Rangkuman Muskuloskletal Ninda Aulia
Rangkuman Muskuloskletal Ninda Aulia
DOSEN PEMBIMBING
Istianah, Ners., M.Kep
DISUSUN OLEH
Nama : Ninda Aulia
Nim/Kelas : 032STYC20
Semester/Tingkat: V/III
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan Alam nabi besar
Muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu dosen yang telah ikut serta
dalam memberikan tugas makalah “Sistem Muskukus”. Makalah ini kami susun
berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan
makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti.
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................29
3.2 Saran.........................................................................................................................29
1) Tulang
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat
lainnya yang terdiri atas hampir 50% air dan bagian padat,
selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama calsium kurang lebih
67% dan bahan seluler 33%.
a) Fungsi dari tulang adalah sebagai berikut:
Mendukung jaringan tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru dan
jaringan lunak).
Memberikan pergerakan (otot berhubungan dengan kontraksi
dan pergerakan).
Membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang
(hematopoesis).
Menyimpan garam-garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium dan fluor).
b) Struktur tulang
Tulang diselimuti di bagian luar oleh membran fibrus padat
disebut periosteum. Periosteum memberikan nutrisi pada tulang
dan memungkinkan tumbuh, selain sebagai tempat perlekatan
tendon dan ligament. Periosteum mengandung saraf, pembuluh
darah, dan limfatik. Lapisan yang terdekat mengandung osteoblast .
Dibagian dalamnya terdapat endosteum yaitu membran vascular tipis
yang menutupi rongga sumsum tulang panjang dan rongga dalam
tulang kanselus. Osteoklast terletak dekat endosteum dan dalam
lacuna howship (cekungan pada permukan tulang).
Sumsum tulang merupakan jaringan vascular dalam rongga
sumsum (batang) tulang panjang dan tulang pipih. Sumsum tulang
merah terutama terletak di sternum, ilium, vetebra dan rusuk pada
orang dewasa, bertanggungjawab dalam produksi sel darah merah
dan putih. Pada orang dewasa tulang panjang terisi oleh sumsum
lemak kuning. Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang baik.
Tulang kanselus menerima asupan darah melalui pembuluh
metafis dan epifis. Pembuluh periosteum mengangkut darah ke tulang
kompak melalui kanal volkman. Selain itu terdapat arteri nutrient
yang menembus periosteum dan memasuki rongga meduler melalui
foramina (lubang-lubang kecil). Arteri nutrient memasok darah ke
sumsum tulang, System vena ada yang keluar sendiri dan ada yang
mengikuti arteri. Tulang tersusun dari 3 jenis sel yaitu :
a. Osteoblas
b. Tulang Pendek
Tulang ini sering didapat pada tulang-tulang karpalia di tangan dan
tarsalia di kaki. Fungsinya pendukung seperti tampak pada pergelangan
tangan. Bentuknya tidak teratur dan inti dari konselus (spongi) dengan
suatu lapisan luar dari tulang yang padat.
c. Tulang Pipih
Tulang ini sering terdapat di tengkorak, panggul/koxa, sternum, dan
iga-iga, serta scapula (tulang belikat). Fungsinya sebagai pelindung
organ vital dan menyediakan permukaan luas untuk kaitan
otot-otot, merupakan tempat penting untuk hematopoesis.
Tulang pipih tersusun dari tulang kanselus diantara 2 tulang kortikal.
d. Tulang Tak Beraturan
3) Ligamen (simplay)
Ligamen adalah suatu susunan serabut yang terdiri dari jaringan ikat
keadaannya kenyal dan fleksibel. Ligament mempertemukan kedua
ujung tulang dan mempertahankan stabilitas. Contoh ligamen medial,
lateral, collateral dari lutut yang mempertahankan diolateral dari sendi
lutut serta ligament cruciate anterior dan posterior di dalam kapsul lutut
yang mempertahankan posisi anteriorposterior yang stabil. Ligament
pada daerah tertentu melengket pada jaringna lunak untuk
mempertahankan struktur. Contoh ligament ovarium yang melalui
ujung tuba ke peritoneum.
