Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEDAGOGIK
Dosen Pengampu : Erma Yulaini S.pd., M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 8
1. Ria Anatasia 2020143419
2. Dhita Fransisca 2020143427
3. Putri Hartini 2020143437

PRODI PENDIDIKAN GURU SD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2020/2021
BAB 1

Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

1. Capaian Perkuliahan
A. Capaian Perkuliahan Umum
Diharapkan agar pendidik dan peserta didik bisa saling memahami proses kegiatan
pembelajaran.
B. Capaian Perkuliahan Khusus
1. Mampu memahami konsep berpikir tingkat tinggi
2. Mampu menjelaskan definisi berpikir tingkat tinggi
3. Mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupannya
4. Mampu menyebutkan proses berpikir tingkat tinggi

2. Tujuan Perkuliahan
Dengan mempelajari tentang Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi maka akan menjadi salah
satu modal individu untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia nyata dengan perubahan
yang semakin cepat.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Konsep Berpikir Tingkat Tinggi


Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum di kenal sebagai
Higher Order Thinking Skill (HOTS) di picu oleh empat kondisi. Keempatnya yakni,Sebuah
situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat
di gunakan di situasi belajar lainnya.Kecerdasan yang tidak lagi di pandang sebagai
kemampuan yang tidak dapat di ubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang di pengaruhi
oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi dan kesadaran dalam belajar.
Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari uni dimensi, linier, hirarki atau
spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif. Keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah,
dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Selanjutnya, menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi
salah satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan
materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun
hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Sehingga kemudian,
keterampilan ini juga di gunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses tingkat tinggi
menurut jenjang taksonomi Bloom. Menurut Bloom, keterampilan di bagi menjadi dua bagian,
yakni Pertama, adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses
pembelajaran, yaitu mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan
(applying). Kemudian yang kedua adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa
keterampilan menganalisis (analysing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).
B.Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir
sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam
proses belajar dan mengajar.
Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau
menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah di pelajari dalam proses pembelajaranyang
telah di dapatnya.
Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam mengembangkan
pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah
afektif yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan
atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif
menjadi 5 kategori, yaitu 1) penerimaan, 2)menanggapi, 3) penilaian, 4) mengelola, dan
5) karakterisasi.
Ranah Psikomotor
Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan
pekerjaan dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik)
yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan,
keterampilan kompleks, ekspresif dan interperatif.
Kemudian, keterampilan proses psikomotor ini terbagi dalam 5 kategori yakni,
1) imitasi,
2) manipulasi,
3) presisi,
4) artikulasi,
5) naturalisasi.

C.Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving


Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving di perlukan dalam
proses pembelajaran. Sebab, pembelajaran yang di rancang dengan pendekatan
pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak dapat di pisahkan dari
kombinasi keterampilan berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.
Selain itu, keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para ahli yang
memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan
sehari-hari. Peserta didik secara individu akan memiliki keterampilan pemecahan
masalah yang berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mourtos,
Okamoto dan Rhee, ada enam aspek yang dapat di gunakan untuk mengukur sejauh
mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu:
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan
permasalahan menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus di ketahui
sebelum di gunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail,
dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah
yang di hadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan
masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan
hipotesis yang terkait dengan masalah.
3. Merencanakan solusi di mana peserta didik mengembangkan rencana untuk
memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah,
memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan
menentukan informasi untuk menemukan solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang
telah di tetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang di gunakan untuk memecahkan
masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi di periksa, asumsi yang terkait dengan
solusi di buat, memperkirakan hasil yang di peroleh ketika mengimplementasikan
solusi dan mengkomunikasikan solusi yang telah di buat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal
sebagai Higher Order Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat kondisi berikut.
1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang
spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat
diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar.
3. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau
spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran,
kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan
kreatif.
Konsep Berpikir Tingkat Tinggi, menurut beberapa ahli, definisi keterampilan
berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir
kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas
mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi
berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom.

B. Soal Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

https://hermananis.com/berpikir-tingkat-tinggi/, diakses pada 06 Oktober 2022


https://buguruku.com/konsep-berpikir-tingkat-tinggi/ ,diakses pada 06 Oktober
2022

Anda mungkin juga menyukai