Anda di halaman 1dari 13
PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Rumah Sakit Daerah Kalabahi memberikan pelayanan dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan pada pasien yang digolongkan resiko tinggi kareana umur, Kondisi atau kebutuhan yang bersifat kritis. Disampaing itu bertanggung jawab melindungi pasien usia lanjut, penderita cacat, anak-anak dan yang beresiko disakiti dari kekerasan fisik baik oleh pengunjung, pasien lain dan staf rumah sakit. Serta pasien resiko tinggi yang memerlukan peralatan yang komplek yang diperlukan untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa ( Infar Miokard ) Selain itu perlindungan pasien juga dilakukan untuk masalah keselamatan pasien, perlindungan dari penyiksaan, perlindungan pada penderita cacat, kelalaian asuhan, penculikan pada pasien bayi dan bantuan dalam kejadian kebakaran Proses ini dilakukan sejak pasien mulai mendaftar pada Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat inap, pemeriksaan penunjang serta di seluruh pelayanan Rumah Sakit Daerah Kalabhi. Oleh sebab itu seluruh staf Rumah Sakit Daerah Kalabahi bertanggung jawab terhadap perlindungan pasien dari yang memepunyai reiko tinggi dan menjamin keselamatan pasien. B.TUJUAN ‘Tujuan dari perlindungan terhadap pasien yang resiko tinggi adalah 1. Melindungi kelompok pasien yang usia lanjut, kondisi atau Kebutuhan yang bersifat kritis 2. Melindungi pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup lanjut dan peralatann yang komplek 3. Melindungi pasien yang menggunakan produk darah dan pasien yang memakai obat tioksik seperti kemoterapi serta dializis 4. Melindungan kelompok pasien beresiko dari kekerasan fisik yang dilakukan oleh Pengunjung, staf rumah sakit dan pasien lain serta menjamin keselamatan kelompok pasien beresika yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit Daerah Kalabahi 5. Memberikan rasa aman dan nyaman dan keselamaten pasien selma mendapatkan pelayanan di rumah sakit C. PENGERTIAN 1. \Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat perlumbuhan sel-sel kanker 2. Kekorasan fisik adalah seliap tindakan yang di sengaja alau pengariayzan secara langsung merusak integritas fisik maupun psikolog’s korban, ini mencakup antara lain tindakan memuku, manendang, menampar, mendorong, menggigi, mencubit, pelacehan 3. Hambatan adalah ketidak sesuaian antara yang seharusnya dengan apa yang benar- benar terjadi, antara teori dan praktak.antara perencanan dan kenyataan. 4. Cacat fisik adalah mereka yang tubuhnya tidak normal sehingga sabagien besar kemampuanya untuk berfungsi di masyarakat terhambat.Dilihat dari aspek fisik kelompok ini dibagi menjadi beberapa katagor. yaitu: a) Tuna Netra adalah apabila mereka kebilangan daya litatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengembangkan potensinya.Tua Netra dibagi menjadi dua yaitu b) Kurang awas (low vision) yaitu bla masin sisa penglihatan sedemikian rupa sehingga masih dapat sedikit melihat atau masih bisa membedakan gelap dan ferang. c) Buta (blind) yaity apabila tidak memiiki sisa penglihatan sehingga tidak dapat mambadakan gelap dan terang 5. Ruang isolasi adalah ruangan perewaten khusus dirumah sakit yang digunakan untuk merawat pasian dengan kondisi madis tertentu secaraterpisah dari pasien lain ( Sabra Lkatz-Wize, 2006), dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi dari pasien tersabut kepada pasien lain atau kepada pelugas kesehatan, atau sebaliknya mencegeh pasian tersebut tertuar infeksi lain di rumah sakit karena daya tahannya erfungsi untuk membantu memutus siklus penularan penyakit serta melindungi pasien dan petugas Kesehatan. 6. Restrain adalah semua metods, fisik atau mekarik untuk membatasi pasion dari kebebasan bergerak, aktifitas fisik atau akses normal pada badannya sendiri (JCAHO.2001) yang rendah. Dengan damikian ruang isola 7. Restrain adalah alat atau tindakan pelindung untuk membatasi gerak atau aktifitas fisik Klien atau bagian tubuh kien 8. Vantilasi mekanik adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memberikan ventilasi atau bantuan nafes pada pasien yang mengalami kegawatan yang berkaitan dengan kelainan paru-paru (COPD, ARDS, kelainan diluar paru-paru, depresi nafas akibat obal atau gangguan neuromuskuler). we BABII RUANG LINGKUP A. Lingkup Area pasien yang termasuk resiko tinggi adalah - 1. Pasien dengan usia tua, anak-anak Pasien dengan gengguan bicara dan pesien koma Pasien dengan terpasang peralatan ventilator Pasien dengan gangguan jiwa Pasien dengan terapi Kemoterapi aye SN Pasien dengan terpasang restrain B. Lingkup Area Profesi yang teriibat dalam panduan ini 1. Pelaksana panduan ini adaleh tenaga kesehatan terdiri dari: 1) Staf Medis 2) Staf Peramat 3) StafBidan 4) Staf professional lainya Instelasi yang teribat dalam pelaksanaan Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Pisik adalah 41) Instalasi Rawat Jalan 2) Instalasi Gawet Darurat 3) Unit Rehabilitasi Medik 4) Instdas laboratorium 3) Unit Radiotogi G) Instdasi Kamer Operasi. 7) Instalasi Rawat Inap terdini dari > 8) Ruang Perawatan Penyskit Bedah infeksi Deweea. hy Ruang Perawatan VVIP dan VIP. ¢} Ruang Perawatan Badah dan Anak d} Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan } Ruang Perawatan Neonatal f) Ruang Perawatan penyakit Dalam g) Ruang Kelas | h) Ruang Bersalin. B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab |. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Pasien Resiko Tinggi 2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) Bertanggung jawab melakukan Panduan Pasien Resiko Tinggi 3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Pasien Resiko Tinggi b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Panduan Pasien Resiko- Tinggi BABII Pelayanan Pasien Yang Beresiko Tinggi |. Pasian Rawat Jalan a. Pandampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mangantarkan sampai tempat pemeriksaan yang dituju dengan memakai alat bantu jika diperiukan b. Perewat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai 2. Pasien Rawat Inap a. Penempatan pasien di ruang rawat inap sedekat mungkin dengan Nurse Station. b. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur c. Perawat memastikan bel pasien(ika ada) mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan d. Meminta keluarga untuk manjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yag ditunjuk dan dipercaya. A. Identifikasi pasienresike tinggi a) Pasien Gawat Darurat Pasien yang tibe-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak diakukan pertolongan secepatnya. Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajan primer dan pengkajian sekunder. Partolongan kepada pasien gawat darurat dilakuken dengan terlebih dahulu melakukan surveil primer untuk mengidentifikes: masslah-masalah yang mengancam hidup pasien, barulah selanjuinya dilakukan survei sekunder. Tahapan pengkajian pamer meliputi A (deway) : mengecek jalan nafas dengan tywan menjaga jalan nafas csertai kontrol servikal 8 (Breathing) :mengeosk pemafasan dengan tujuan mengelola pemafasan agar oksigenasi adakuat C (Circulation) : mengecak sistem sirkulasi disertai kontrol perdarahan D (Disability) : mengeoek status nauralogis E (Exposure, environmel control) : buka baju penderita tapi cegah hipotermia. Pengkajian primer bertyjuan mengelahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien. Pengkajian primer diakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam prakteknya dilakukan secara barsamaan dalam tempo wakiu yang singkat (kurang deri 10 detik) difokuskan pada Airway, Breathing, Circulation (A.B.C). Karena kondisi kekurangan oksigen merupaken penyebab kematian yang cepat. Kondisi ini dapat diakibatkan Karena masalah sistem permafesan ataupun bersifat sekunder akibat dari gangguan sistem tubuh yang lain Pasien dengan kekurangan oksigen dapat jaluh dengan cepat ke dam kondsi gawal darurat sehingga memerlukan pertolongan segera. Apabila terjadi kekurangan oksigen 6-8 manit akan menyebabkan kerusakan otak permanen, labih dari 10 menit akan menysbabkan kematian. Oleh karena itu pangkajian primer pada penderita gawat darural penting dilakukan secara efektif dan efisien. b) Penanganan Resusitasi Jantung Pan Resusitasi jantung paru merupakan salah salu tindakanfusaha untuk mengembaliken fungsi jantung peru, tanpa tindskan irl, maka henti sirkulasi menyebabkan gangguan disfungsi serebral yang akhimya dapat menyebabkan kematian sel otak yang imeversible. Tujuan Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah untuk mengadakan kembali pembagian substrat sementara, sehingga memberikan waktu untuk pemulihan fungsi jantung paru secara spontan. RIP dilakukan jike ada henti nafas dan hen jantung ¢) Pasien Yang Menggunakan Peralatan Bantu Hidup Dasar Atau Yang Koma Pasien stupor dan koma beresike tinggi untuk terjadinya aspirasi, yang disebabkan karena hilangnya refieks batuk dan muntah. Hipoksi, endotracheal tube (ETT) dengan intubasi merupakan cara yang paling efektif untuk menjaga jalan nafs baik dan oksigensasi yang adekuat. Bila pasien dalam keadaan koma yang dalam atau adanya tanda gangguan respirasi lebih baik dilakukan intubasi. Pada pasien stupor dengan pemafasan yang normal dapat kita berikan 100% oksigen dengan face mask sampai hipoksemsa tidak kita temukan. d) Pasien Dengan Penyakit Menular Dan Mereka Yang Daya Tahannye Menurun Penerimaan Pasien Untuk Perawatan Terpisah adalah penting bahwa kondisi darurat penerimaan ( dan pasien potensial untuk perawatan tempisah) untuk dipisahkan dari penerimaan bedah elekif untuk meminimakan kemungkinan penyebaren infeksi. Pade pasien masuk harus dinilai untuk faktor resko seperti diduga / infeksi dikonfirmasi dan kehadiran mult resisten organisme misalnya MRSA. Indikasi Perawatan Terpisah Untuk mengatahui apakah pasien memiliki indikasi masuk ke ruang perawatan terpisah atau tidak, dengan prioritas yang harus diberikan kepada pasien yang dicurigai atau cikonfirmasi: a. Pricvitass | 4) Pasien dengan resike tinggi menularkan penyakit ke orang lain: Tuberkolosis BTA (+) dan tersangka TB, HIV. varisela dan herpes b)Pasien dengan daya tahan tubuh rendah (immunocompromental} yang mudeh terlular orang lain: Malignasi hematologi (Leukimia) dengan neutropenia, Febrile Neutropenia, staven Jhonson. ¢) Pasien dengan iritabilitas tinggi yang mudah terangsang dengan suasana lingkungan - terutama grade II b. Prioftas II = Pasien dengan penanganan khusus yang mengganggu kenyamanan pasien lain: Hemetomesis Melena, keioasidosis Diabeticum (KAD) / Hypergiikemia Hiperosmolar Stata (HHS) e) Restraint Definisi restraint ini berlaku untuk semua penggunaan restraint di unit dalam rumah sakit. Pada umumnya, jika pasien dapat melepaskan suatu alat yang dengan mudah, maka alat tersebut tidak dianggap sebagai suatu restraint Jika suatu tindakan memanuhi definisi restraint, hal ini tidak secara otomatis disnggap salahltidak dapat diterima. Penggunaan restraint secara berlebihan dapat terjadi, tetapi pangambilan keputusan untuk mengaplikasikan restraint bukanlah suatu hal yang mudah. Suatu diskusi yang mendalam mengenai aspek etik, hukum, praktik den profesionaisme dilakukan untuk membantu tenaga kesehatan (misalnya perawal) memahami perbadaan antara penggunaan restraint yang salahitidak dapat ditclerir dengan kondisi yang memang memeriukan tindakan restraint. Tidaklah go mamungkinkan untuk membuat suatu daftar mengenai janis restraint apa saja yang dapat diterapkan kepada pasien dikarenakan pengapliakasiannya bergantung pada kondisi pasien saat itu. Suatu pambatasan fisikimekanis/kimia dapat diferapkan pada suatu kondisi tertentu, tetapi fidak pada kondisi lainnya Pasien Dialsis (Cud Darah) Cuci darah diberkan kepada pasien yang didiagnosa oleh doklar dan berdasarkan oleh hasil pemeriksaan dokier diperlukan untuk tindakan cuci darah atau dialisis. Apabila pasien ditentukan oleh dokter untuk cuci daratidialisis maka pasion tersebut dirujuk untuk mendapatkan tindakan selanjuinya. Prosedur pertama kali pasien cuci darah harus membawa surat pengantar dokter, membawa hasil pemeriksaan : Laboratorium Mengetahui protokel untuk cuci darah pada pasien jersebut. Untuk cuci darah berikuinya sesuai jacwal yang ditantukan oleh dokter. Pasien Lanjut Usia, Mereka Yang Cacat, Anak-Anak Dan Populasi Yang Beresko Diperlakukan Kasar! Kejam. Pada usia lanjut gejala Klinik gangguan jiwa seringkali berbeda dengan penderita usia lebih muda. Perubahan yang terjadi pada lanjut usia sejalan dengan periode penuaan menunjukkan adanya kelainan patolog: yang mulipel merupakan suatu tantangan dalam menilai gejala Klinik, pemberian pengobatan dan rehabilitasi, Menua sehat seringkali digunakan sebagai sinonim dari bebas dari ketidakmampuan pada Janjut usia. Jadi menua sehat harus dikuti dengan lanjut usia yang aklif, senantiasa berperan serta pada aktiflas sosial, budaya, spirtual, ekonomi dan peristiwa di masyarakat, Psikogerati adalah cabang ilmu kedokteran yang memperhatikan pencegahan, diagnosis, dan terapi gangguan fisik dan psikologis atau psikiatrik paca lanjut usia. Saat ini disipiin ini sudah berkembang menjadi suatu cabang psikiatrik analog dengan psikiatik anak (Srocklehurts, Allen, 1987). Diagnosis dan terapi gangguan mental pada larjut usia memerukan pengelahuan khusus, karena kemungkinan perbedaan dalam manifestasi klinis, palogenesis dewasa muda dan lanjut usia (Weinberg,1995: Kold-Brodie,1982). Faktor penyulit pada pasien lanjut usia juga periu dipertimbangkan, antara lain sering adanya penyakit dan kecacatan medis kronis penyeria, pemakaian banyak obat (polifamasi) dan peningkatan kerentanan terhadap gangguan kognitif (Weinbarg, 1995: Gunadi, 1984). Olah karena itu pasion lansia dan cacat merupakan salah satu pasien yang beresika tinggi yang perlu mendapat perhatian khusus 1. Tata lakeana perlindungan ferhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadarar a. Pasien Rawat Jalan 1) Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan 2) Perawat poli umum, spesialis dan gig: wajib mandempingi pasien untuk dilakukan pameriksaan sampai selesai_ b. Pasien Rawat Inap 1)Penempatan pasien di kamar rawat inap sedeket mungkin dengan kamar perewat 2) Perawat memastikan dan memasang pangaman tempat tidur 4) Perawat memastkan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan 4) Meminta 5) keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunjuk dan dipercaya. 2 Tata laksana perlindungan terhadap pendarita cazat a. Petugas penerima pasion melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajb membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang eampai proses salesai dilakukan. b. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasion atau pinak lain yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang. c. Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasian dan memastikan pasien dapat menggunakan bel tersebut. d. Perawat memasang dan memastkan pengamen tempat tidur pasion. 3. Tata laksena perlindungan terhadap anak-anak a. Ruang perinatologi hans dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak boleh citinggelkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga b. Perawat meminia sural pemyaiaan secara ferluls kepada orang tua apabila akan dilzkukan tindakan yang memeriukan pemaksaan. ‘c. Parawat memasang pangamanan tampat tidur pasien. dd. Pemasangan CCTV di ruang perinatotogi hanya kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain. 4. Tata laksana perindungan terhadap pasien yang bersike disakiti (resiko penyiksaan, napi.korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam tumah tangga) a. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor peraweatt b. Pengunjung maupun penjaga pasien wajb lapor dan mencatat identitas di kantor perawat, berikut dengan perjaga maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar perawatan dengan pasien beresiio. ¢. Perawat berknordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawaten pasien, penjaga maupun pengunjung pasien. d. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperiukan. bh) Pasien Yang Mendapat Kemoterapi Atau Terapi Lain Yang Beresika Tinggi Kemolerapi diberiken kepada pasien yang didiagnosa oleh dokter dan berdasarkan olh hasil pemeriksaan dokter diperiukan untuk tindakan kemoterapi. Apabila pesien ditentukan oleh dokter untuk radiasi / radioterapi maka pasien tersebut dirujuk untuk mendapatkan findakan selanjuinya, BAB IV DOKUMENTASI Dokumentasi panduan pasion yang mempunyai resiko tinggi yang harus dipenuhi adalah : 1. Format informasi dan edukasi pasion 2. Dokumen asesmen pasien dan dokumen rencana keperawatan dan implementasi 3. 4 Asesmen pasien ICU yang terpasang ventilator Medical record asuhan pasien yang manjelani tindakan BABY PENUTUP Dengan dictaphanme panduan pebyenan sesiko finggi maka ditarapkan sefiap perscnll Rumah Sskt Deersh Kelsteni danst mebisansken orosedur perindungan teteden kekeresen sk use lit nenderis cecet snst-ensk den yang beresiko Giese dengan bak dom bere. Dietapkon of Kaisa ——— Rumah Saict Daersh Kalabata

Anda mungkin juga menyukai