4) Tendon
5) Fascia
6) Bursae
Sendi Fibrosa/sinartrosis
Sendi yang tidak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tidak
mungkin gerakan antara tulang-tulangnya. Sendi fibrosa tidak
mempunyai lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan lainnya
dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. contohnya sutura
pada tulang tengkorak, sendi kaitan dan sendi kantong (gigi), dan
sindesmosis (permukaan sendi dihubungkan oleh membran).
Sendi Kartilaginosa/amfiartrosis
d. Sendi Engsel
f. Sendi pivot
Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas untuk memutar
pegangan pintu, misal persendian antara radius dan ulna.
g. Sendi peluncur
Memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah. Contoh adalah
sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangann.
8) Jaringan Penyambung
Jaringan yang ditemukan pada sendi dan daerah-daerah yang
berdekatan terutama adalah jaringan penyambung, yang tersususn dari
sel-sel dan subtansi dasar. Dua macam sel yang ditemukan pada
jaringan penyambung sel-sel yang tidak dibuat dan tetap berada pada
jaringan penyambung, seperti sel mast, sel plasma, limfosit, monosit,
leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memegang peranan penting pada
reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit-
penyakit reumatik. Jenis sel yang kedua dalam sel penyambung ini
adalah sel yang tetap berada dalam jaringan seperti fibroblast,
kondrosit, osteoblas. Sel-sel ini mensintesis berbagai macam serat dan
proteoglikan dari substansi dasar dan membuat tiap jenis jaringan
pemyambung memiliki susunan sel yang tersendiri.
Serat-serat yang didapatkan didalam substansi dasar adalah
kolagen dan elastin. Serat-serat elastin memiliki sifat elastis yang
penting. Serat ini didapat dalam ligament, dinding pembuluh darah
besar dan kulit. Elastin dipecah oleh enzim yang disebut elastase.
9) Otot
Otot yang melekat pada tulang memungkinkan tubuh bergerak.
Kontraksi otot menghasilkan suatu usaha mekanik untuk gerakan
maupun produksi panas untuk mempertahankan temperature tubuh.
Jaringan otot terdiri atas semua jaringan kontraktil. Menurut fungsi
kontraksi dan hasil gerakan dari seluruh bagian tubuh otot
dikelompokkan dalam:
Otot rangka (striadted / otot lurik).
Terdapat pada system skelet, memberikan pengontrolan pergerakan,
mempertahankan postur tubuh dan menghasilkan panas.
Otot polos (otot visceral).
Terdapat pada saluran pencernaan, perkemihan, pembuluh darah. Otot
ini mendapat rangsang dari saraf otonom yang berkontraksi di luar
kesadaran otot jantung.
Hanya terdapat pada jantung dan berkontraksi di luar pengendalian.
otot rangka dinamai menurut bentuknya seperti deltoid, menurut
jurusan serabutnya seperti rektus abdominis, menurut kedudukan
ototnya seperti pektoralis mayor, menurut fungsinya seperti fleksor dan
ekstensor.
2.2 PROSES PENYEMBUHAN TULANG
Pengobatan patah tulang adalah dengan reduksi-menarik atau mendorong bagian
yang patah dalam kesejajaran yang benar dan dengan satu periode imobilisasi dengan
pembidaian. Penyembuhan fraktur dicapai dengan:
a) Pembentukan bekuan darah di antara bagian yang patah
b) Timbulnya jaringan fibrosa di dalam bekuan darah
c) Osteoblas dari ujung yang patah dan periosteum memasuki jarngan fibrosa dan
membentuk kalus, tulang baru
d) Kalus, yang pertama kali masih lunak dan lebih besar daripada tulang normal,
diubah menjadi tulang normal dan kalus yang berlebihan diabsorbsi; tulang
mengalami remodeling ke dalam bentuk dan ukuran aslinya.
1. Tahap Inflamasi.
Tahap inflamasi berlangsung beberapa hari dan hilang dengan berkurangnya
pembengkakan dan nyeri. Terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan
pembentukan hematoma di tempat patah tulang. Ujung fragmen tulang
mengalami devitalisasi karena terputusnya pasokan darah. Tempat cidera
kemudian akan diinvasi oleh magrofag (sel darah putih besar), yang akan
membersihkan daerah tersebut. Terjadi inflamasi, pembengkakan dan nyeri.
