Anda di halaman 1dari 1

2.

1 Fortifikasi

2.1.1 Pengertian dan Tujuan


Fortifikasi adalah sebuah upaya yang sengaja dilakukan untuk menambahkan
mikronutrien yang penting, yaitu vitamin dan mineral ke dalam makanan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas nutrisi dari pasokan makanan dan bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat dengan risiko yang minimal untuk kesehatan. (WHO, 2006).

Fortifikasi pangan umumnya digunakan untuk mengatasi masalah gizi mikro pada
jangka menengah dan panjang. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan tingkat
konsumsi dari zat gizi yang ditambahkan untuk meningkatkan status gizi populasi. Peran
pokok dari fortifikasi pangan adalah pencegahan defisiensi, dengan demikian
menghindari terjadinya gangguan yang membawa kepada penderitaan manusia dan
kerugian sosio ekonomis. (Azhar, 2012)

2.1.2 Syarat Fortifikasi


Prihananto (2004), berpendapat: ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
fortifikasi pangan yaitu
1. Pangan merupakan makanan yang sering dan banyak dikonsumsi penduduk
termasuk penduduk miskin.
2. Pangan hasil fortifikasi, sifat organoleptiknya tidak berubah dari sifat aslinya.
3. Pangan yang difortifikasi aman untuk dikonsumsi dan ada jaminan terhadap
kemungkinan efek samping negative.
4. Pangan yang difortifikasi, diproduksi dan diolah oleh produsen yang terbatas
jumlahnya.
5. Tersedia teknologi fortifikasi sesuai dengan pangan pembawa dan fortifikan yang
digunakan.
6. Harus ada sistem monitoring yang tegas terhadap pabrik-pabrik fortifikasi.
7. Ada kerjasama yang nyata antara pihak pemerintah, non pemerintah dan swasta.
8. Perlu mekanisme untuk melakukan evaluasi perkembangan fortifikasi.
9. Pangan hasil fortifikasi, harganya tetap terjangkau oleh kelompok target.
10. Dari sisi konsumen diyakini tidak akan terjadi konsumsi berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai