Anda di halaman 1dari 4

ergam Bobo: Wortel Tumpah

  Bobo memang anak yang rajin sekali. Lihatlah, kalau tidak membantu Emak. Ia membantu Bapak
bekerja di kebun. “Bo, tolong bawa wortel ini ke dapur,” pinta Bapak. “Baik, Pak,” sahut Bobo. Lalu ia
mengangkut wortel yang baru dipetik itu dengan sepedanya
 “Uh, berat juga,” keluh Bobo sambil mengayuh sepedanya ke
dapur. Tapi siapa itu yang datang? Ya, Tut Tut yang sedang
menarik kereta api. Dan juga Kutu Buku yang membawa
setumpuk buku baru. “Hai, cepat minggir. Aku bawa beban
berat!” seru Bobo.

Tut Tut dan Kutu Buku baru saja hendak menjawab, “Halo,
Bo!” Tetapi Kutu Buku tersandung kereta Tut Tut, sehingga
buku yang dibawanya terlempar.
 

Celakanya, buku itu jatuh di dalam bak wortel. Akibatnya bak


itu terangkat ke atas dan wortelnya terlempar ke udara…

  Kemudian jatuh di keranjang Paman Gembul. Betapa


terkejutnya Paman Gembul. Tapi juga gembira. Sebab tiba-tiba
saja keranjangnya penuh wortel.
 
Paman Gembul yang memang senang makan wortel berseru,
“Ah, baik sekali kau Bo. Tiba-tiba memberiku wortel!” Bobo
segera berkata, “Lo, wortel ini bukan untuk Paman. Tapi
kebetulan saja jatuh ke dalam keranjang Paman.”
 

Tetapi Paman Gembul tidak mau mempedulikan kata-kata


Bobo. Ia malah berkata dalam hati, masak wortel sebanyak ini
harus kukembalikan lagi? Paman Gembul cepat-cepat pergi.
Tapi karena terburu-buru, Paman Gembul menyenggol Lobi
Lobi yang membawa agar-agar.
 

Lucunya, agar-agar itu masuk ke dalam baju Paman Gembul.


Sehingga Paman Gembul merasa geli, karena agar-agar itu
terasa dingin. Akibatnya keranjang yang dibawanya terlepas.
Anak-anak kelinci yang melihat tingkah Paman Gembul jadi
tertawa geli.
 

Bobo cepat-cepat memungut wortel yang berhamburan.


Sewaktu Bobo sampai di muka dapur, Emak sudah menunggu
dengan agar-agar Lobi Lobi. Sementara itu Paman Gembul
pulang dengan hati jengkel.
Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi
Cergam Bobo: Vas yang Pecah

“Anak-anak, Bibi ke toko kue sebentar,” pamit Bibi Titi Teliti. “Jaga rumah baik-baik, ya!” Anak-anak
mengangguk. “Beres, Bi!” Upik mengacungkan ibu jarinya.
 

“Ayo main perang-perangan!” teriak Upik. “Aku jadi


Anakin Skywalker di film Star Wars!” Upik mengayunkan
sapunya. “Aku pakai pedang lightsaber!” Lobi Lobi tak
mau kalah. “Guk! Guk!” Tompel ikut menyalak.
 

“Kita berperang di angkasa luar!” seru Upik. Tiba-tiba...


ups, PRAAAANG!!! Tangan Lobi Lobi menyenggol vas
antik di atas meja. Perang langsung dihentikan. “Bibi
pulaaang!” seru Bibi Titi Teliti dari kejauhan.
 “Vas antikku!” teriak Bibi Titi Teliti terkejut. “Siapa yang
memecahkan?” Upik dan Lobi Lobi menunduk takut.
“Guk! Guk!” Tompel menyalak. Lobi Lobi tersenyum
melirik Tompel. “Tompel, Bi!” serunya.
 

“Benar, Tompel?” tanya Bibi Titi Teliti ragu-ragu. “Guk!


Guk!” Wah, rupanya Tompel protes keras! Bibi Titi Teliti
mengamati mejanya dan meneliti pecahan vas yang
berserakan.
 
 “Nah, Lobi Lobi, kenapa kamu tidak mau mengaku? ”
tanya Bibi Titi Teliti. Lobi Lobi terkejut. “Kok Bibi tahu?”
Bibi Titi Teliti tersenyum misterius.
 

 “Ini dia kuncinya!” kata Bibi Titi Teliti sambil


menunjukkan bekas buah lobi-lobi yang menempel di
pecahan vas. Wah, Bibi Titi Teliti memang benar-benar
teliti!
 

Sekarang Lobi Lobi harus membersihkan pecahan vas.


Upik ikut membantu. “Ini hadiah untuk anak-anak rajin!”
seru Bibi Titi Teliti. Mmm... lezaaat! “Guk! Guk!” seru
Tompel senang.

Sumber: Arsip Bobo. Cerita: Vero. Ilustrasi: Rudi

Anda mungkin juga menyukai