Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FLUIDA RESERVOIR

PENGUKURAN VISKOSITAS DENGAN REDWOOD


VISCOMETER

Nama : Andreansyah Dwi Pratama

NIM : 191910801017

Kelompok : 12

Jurusan : Teknik Perminyakan

LABORATORIUM ANALISA FLUIDA RESERVOIR

PRODI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2022
I. Judul: Pengukuran Viskositas dengan Redwood Viscometer

II. Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Mengukur viskositas minyak yang diperoleh sebagai fungsi dari waktu
pengaliran (dalam detik)
2. Menghitung Viscosity Index (VI) suatu sampel minyak.

III. Tinjauan Pustaka


3.1 Viskositas
Viskositas merupakan sifat pokok dari semua jenis fluida. Ketika fluida
mengalir, fluida tersebut memiliki hambatan dalam untuk mengalir. Viskositas
merupakan ukuran hambatan untuk mengalir. Selain itu viskositas juga dapat
diartikan sebagai sebuah gaya geser dan ukuran gaya gesek dari fluida tersebut.
Viskositas dibedakan menjadi dua jenis, yaitu viskositas dinamis dan viskositas
kinematis.

Viskositas penting dalam penentuan jenis aliran dari suatu fluida. Apabila
fluida bersifat viskos dan mengalir lewat sebuah benda padat maka akan
menciptakan boundary layer pada bagian permukaan benda yang menunjukkan
bahwa efek viskositas fluida masih ada .

Viskositas juga menunjukkan ketahanan cairan untuk mengalir. Apabila


viskositas besar maka aliran menjadi lambat. Sebaliknya, saat viskositasnya kecil,
cairan akan mengalir dengan mudah. Besarnya dipengaruhi oleh gaya tarik, jumlah
dan ukuran dari molekul. Koefisien viskositas dari fluida dilambangkan dengan η.
Koefisien tersebut menunjukkan perbandingan antara tegangan luncur dan kecepatan
perubahan dari regangan luncurnya. Dengan demikian, viskositas dipengaruhi suhu.
Suhu berbanding terbalik dengan viskositas. Saat suhu naik, efeknya adalah
viskositas akan berkurang. Sebaliknya, saat terjadi penurunan suhu maka viskositas
menjadi bertambah. Koefisien zat cair yang tidak kental adalah nol. Sedangkan,
apabila zat cair itu kental dan menempel dengan dinding maka kecepatan yang
dimiliki akan sama dengan dinding yang ditempeli. Cairan antar dinding bergerak
sampai ke V dengan kecepatan yang akan berubah secara linier. Alirannya disebut
laminer. Aliran laminer merupakan aliran zat cair yang tidak cepat karena wujudnya
kental. Viskositas dapat dijumpai baik pada gas maupun zat cair. Pada zat cair,
biasanya lebih kental daripada gas. Viskositas gas timbul akibat tumbukan-tumbukan
dari molekul. Viskositas pada umumnya diukur dengan alat bernama viskosimeter.
Model dari viskometer bermacam-macam, ada viskometer bola jatuh yang prinsipnya
menggunakan hukum Stokes. Kemudian, viskometer tabung atau pipa kapiler yang
mana prinsipnya didasarkan atas tekanan pada aliran pipa serta sistem rotasi
(Munson, 2003:3).

3.2 Viskometer Redwood


Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskometer. Terdapat
banyak sekali tipe viskometer, mulai dari viskometer konvensional sampai
viskometer digital. Viskometer yang digunakan dalam penelitian ini merupakan salah
satu jenis viskometer berlubang, yaitu Viskometer Redwood.

Terdapat dua jenis, yaitu Viskometer Redwood no.1 dan Viskometer Redwood
no.2. No.1 digunakan untuk menentukan viskositas dari minyak pelumas encer
dengan diameter jet atau lubang 1.62 mm dan panjangnya 10 mm. Viskometer no.2
digunakan untuk menentukan minyak pelumas kental dengan diameter jet 3.8 mm
dan panjangnya 15 mm.

