Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

(TEORI PRODUKSI)

DISUSUN OLEH:

NAMA : WIDIYANTI

NIM : 18 61201 151

KELAS : A2 NON REGULER

UNIVERSITAS MUSLIM MAROS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat hidayah dan

taufiqnya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah yang

berjudul “Konsep Elastisitas”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

mata kuliah “Teori Ekonomi Mikro”, makalah ini yang diharapakan bisa

menambah wawasan dan dapat bermanfaat dalam dunia pendidikan

ini.saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta

masih banyak kekurangan dan kesalahannya. oleh karena itu kritik dan

saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kamiharapkan

demikesempurnaan makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat

mendorong kita untuk lebih giat dalam proses menimba ilmu dengan

sebaik-baiknya.

Maros,5 November 2018

Widiyanti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................2

1.3 Tujuan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................3

A. Pengertian Teori Produksi...........................................................3

2.1 Dimensi Jangka Panjang Dan Jangka Pendek............................10

2.2 Model Produksi Dengan Satu Macam Faktor Produksi Variabe13

2.3 Model Produksi Dengan Dua Macam Faktor Produksi Variabel17

BAB III PENUTUP.....................................................................................32

3.1 KESIMPULAN..................................................................................32

3.2 SARAN.............................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam melihat seluk beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi

dan menawarkan barangnya diperlukan analis keatas berbagai aspek

kegiatan memproduksinya. Pertama-tama dianalisis sampai mana

factor-faktor produksi akan dignakan untuk menghasilkan barang yang

akan diproduksikan. Setelah itu perlu dilihat biaya produksi untuk

menghasilkan barang-barang tersebut. Dan pada akhirnya

perludianalisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan

hasil penjualan produksinya dengan biaya produksi yang

dikeluarkannya. Untuk menentukan tingkat produksi yang akan

memberikan keuntungkan yang maksimum kepadanya.

Produksi dan biaya produksi bagaikan keeping uang mata logam berisi

dua. Jika produksi berbicara tentang nilai fisik penggunaan factor

produksi, biaya mengukurnya dengan nilai uang. Dalam ekonomi yang

sudah modern, di mana peranan uang amat penting, maka ukuran

efisiensi yang paling baik (walaupun bukan paling lengkap) addalah

uang. Sesuatu yang efisien secara teknis, belum tentu secara finan-

sial dan ekonomi menguntungkan.

1
1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana dimensi jangka pendek dan jangka panjang dalam

teori produksi?

2.      Bagaimana produksi dengan satu factor produksi variable?

3.      Bagaimana produksi dengan dua factor produksi variable?

1.3 Tujuan

1.      Mengetahui jangka pendek dan jangka panjang dalam teori

produksi

2.      Mengetahui produksi dengan satu factor produksi variable

3.      Mengetahui produksi dengan dua factor produksi variable

2
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Produksi

Teori Produksi pada dasarnya berusaha menjelaskan bagaimana

dengan biaya minimum perusahaan dapat memproduksi output tertentu

atau dengan biaya tertentu memaksimumkan produksi. Teori produksi

penting dalam bidang ekonomi manajerial karena merupakan dasar dari

teori supply (penawaran) yang merupakan salah satu dasar bagi penentu

harga. Jadi teori produksi adalah teori yang menjelaskan hubungan antara

tingkat produksi dengan jumlah faktor-faktor produksi dan hasil penjualan

outputnya.

B. Tujuan Organisasi Perusahaan dalam Unit Produksi

           Dalam teori ekonomi, berbagai jenis perusahaan dipandang

sebagai unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu

“mencapai keuntungan yang maksimum”. Untuk tujuan itu, ia

menjalankan usaha yang bersamaan yaitu mengatur penggunaan factor

produksi dengan cara seefisien mungkin sehingga “ usaha

memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari

sudut ekonomi dipandang dengan cara yang paling efisien”. Dalam

praktik, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan

perusahaan. Tetapi demi penyederhanaan analisis, untuk sementara

tujuan memaksimumkan ini digunakan.

3
  Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil

penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil

penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami

apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan

maksimum dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan dan

biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam usahanya

untuk memproduksi barang-barang yang diperlukan masyarakat dan

memperoleh keuntungan maksimum, masalah pokok yang harus

dipecahkan produsen adalah :”bagaimanakah komposisi dari factor-

faktor produksi yang digunakan dan untuk masing-masing factor

produksi tersebut berapakah jumlah yang akan digunakan”.

C. Faktor Produksi

Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat

digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Faktor

produksi yang bisa digunakan dalam proses produksi terdiri atas

sumberdaya alam, tenaga kerja mansuia, modal dan kewirausahaan:

 Sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh

alam yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi

kebutuhannya. Sumberdaya alam di sini meliputi segala sesuatu

yang ada di dalam bumi, seperti:

-Tanah, tumbuhan, hewan.

-Udara, sinar matahari, hujan.

4
-Bahan tambang, dan lain sebagainya.

Faktor produksi sumberdaya alam merupakan faktor produksi asli

karena telah tersedia di alam langsung.

 Sumberdaya Manusia (Tenaga Kerja Manusia)

Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik

jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk

menghasilkan barang dan jasa maupun faedah suatu barang.

Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya

(kualitasnya) yang terbagi atas:

a). Tenaga kerja terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang

memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal.

Contoh: guru, dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti.

b).  Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang

memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman.

Contoh: montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.

c) Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained

labour), adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani

daripada rohani.Contoh: tenaga kuli pikul, tukang sapu, pemulung,

buruh tani.

Dari klasifikasi tenaga kerja di atas, coba Anda klasifikasi tenaga kerja

5
yang mana paling banyak di daerah Anda.

 Sumberdaya Modal

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau

hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.

Misalkan orang membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala

merupakan barang modal, karena jala merupakan hasil produksi yang

digunakan untuk menghasilkan produk lain (ikan). Di dalam proses

produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan bahan-bahan.

Modal dapat dibedakan menurut:

1) Kegunaan dalam proses produksi.

a) Modal tetap adalah barang-barang modal yang dapat

digunakan berkali-kali dalam proses produksi.Contoh: gedung,

mesin-mesin pabrik.

b) Modal lancar adalah barang-barang modal yang habis sekali

pakai dalam proses produksi.Contoh: bahan baku, bahan

pembantu.

2) Bentuk Modal

a) Modal konkret (nyata) , adalah modal yang dapat dilihat secara

6
nyata dalam proses produksi.Contoh: mesin, bahan baku,

gedung pabrik.

b) Modal abstrak (tidak nyata) adalah modal yang tidak dapat

dilihat tetapi mempunyai nilai dalam perusahaan.

Contoh: nama baik perusahaan dan merek produk.

 Sumberdaya Pengusaha

Sumberdaya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha

berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi

dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif

dan efisien.

Pengusaha berkaitan dengan managemen. Sebagai pemicu proses

produksi, pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat

diandalkan. Untuk mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor

produksi, pengusaha harus mempunyai kemampuan merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan usaha.

D. Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata

Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang

dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal

(marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan

penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average

product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

7
         Produksi Total :

TP = f(K,L)

Dimana TP  =  produksi total

            K =     barang modal(yang dianggap konstan)

            L          =     tenaga kerja/buruh

Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari

fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah

MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.

         Produksi Marginal

MP = TP’ = αTP/αL

Dimana MP  = produksi marginal

Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP

< 0,penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total. Penurunan

nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Pertambahan Hasil

Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing Return (LDR).

         Produksi Rata-Rata

AP = TP/L

Dimana AP = produksi rata-rata.

8
AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’=0).

Dengan penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat AP =

MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum.

E. Siklus Tahap-Tahap Produksi

Untuk kasus umum dan bila dianggap penambahan faktor produksi

dianggap kontinyu kurva akan menjadi pada diagram 1.1. Diagram 1.1

menunjukan ada tiga tahap penting dari gerakan perubahan nilai TP. Yang

pertama,pada saat MP maksimum (titik 1 dan 4). Kedua,pada saat AP

maksimum (titik 2 dan 5). Ketiga,pada saat MP = 0 atau TP maksimum

(titik 3 dan 6). Diagram tersebut dapat dibagi menjadi tiga tahap produksi

(The Three Stages of Production):

1)      Tahap I (stage I ),sampai pada saat kondisi AP maksimum

Penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun

produksi rata—rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja

masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan.

Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slope kurva TP

meningkat tajam).

2)      Tahap II (stage II ),antara AP maksimum sampai saat MP sama

dengan nol

Karena berlakunya LDR,baik produksi marginal maupun produksi rata-rata

mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif.

Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai

9
mencapai titik maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu

horizontal).

3)      Tahap III (stage III ),saat MP sudah bernilai < nol (negatif).

Perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi,karena penambahan

tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan

mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).

Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja

pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah

sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang

diterima.tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja.

Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual

barang dinotasikan P,maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi)

dianggap efisien bila:

2.1 Dimensi Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

Yang dimaksud dengan teori produksi adalah teori yang

menjelaskan hubungan antara tingkat produksi dengan jumlah faktor-

faktor produksi dan hasil penjualan outputnya.Di dalam menganalisis teori

produksi, kita mengenal 2 hal:

produksi jangka pendek, yaitu bila sebagian faktor produksi jumlahnya

tetap dan yang lainnya berubah (misalnya jumlah modal tetap, sedangkan

tenaga kerja berubah).

10
produksi jangka panjang, yaitu semua faktor produksi dapat berubah dan

ditambah sesuai kebutuhan. 

Faktor produksi tetgap adalah faktor produksi yang jumlah

penggunaannya tidak tergantung pada jumlah produksi. Ada atau tidak

ada produksi , faktor produksi ini harus ada dan tetap tersedia. Mesin-

mesin pabrik adalah salah satu contoh . sampai pada interval produksi

tertentu jumlah mesin tidak perluh ditambah. Tetapi jika tingkat produksi

menurun sampai nol unit, jumlah mesin tidak bisa dikurangi.

Jumlah penggunaan faktor produksi variabel tergantung pada tingkat

produksinya. Makin besar tingkat produksi, makin banyak faktor produksi

variabel yang digunakan. Begitu juga sebaliknya. Buruh harian lepas di

pabrik rokok adalah contohnya. Jika perusahaan ingin meningkatkan

produksi, maka jumlah buruh hariannya ditambah. Sebaliknya jika ingin

mengurangi produksi, buruh harian dapat dikurangi.

Pengertian faktor produksi tetap dan faktor produksi variable terkait erat

dengan waktu yang dibutuhkan untuk menambah atau mengurangi faktor

produksi tersebut. Mesin dikatakan sebagai faktor produksi tetap karena

dalam jangka pendek (kurang dari setahun) susah untuk ditambah atau

dikurangi . sebaliknya buruh dikatakan faktor produksi variable karena

jumlah kebutuhannya dapat disediakan dalam waktu kurang dari satu

tahun.

11
Dalam jangka panjang (long run) dan sangat panjang (very long run)

semua faktor produksi sifatnya variabel. Perusahaan dapat menambah

atau mengurangi kapasitas produksi dengan menambah atau mengurangi

mesin produksi. Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka

sangat panjang berkaitan dengan ukuran waktu kronologis. Misalnya ada

kualifikasi yang menyatakan bahwa jangka panjang berkisar antara 5-25

tahun . jangka sangat panjang bila waktunya lebih dari 25 tahun.

Teori produksi tidak mendefinisikan jangka pendek dan jangka panjang

secara kronologis. Periode jangka pendek adalah periode produksi di

mana perusahaan tidak mampu dengan segera melakukan penyesuaian

jumlah penggunaan salah satu atau beberapa faktor produksi. Periode

jangka panjang adalah periode produksi dimana semua faktor produksi

menjadi faktor produksi variable.

Tenggang waktu jangka pendek setiap perusahaan berbeda-beda

tergantung jenis usahanya. Perusahaan yang memproduksi barang-

barang modal, periode jangka pendeknya barangkali lima tahun. Sebab

perusahaan membutuhkan waktu minimal lima tahun untuk menambah

kapasitas produksi dengan menambah mesin. Perusahaan yang bergerak

di industri pengolahan, periode jangka pendeknya lebih singkat.

Perusahaan yang mengolah makanan kalengan, periode jangka

pendeknya lebih singkat. Perusahaan yang mengolah makanan kalengan,

periode jangka pendeknya barangkali hanya dua atau tiga tahun.

12
Adakah perusahaan yang jangka pendeknya kurang dari satu tahun ?

ada, misalnya restoran, misalnya restoran kelas menengah ke bawah

yang faktor produksi tetapnya adalah rumah dan peralatan masak/makan.

Mereka mampu menyesuaikan kapasitas produksi dalam tempo kurang

dari satu tahun. Bahkan pedagang bakso keliling yang faktor produksinya

tetap hanya berupa gerobak dorong, mangkok dan kompor, periode

jangka pendeknya hanya sebulan.

2.2 Model Produksi Dengan Satu Macam Faktor Produksi Variabel

Produksi dengan satu macam faktor produksi variabel adalah pengertian

analisis jangka pendek,dimana faktor produksi yang tidak dapat di ubah.

Ekonom membagi faktor produksi menjadi barang modal (capital) dan

tenaga kerja (labour).hubungan matematis penggunaan faktor produksi

yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi,seperti

dibawah ini.

Q = f(K,L)

Dimana :Q = tingkat output

K = barang modal

L = tenaga kerja

Dalam model produksi satu macam faktor produksi variabel, barang modal

dianggap sebagai faktor produksi tetap.keputusan produksi ditentukan

berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.

13
Produksi Total, Produksi Marginal, Dan Produksi Rata-Rata

Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan

dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal

product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan

satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-

rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.

 Produksi Total :

Produksi total adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari

penggunaan satu unit total produksi.

 TP = f(K,L)

Keterangan:

Dimana; TP = produksi total

K = barang modal(yang dianggap konstan)

L = tenaga kerja/buruh

Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari

fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama dari TP adalah

MP,maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol.

 Produksi Marginal

Produksi Marginal (marginal product) adalah tambahan produksi

karena penambahan  penggunaan satu unit faktor produksi.

14
MP = TP’ = αTP/Αl

Dimana:MP = produksi marginal

Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika

MP < 0,penambahan tenaga kerja justru menguragi produksi total.

Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum

Pertambahan Hasil Yang Semakin Menurun atau The Law of Deminishing

Return (LDR).

 Produksi Rata-Rata

Produksi rata-rata adalah rata-rata output yang dihasilkan perunit faktor

produksi.

AP = TP/L

Dimana: AP = produksi rata-rata.

AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0

(AP’=0). Dengan penjelasan matematis,AP maksimum tercapai pada saat

AP = MP,dan MP memotong AP pada saat nilai AP maksimum .

Tabel 1.1

Produksi Total, Produksi Marjinal dan

Produksi Rata-rata Usaha Tekstil Tradisional

(Satu Faktor Produksi Variable)

Mesin Buruh Produksi total Produksi Produksi

(TP) (bal) marjinal (MP) rata-rata (AP)

15
(unit) (orang) (bal) (bal)

1 1 5 5 5

1 2 20 15 10

1 3 45 25 15

1 4 80 35 20

1 5 105 25 21

1 6 120 15 20

1 7 126 6 18

1 8 120 -6 15

1 9 106 -12 12

1 10 90 -18 9

Dari Tabel 1.1 bahwa produksi total (TP) pada awalnya meningkat dan

mencapai maksimum (126 unit) pada saat jumlah buruh yang

dipekerjakan tujuh orang. Tetapi setelah itu penambahan buruh justru

menurunkan produksi total, karena produksi marjinal (MP) sudah negatif.

Bila melihat kolom MP, ternyata besarnya MP sangat mempengaruhi TP.

Selama nilai MP>0, TP tetap bertambah. Sayangnya pertambahan MP

juga mengalami penurunan (LDR). Besarnya nilai MP juga berpengaruh

terhadap nilai produksi rata-rata (AP). Penambahan satu orang tenaga

kerja akan memperbesar nilai AP selama nilai MP>nilai AP sebelumnya.

Begitu juga sebaliknya. Table 1.1 dapat dipersentasikan dalam bentuk

Diagram 1.1. TP ternyata bergerak membentuk kurva yang mirip huruf S,

16
sehingga disebut kurva S (S curve). di atas MP. Tetapi penurunannya

bernilai posistif bahkan tidak pernah negative.

 Kemajuan Teknologi

Diagram 2.3
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output

Q3
Q2 TP 3
Q1 TP 2
TP 1
L1 Tenaga kerja

2.3 Model Produksi Dengan Dua Macam Faktor Produksi Variabel

Dalam bagian ini kita melonggarkan asumsi adanya faktor produksi

tetap. Baik barang modal maupun tenaga kerja sekarang bersifat variabel.

Namun yang harus diingat bahwa pelonggaran asumsi ini masih tetap

terlalu menyederhanakan persoalan. Sebab dalam kenyataan faktor

produksi variabel yang digunakan dalam proses produksi lebih dari dua

macam. Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi

faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara

efisien akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi

dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup menggunakan penjelasan

grafis dan matematika sederhana.

a. Isokuan ( isoquant)

17
isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi

penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan

tingkat teknologi tertentu, yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.

Kenapa bentuk kurva Isoquant cekung?

Kurva Isoquant digambarkan berbentuk cekung, bukan garis lurus, karena

kombinasi input yang digunakan (kapital & tenaga kerja) tidak bisa

menggantikan satu sama lainnya dengan sempurna. Dengan kata lain,

perbandingan penggantian input tidak 1:1 (1 nilai kapital diganti dengan 1

nilai tenaga kerja). Karena itu, garis kurva berbentuk cekung untuk

menggambarkan bahwa perubahan salah satu input diikuti dengan

perubahan relatif nilai input yang lain. kurva akan berbentuk garis lurus

jika perbandingan input yang digunakan tepat 1:1, jika nilai 1 modal

dikurangi maka harus ditambah dengan nilai 1 tenaga kerja.

kurva yang menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang

akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu.Gabungan Tenaga Kerja

dan Modal

Untuk menghasilkan 1000 unit produksi

18
GABUNGAN TENAGA KERJA MODAL TINGKAT PRODUKSI

A 1 6 1000

B 2 3 1000

C 3 2 1000

D 6 1 1000

Tabel 1.2

Produksi Total Usaha Tekstil Tradisional

(Dua Faktor Produksi)

Mesin Tenaga Kerja

1 2 3 4 5

1 5 20 45 80 105

2 30 45 105 150 135

3 80 105 150 180 150

4 105 135 180 240 210

Catatan: Angka-angka pada kolom 1 s.d 5 adalah produksi total

(bal).

Kita melihat bahwa tingkat produksi 105 bal tekstil dapat dicapai

dengan beberapa kombinasi factor produksi, yaitu 1 mesin dengan 5

19
tenaga kerja, 2 mesin dengan 3 tenaga kerja dan seterusnya. Selanjutnya

kita dapat menurunkan kurva isokan seperti berikut ini.

Ciri-ciri isoquant :

1.      Mempunyai kemiringan negatif.

2.      Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi

jumlah output.

3.      Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.

4.      Isoquant cembung ke titik origin.

Diagram 1.4
Isakuan(isaquant)
Mesin

4
3
2
1 Isokuan=105 unit

1 2 3 4 5 Tenaga kerja

Asumsi- Asumsi Isokuan

-          Konveksitas

Asumsi bahwa pembahasan perilaku konsumen, yaitu kurva indiferensi

yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah dengan (down ward Sloping).

Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam

faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap. Kesediaan

produsen untuk mengorbankan faktor produksi yang satu demi menambah

20
penggunaan faktor produksi yang lain untuk menjaga tingkat produksi

pada isokuan yang sama disebut Derajat teknik substitusi faktor produksi

atau Marginal Rate Of Technical Substitution (MRTS). MRTS adalah

bilangan yang menunjukkan berapa unit faktor produksi K pada tingkat

produksi yang sama. L adalah tenaga kerja dan K adalah barang modal,

maka MRTSlk adalah beberapa unit tenaga kerja yang harus dikorbankan

untuk menambah 1 unit mesin, demi menjaga produksi pada tingkat yang

sama. Dasar pertimbangan substitusi faktor produksi adalah perbandingan

rasio produktivitas.

Diagram 1.5

Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)

Y = Barang modal

Isokian

0 x = Tenaga Kerja

Jika produsen ingin mengubah kombinasi factor produksi dari titik A ke titik

B, maka tambahan outputkarena menambah 1 unit L adalah sama dengan

produksi marjinal L (MPL) dikali dengan perubahan L atau ( MP L. ).

21
Pengurangan output karena penguranan factor produksi K adalah sama

dengan produksi marjinal K ( ) di kali perubahan K atau ( . ). Karena

bergerak pada isokuan yang sama, maka pertambahan output sama

dengan nol )

-          Penurunan Nilai MRTS(diminishing Of MRTS)

Sama hanlnya dengan konsumen , produsen menganggap makin mahal

faktor produksi yang semakin langka. Itulah sebabnya mengapa nilai

MRTSlk makin menurun (hukum LDR) . dalam kasus tertentu nilai MRTS

akan konstal atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat

substitusi sempurna. MTRS nol bila kedua faktor produksi mempunyai

hubungan proporsional tetap

Diagram 1.6
MRTS Kasus Khusus
Mesin Mesin
A
B
C Q3
Q3 M2 Q2
Q2 M1 Q1
Q1
0 Tenaga kerja K1 K2 Tenaga kerja
(a) (b)
Faktor produksi substitusi sempurna Faktor produksi
proporsionaL.

-          Hukum Pertambahan hasil yang semakin menurun

Dalam ekonomi, hasil yang semakin menurun ( juga disebut sebagai hasil

tambahan yang semakin menurun ) merujuk pada bagaimana nilai

22
penambahan produksi dari sebuah factor produksi mulai mengalami

penurunan, saat factor produksi tersebut meningkat, berlawanan terhadap

peningkatan yang seharusnya normal diharapkan. Berdasarkan hubungan

ini, dalam sebuah system produksi dengan input-input tetap dan variabel, (

seperti ukuran pabrik dan jumah tenaga kerja ), setiap  tambahan unit

faktor produksi variabel (yaitu, orang-jam) menghasilkan peningkatan

yang semakin mengecil  pada output, yang berarti juga mengurangi

produktivitas setiap pekerja. Sebaliknya, memproduksi satu unit output 

membutuhkan biaya yang lebih besar (karena jumlah input variabel utama

yang digunakan, pengaruhnya sangat kecil).

Hukum hasil yang semakin menurun di deskripsikan sebagai salah satu

hukum terkenal dalam bidang ekonomi. Pada kenyataannya, hukum ini

berpusat pada teori produksi, salah satu dari dua bidang utama dalam

teori mikro ekonomi neo klasik. Hukum ini menyatakan “Bahwa kita akan

semakin mengalami penurunan ekstra output/hasil saat kita terus

menambahkan satu input produksi, sementara factor produksi yang lain

tetap. Dengan kata lain, tambahan / marginal produksi untuk setiap unit

input akan menurun seiring dengan peningkatan jumlah input tertentu

sementara input ( factor produksi ) lain tetap.”  Penjelasan ini menjelaskan

dengan gamblang mengapa hukum ini terbukti benar terhadap beberapa

masalah.

Hasil yang semakin menurun dan hasil tambahan yang semakin menurun

bukanlah hal yang sama. Hasil tambahan yang semakin menurun

23
ditunjukkan pada kurva MPL yang menurun. Output/hasil nya bisa

negative ataupun positif. Hasil yang semakin menurun adalah tenaga

kerja tambahan menyebabkan penurunan output/hasil yang berarti bahwa

MPL bernilai negative. Dengan kata lain, perubahan dalam input tenaga

kerja per unit adalah negatif dan menyebabkan total ouput menjadi

menurun.

Diagram 1.7
Himpunan Isokuan
Mesin

G
Q90
Q80
Q60

0 M Tenaga kerja

Penurunan hasil tenaga kerja (L) dapat dilihat dengan menarik


garis ABC.Jika kita berproduksi dengan factor produksi mesin (K)
sebanyak G unit, penambahan L sebanyak AB unit menambah output
sebanyak 20 unit. Tetapi penambahan berikutnya dengan jumlah yang
sama (BC=AB) hanya menambah output sebanyak 10 unit. Penurunan
hasil K dapat dilihat misalnya pada saat jumlah L=M unit (perhatikan gris
DBE). Awalnya untuk menambah 20 unit output cukup menambah unit DB
unit K. tetapi ketika akan menambah output 10 unit lagi (Iq80 ke Iq90),
jumlah unit mesin yang ditambah jauh lebih besar, yaitu BE unit (lebih
banyak dari DB unit).

-          Daerah Produksi yang ekonomis

24
Batas daerah produksi ekonomis atau BPE merupakan daerah

Tahap II, apabila terjadi diluar batas areal tersebut maka tidak akan

meingkatkan produksi. Dimana perusahaan hanya dapat melakukan

ekspansi di batas BPE saja. Pada saat membahas model produksi satu

faktor produksi variabel ,telah disimpulkan bahwa daerah produksi

ekonomis perusahaan adalah daerah tahap II. Prinsip yang sama berlaku

untuk model produksi dua faktor produksi. Diagram 1.8 menggambarkan

bahwa batas antara A dan B adalah batas daerah produksi yang

ekonomis (Relafance range of production)atau tahap II. Jika perusahaan

berproduksi di luar batas areal itu(A ke C atau ke B )penambahan paktor

produksi tidak meningkatkan produksi. Garis AB merupakan daerah tahap

II. DIAGRAM 1.8 Menggambarkan jika perusahaan ingin melakukan

ekspansi produksi ,batas gerak ruang ekonomis adalah daerah yang diapit

garis lengkung M dan N.

Diagram 1.8
Daerah Produksi yang Ekonomis
Mesin Mesin
Batas produksi ekonomis ( tahap Ii )
D M
B
G
N

C
A
0 (a) Tenaga kerja 0 (b)
Tenaga kerja

25
b. Perubahan Output Karena Perubahan skala Penggunaan

Produksi (return Scale)

Macam Return To Scale :

1. Constant Return To Scale : Skala hasil konstan

apabila faktor produksi ditambah dengan produksi yang sama maka

output akan bertambah sebesar proporsi itu juga.

Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak


dua kali lipat juga ,pungsi produksi memiliki karakter skala hasil constant.

Diagram 1.10
Skala hasil konstan (konstant return to scale)
Mesin

K3 ,
K2 Q80 Q90
K1 Q70
Q60

0 L1 L2 L3 Tenaga kerja

2. Inscreasing Returna To Scale : Skala hasil menaik

Apabila faktor produksi diubah dalam proporsi yang sama maka output
akan berubah (dalam arah yang sama) lebih kecil dari proporsi itu sendiri.

Diagram 1.9
Skala Hasil Menaik (Increasing Return to Scale)

26
Mesin

K3 Q220
K2 Q150
K1 Q60
Q50

0 L1 L2 L3 Tenaga kerja

3. Decreasing Returns To Scale : Skala Hasil Menurun

Apabila faktor produksi diubah dalam proporsi yang sama maka

output akan berubah (dalam arah yang sama) lebih kecil dari proporsi itu

sendiri.

Diagram 1.11
Skala hasil menurun (decreasing return to scale)
Mesin

K3 ,
K2 Q115
K1 Q110
Q100

0 L1 L2 L3 Tenaga kerja

c. Perkembangan Teknologi

Kemajuan teknologi memingkinkan peningkatan efisiensi

penggunaan factor produksi

-Tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan factor

produksi yang lebih sedikit

27
-Teknologi Padat Modal : barang modal > tenaga kerja

-Teknologi Padat Karya : Tenaga Kerja > Barang modal

-Teknologi Netral : Barang modal = Tenaga kerja

-Tiga tahap teknologi sebelum dapat mempengaruhi efisiensi

a.Invention : riset untuk menemukan teknologi baru untuk proses

produksi

b.Inovation : Inovasi melakukan terobosan baru aplikasi dari temuan

baru

c.Spread of innovation : penyebaran inovasi agar tingkat

penerimaannya mencapai 100%

Diagram 1.12
Kemajuan tekhnologi

Mesin

Q90 (periode 1)
Q90 (periode 2)
0 Tenaga kerja

D.Kurva Anggaran Produksi (Isocost)

Kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua

macam factor produksi yang memerlukan biaya yang sama.

-I = rK + WL ; I (isocos), r(factor produksi barang modal), W (tenaga kerja)

28
-Sudut kemiringan kurva isocost adalah rasio harga kedua faktor

produksi, Jika yang berubah adalah kemampuan anggaran , isocos

bergeser sejajar.

Diagram 1.13
Kurva anggaran produksi(isocost)
Mesin Mesin

I1 I2 I3 I1 I2 I3
0 (a) Tenaga kerja 0 (b)
Tenaga kerja
 

E.Keseimbangan Produsen

- Terjadi ketika kurva I bersinggungan dengan kurva Q

- Keseimbangan berubah karena perubahan kemampuan anggaran

maupun factor produksi

- Perubahan Faktor produksi = intereaksi kekuatan efek substitusi dan

efek skala produksi

- Faktor produksi Inferior = factor produksi yang penggunaanya justru

menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat. Contoh

tenaga kerja apabila ditingkatkan jumlah penggunaannya berkurang.

- Maksimalisasi Output = dengan anggaran yang sudah ditentukan

tercapai output yang maksimum

29
- Minimalisasi Biaya = target output yang sudah ditetapkan harus dicapai

dengan biaya minimum.

- Perusahaan umumnya bertujuan memaksimalkan laba = prinsip

efisiensinya maksimalisasi output

- Lembaga berorientasi laba maksimum = menggunakan prinsip

minimalisasi biaya u/ efisiensi.

 
Diagram 1.14
Prinsip Efisiensi
Mesin Mesin

K1 Q3 K1
Q1 Q2 I1 I2 I3 Q

0 (L1 (a) Tenaga kerja 0 L1 (b)


Tenaga kerja
Mekansme output Mekanisme
biaya

F.Pola Jalur Ekspansi

Untuk mempertahankan efisiensi = perusahaan menargetkat output

yang dicapai maksimum dengan biaya minimum

-Dalam jangka panjang perusahaan memiliki fleksibilitas lebih tinggi dalam

mengkombinasikan factor produksi. Agar alokasi anggaran lebih efisien

-Garis Isoclin = dimana titik2 keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS

30
konstan

-Isoklin merupakan garis expantion path apabila harga factor produksi

tidak berubah, berubah karena penambahan tingkar produksi.

Tujuan perusaahan adalah maksimalisasi laba.untuk mencapai

tujuan itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan

harus tetap mempertahankan efisiensinya.biasanya perusahaan

menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya,yang harus dicapai

dengan biaya minimum.dalam jangka panjang perusahaan memiliki

tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan factor produksi

titik-titik keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan

membentuk garis isokin (isoclin).jika titik-titik keseimbangan tersebut

dihubungkan,akan terbentuk garis isolokin OS. Garis isolokin OS tidak

membentuk garis lurus,karena seperti telah dinyatakan,dalam jangka

panjang perusahaan memiliki kemampuan mengubah kombinasi faktor

produksi agar alokasi anggaran lebih efisien.untuk fungus produksi skala

hasi konstan atau constant return to scale (CRS)isolokin berbentuk garis

lurus OR.hal ini karena dalam fungsi produksi CRS,rasio actor produksi

tidak berubah (konstan).

Diagram 1.15
Garis Isoklin
Mesin

R
D
C
B

31
A Q4
Q1 Q2 Q3
I1 I2 I3 I4 Tenaga kerja

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Bahwa dalam sebuah proses atau kegiatan produksi harus betul-

betul memperhatikan faktor-faktor produksi yang ada. Dan ada target-

target tertentu yang harus dicapai. Faktor-faktor produksi tersebut

haruslah berada dalam keadaan yang maksimal dan seimbang agar

mencapai efisiensi produksi.

3.2 SARAN

Semoga aktivitas produksi dapat mencapai titik maksimun dan bisa

berekspansi ke arah yang lebih luas dan semoga pula makalah ini dapat

membantu pihak-pihak yang membutuhkan pencerahan dan informasi

seputar teori produksi.

32
DAFTAR PUSTAKA

Prathama Rahardja & Mandala Manurung. 2004. Pengantar Ilmu

Ekonomi: Mikroekonomi. Jakarta: FE Universitas Indonesia.

https://www.academia.edu/4813852/

teori_produksi_jangka_pendek_dan_jangka_panjang

Suhartini. 2010. Modul Perkuliahan III Produksi (Teori, Fungsi, dan

Efisiensi). Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Malang

Azzahra, Azmi Muthi. 2015 . Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi

Variabel. SlideShare. Dalam

Dewangga, Farhan. 2015. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi

Variabel.

Boediono. 2010. Pengantar Ilmu ekonomi Mikro. Yogyakarta: Penerbit

BPFE Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM

33

Anda mungkin juga menyukai