2. Tahap Proliferasi Sel.
Kira-kira 5 hari hematom akan mengalami organisasi, terbentuk benang-benang
fibrin dalam jendalan darah, membentuk jaringan untuk revaskularisasi, dan
invasi fibroblast dan osteoblast. Fibroblast dan osteoblast (berkembang dari
osteosit, sel endotel, dan sel periosteum) akan menghasilkan kolagen dan
proteoglikan sebagai matriks kolagen pada patahan tulang. Terbentuk jaringan
ikat fibrus dan tulang rawan (osteoid). Dari periosteum, tampak pertumbuhan
melingkar. Kalus tulang rawan tersebut dirangsang oleh gerakan mikro minimal
pada tempat patah tulang. Tetapi gerakan yang berlebihan akan merusak sruktur
kalus. Tulang yang sedang aktif tumbuh menunjukkan potensial elektronegatif.
3. Tahap Pembentukan Kalus.
Pertumbuhan jaringan berlanjut dan lingkaran tulang rawan tumbuh mencapai
sisi lain sampai celah sudah terhubungkan. Fragmen patahan tulang
digabungkan dengan jaringan fibrus, tulang rawan, dan tulang serat matur.
Bentuk kalus dan volume dibutuhkan untuk menghubungkan defek secara
langsung berhubungan dengan jumlah kerusakan dan pergeseran tulang. Perlu
waktu tiga sampai empat minggu agar fragmen tulang tergabung dalam tulang
rawan atau jaringan fibrus. Secara klinis fargmen tulang tidak bisa lagi
digerakkan.
4. Tahap Penulangan Kalus (Osifikasi).
Pembentukan kalus mulai mengalami penulangan dalam dua sampai tiga
minggu patah tulang, melalui proses penulangan endokondral. Patah tulang
panjang orang dewasa normal, penulangan memerlukan waktu tiga sampai
empat bulan. Mineral terus menerus ditimbun sampai tulang benar-benar telah
bersatu dengan keras. Permukaan kalus tetap bersifat elektronegatif.
5. Tahap Menjadi Tulang Dewasa (Remodeling).
Tahap akhir perbaikan patah tulang meliputi pengambilan jaringan mati dan
reorganisasi tulang baru ke susunan struktural sebelumnya. Remodeling
memerlukan waktu berbulan-bulan sampai bertahun – tahun tergantung beratnya
modifikasi tulang yang dibutuhkan, fungsi tulang, dan pada kasus yang
melibatkan tulang kompak dan kanselus – stres fungsional pada tulang. Tulang
kanselus mengalami penyembuhan dan remodeling lebih cepat daripada tulang
kortikal kompak, khususnya pada titik kontak langsung.
Selama pertumbuhan memanjang tulang, maka daerah metafisis mengalami
remodeling (pembentukan) dan pada saat yang bersamaan epifisis menjauhi
batang tulang secara progresif. Remodeling tulang terjadi sebagai hasil proses
antara deposisi dan resorpsi osteoblastik tulang secara bersamaan. Proses
remodeling tulang berlangsung sepanjang hidup, dimana pada anak-anak dalam
masa pertumbuhan terjadi keseimbangan (balance) yang positif, sedangkan pada
orang dewasa terjadi keseimbangan yang negative. Remodeling juga terjadi
setelah penyembuhan suatu fraktur.
2.3 PROSES KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL
A. Pengkajian
a. Skeletal
Catat penyimpangan dari struktur normal menjadi defrmitas tulang,
perbedaan panjang, bentuk, amputasi dan bagian tubuh tidak dalam
kesejajaran anatomis Identifikasi pula adanya pergerakan abnormal
dan yang krepitasi
c. Sendi
d. Otot
f. Nyeri
Nyeri tulang dapat dijelaskan secara khas sebagai nyeri dalam dan
tumpul, sementara nyeri otot dijelaskan sebagai pegal atau nyeri dan
sering digambarkan sebagai "kram otot". Nyeri faktur tajam dan
menusuk dan dapat dihilangkan dengan imobilitasi.Nyeri tajam juga
bisa ditimbulkan oleh infeksi tulang akibat spasme otot atau penekanan
pada saraf sensoris.
