Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 : ADMINISTRASI KEUANGAN (ADPU4333)

NAMA : MERIYANA
NIM : 042401467

Untuk Tugas 2 silahkan anda kerjakan dengan membuat tulisan mengenai :


1. Makna dari otonomi daerah dalam pengelolaan keuangan daerah!

Dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat (5), pengertian otonomi daerah
adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini, pemerintah daerah diberikan kewenangan kebebasan dalam
mengelola keuangan agar pemerataan pendapatan tercapai serta untuk mencapai
penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan efisien, guna mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan pemberdayaan dan peran serta
masyarakat. hal ini dilakukan karena pemerintah pusat berpendapat bahwa pemerintah daerah
lebih memahami akan kebutuhan daerahnya, sehingga pembangunan ekonomi masyarakat di
daerah dapat cepat tercapai dan tepat sasaran. Selain itu , dilaksanakan pula dengan prinsip
otonomi yang nyata dan bertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata adalah suatu prinsip yang
menegaskan bahwa urusan pemerintahan dilaksanakan berdasarkan tugas, wewenang dan
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi untuk tumbuh, hidup, dan berkembang
sesuai dengan potensi dan kekhasan daerah. Pelaksanaan otonomi daerah tidak hanya
mengalihkan beban dan tanggung jawab ke daerah, tetapi juga mengalihkan berbagai
kewenangan dan hak-hak yang dikuasai oleh pusat kepada daerah. Bahkan, dalam
melaksanakan agenda otonomi tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat daerah
diberdayakan dengan dukungan fasilitas dan dana yang diperlukan untuk menunjang
pelaksanaan kebijakan otonomi daerah tersebut sebagaimana mestinya. Adapun kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah menurut pasal 6 Undang-Undang No. 17 tahun 2003
merupakan bagian dari kekuasaan pengelolaan keuangan negara. Dalam hal ini presiden
selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai
bagian dari kekuasaan pemerintahan, kemudian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota
selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili
pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Selanjutnya,
kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh masing-masing kepala satuan
kerja pengelola keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan dilaksanakan oleh
kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah.

2. Berikan satu contoh Pemerintah Daerah, lalu silahkan anda kemukakan


bagaimana kekuasaan pengelolaan keuangan daerah di pemerintah daerah
tersebut dan bagaimana proses penyusunan anggaran di daerah tersebut.

Contohnya di pemerintahan daerah kabupaten bangka barat, berdasarkan peraturan bupati


bangka barat nomor 26 tahun 2021 tentang rencana kerja pemerintah daerah kabupaten
bangka barat tahun 2022 presiden selaku kepala pemerintahan memegang kekuasaan
pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan, kemudian
diserahkan kepada Bupati kabupaten bangka barat yang merupakan pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan
daerah yang dipisahkan. Bupati kabupaten bangka barat Selaku pemegang kekuasaan
pengelolaan keuangan daerah, mempunyai kewenangan yakni : Menetapkan kebijakan
tentang pelaksanaan APBD, Menetapkan Pengguna Anggaran dan Kuasa Pengguna
Anggaran, Menetapkan Bendahara Umum Daerah dan Kuasa Bendahara Umum Daerah,
Menetapkan Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan
Pembantu dan Bendahara Pengeluaran Pembantu , Menetapkan pejabat yang bertugas
melakukan pemungutan penerimaan daerah, Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pengelolaan utang dan piutang daerah, Menetapkan pejabat yang bertugas melakukan
pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran. Kemudian Kekuasaan pengelolaan
keuangan daerah dilaksanakan oleh: Kepala organisasi pengelola keuangan daerah selaku
PPKD, Kepala OPD selaku pejabat pengguna anggaran, Sekretaris Daerah bertindak selaku
koordinator pengelolaan keuangan daerah, dan Pelimpahan kekuasaan ditetapkan dengan
Keputusan Bupati berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Adapun Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah yang mempunyai tugas koordinasi di
bidang : Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD, Penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang daerah, Penyusunan rancangan APBD dan
rancangan perubahan APBD, Penyusunan rancangan peraturan daerah APBD, perubahan
APBD dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, Tugas-tugas pejabat perencana daerah,
PPKD, dan pejabat pengawas keuangan daerah, dan Penyusunan laporan keuangan daerah
dalam rangka pertanggung-jawaban pelaksanaan APBD. Selain itu koordinator pengelolaan
keuangan daerah juga mempunyai tugas: Memimpin tim anggaran pemerintah daerah,
Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD, Memberikan persetujuan pengesahan DPA-
OPD/DPPAOPD, dan Melaksanakan tugas-tugas koordinasi pengelolaan keuangan daerah
lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh Bupati.
Kemudian, proses penyusunan anggaran daerah Kabupaten Bangka Barat mengacu pada
peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 27 tahun 2021 tentang pedoman
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun anggaran 2022 Dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional, pemerintah daerah menyusun
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang disebut dengan RKPD yang merupakan dasar
penyusunan rancangan APBD. RKPD tersebut memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya,
baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
Dalam menyusun APBD Tahun Anggaran 2022, Pemerintah Daerah dan DPRD harus
memperhatikan hal-hal sebagai yakni , Dalam proses penyusunan APBD, Kepala Daerah
dibantu oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang dipimpin oleh sekretaris daerah
dan terdiri atas pejabat perencana daerah, pejabat pengelola keuangan daerah, dan pejabat
lain sesuai dengan kebutuhan. TAPD mempunyai tugas: membahas kebijakan Pengelolaan
Keuangan Daerah, menyusun dan membahas rancangan KUA dan rancangan perubahan
KUA, menyusun dan membahas rancangan PPAS dan rancangan perubahan PPAS,
melakukan verifikasi RKA SKPD, membahas rancangan APBD, rancangan perubahan
APBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD, membahas hasil evaluasi APBD,
perubahan APBD, dan Pertanggungjawaban APBD, melakukan verifikasi rancangan DPA
SKPD dan rancangan perubahan DPA SKPD;
Adapun Tahapan Proses Penyusunan APBD yakni :
1. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Ketua TAPD kepada
Kepala Daerah
2. Penyampaian Rancangan KUA dan Rancangan PPAS oleh Kepala Daerah kepada
DPRD
3. Kesepakatan antara Kepala Daerah dan DPRD atas Rancangan KUA dan Rancangan
PPAS
4. Penerbitan Surat Edaran Kepala Daerah perihal Pedoman Penyusunan RKA SKPD
dan RKA-PPKD
5. Penyusunan dan pembahasan RKA-SKPD dan RKA-PPKD serta penyusunan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
6. Penyampaian Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD oleh Kepala Daerah
kepada DPRD
7. Persetujuan bersama DPRD dan Kepala Daerah
8. Menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan
Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam
Negeri/Gubernur untuk dievaluasi
9. Hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dan Rancangan Peraturan
Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD
10. Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD sesuai dengan hasil
evaluasi yang ditetapkan dengan keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD
11. Penyampaian keputusan pimpinan DPRD tentang penyempurnaan Rancangan
Peraturan Daerah tentang APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur
12. Penetapan Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD sesuai dengan hasil evaluasi
13. Penyampaian Peraturan Daerah tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah tentang
Penjabaran APBD kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur.

3. Selanjutnya, kemukakan oleh Anda bahwa penyusunan anggaran tersebut


merupakan anggaran berbasis kinerja (dengan menganalisis berdasarkan teori
anggaran berbasis kinerja) tersebut !

Penganggaran berbasis kinerja (performance based budgeting) adalah sistem anggaran


yang menghubungkan anggaran pengeluaran dengan hasil yang diinginkan
(output dan outcome) sehingga setiap rupiah yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya. Penganggaran berbasis kinerja dirancang untuk menciptakan efisiensi,
efektivitas dan akuntabilitas dalam pemanfaatan anggaran dengan output dan outcome yang
jelas sesuai dengan prioritas sehingga semua anggaran yang dikeluarkan dapat
dipertangungjawabkan secara transparan. Penerapan penganggaran berdasarkan kinerja juga
akan meningkatkan kualitas pelayanan kepada publik terutamanya pengguna. Program pada
anggaran berbasis kinerja didefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu atau
lebih kegiatan yang akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah/ lembaga untuk mencapai
sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang di
koordinasikan oleh instansi pemerintah. Sejalan dengan itu, Penyusunan Rencana Kerja dan
Anggaran Organisasi Perangkat Daerah yang disingkat RKA-OPD di daerah Kabupaten
Bangka Barat dengan pendekatan prestasi kerja dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan
antara pendanaan dengan keluaran dan hasil yang diharapkan dari kegiatan dan program
termasuk efesiensi dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut output dan outcome
merupakan cara untuk mencapai kinerja tahunan. Dengan kata lain, integrasi dari rencana
kerja tahunan ( Renja SKPD ) yang merupakan rencana operasional dari Renstra dan
anggaran tahunan merupakan komponen dari anggaran berbasis kinerja.

Anda mungkin juga menyukai