Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2

Nama : NORIZAN SARDANI


NIM : 042844056
Jurusan : Akuntansi/S-1
UPBJJ : Jambi
Mata Kuliah : Auditing 1 (EKSI 4308)

1. Apa yang harus dilakukan auditor dalam laporan auditnya jika ia menyatakan
pendapat tidak wajar atas laporan keuangan perusahaan?

Suatu pendapat tidak wajar dapat diberikan auditor untuk menyatakan bahwa laporan
keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan perusahaan, hasil usaha, dan arus
kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menurit
pertimbangan auditor. Pendapat ini dinyatakan bila, menurut pertimbangan auditor,
laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Bila auditor menyatakan pendapat tidak wajar, ia harus menjelaskan dalam paragraf
pendapat dalam laporannya. Dalam paragraph terpisah tersebut dicantumkan:
a. Semua alasan yang mendukung pendapat tidak wajar, dan
b. Dampak utama hal yang menyebabkan pemberian pendapat tidak wajar terhadap posisi
keuangan, hasil usaha, dan arus kas, jika secara praktis untuk dilaksanakan. Jika
dampak tersebut tidak dapat ditentukan secara beralalasan, laporan auditor harus
menyatakan hal itu (PSA No. 29 SA Seksi 508).
Jika pendapat tidak wajar dinyatakan auditor, paragraf pendapat harus berisi penunjukan
langsung ke paragraf terpisah yang menjelaskan dasar untuk pendapat tidak wajar tersebut.

2. Dalam keadaan adanya bagian audit anak perusahaan dilaksanakan oleh auditor
independen lain, bagaimana kaitan tanggung jawab auditor dengan keputusan
pengacuan yang dapat dilakukannya atas pekerjaan yang dilakukan auditor
independen lain? Jelaskan dengan singkat!
Bagian audit yang dilakukan oleh auditor independent lain umumnya dilakukan Ketika
auditor independent utama tidak mengaudit sendiri anak perusahaan, devisi, cabang dari
kliennya. Auditor untama dapat mengambil keputusan mengacu atau tidak mengacu
bagian audit yang dilakukan auditor lain dengan pertimbangan professional auditor.
Auditor utama harus menentukan apakah ia harus mengacu atau tidak mengacu pada
bagian audit yang dilaksankan auditor lain dalam laporannya. Jika auditor utama
memutuskan untuk memikul tanggungjawab atas pekerjaan auditor lain, sepanjang
pekerjaan tersebut berkaitan dengan pernyataan pendapat auditor utama atas laporan
keuangan secara keseluruhan, tidak ada pengecualian yang harus dibuat terhadap
pekerjaan atau laporan auditor lainnya. Sebaliknya jka auditor utama memutuskan untuk
tidak memikul tanggungjawab tersebut laporannya harus menunjukkan pengacuan ke audit
yang dilaksanakan oleh auditor lain dan harus menunjukkan secara jelas pembagian
tanggungjawab antara auditor utama dan auditor lain.
Apabila auditor utama telah memutuskan tidak mengacu ke audit yang dilaksanakan
auditor lain, ia tidak harus mengungkapkan dalam laporannya tentang bagian audit
tersebut, jika bagian audit tersebut diungkapkan dalam laporannya, justru hal ini dapat
menyebabkan pemakaian laporan keuangan salah menafsirkan tingkat tanggungjawab
yang dipikut auditor.
Auditor utama tidak mengacu pada audit yang dilakukan auditor lain bila:
a. Bagian audit yang dilaksankan oleh auditor independent lain yang merupakan kantor
akuntan asosiasi atau koresponden dan yang pekerjaanya dapat diterima oleh auditor
untama berdasarkan pengetahuannya atas standar professional dan kompetensi kantor
auditor lai tersebut.
b. Auditor lain ditunjuk oleh auditor utama dan pekerjaan auditor lain dilakukan dibawah
bimbingan dan pengawasan auditor utama
c. Auditor utama, bai kia memilih auditor lain atau tidak, mengambil tindakan yang
dianggap perlu untuk menyakinkan dirinya terhadap audit yang dilakukan oleh auditor
lain dan mendapat keyakinan atas kewajaran akun-akun yang dicantumkan dalam
laporan keuangan yang diberi pendapat oleh auditor utama tersebut.
d. Bagian laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain tidak material dibandingkan
dengan laporan keuangan yang dicakup oleh pendapat auditor utama.
Auditor utama dapat memutuskan untuk mengacu ke audit yang dilakukan auditor lain
dalam rangka menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Dalam beberapa
hal mungkin tidak praktis bagi auditor utama untuk review terhadap pekerjaan auditor lain,
selain itu jika komponen laporan keuangan yang diaudit oleh auditor lain material dalam
hubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan, tanpa memperhatikan
pertimbangan lainnya, auditor utama dapat memutuskan untuk mengacu ke audit yang
dilakukan oleh auditor lain di dalam laporannya.
Jika auditor utama memutuskan untuk mengacu ke audit yang dilakukan oleh auditor lain,
laporannya harus menunjukkan dengan jelas pembagian tanggungjawab antara bagian
laporan keuangan yang dicakup oleh auditnya sediri dan yang dicakup oleh audit yang
dilaksankan auditor lain, baik dalam paragraph pengantar, paragraph lingkup audit, dan
paragraph pendapat. Pengacuan dalam laporan auditor utama yang merupakan bagian
audit yang telah dilakukan oleh auditor lain tidak diartikan sebagai pengecualian pendapat,
namun lebih merupakan suatu petunjuk tanggungjawab yang terpisah diantara auditor
yang melakukan audit terhadap berbagai komponen laporan keuangan secara keseluruhan.