C. Diagnosa
1. Diagnosa: Nyeri akut berhubungan dengan spasme otot, gerakan fragmen tulang,
cedera pada jaringan lunak, stress, ansietas, alat traksi/imobilisasi, destruksi sendi,
akumulasi cairan/proses inflamasi
D. Intervensi Keperawatan
1. Manajemen Nyeri
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi:
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, jelaskan strategi meredakan nyeri,
anjurkan memonitor nyri secara menggunakan analgetik secara tepat, ajarkan
mandiri, anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Observasi:
Terapeutik:
Sediakan pencahayaan yang memadai, gunakan lampu tidur selama jam tidur,
gunakan alas lantai jika beresiko mengalami cedera serius, sediakan alas kaki
antislip, jika perlu sedikan pispot atau urinal untuk eliminasi ditempat tidur,
pastikan bel panggilan dan alat-alat pribadi muah dijangkau, pertahankan posisi
tempat tidurdiposisi terendah saat digunakan, pastikan roda tempat tidur dan kursi
roda dalam keadaan terkunci, diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang
sesuai (mis.tongkat atau alat bantu jalan)
Edukasi:
1. Pemeriksaan penyaring
b. Palpasi
d. Kekuatan otot
e. Fungsi terpadu
2. Pengkajian Sistem Otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan merubah posisi, kekuatan
otot dan kordinasikan ukuran otot serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan
otot menunjukkan polineuropati, gangguan elektrolit (kalsium dan kalium),
miastenia grafis, poliomyelitis, distrofi otot. Dengan palpasi otot saat
ekstremitas relaks digerakkan secara pasif akan terasa tonus otot. Menkaji
kekuatan otot dilakukan dengan palpasi otot dan eksremitas yang digerakkan
secara pasif dan rasakan tonus otot.
3. Pemeriksaan berjalan
Bagian pertama pemeriksaan penyaring terdiri dari inspeksi gaya gaya
berjalan sikap tubuh. Mintalah pasien untuk membuka pakaian dan hanya
mengenakan pakaian dalam saja, dan berjalan dengan kaki telanjang untuk
menentukan kelainan gaya berjalan. Mintalah pasien untuk berjalan
menjauhi anda. Kemudian mendekati anda dengan berjalan di ujung jari
kaki, menjauhi anda dengan berjalan di atas tumit, dan akhirnya kembali
kepada anda dengan gaya berjalan dua-dua (tandem). Jika ada kesulitan
dalam gaya berjalan, harus dilakukan perubahan dalam tindakan
pemeriksaan ini.
4. Pemeriksaan tulang belakang
Kurvatura normal tulang belakang konveks pada bagian dada dan konkaf
pada sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang yang dering
terjadi meliputi: scoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang), kifosis
(kenaikan kurvatura lateral tulang belakang bagian dada), lordosis
(membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang yang berlebihan).
Kifosis terjadi pada pasien osteoporosis pada pasien neuromuscular.
Scoliosis terjadi congenital, idiopatrik (tidak diketahui penyebabnya) atau
akibat kerusakan otot paraspinal misalnya pada poliomyelitis. Lordosis
dijumpai pada penderita kehamilan karna menyesuaikan postur
tubuhnya akibat perubahan pusat gaya beratnya.
Pemeriksaan kesimetrisan dilakukan dengan memeriksa kurvatura tulang
belakang dan kesimetrisan bang tubuh dari pandangan anterior, posteriol dan
lateral. Dengan cara berdiri di belakang pasien, dan memerhatikan perbedaan
tinggi bahu dan krista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. simetris
bahu dan pinggul serta kelurusan tulang belakang di periksa dengan pasien
berdiri tegak, dan membugkuk ke depan (fleksi). Scoliosis ditandai dengan
abnormal kurvatura lateral tulang belakang, bahu yang tidak sama tinggi,
garis pinggang yang tidak simetris dan scapula yang menonjol, akan lebih
jelas dengan uji mengbungkuk ke depan. Lansia akan mengalami
kehilangan tinggi badan karena hilangnya tulang rawan dan tulang
belakang.
6. Pemeriksaan bahu
Inspeksi bahu untuk melihat adanya defirmitas, pelayuan dan asimetris.
