Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LATAR BELAKANG
Efek Compton merupakan suatu eksperimen yang dilakukan oleh Arthur Holly Compton
tepatnya pada tahun 1923, dimana Compton pada saat itu ingin mempertegas kambali sifat partikel dari
cahaya yang sebelumnya pokok bahasan tersebut telah banyak di perbincangkan oleh para fisikawan di
akhir tahun 1800an sampai di awal 1900an. Plank yang mulanya mengungkapkan suatu pousulat yang
radikal dimana dia menganggap bahwa sifat cahaya itu diskrit dan menggap energy itu sebanding
dengan frekuensi yang akhirnya di bukttikan secara teoritis oleh sosok fisikawan cerdas yakni albert
Einstein dengan melakukan eksperimen yang dinamakan efek fotolistrik yang mengungkap bahwa
cahaya tidak lain adalah suatu paket-paket energy yang di sebut foton. Setelah gagasan Einstein
tersebut timbulah pertanyaan, apakah foton tersebut dapat diartikan sebagai suatu partikel? Dimana
jika foton itu dianggap sebagai suatu partikel maka seharusnya dapat dibuktikan bahwa foton memiliki
sifat-sifat partikel pada umumnya. Hal inilah yang melatarbelakangi eksperimen yang dilakukan
Compton dimana pnejelasan terkait eksperimen tersebut akan di jelaskan lebih lanjut oleh rekan saya.
Prinsip dasar eksperimen efek Compton ialah dengan menembakkan sinar-x atau foton ke suatu
electron yang diam, kemudian setelah menabrak electron foton atau sinar-x tadi terhambur kearah yang
berbada dengan arah awalnya, sudut yang tebentuk antara sinar-x yang datang dengan sinar –x yang
terhambur itu kita beri symbol teta. Intensitas dan panjang foton yang terhambur ini nantinya akan
dideteksi menggunakan detector khusus di belakang objek dimana detector tersebut dapat bergerak kea
rah sudut manapun. Ilustrasi dari peristiwa tersebut dapat kita lihat dari gambar di bawah ini.
SKEMA EKSPERIMEN EFEK COMPTON
Eksperimen efek Compton dilakukan dengan menggunakan sinar-x yang kemudian ditembakkan ke
electron diam, apa yang terjadi kemudian? Yang terjadi adalah sinar-x yang ditembakkan kemudian
menumbuk/ menabrak electron dimana setelah menabrak electron sinar-x mengalami hamburan dari
arah semula sedangkan electron mengalami implus kemudian mulai bergerak, hal yang unik kemudian
terjadi dimana jika kita menganggap sinar-x tadi adalah suatu gelombang dengan panjang lamda maka
seharusnya yang terjadi adalah panjang gelombang sebelum tumbukan dan sesudah tumbukan sama.
Namun hal menarik ditemukan oleh Compton dimana ternyata panjang gelombang yang Compton
temukan yakni lamda’ atau dengan kata lain panjang gelombang setelah tumbukan berbeda yang
bahkan panjang gelombang setelah tumbukan lebih panjang daripada sebelum tumbukan. Pertanyaan
kemudian muncul bagaimana menjawab hal tersebut? hal ini hanya akan benar jika kita menganggap
sinar-x tersebut adalah suatu partikel. Yang dimana kita dapat menyederhanakan skema tersebut agar
lebih mudah untuk dipahami.
Pada skema eksperimen diatas dimana kita mengangap foton dalam hal ini sinar-X tadi merupakan
suatu partikel maka sinar-x yang ditembakkan menabrak electron dan pastinya nanti akan menimbulkan
momentum akhir tertentu , pada tumbukan tersebut foton dapat dipandang sebagai partikel yang
kehilangan sejumlah energy yang besar energinya sama dengan energy kinetic yang diterima electron.
Peristiwa efek Compton pada dasarnya merupakan peristiwa tumbukan 2 dimensi. Momentum
merupakan besaran vector yang memiliki besar dan arah. Dalam tumbukan momentum harus kekal
dalam masing-masing sumbu dimana kita dapat menggapmbarkan peristiwa tumbukan tersebut seperti
pada gambar di atas.
ℎ𝑓
Mula-mula foton memiliki momentum sebesar pf = 𝑐
, sedangkan electron memiliki momentum pe = 0.
ℎ𝑓′
Setelah tumbukan momentum foton menjadi p’f = dan momentum electron menjadi p’e = mv .
𝑐
1) Arah sumbu x
𝑝𝑓 + 𝑝𝑟 = 𝑝′𝑓 + 𝑝′𝑟
ℎ.𝑓 ℎ.𝑓
+0= . cos 𝜃 + 𝑚 . 𝑣 . cos ∅
𝑐 𝑐
ℎ. 𝑓 ℎ. 𝑓
𝑚 . 𝑣 . cos ∅ = − . cos ∅ ...(13.6)
𝑐 𝑐
2) Arah sumbu y
ℎ. 𝑓
0= . sin 𝜃 − 𝑚 . 𝑣 . sin ∅
𝑐
ℎ. 𝑓
𝑚 . 𝑣 . sin ∅ = . sin ∅ ...(13.7)
𝑐
ℎ2 . 𝑓2 ℎ2 . 𝑓 . 𝑓 ℎ2 . 𝑓2
(1) 𝑚2 . 𝑣 2 . 𝑐𝑜𝑠 2 ∅ = −2 . cos ∅ + 𝑐𝑜𝑠 2 ∅
𝑐2 𝑐2 𝑐2
ℎ 2. 𝑓 2 ℎ2 . ℎ2
(2) 𝑚2 . 𝑣 2 . 𝑠𝑖𝑛 2 ∅ = −2 sin ∅
𝑐2 𝑐2
ℎ2
𝑚2 . 𝑣 2 = (𝑓 − 2𝑓. 𝑓. cos ∅ + 𝑓 2 ) ...(13.7)
𝑐2
𝑚 2
𝑣 2 = [1 − (𝑚 ) ] 𝑐 2 …(13.9)
0
ℎ . 𝑓 + 𝑚0 . 𝑐 2 = ℎ . 𝑓 + 𝑚 . 𝑐 2
ℎ (𝑓 − 𝑓 ′ ) = (𝑚 − 𝑚0 ) . 𝑐 2
ℎ (𝑓−𝑓′ )
𝑚= + 𝑚0 …(13.11)
𝑐2
2
ℎ(𝑓−𝑓′ ) ℎ2
[( + 𝑚 0 ) 𝑐 2 − 𝑚0 𝑐 2 ] = (𝑓 − 2𝑓 . 𝑓 ′ . cos ∅ + 𝑓 2 )
𝑐2 𝑐2
2
ℎ 2(𝑓−𝑓′ ) 𝑚0 ℎ ℎ2
[ +2 (𝑓 − 𝑓 ′ )] 𝑐 2 = (𝑓 2 − 2𝑓 . 𝑓 ′ . cos ∅ + 𝑓 2 )
𝑐2 𝑐2 𝑐2
ℎ2 ℎ2
(𝑓 − 2𝑓 . 𝑓 + 𝑓 2 ) + 2𝑚0 ℎ (𝑓 − 𝑓 ′ ) = (𝑓 − 2𝑓 . 𝑓′ cos ∅ + 𝑓 2 )
𝑐2 𝑐2
ℎ2
2𝑚0 ℎ (𝑓 − 𝑓 ′ ) = [𝑓 2 − 2𝑓. 𝑓′. cos ∅ + 𝑓 ′2 ) − (𝑓 2 − 2𝑓 . 𝑓 ′ + 𝑓 ′2 )]
𝑐2
ℎ2
2𝑚0 ℎ (𝑓 − 𝑓 ′ ) = . 2𝑓 . 𝑓 ′ (1 − cos ∅)
𝑐2
𝑓 − 𝑓′ ℎ
= (1 − 𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑓 − 𝑓′ 𝑚0 𝑐 2
1 1 ℎ
− = (1 − 𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑓′ 𝑓 𝑚0 𝑐 2
𝑐 𝑐 ℎ
−𝑓 = (1 − 𝑐𝑜𝑠 𝜃)
𝑓′ 𝑚0 𝑐
ℎ
λ’ − λ = (1 − 𝑐𝑜𝑠 𝜃) …(13.11)
𝑚0 𝑐
Keterangan:
λ’ = panjang gelombang foton terhambur (m)
λ = panjang gelombang foton mula-mula (m)
𝑚0 = massa diam elektron (9,1 x 10-31 kg)
ɵ = sudut hamburan sinar X terhadap arah awal (radian atau derajat)
Hasil Eksperimen :
Dari eksperimen yang dilakukan compton terlihat jelas pada persamaan di atas dimana
muncul lamda dan lamda’ yang berarti bahwa panjang gelombang foton mula-mula berbeda
dengan panjang gelombang foton setelah terhambur. Dan dari eksperimen tersebut compton
berhasil membuktikan adanya sifat partikel dari cahaya. terbukti bahwa paket-paket energi
foton dari gelombang elektromagnetik dapat menunjukkan sifat sebagai partikel sebgai mana
yang sebelumnya telah di jelaskan oleh albert einstein dengan momentum yang dimiliki
ℎ
sebesar 𝑝 = .
𝜆
Kontribusi :
Konsep hamburan Compton diterapkan pada Teleskop Pencar Compton atau Comptel (Compton
Telescope) dan Spektroskopi gamma.
Comptel atau teleskop compton merupakan perkembangan dari teleskop pencar compton.
Pada teleskop pencar compton terdapat dua tingkatan instrumen. Sebuah elektron dalam suatu
sintilator menyebarkan menyebarkan sinar gamma Compton berupa sebaran kosmik pada tingkat
atas. Pada tingkatan kedua terdapat bahan sintilator yang menyerap foton tersebar, foton akan
bergerak sendirinya kebawah pada tingkatan kedua ini. Comptel merupakan bentuk perkembangan
dari teleskop pencar Compton. Prinsip kerja Comptel yakni sebagai berikut. Sebuah foton masuk dari
atas dan menyebarkan Compton di lapisan deteksi pertama (biru) kemudian sebagian diserap dalam
lapisan kedua (hijau). Area efektif yang dapat dideteksi oleh teleskop pencar Compton relatif kecil,
karena hanya sejumlah kecil insiden sinar gamma Compton tersebar ditingkat atas. Resolusi energi
untuk detektor ini cukup baik 5-10%, dibatasi oleh ketidakpastian dalam pengukuran energi yang
disimpan oleh setiap lapisan. Penelitian teleskop Compton pada saat ini menekankan pada cara
pelacakan elektron tersebar ditingkat atas, sehingga solusi lengkap untuk lintasan masuk dari sinar
gamma dapat ditentukan. Hal ini memungkinkan Comptel memiliki pendekatan analisis data lebih
konvensional.
KONTRIBUSI HASIL EKSPERIMEN EFEK COMTON