Pada Viskometer Redwood, pengukuran viskositas minyak merupakan waktu


(dalam detik) bagi 50 ml minyak untuk mengalir melalui celah atau lubang standar
yang diberikan dibawah beberapa kondisi. Terdiri atas tiga bagian utama, antara lain
tabung minyak, jet atau lubang, dan labu penampung. Digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Bagian-bagian Viscometer Redwood


(Harschel Winslow H, 1917: 6-8).

1) Bagian-bagian Viskometer Redwood

a. Tabung minyak, merupakan silinder perak yang memiliki tinggi 90 mm dan


diameter 46.5 mm. tabung ini terbuka bagian atasnya. Bagian bawah tabung
dihubungkan dengan celah atau lubang dari batu yang dibor dengan diameter
1.62 mm dan panjang 10mm. lubang ini dibuka dan ditutup oleh katup bola
bertangkai. Ketinggian minyak yang diisikan kedalam tabung ditunjukkan
dengan sebuah pointer. Penutup tabung diisi dengan termometer untuk
mengukur temperatur minyak.
b. Bak pemanas, tabung minyak dilingkupi oleh bak tembaga berbentuk silinder
untuk menjaga suhu.
c. Stirrer atau pengaduk, memiliki 4 helai pedang yang disediakan oleh bak
pemanas untuk menjaga suhu air dalam bak maupun minyak dalam tabung
tetap rata.
d. Labu kohlrausch/ gelas penampung, merupakan labu berukuran 50 ml sebagai
wadah minyak yang keluar dari jet atau lubang

2) Cara Kerja

Alat dikalibrasi dan bak air diisi menggunakan air. Sebuah termometer
diletakkan di bak air tersebut. Tabung minyak dibersihkan dan katup bola bertangkai
diletakkan diatas jet lubang untuk menutup lubang tersebut. Sebuah labu kohlrausch
yang telah disterilkan diletakkan dibawah jet. Sampel minyak yang akan diukur
dimasukkan kedalam tabung minyak sampai ketinggian menyentuh pointer. Sebuah
termometer juga diletakkan di dalam tabung minyak untuk mengukur suhu sampel
minyak. Kemudian, bak air dipanaskan sampai pada suhu tertentu dengan
pengadukan air secara konstan. Ketika minyak mencapai suhu yang diinginkan,
pemanasan dihentikan dan katup bola diangkat dan disangkutkan ke penutup tabung.
Waktu yang dibutuhkan untuk 50 ml minyak untuk menetes melalui jet lubang
dicatat. Percobaan ini diulang dan waktu tetes untuk 50 ml sampel minyak mengalir
disebut sebagai “redwood no.1 seconds” pada suhu tertentu (Ambasta. B.K, 2006:
181-182).

3.3 Viscosity Index (VI)


Viscosity Index ( VI ) ialah angka yang menunjukkan rentang perubahan
viskositas dari suatu cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan suhu. Dengan
demikian viscosity index ini digunakan sebagai dasar dalam menentukan
karakteristik kekentalan cairan hidrolik berhubungan dengan perubahan temperatur.
Viscosity Index (VI) dari minyak adalah suatu bilangan yang menyatakan besarnya
perubahan viskositas akibat perubahan temperatur. Dimana nilai ini sangat
berpengaruh terhadap oil lubricant di industri otomotif
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
- Redwood Viscometer
- Oil cup
- Termometer
- Oil Cup Thermometer
- Flask 50 cc
- Heater
- Picnometer
- Stopwatch
- Sampel crude oil
- Valve

4.2 Skema Kerja


4.2.1 Pengukuran Viskositas dengan Redwood Viscometer.

Crude Oil

disiapkan minyak mentah bebas air 120 ml, air formasi


sebanyak 80 ml.

Waterbath dipanaskan sampai beberapa derajat di atas


temperatur percobaan.

