Makalah Kel7 Fikih
Makalah Kel7 Fikih
BAB 7
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Dan Ushul Fiqih
Dosen Pengampu; Dr. H. SAIHAN, S.Ag., M.PD.I
Disusun Oleh :
Putri Afrilia Anggraeni (222105010058)
1
KATA PENGANTAR
Adapun dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh
darikesempurnaan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangundalam rangka perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua, Amin Ya Robbal „Alamin.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
Latar Belakang Masalah.........................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................5
Tujuan Penelitian....................................................................................................................5
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
Pengertian Haji.......................................................................................................................5
Syarat-syarat haji....................................................................................................................6
Rukun-rukun haji....................................................................................................................6
Macam-macam haji................................................................................................................7
Sunnah-sunnah haji................................................................................................................8
Larangan ketika ihram............................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
Kesimpulan...........................................................................................................................10
Saran.....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa
manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu. Dengan ibadah
yang tulus ikhlas danaqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya
3
Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah dalam agama Islam
banyak macamnya. Haji dan umroh adalahsalah satunya. Haji merupakan
rukun iman yang kelima setelah syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah
haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahanhawa nafsu dan
menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan
harta.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari haji?
2. Apa saja syarat-syarat haji?
3. Apa saja rukun-rukun haji?
4. Apa saja macam-macam haji?
5. Apa saja larangan ketika ihram?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBUATAN KEPUTUSAN
Kehidupan manajer dipenuhi dengan serangkaian pembuatan (pengambilan)
keputusan-keputusan untuk investasi, menaikkan harga jual, mengambil tindakan
terhadap karyawan yang sering terlambat, pemilihan lokasi gudang baru yang
harus dibangun, dan masalah-masalah besar ataupun kecil lainnya di mana
manajer harus membuat keputusan tindakan apa yang diambil - atau paling tidak
menugaskan orang lain un- tuk memutuskan. Kegiatan-kegiatan pelaksanaan hasil
keputusan itu sendiri biasanya dilaksanakan oleh orang-orang lain
Pembuatan keputusan adalah bagian kunci kegiatan manajer. Perencanaan
menyangkut keputusan-keputusan sangat penting dan jangka panjang yang dapat
4
dibuat manajer. Dalam proses perencanaan, manajer memutuskan tujuan-tujuan
organisasi yang akan dicapai, sumber daya yang akan digunakan, dan siapa yang
akan melaksanakan setiap tugas yang dibutuhkan. Seluruh proses perencanaan itu
melibatkan manajer dalam serangkaian situasi pembuatan keputusan.
TIPE-TIPE KEPUTUSAN
Manajer akan membuat tipe-tipe keputusan yang berbeda sesuai perbedaan
kondisi dan situasi yang ada. Salah satu metoda pengklasifikasian keputusan yang
banyak digunakan adalah dengan menentukan apakah kepu tusan itu diprogram
atau tidak. Keputusan-keputusan juga dapat dibedakan antara keputusan yang
dibuat di bawah kondisi kepastian, risiko. dan ketidak pastian.
Keputusan-keputusan yang diprogram (programmed decisions) adalah keputusan
yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur Keputusan-keputusan ini
rutin dan berulang-ulang.Keputusan-keputusan yang tidak diprogram (non-
programmed decisions), di lain pihak, adalah keputusan yang berkenaan dengan
masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa.Beberapa contoh masalah yang
memer- lukan keputusan-keputusan yang tidak diprogram antara lain, cara penga-
lokasian sumber daya-sumber daya organisasi, penanganan lini produk yang jatuh
di pasaran, atau cara perbaikan hubungan masyarakat.
Tingkat ketidak- pastian dalam berbagai situasi akan berbeda-beda oleh karena
itu, manajer akan menghadapi tiga macam situasi: kepastian, risiko, dan
ketidakpastian.Dalam kondisi kepastian (certainty), para manajer mengetahui apa
yang akan terjadi di waktu yang akan datang, karena tersedia informasi yang
akurat, terpercaya dan dapat diukur sebagai dasar keputusan.
