Anda di halaman 1dari 8

INTERPOLASI CURAH HUJAN EKSTRIM MENGGUNAKAN MODEL

SPATIAL DI PROVINSI JAWA BARAT

Rahmi Lathifah Islami1, Pardomuan Robinson Sihombing2


1
Universitas Padjadjaran, 2Badan Pusat Statistik
e-mail: 2robin_sihombing@yahoo.com

Abstrak

Curah hujan ekstrim merupakan aspek yang penting untuk dikaji akibat dampaknya yang dapat
merugikan. Kendala yang ada adalah belum tentu ada nilai ekstrim di setiap lokasi, sehingga diperlukan
suatu pewilayahan yang dapat menjelaskan secara khusus mengenai curah hujan ekstrim dari segi
dependensi lokasi, serta pola hujan ekstrim secara spasial. Tujuan penelitian, ini membangun suatu
perwilayahan khusus curah hujan ekstrim di wilayah Jawa Barat pada periode Desember 2017-Februari
2018. Salah satu metode yang digunakan untuk menduga data curah hujan yang tidak lengkap adalah
dengan teknik interpolasi. Terdapat beberapa metode yang bisa digunakan untuk melakukan interpolasi
di antaranya Kriging dan Thin Plate Splines. Dalam penelitian ini akan membandingkan kedua metode
tersebut berdasarkan nilai GVC-nya. Hasil yang didapat berdasarkan nilai GCV, metode Thin Plate
Splines lebih baik digunakan untuk membangun perwilayahan khusus curah hujan ekstrim di wilayah
Jawa Barat pada perioda Desember 2017-Februari 2018.
Kata kunci: Hujan Ekstrim, Kriging, Thin Plate Splines

Abstract

Extreme rainfall is an important aspect to study due to its detrimental impacts. The existing constraint
is that there is not necessarily an extreme value in every location, so that a zoning is needed that can
specifically explain extreme rainfall in terms of location dependency, as well as spatial extreme rainfall
patterns. The purpose of this research is to build a special area for extreme rainfall in the West Java
region in the period December 2017-February 2018. One of the methods used to estimate incomplete
rainfall data is the interpolation technique. There are several methods that can be used to perform
interpolation, including Kriging and Thin Plate Splines. In this study, the two methods will be compared
based on the GVC value. The results obtained are based on the GCV value, the Thin Plate Splines
method is better used to build special areas for extreme rainfall in the West Java region in the period
December 2017-February 2018.
Keywords: Extreme Rain, Kriging, Thin Plate Splines

Interpolasi Curah Hujan Ekstrim Menggunakan …./ P. R. Sihombing | 15


(MAM), Juni-Juli- Agustus (JJA) dan
PENDAHULUAN September-Oktober-November (SON).
Cuaca dan iklim adalah unsur Jawa Barat merupakan wilayah klimatologi
geografis yang selalu menarik untuk DJF (Hendon, 2003 dalam Rustiana, 2018).
dibahas karena sangat memengaruhi Hal tersebut juga didukung oleh penelitian
kehidupan manusia. Salah satu parameter Rinaldi (2018) yang diketahui curah hujan
cuaca dan iklim yang penting adalah curah di Jawa barat memiliki fase ekstrim baik
hujan. Curah hujan memiliki peran penting dalam hal frekuensi maupun curahnya
misalkan saja dalam bidang pertanian, selama bulan Desember-Januari-Februari.
namun juga kerap menjadi sumber bencana. Curah hujan ekstrim merupakan
Tingginya curah hujan di wilayah Indonesia aspek yang penting untuk dikaji akibat
menyebabkan wilayah ini rentan terhadap dampaknya merugikan. Jika curah hujan
bencana banjir. Jika dilihat dari dampak yang ekstrim terjadi maka salah satu
yang ditimbulkan maka kajian cuaca dan dampaknya adalah bencana banjir dan tanah
iklim ekstrim perlu dikembangkan di longgor yang dapat merugikan baik bagi
Indonesia (lintang rendah), khususnya masyrakat, sehingga penting untuk
Provinsi Jawa Barat karena dinamika diketahui tentang kondisi cuaca hujan
atmosfer di wilayah Indonesia memang ekstrim. Kendala yang ada adalah belum
lebih sulit diprediksi dibandingkan negara- tentu ada nilai ekstrim di setiap lokasi,
negara di lintang menengah dan tinggi. sehingga diperlukan suatu pewilayahan
Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi yang dapat menjelaskan secara khusus
topografi yang cukup kompleks sehingga mengenai curah hujan ekstrim dari segi
pengaruhnya sangat besar terhadap variasi dependensi lokasi, serta pola hujan ekstrim
hujan secara spasial, adanya pegunungan secara spasial. Permasalahan ini menjadi
yang berhadapan dengan sumber uap air landasan tujuan penelitian, yaitu
seperti lautan akan meningkatkan curah membangun suatu perwilayahan khusus
hujan di wilayah pegunungan tersebut curah hujan ekstrim di wilayah Jawa Barat.
terutama pada bagian depan yang Salah satu metode yang digunakan
menghadap arah angin, karena pada untuk menduga data curah hujan yang tidak
wilayah tersebut uap air akan terangkat naik lengkap adalah interpolasi. Interpolasi
karena adanya gunung dan membentuk merupakan suatu metode untuk
awan (Masruroh, 2013). Dengan demikian, menghasilkan data baru dari data-data yang
penting untuk mempelajari informasi dan diketahui. Metode tersebut dapat digunakan
pengetahuan tentang cuaca dan iklim. dalam pendugaan curah hujan ekstrim
Dengan mengetahui pola cuaca ekstrim karena setiap titik yang diinterpolasi
maka dampak dari kejadian ekstrim tersebut dipengaruhi oleh nilai dari titik di
dapat diantisipasi sedini mungkin. Selain itu sekitarnya (Pasaribu dan Haryani 2012).
pengetahuan yang bagus tentang cuaca dan Terdapat beberapa metode yang bisa
iklim, terutama kejadian cuaca dan iklim digunakan untuk melakukan interpolasi
juga berguna bagi bidang pertanian dan seperti Kriging dan Thin Plate Splines.
hidrologi. Masing-masing metode ini akan
Pada tahun 2017-2018 Badan memberikan hasil interpolasi yang berbeda.
Nasional Penanggulanagan Bencana Akan menjadi mudah dan bermanfaat bagi
mencatat telah terjadi 152 kali kejadian pengguna berikutnya misalnya peneliti
banjir di Jawa Barat yang merupakan angka selanjutnya apabila ada kajian tentang
kasus tertinggi keempat diseluruh perbandingan hasil interpolasi dengan
Indonesia. Hal tersebut terjadi karena curah metode yang berbeda sehingga metode
hujan yang cukup tinggi di Jawa Barat. yang tepat bisa dipilih. Perwilayahan curah
Berdasarkan amplitudo dan fase tahunan, hujan dari hasil interpolasi dapat digunakan
Indonesia diklasifikasikan ke dalam empat untuk menggambarkan pola curah hujan
wilayah klimatologi, yaitu: Desember- (Militano,2015). Penelitian yang mengkaji
Januari-Februari (DJF), Maret-April-Mei tentang pembentukan area untuk curah
16 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.13.2.2021, ISSN 2086-4132
hujan ekstrim merupakan hal yang sangat dengan:
penting. Oleh sebab itu, tujuan dalam 𝑥𝑖 : vektor dari koordinat spasial
penelitian ini adalah mengkaji pada titik kei
pembentukan wilayah berdasarkan curah 𝑌(𝑥𝑖 ) : variabel pada titik ke-i
hujan ekstrim dengan menggunakan metode H : vektor lag antara dua amatan
Kriging dan Thin Plate Splines. (lokasi)
Y(𝑥𝑖 + ℎ) : nilai variabel setelah dilag kan
METODOLOGI pada titik ke-i
Data dan Variabel Penelitian 𝑁ℎ : jumlah pasangan pengamatan
pada lag h
Data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari Badan Kriging
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kriging merupakan interpolasi suatu
(BMKG). Data ini berupa data jumlah curah nilai peubah pada suatu titik (lokasi)
hujan bulanan, koordinat stasiun dan tertentu yang dilakukan dengan mengamati
ketinggian di atas permukaan laut. Jumlah data yang sejenis di lokasi lainnya. Nilai
stasiun/pos curah hujan bulanan yang dugaan diperoleh dengan rumus (Cressie
digunakan 17 stasiun/pos stasiun hujan di 1993) yaitu:
Jawa Barat. Periode data curah hujan yang 𝑧𝑖 = 𝛽0 1 + 𝛽1 𝑥𝑖 + 𝛽2 𝑦𝑖 + 𝛽3 ℎ𝑖 + 𝛽4 𝑎𝑖 + 𝜖𝑖 (3)
digunakan adalah dari Desember 2017
sampai tahun Februari 2018. dengan:
Curah Hujan Ekstrim 𝛽0: Intersep
𝛽𝑘 : Intersep 𝑥𝑠 dan 𝑦𝑠 : Korordinat lokasi ke-
Curah hujan ekstrim adalah kondisi i
curah hujan yang cukup tinggi/rendah dari ℎ𝑖 : Elevasi lokasi ke-i
rata-rata kondisi normalnya. Menurut 𝑎𝑖 : Variabel pengamatan ke-i
Supriatna dalam BMKG (2011) curah hujan 𝜖𝑖 : error lokasi ke-i dengan
dengan intensitas > 100 mm/hari menjadi 2
𝜖𝑖 ~𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙(0, 𝜎𝑖 )
parameter terjadinya hujan ekstrim. Jawa
barat memiliki fase ekstrim di bulan Thin Plate Spline
Desember-Januari-Februari (Rinaldi, Thin plate spline merupakan metode
2018). spline untuk dimensi ganda, yang juga
Variogram dikenal sebagai spline-d, dengan d
menyatakan dimensi. Thin plate spline
Variogram merupakan plot dua
merupakan hasil dari meminimalkan
dimensi yang digunakan untuk mengukur
residual sum of squares yang bergantung
keragaman spasial antar amatan pada data
pada tingkat kehalusan (Duchon, 1977
yang digunakan. Variogram mencerminkan
dalam Militano 2015).
karakteristik dari korelasi spasial, yaitu 2 2
1 𝜕2𝑓
korelasi antara dua buah amatan menjadi ∑𝑛 (𝑧𝑠𝑖 − 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 )) + 𝜆 ∬ [( 2 ) +
𝑛 𝑖=1 𝜕𝑥
berkurang atau tidak berkorelasi karena 2 2
𝜕2𝑓 𝜕2𝑓
bertambahnya jarak antar amatan tersebut (𝜕𝑦 2) + 2 (𝜕𝑥 2 𝑦 2) ] 𝑑𝑥𝑑𝑦 (4)
(Cressie, 1993). Terdapat dua metode Parameter smoothing 𝜆 harus dipilih
estimator dalam package geoR. dengan tepat untuk memaksimalkan hasil.
a. Classical estimator Thin plate spline yang digunakan pada
1 𝑁ℎ 2
𝛾(ℎ) = 2𝑁 ∑𝑖=1 (𝑌(𝑥𝑖 + ℎ) − 𝑌(𝑥𝑖 )) (1) penelitian ini mirip dengan model kriging,