Flask ditempatkan di bawah orifice.

bila temperatur sampel telah konstan pada temperatur


percobaan, catat waktu pengaliran 50 cc sampel dengan
dibuka valve dan dijalankan stopwatch.

Stopwatch dimatikan bila sampel telah mencapai 50 cc.

diulang langkah – langkah di atas bila perubahan temperatur


selama percobaan melebihi 1%.

diulang percobaan di atas untuk temperatur 100, 140, 180


dan 210 oF.

ditentukan SG sampel pada tiap temperatur percobaan


tersebut dengan menggunakan picnometer.

Hasil
V. Hasil dan Pembahasan

5.1 Hasil

5.1.1 Menghitung Densitas

Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Densitas

m picno m m Oil ρ Oil rata-


ρ Oil
No kosong(gr) picno+Oil(gr) (gr) SG rata
1 11,61 16,39 4,78 0,956 0,956
2 11,61 16,4 4,79 0,958 0,958
3 11,61 16,41 4,80 0,960 0,960 0,9576
4 11,61 16,4 4,79 0,958 0,958
5 11,61 16,39 4,78 0,956 0,956

5.1.2 Menghitung Viskositas Kinematik dan Viskositas Dinamik

Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Viskositas Kinematik dan Viskositas Dinamik

T (C) t (s) 𝑣 (𝑐𝑚^2/𝑠) 𝑣 (cst) 𝜇 gr/cm.s 𝜇 (cp)


40 84,6 0,20642 20,642 0,19766 19,766
60 49,1 0,09562 9,562 0,09157 9,157
80 46,9 0,08799 8,799 0,08426 8,426
100 45,9 0,08447 8,447 0,08089 8,089

5.1.3 Grafik Viskositas Kinematik VS Temperature

Gambar 5.1 Grafik Viskositas Kinematik VS Temperature

Viskositas Kinematik VS Temperature


25.000
Viskositas Kinematik (cst)

20.000

15.000

10.000

5.000

0.000
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Temperatur (°C)

5.1.4 Grafik Viskositas Dinamik VS Temperature


Gambar 5.2 Grafik Viskositas Dinamik VS Temperature

Viskositas Dinamik VS Temperature


25.000

20.000
Viskositas Dinamik (cp)

15.000

10.000

5.000

0.000
30 40 50 60 70 80 90 100 110
Temperature (°C)

5.2 Pembahasan

Percobaan kali ini, dilakukan dengan berbagai perlakuan yang berbeda,dimana


kita menghitung viskositas suatu sampel minyak pada temperatur 40 oC, 60oC, 80oC
dan 100oC dengan menghitung dahulu waktu yang dibutuhkan oleh 50 cc minyak
untuk mengalir dari oil cup ke flask sesuai suhu yang diinginkan.

Pada percobaan didapatkan hasil yang berbeda-beda dari viskositas. Viskositas


berbeda karena diberikan pemanasan pada sampel yang suhunya berbeda yaitu pada
suhu 40oC didapatkan viskositas sebesar 19,766 cp, pada suhu 60oC didapatkan
viskositas sebesar 9,157 cp, pada suhu 80oC didapatkan viskositas sebesar 8,426 cp
dan pada suhu 100oC didapatkan viskositas sebesar 8,089 cp. Dari data yang
diperoleh menunjukkan adanya penurunan viskositas seiring dengan penambahan
suhu dimana hal ini dapat diartikan viskositas dari sampel semakin menurun. Dapat
dikatakan bahwa viskositas berbanding terbalik dengan suhu, dimana semakin besar
suhunya maka viskositasnya akan semakin kecil atau turun. Hal ini terjadi karena
saat pemanasan, komponen ringan dalam crude oil akan berubah menjadi gas dan
akan terlarut dalam crude oil. Gas dalam minyak ini membuat minyak lebih mudah
mengalir karena gaya gesek dari gas ini kecil dan berefek viskositasnya akan
mengecil.
Kemudia setelah didapatkan data-data dari percobaan ini, selanjutnya dibuat
grafik Viskositas Kinematik VS Temperatur dimana dapat dilihat pada gambar 5.1
dan grafik Viskositas Dinamik VS Temperatur dimana dapat dilihat pada gambar 5.2