Dalam kondisi risiko (risk) manajer mengetahui besarnya probabilitas setiap
kemungkinan hasil, tetapi informasi lengkap tidak tersedia. Sedang- kan, dalam
kondisi ketidakpastian (uncertainty) manajer tidak mengetalui probabilitas -
bahkan mungkin tidak mengetahui kemungkinan hasil-hasil. Kondisi-kondisi
ketidakpastian pada umumnya menyangkut keputusan- keputusan kritis dan paling
menarik.Pembuatan keputusan dalam kondisi ketidakpastian dapat di- lakukan
lebih tepat dengan mempergunakan metoda-metoda kuanti- tatif untuk
mengantisipasi dan memperkirakannya.
PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
manajer dapat menggantungkan pada tradisi dan membuat keputusan sama seperti
yang dibuat untuk masalah atau kesempatan serupa di waktu yang lalu. Mereka
juga dapat menarik wewenangnya dan membuat keputusan berdasarkan naschat
dari seorang ahli atau manajer atasannya. pemikirannya disebut a priori, yaitu
mereka membuat anggapan bahwa penyelesaian masalah yang paling baik dan
jelas adalah yang paling benar.
5
Tahap 1: Pemahaman dan Perumusan Masalah. Para manajer sering menghadapi
kenyataan bahwa masalah yang sebenarnya sulit dikete- mukan, atau bahkan
sering hanya mengidentifikasikan gejala masalah bukan penyebab yang mendasar.
Para manajer dapat mempermudah identifikasi masalah dengan beberapa cara.
Pertama, manajer secara sistematik menguji hubungan hubungan sebab-akibat.
Kedua, manajer mencari penyimpangan-pe nyimpangan atau perubahan-
perubahan dari normal.
Tahap 2: Pengumpulan dan Analisis Data yang Relevan. Manajer pertama kali
harus me data-data apa yang akan dibutuhkan untuk membuat keputusan yang
tepat, dan kemudian mendapatkan informasi tersebut.
Tahap 3: Pengembangan Alternatif-alternatif. Pengembangan sejumlah alternatif
memungkinkan manajer menolak kecenderungan untuk membuat keputusan
terlalu cepat dan membuat lebih mungkin pencapaian keputusan yang efektif.
Tahap 4: Evaluasi Alternatif-alternatif. Setelah manajer me ngembangkan
sekumpulan alternatif, mereka harus mengevaluasinya untuk menilai efektivitas
setiap alternatif.
Tahap 5: Pemilihan Alternatif Terbaik. Alternatif terpilih akan didasarkan pada
jumlah informasi yang tersedia bagi manajer dan ketidaksempurnaan kebijakan
manajer.
Tabel 6: Implementasi Keputusan. Setelah alternatif terbaik dipilih, para manajer
harus membuat rencana-rencana untuk mengatasi berbagai persyaratan.
Tahap 7: Evaluasi Hasil-hasil Keputusan. Manajer harus mengevaluasi apakah
Implementasi implementasi dilakukan dengan lancar dan keputusan memberikan
hasil- hasil yang diinginkan.
POHON KEPUTUSAN DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pohon keputusan adalah suatu peralatan yang menggambarkan secara grafik
berbagai kegiatan yang dapat diambil dan hubungan kegiatan-kegiatan ini dengan
berbagai peristiwa di waktu men- datang yang dapat terjadi.
Analisis. Analisis pohon keputusan mencakup penghitungan nilu posisi setiap titik
melalui proses bergerak ke belakang (roll back) Konsep bergerak ke belakang
mengandung arti bahwa analisis dimulai dari akhir pohon (di mana pay offs yang
berhubungan dengan cabang cabang terminal ditunjukkan) dan bergerak ke
belakang menuju titik keputusan pertama (DN # 1). Ini berarti analisis bergerak
dari kanan ke kiri.