Bahu haus dipalpasi untuk menemukan daerah nyeri tekan setempat.
Rentang gerak untuk abduksi, aduksi, rotasi ekternal dan internal,
dan fleksi di periksa dan dibandingkan dengan sisi lainnya. Catatlah kalo
ada nyeri.
7. Pemeriksaan siku
Palpasi siku untuk mengetahui adanya pembengkakkan, massa, nyeri
tekan atau nodulus. Untuk memeriksa pronasi dan supinasi siku harus
difleksikan 90 derajat dan diletakkan di atas meja. Tennis elbow, yang
dikenal sebagai epikonditilis lateral, merukan penyakit yang lazim di
jumpai dan ditandai dengan nyer didaerah epikondilus lateral humerus.
9. Pemeriksaan tangan
1. Implikasi Keperawatan
Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik meliputi pengkajian pasien mengenai
kondisinya, misalkan apakah sedang hamil, implan logam, dan lain
sebagainya.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Sinar-X
Sinar-X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan
perubahan hubungan tulang.
b. Computed tomography (CT scan)
Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
didaerah yang sulit dievalusi.
c. MRI
Adalah teknik pencitraan khusus, noninvasif, yang menggunakan medan
magnet, gelombang radio, dan komputer untuk memperlihatkan
abnormalitas jaringan lunak seperti otot, tendon, dan tulang rawan.
d. Angiografi
Angiografi adalah pemeriksaan struktur vaskuler. Angiografi adalah
pemeriksaan sistem arteri.Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke
dalam arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang
dipasok oleh arteri tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji
perfusi arteri dan bisa digunakan untuk indikasi tindakan amputasi yang
akan dilaksanakan.
e. Digital Subraction Angiography
Mempergunakan teknologi komputer untuk memperlihatkan sistem arterial
melalui kateter vena. Menggunakan teknologi komputer untuk
menggambarkan sistem arteri melalui kateter vena. Sedangkan, venogram
adalah pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk mendeteksi
adanya trombosis vena dalam
f. Venogram
Venogram adalah pemeriksaan sistem vena yang sering digunakan untuk
mendeteksi tombosis vena.
g. Mielografi
Penyuntikan bahan kontras ke dalam rongga subarakhnoid spinalis lumal,
dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis spinal atau tempat
adanya tumor. Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke
dalam rongga subarakhnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat
adanya herniasi diskus, stenosis spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau
adanya tumor.Sementara, diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis
dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam diskus dan dilihat
distribusinya.
h. Diskografi
Diskografi adalah pemeriksaan diskus vertebralis; suatu bahan kontras
diinjeksikan ke dalam diskus dan dilihat distribusinya.
i. Artografi
Artografi adalah penyuntikan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga
sendi untuk melihat struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Penyuntikkan
bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat struktur
jaringan lunak dan kontur sendi.Sendi diletakkan dalam kisaran
pergerakannya sementara diambil gambar sinar-X serial.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa ada tiga macam jenis tulang yaitu tulang
rawan (kartilago), tulang keras dan pengikat sendi (ligamen). Dan secara garis besar
tulang –tulang penyusun rangka manusia terdiri dari 206 tulang.
Rangka apendikuler (anggota tubuh) terdiri atas tiga kelompok besar yaitu
tulangtengkorak, tulang badan dan tulang anggota gerak. Tulang–tulang tengkorak
tersusundari 21 tulang. Sedangkan tulang – tulang penyusun tulang badan berjumlah 33
tulang,dan tulang – tulang penyusun tulang anggota gerak berjumlah 130 tulang.
Adapun pembagian tulang berdasarkan bentuknya yaitu tulang pipa atau tulang
panjang, tulang pipih dan tulang pendek.
3.2 SARAN
Demikian yang dapat penulis paparkan dalam makalah ini, tentunya masih
banyakkekurangan dan kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kekurangan
rujukan ataureferensi yang ada hubungannya dengan judul makalah yang penulis susun
tersebut. Penulisberharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang tentunya
membangun kepada demipenyusunan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi semua pihak untuk dapat
lebihmengembangkan ilmu tentang sistem muskuloskeletal.
DAFTAR ISI
Anatomi dan Fisiologi Modul Swa-instruksional . Jakarta: Penerbit buku