3. Sebutkan dan jelaskan teknik dasar dalam menyusun kertas kerja yang baik!
Dalam Boynton et al. (2001) disebutkan terdapat sejumlah teknis dan mekanisme dasar
yang digunakan secara luas dalam Menyusun kertas kerja Teknik dasar tersebut antara
lain:
a. Judul (heading)
Setiap kertas kerja harus memuat nama klien, judul deskripsi yang dapat
mengidentifikasi isi dari kertas kerja tersebut, serta tanggal neraca atau periode yang
menjadi ruang lingkup audit.
b. Nomor indeks (index number)
Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau nomor referensi untuk tujuan identifikasi
atau pengarsipan.
c. Referensi silang (cross-referencing)
Data dalam kertas kerja yang diambil dari kertas kerja lainnya atau yang digunakan
dalam kertas kerja lain harus diberi referensi silang dengan nomor.
d. Tanda koreksi (tickmart)
Tanda koreksi berupa simbol-simbol seperti tanda pengecekan (√) yang digunakan
dalam kertas kerja, menunjukkan nahwa auditor telah melaksanakan sejumlah
prosedur pada item-item dimana tanda pengecekan itu diberikan atau dapat juga berarti
bahwa informasi tambahan tentang item tersebut dapat diperoleh pada bagian lain
dalam kertas kerja tersebut.
e. Tanda tangan dan tanggal (signatures and date)
Setelah menyelesaikan masing-masing tugasnya, pemyusun maupun reviewer kertas
kerja tersebut harus membubuhkan tanda tangan/paraf dan tanggal pada kertas kerja
tersebut. Hal ini diperlukan untuk menetapkan tanggungjawab atas pekerjaan dan
review yang dilaksankan.
4. Apakah yang dimaksud dengan asersi manajemen? Sebutkan beberapa asersi
manajemen!
Asersi manajemen adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam
komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau
eksplisit. Asersi manajemen dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar,
yaitu sebagai berikut:
a. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
Asersi tentang keberadaan atau keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva
atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat
telah terjadi selama periode tertentu. Contohnya manajemen membuat asersi
bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam neraca adalah tersedia untuk
dijual, begitupula manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan
laba-rugi menunjukkan pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk
lain (misalnya piutang) dengan pelanggan.
b. Kelengkapan (completencess)
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan
akun yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan telah dicantumkan
didalamnya. Sebagai contoh manajemen membuat asersi bahwa seluruh
pembelian barang dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuanagn,
demikian pula manajemen membuat asersi bahwa utang usaha di neraca telah
mencakup semua kewajiban entitas.
c. Hak dan kewajiban (right and obligation)
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan
hak entitas dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Sebagai contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha
(lease) yang dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemerolehan hak entitas
atas kekayaan yang disewaguna- usahakan dan utang sewa guna usaha yang
bersangkutan mencerminkan suatu kewajiban entitas.
d. Penilaian (valuation) atau alokasi
Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-
komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apakah
komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan dan
diungkapkan semestinya. Misalnya manajemen membuat asersi bahwa kewajiban
yang diklasifikasikan sebagai utang jangka panjang dineraca yang tidak jatuh
tempo dalam waktu satu tahun, demikian pula manajemen membuat asersi bahwa
jumlah yang disajikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi
diklasifikasikan dan diungkapkan semestinya.

Sumber: BMP EKSI 4308/Modul 5-6

Anda mungkin juga menyukai