Nilai posisi suatu titik keputusan adalah nilai posisi titik-titik peristiwa yang
paling tinggi (dengan anggapan pay offs positif), atau ti- tik, untuk mana hal itu
dihubungkan, dikurangi biaya yang terlibat dalam cabang tertentu yang mengarah
6
ke titik tersebut. Sebagai contoh, bila kita bergerak ke belakang ke titik keputusan
2 (DN # 2 ), perlu dicatat bahwa Rp1.500 juta (biaya perluasan) harus mengurangi
nilai posisi CN #3 RP2.250 juta.
KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Para manajer akan sulit untuk membuat keputusan keputusan tanga melibatkan
para bawahan. Keterlibatan ini dapat formal, seperti peng- gunaan kelompok
dalam pembuatan keputusan; atau informal, seperti permintaan akan gagasan-
gagasan.
METODA-METODA KUANTITATIF DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Operasi berbagai organisasi telah menjadi semakin kompleks dan mahal. Karena
itu menjadi semakin sulit dan penting bagi para manajer untuk membuat rencana-
rencana dan keputusan-keputusan yang efektif. keputusan telah dikembangkan
lebih dari 40 tahun yang lalu, dan dikenal sebagai teknik-teknik management
science dan operations research"
Riset operasi bermaksud untuk menggambarkan, memahami, dan memperkirakan
atau meramal perilaku berbagai sistem yang kompleks dari kehidupan manusia
dan peralatan. Tujuan riset operasi adalah untuk menyediakan informasi yang
akurat sebagai dasar pembuatan keputusan. Teknik-teknik riset operasi adalah
relatif baru, dan manajer harus belajar bagaimana (dan kadang-kadang bagaimana
tidak) mengguna- kannya.
Ciri-ciri Riset Operasi Ada tujuh ciri utama riset operasi, yang dapat diperinci
sebagai berikut:
1. Terpusat pada pembuatan keputusan.
2. Penggunaan metoda ilmiah.
3. Penggunaan model matematik.
4. Efektivitas ekonomis.
5. Bergantung pada Komputer.
6. Pendekatan tim.
7. Orientasi sistem.
7
2. Perumusan masalah. tim riset operasi harus mulai merumuskan masalah dalam
bentuk tertentu, dengan menentukan kriteria apa yang harus dipenuhi
penyelesaian yang diusulkan
3. Pembuatan model. tim riset operasi menyusun suatu model matematik yang
secara simbolik mengge bungkan unsur-unsur masalah.
4. Analisis model. Setelah model dasar tersusun, harus dicari penyelesaian
masalah.
5. Implementasi penemuan. mereka mungkin mengabaikan rekomendasi riset
operasi dan menganggapnya sebagai proses teoritisasi menara gading.
8
(multistage). Tujuan programasi dinamik adalah mengoptimumkan (maksimum
atau minimum) keseluruhan keputusan-keputusan berurutan yang saling
berhubungan sepanjang periode waktu tertentu.
Simulasi Simulasi (simulation) adalah kegiatan pelaksanaan percobaan- percobaan
dengan suatu model (bukan kehidupan nyata) dalam berbagai cara teratur dan
direncanakan.
9
Kebaikan dan Keterbatasan Penggunaan Riset Operasi.
Teknik-teknik riset operasi mempunyai satu maksud, yaitu untuk membantu para
manajer membuat keputusan-keputusan yang lebih baik Maksud ini dapat
terpenuhi karena teknik-teknik riset operasi mempunyai tiga kebaikan pokok:
1. Memungkinkan untuk memerinci suatu masalah kompleks dan ber- skala
besar menjadi bagian-bagian lebih kecil
2. Dalam penyusunan dan analisis model-model riset operasi, para peneliti
harus memperhatikan perincian dan mengikuti berbagai prosedur logik dan
sistematik.
3. Teknik-teknik riset operasi sangat membantu dalam penilaian alter- natif-
alternatif.
teknik-teknik riset operasi juga mempunyai berbagai keterbatasan:
1. Proyek-proyek riset operasi sering terlalu mahal bagi banyak or ganisasi
atau banyak jenis masalah, sehingga sebelum keputusan untuk
menggunakannya dibuat perlu dilakukan analisis biaya- kegunaan (cost-
benefit) terlebih dahulu.