Dari analisis grafik dapat dilihat bahwa hubungan viskositas dengan temperatur
adalah semakin tinggi tempatur dari sampel crude oil, maka nilai viskositasnya akan
kecil atau semakin menurun. Hal ini bisa dilihat pada gambar 5.1 dan gambar 5.2
dimana terjadi penurunan viskositas seiring dengan bertambahnya suhu pada crude
oil, dan sebaliknya semakin rendah suhu maka akan besar nilai viskositas dari crude
oil tersebut. Hal ini sesuai dengan teori dimana suhu berhubungan erat dengan
viskositas dimana semakin tinggi suhu maka semkain kecil nilai viskositas. Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa viskositas dengan temperatur adalah berbanding
terbalik.

Selanjutnya menghitung Viscosity Index (VI) Indek viskositas merupakan nilai


viskositas fluida terhadap perubahan temperatur. Dimana pada percobaan kali ini
diperoleh melalui perhitungan dengan memperhatikan kriteria-kriteria tertentu. Dapat
diliihat pada lembar pengolahan data diperoleh nilai VI sebesar 435,8128248.
Dimana semakin besar nilai VI, maka viskositas akan bernilai konstan dalam
perubahan suhu, sehingga fluida tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu, dan
jika semakin kecil nilai VI, maka viskositas akan berubah lebih besar akibat
perubahan suhu.
VI. Penutup

6.1 Kesimpulan

 Nilai viskositas Kinematik sampel crude oil pada berbagai suhu adalah
sebagai berikut:
- Pada suhu 40 oC -> Viskositas kinematik 20,642 cSt
- Pada suhu 60 oC -> Viskositas kinematik 9,562 cSt
- Pada suhu 80 oC -> Viskositas kinematik 8,799 cSt
- Pada suhu 100 oC -> Viskositas kinematik 8,447 cSt.
 Nilai viskositas Dinamik sampel crude oil pada berbagai suhu adalah sebagai
berikut:
- Pada suhu 40 oC -> Viskositas Dinamik 19,766 cp
- Pada suhu 60 oC -> Viskositas Dinamik 9,157 cp
- Pada suhu 80 oC -> Viskositas Dinamik 8,426 cp
- Pada suhu 100 oC -> Viskositas Dinamik 8,089 cp.
 Viscosity Index (VI) sampel minyak diperoleh melalui perhitungan adalah VI
sebesar 435,8128248.
 Temperatur mempengaruhi nilai viskositas, Hal ini terjadi karena saat
pemanasan, komponen ringan dalam crude oil akan berubah menjadi gas dan
akan terlarut dalam crude oil. Gas dalam minyak ini membuat minyak lebih
mudah mengalir karena gaya gesek dari gas ini kecil dan berefek
viskositasnya akan mengecil.
 Viskositas dan temperatur memiliki hubungan berbanding terbalik dimana
semakin besar temperatur maka viskositasnya akan semakin kecil, begitu juga
sebaliknya

6.2 Saran
Praktikan sebaiknya memahami materi tentang viskositas terlebih dahulu dan
melihat video tentang praktium viskositas. Selanjut nya praktikan harus membaca
terlebih dahulu prosedur praktikum yang sudah tertera di modul. Praktikan harus
lebih fokus saat mengambil data karena kesalahan sedikit dapat membuat praktikum
gagal.
DAFTAR PUSTAKA

Ambasta, B.K. 2006. Chemistry for Engineers. New Delhi: Univesity Science Press.

Harschel, Winslow H. 1917. The Redwood Viscometer. Technologic Papers of


Bureau of Standars. Vol. 16. No. 210.

Munson, B.2003. Mekanika Fluida: Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai