Di Susun Oleh:
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH – UT
POKJAR KUNINGAN
2022
PENDEKATAN PKN SEBAGAI PENDIDIKAN NILAI DAN MORAL DI SD
KB 1
Sesungguhnya pendidikan nilai hermann 1972, Value is neither taught not cought,it is
learned, Artinya bahwa substansi nilai tidaklah semata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh
nilai di cerna dalam arti di tangkap, diinternalisasi,dan di bakukan sebagai bagian yang melekat
dalam kualitas pribadi seseorang melalui proses belajar.
Proses pendidikan pada dasarnya merupakan proses pembudayaan atau enkukturasi untuk
menghasilkan manusia yang beradab,termasuk di dalamnya yang berbudaya. Proses pendidikan
nilai dalam masysrakat telah berlangsung dalam kehidupan bermasyarakat dalam bentuk tradisi
dongeng dan sejenisnya yang biasa dilakukan oleh orang tua terhadap anak cucunya yang kini
mulai tergeser oleh film-film kartun maupun sinetron.
Kuncaningrat 1978, pada dasarnya kesenian merupakan produk budaya masyarakat yang
melukinskan penghayatan tentang nilai yang berkembang dalam lingkungan masyarakat pada
masing² zaman. Proses indignasi yaitu pemanfaatan kebudayaan daerah untuk pembelajaran mata
pelajaran lain dengan tujuan untuk mendekatkan pelajaran di lingkungan sekitar siswa menjadi
sangat penting dalam pengertian general,proses dan konsep pendidikan,merupakan proses yang
sengaja di rancang dan dilakukan untuk mengembangkan potensi individu dalam interaksi
dengan lingkungan nya.
Pada dasarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu
dan masyarakat yang smart and good ( Lickonn 1992:6 )artinya bahwa tujuan tersebut
mengandung arti bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan individu dan masyarakat
agar cerdas ( smart ) dan baik ( good ) yang kemudian dirinci menjadi tujuan pengembangan
kognitif,afektif dan psikomotorik.
Berikut contoh prilaku moral yang ada dalam masyarakat barat sebagai berikut :
Keadaan seperti itu dirasakan perlunya upaya pendidikan nilai moral yang dilakukan
secara menyeluruh dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosial kultural yang jelas dan mendesak
bagi kelangsungan kehidupan yang berkeadaban.
2. Pewarisan nilai antara generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana
sosiopsikologis dan selalu menjadi tugas dari proses peradaban.
3. Peranan sekolah sebagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogis yang berfungsi
sebagai pendidik moral semakin penting.
4. Dalam setiap masyarakat terdapat landasan etika umum,yang bersifat universal melintas
batas ruang dan waktu.
5. Demokrasi mempunyai kebutuhan khusus akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat.
6. Pertanyaan yang selalu di hadapi baik individu maupun masyarakat adakah pertanyaan
moral.
7. Terdapat dukungan yang mendasar dan luas bagi pendidikan nilai di sekolah.
8. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru² yang berkeadaban dan profesional.
9. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat.
Secara konstitusional demokrasi indonesia adalah demokrasi yang theistis atay demokrasi
yang Berketuhanan Yang Maha Esa, oleh karen itu pendidikan nilai bagi indonesia seyogyanya
berpijak pada nilai nilai sosial kulturan yang berbhineka tunggal ika.
1. Pendidikan nilai merupakan suatu kebutuhan sosialkulturan yang jelas dan mendesak
bagi kelangsungan kehidupan yang sosial kulturan yang jelas dan mendesak bagi
kelangsungan kehidupan yang berkeadaban karena pada dasarnya pewarisan nilai antar
generasi dan dalam satu generasi merupakan wahana sosiopsikologis dan selalu menjadi
tugas dari proses peradaban.
2. Peranan sekolah sebagai wahana psikopedagogis dan sosiopedagogis yang berfungsi
sebagai pendidik moral semakin penting,pada saat dimana hanya sebagian kecil anak
yang mendapat pendidikan moral dari orang tuanya dan peranan lembaga keagamaan
semakin kecil.
3. Dalam setiap masyarakat terdapat landasan etika umum,yang bersifat universal melintasi
batas ruang dan waktu sekalipun dalam masyarakat pluralistik yang mengandung banyak
potensi terjadiny konflik nilai.
4. Demokrssi mempunyai kebutuhan khususu akan pendidikan moral karena inti dari
demokrasi adalah pemerintahan yang berakar dari rakyat.
5. Sosialkultural terdapat dukungan mendasar dan luas bagi terselenggaranya pendidikan
nilai disekolah.
6. Pendidikan nilai adalah pekerjaan yang dapat dan harus dilakukan sebagai suatu
keniscayaan kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara secara global.
7. Komitmen yang kuat terhadap pendidikan moral sangatlah esensial untuk menarik dan
membina guru² yang beradab dan profesional.
8. Pendidikan nilai diindonesia bersifat tidak sekuler karena negara tidak melepaskan
pendidikan nikai keagamaan dari tanggung jawabnya.
9. Secara konstitusional demokrasi indonesia adalah demokrasi yang theistis atau demokrasi
yang berketuhanan yang maha esa.
10. Konsepsi pendidikan moral piaget yang menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan,mengambil keputusan dan memecahkan masalah moral dalam kehidupan.
11. Konsepsi pendidikan nilai moral kohlberg menitik beratkan pada penalaran moral melalui
pendekatan klarifikasi nilai.
12. Kerangka konseptual komponen Good Character dari lickona yang membagi karakter
menjadi wawasan ,moral ,perasaan moral dan prilaku moral dapat dipakai untuk
mengklasifikasi nilai moral dalam pendidikan nilai diindonesia.
13. Pada semua teori pendidikan nilai barat yaitu : teori piaget,kohlberg dan lickonna dapat
digunakam sebagai sumber akademis dalam membangun desain penelitian pendidikan
nilai diindonesia.
14. Proses pendidikan tidak bisa dilepaskan dari proses kebudayaan yang pada akhirnya akan
mengantarkan manusia menjadi insan yang berbudaya dan berkeadaban.
15. Substansi nilai tidaklah semata ditangkap dan diajarkan tetapi lebih jauh nilai dicerna dan
diinternalisasi.
16. Proses pendidikan yang memusatkan perhatian pada pengembangan nilai dan sikaf yang
dikenal value education affectiffe education,moral education,caracter education.
KB 2
Melalui muatan materi tentang norma hukum dan peraturan meliputi tata tertib dalam
kehiduoan berkeluarga,berbangsa dan bernegara.
Melalui materi tentang hak asasi manusia meliputi Hak dan kewajiban anak,kewajiban
anggota masyarakat ,dan perlindungan HAM.
Melalui muatan materi tentang kebutuhan warga negara meliputi hidup gotong royong.
Melalui materi tentang konstitusi negara meliputi,proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
konstitusi yang digunakan di indonesia,hubungan dasar negara dan konstitusi.
Melalui muatan materi tentang konstitusi negara.
Melalui materi tentang pancasila meliputi kedudukan pancasila sebagai dasae negara dan
ideologi negara.
Melalui muatan materi tentang globalisasi,globalisasi di lingkungan politik luar negeri di
era globalisasi.
KB 3
Sejak dini sekolah diharapkan mampu mengambil peran yang aktif dalam merancang dan
melaksanakan pendidikan nilai moral yang bersumber dari kebajikan dan keadaban demokrasi.
Dengan kata lain pendidikan nilai dalam dunia barat adalah pendidikan nilai yang bertolak dari
dan bermuara pada nilai-nilai social-kutural demokrasi. Sedangkan nilai yang bersumber dari
agama bukanlah tanggungjawab Negara, karena memang dunia barat yang sekuler dengan tegas
memisahkan urusan agama sebagai urusan pribadi, bukan urusan public.
Secara teoritik nilai moral berkembang secara psikologis dalam diri individu mengikuti
perkembangan usia dan konteks social. Dalam kaitannya dengan usia, piaget merumuskan
perkembangan kesadaran dan pelaksanaan aturan sebagai berikut:
Dari pihak lain, Lawrence Kohlberg ia mengadakan penelitian tentang perkembangan moral
berlandaskan teori perkembangan kognitif piaget, ia mengajukan postulat atau anggapan dasar
bahwa anak membangun cara berfikir melalui pengalaman termasuk pengertian konsep moral
seperti keadilan, hak, petrsamaan, dan kesejahteraan manusia. Dari penelitiannya itu Kohlberg
merumuskan adanya tiga tingkat (level) yangterdiri atas enam tahap (stage) perkembanganmoral
sbb: