pada umumnya
tergolong miskin, masyarakat
Perlunya mengedukasi kembali
umumnya memiliki mata pencaharian
masyarakat sekitar ekowistaa untuk
sebagai nelayan. Hanya sebagian
mengigatkan kembali tenteng
kecil warga masyarakat desa ini yang
pentingnya pelesetarian ekosistem dan
berprofesi sebagai pedagang, pekerja,
ekowista mangrove seperti yang telah
dll.
dilaksanakan pada awal mula

13 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

3. Adanya himbauan sekaligus inisiatif Secara Terpadu. 2004. PT Pradnya


masyarakat untuk membangun kembali Paramitha. Jakarta.
ekowisata kawasan konservasi 1800
Desrian Alfandi, Rommy Qurniati, &
mangrove yang terletak di Desa
Indra Gumay Febryano. (2019).
Regemuk melalui upaya konservasi
Partisipasi Masyarakat dalam
mangrove melalui beberapa realisasi;
Pengelolaan Mangrove
(1) pembibitan tanaman mangrove, (2)
(Community Participation in
penanaman ulang tanaman mangrove.
Mangrove Management). Jurnal
Saran Sylva Lestari, 7(1), 30–41.
Retrieved from
Diharapkan kepada pemerintah
https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.
daerah dan penduduk sekitar /
php/JHT/article/view/2957/2388
masyarakat setempat melakukan
Dinas Lingkungan Hidup. 2021.
reboisasi atau melestarikan kembali
Pentingnya Hutan Mangrove Bagi
ekosistem hutan mangrove yang telah
Lingkungan Hidup.
rusak dan juga merawat serta menjaga
https://dlh.bulelengkab.go.id/infor
kelestarian ekosistem hutan mangrove di
masi/detail/artikel
Kawasan 1800 Konservasi Mangrove
Desa Regemuk Kec. Pantai Labu Kab. Fadlan, Mohammad. 2011. Aktivitas
Deli Serdang Ekonomi Penduduk terhadap
Kerusakan Ekosistem Hutan
MANGROVE di Kelurahan
Daftar pustaka
Bagan Deli Kecamatan Medan
Anonim. (2020). "6 Cara Melestarikan Belawan. Medan: Universitas
Hutan Mangrove (Bakau)" Sumatera Utara.
https://www.geologinesia.com/20
Flysh Geost. (2020, March 16). 6 Cara
20/03/cara-melestarikan-hutan-
Melestarikan Hutan Mangrove
mangrove.html?m=1
(Bakau). Retrieved November 6,
Anonim. (2022). Upaya Pelestarian 2022, from Geologinesia website:
Hutan Mangrove yang Harus https://www.geologinesia.com/20
Dilakukan - IlmuGeografi.com" 20/03/cara-melestarikan-hutan-
https://ilmugeografi.com/ilmu- mangrove.html
bumi/hutan/upaya-pelestarian- Harianto, S. P. 1999. Konservasi
hutan-mangrove/amp mangrove dan potensi
pencemaran. Jurnal Manajemen &
Arief, A. 2003. Hutan Mangrove Fungsi
Kualitas Lingkungan, Volume 1
dan Manfaatnya. Kanisius.
Yogyakarta. Iqbal Muhammad. 2022. Manfaat Hutan
Dahuri, R. 2004. Pengelolaan Sumber Mangrove untuk Lingkungan dan
Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Masyarakat
Irwanto, 2008. Hutan Mangrove dan
Manfaatnya,
14 | Jurnal Geografi
vailable at http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/tgeo
e-ISSN: 2622-9528 p-ISSN: 2301-606X
Jurnal Tunas Geografi Vol. XX No. XX 20XX

http://www.irwantoshut.com/pene Sugiarti, R., Achyani, A., &


litian/hutan_Mangrove/. Muhfahroyin, M. (2020). UPAYA
PELESTARIAN HUTAN
Ni, Bau Toknok, & I Nengah Korja. MANGROVE KECAMATAN
(2018). FAKTOR PENYEBAB LABUHAN MARINGGAI
KERUSAKAN HUTAN KABUPATEN LAMPUNG
MANGROVE DI DESA TIMUR UNTUK
BURANGA KECAMATAN MENINGKATKAN FUNGSI
AMPIBABO KABUPATEN HUTAN
PARIGI MANGROVE. BIOLOVA, 1(1),
MOUTONG. ForestSains, 15(2), 25-29.
91–99. Retrieved from Suriani, Melinda. 2012. Pengelolaan
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/ind Hutan Mangrove Berbasis
ex.php/ForestScience/article/view/ Masyarakat pada Kawasan Pantai
13732/10480 Timur Sumatera Utara.
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Toknok, dkk. 2014. Nilai Manfaat Hutan
Penerbit Djambatan. Jakarta. Mangrove Di Desa Sausu Peore
Nurmala Berutu, Hidayat, A., Kecamatan Sausu Kabupaten
Hermawan Syahputra, & Meilinda Parigi Moutong. Jurnal. Jurusan
Suriani Harefa. (2012). Kehutanan Universitas
PENGOLAHAN TEPUNG IKAN TadulakoView of Development of
DARI LIMBAH IKAN DI DESA mangrove tourism area through
REGEMUK KECAMATAN making tourism umbrellas as well
PANTAI LABU KABUPATEN as private society preparation in
DELI SERDANG. JURNAL Regemuk village Pantai Labu Sub-
PENGABDIAN KEPADA Distric Deli Serdang District.
MASYARAKAT, 24(1), 510–515. (2022). Retrieved October 23,
Retrieved from 2022, from Usu.ac.id website:
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/in https://talenta.usu.ac.id/abdimas/a
dex.php/jpkm/article/view/8941/7 rticle/view/4179/2938
798 Wolfe, D. T., Hermanson, D. R., Ii, B. A.
Onrizal. 2006. Hutan mangrove: B., Diri, A. K., Diri, P. K.,
Bagaimana memanfaatkannya Chotimah, C., … Noviyani, D. I.
secara lestari?. Jurnal Manajemen (2017). PEMAPARAN METODE
dan Kualitas Lingkungan, Volume PENELITIAN KUALITATIF.
1 Educational Psychology Journal,
2(2), 65–72.
Santoso, U. 2007. Permasalahan
dan solusi pengelolaan
lingkungan hidup di Propinsi
Bengkulu. Jurnal Perhutani,
Volume 2.

15 | Jurnal Geografi

Anda mungkin juga menyukai