2. Riset operasi tidak dapat diterapkan secara efektif dalam banyak situasi.
Berbagai masalah terlalu kompleks untuk dipecahkan den- gan peralatan-
peralatan matematik yang tersedia. Demikian juga, ada banyak situasi di
mana informasi yang tersedia tidak mencukupi bagi studi riset operasi.
3. Riset operasi dapat dengan mudah teknik-teknik y terpisah dari kenyataan,
mungkin karena kesalahan dalam a gapan-anggapan tentang masalah atau
karena variabel-variabel tertentu diabaikan.
10
dikuantifikasikan, melalui penggunaan teknik-teknik mate- matik dan
statistik.
Dia menyarankan agar para ahli riset operasi menjadi lebih sensitif terhadap
persepsi, kebutuhan, pengharapan, tekanan, keterbatasan waktu dan lingkungan
nyata para manajer, bila mereka ingin mendapatkan dampak nyata dalam
kehidupan nyata para manajer.
Di lain pihak, Grayson juga merasa bahwa manajemen puncak organisasi harus
mengambil langkah untuk membantu para ahli t operasi menjadi lebih berorientasi
pada dunia nyata. Dia menyarankan rise penyebaran para ahli riset operasi di
semua departemen, bukan dikelom pokkan dalam departemen yang
disentralisasikan, agar mereka dapa menjadi lebih dekat dengan manajemen lini
dan menghasilkan penyele saian yang lebih tepat dengan biaya lebih murah dan
laba lebih besar.
11
8. Penyimpanan laporan secara akurat. Organisasi berubah setiap waktu,
begitu juga tim riset operasi mungkin harus merumuskan kembali model-
model sesuai informasi tambahan yang dikumpulkan. Pemeliharaan
model-model riset operasi sekarang juga akan membuat lebih mudah
untuk menggunakannya bagi pemecahan masalah-masalah serupa dimasa
mendatang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada
Allah SWT
12
sesuai dengan syari’at yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW,
beribadah banyak
macamnya. Adapun yang menjadi tolak ukur seorang hamba di dalam
ibadahnya yaitu dengan melaksanakan shalat, dan sebagai penyempurna
rukun Islam kita yaitu ibadah haji. Ada beberapa kesimpulan yang dapat
penulis simpulkan dari pembahasan ini, yakni :
1. Shalat dan ibadah haji termasuk rukun Islam dan perintah Allah, yang
wajib kita laksanakan apabila kita mampu “Ibadah Haji”.
2. Dengan meksanakan ibadah haji kita bisa bertemu dengan umat islam
yang lain dari seluruh dunia dan bisa mempererat tali ukhuwah
Islamiyah serta banyak manfaat lainnya.
3. Dengan melaksanakan ibadah haji kita akan dibalas dengan balasan
surga firdaus dan itu untuk haji yang mabrur. Dan Untuk menjadi haji
yang mabrur maka kita harus memperhatikan syarat, rukun, wajib, dan
yang membatalkan haji.
4. Untuk bisa melaksanakan haji kita juga harus memperhatikan
menejemen dalam pelaksanaan haji agar keinginan kita menjadi haji
mabrur dapat tercapai
B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya makalah ini masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan melalui kritikan dan masukan yang bermanfaat dari para
pembaca sekalian. Apabila masih ada kurangnya penjelasan pada materi
dari makalah ini penyusun sangat amat membutuhkan kritik dan masukan
dari para pembaca. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
13
Dr. Hafsah, M. (2013). Pembelajaran Fiqh. jl.Cijotang Indah II, Bandung:
Citapustaka Media Perintis.
Dr.H. Khoirul Abror, M. (2019). Fiqh Ibadah. jl.Wonosari Km.7 kalangan Rt 07
No.197 Yogyakarta: CV. ARJASA PRATAMA BANDAR LAMPUNG.
Rasjid, H. S. (-). Fiqh Islam. Jakarta: Kurnia 'Esa.
14