hanya saja hubungan curah hujan tidak
b. Hawkins and Crassie’s modulus digambarkan secara linier namun dengan
Estimator hubungan berdasarkan fungsi kehalusan
1 4 dengan mengasumsikan
1 𝑁ℎ
( ∑𝑖=1 (𝑌(𝑥𝑖 +ℎ)−𝑌(𝑥𝑖 ))2 ) 2
𝑁ℎ 𝜖𝑖 ~𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙(0, 𝜎𝑖 ). Berikut adalah model
𝛾(ℎ) = 0.988 (2)
0.914+
𝑁ℎ
dari thin plate spline
Interpolasi Curah Hujan Ekstrim Menggunakan …./ P. R. Sihombing | 17
𝑧𝑖 = 𝑓(𝑥𝑖 , 𝑦𝑖 ) + 𝛽1 ℎ𝑖 + 𝛽2 𝑎𝑖 + 𝜖𝑖 (5) Stasiun Ciawi. Sedangkan pada bulan
Januari 2018 memiliki penurunan rata-rata
Generelized Cross Validation (GCV)
yaitu sebesar 160.5 mm yang memiliki
GCV merupakan suatu metode yang curah hujan minimun di Stasiun Cikedung
digunakan untuk menentukan bandwith sebesar 6 mm dan maksimum di Stasiun
optimum dalam suatu model dengan fungsi Cinangka sebesar 373mm. Berdasarkan
sebagai berikut: data yang didapatkan pada ketiga periode
1 2
∑ (𝑦 −𝑦̂𝑖 )2 waktu, bulan Februari 2018 mencapai nilai
𝑛 𝑖=1 𝑖
𝐺𝐶𝑉(ℎ) = 2 (6)
1
( 𝑡𝑟 [𝐼−(𝑋 𝑇 𝐾ℎ 𝑋)−1 𝑋 𝑇 𝐾ℎ ]) paling tinggi dengan rata-rata curah hujan di
𝑛
Jawa Barat sebesar 444.1 mm dengan nilai
minimum diatas rata-rata bulan Desember
Langkah Penelitian 2017 yaitu 235 mm dan nilai maksimum
1. Eksplorasi data untuk menjelaskan sebesar 904 mm. Curah hujan terendah di
statistik deskriptif dari data tanpa Jawa Barat pada bulan Februari tercatat di
mempertimbangkan efek stasiun Stasiun Cikedung dan curah hujan tertinggi
sehingga dapat mengetahui secara garis tercatat di stasiun Kawali. Namun,
besar curah hujan ekstrim di Pulau Jawa. berdasarkan sebaran data, bulan Februari
2. Analisis variogram untuk melihat efek memiliki sebaran data yang paling tinggi
spasial dari data. yang artinya nilai curah hujan di Jawa Barat
3. Analisis interpolasi model kriging dan berdasarkan 17 stasiun memiliki nilai yang
thin plate splines. cukup fluktatif.
4. Memilih model terbaik dengan melihat Variogram
nilai GCV Sigma dan
menginterpretasikannya Setelah dilakukan eksplorasi data,
selanjutnya inging dilihat efek spasial
HASIL DAN PEMBAHASAN stasiun curah hujan di Jawa Barat denga tiga
periode waktu, yaitu Desember 2017,
Statistika Deskriptif Januari 2018, dan Februari 2018. Berikut
Curah hujan ekstrim adalah kondisi hasil dari plot variogram yang telah diolah
curah hujan yang cukup tinggi/rendah dari software R.
rata-rata kondisi normalnya. Curah hujan di
Jawa barat memiliki fase ekstrim di bulan
Desember-Januari-Februari yang dapat
dilihat dari data memiliki nilai yang sangat
tinggi.
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Desember Januari Februari
2017 2018 2018
Min. 72 6 235
Median 206 147 364
Mean 210.6 160.5 444.1 Gambar 1. Variogram Curah Hujan di Jawa
Max. 350 373 904 Barat
Standar Pada Gambar 1 telah diplot variogram
85.97 92.42 200.26
Deviasi dengan classical Estimator yang
Berdasarkan Tabel 1 rata- rata curah gambarkan dengan warna biru dan Modulus
hujan di Jawa Barat pada bulan Desember Estimator yang berwarna merah.
2017 sebesar 210.6mm. Curah Hujan pada Berdasarkan hasil plot dapat dilihat pada
bulan Desember 2017 mencapai nilai bulan Desember 2017 sebaran data
tertinggi sebesar 350 mm yang tercatat di berdasarkan jarak terlihat membentuk kurva
Stasiun Banjaran dan mengalami nilai melengkung ke bawah sementara pada
terendah sebesar 72 mm yang tercatat di bulan Januari 2018 bersifat konstan dan
18 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.13.2.2021, ISSN 2086-4132
pada bulan Februari 2018 meningkat. Hal diidentifikasi Kabupaten Majalengka dan
tersebut mengakibatkan data pada bulan sekitarnya memiliki curah hujan yang tinggi
Januari tidak dapat dilakukan analisis lebih yang ditandai dengan warna merah. Curah
lanjut karena jarak tidak mempengaruhi hujan dengan intensitas tinggi juga sampai
curah hujan yang berarti. ke Kabupaten Karawang dan Bandung.
Sementara Kabupaten Indramayu mengalai
Interpolasi Curah Hujan
curah hujan yang cukup sedang ditandai
Setelah dilakukan analisa dengan pola gradasi warna hijau.
menggunakan variogram selanjutnya Sedangkan warna kuning mendominasi di
melakukan interpolasi menggunakan wilayah Cianjur Bogor dan Bekasi yang
metode kriging dan thin plate spline. memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Berdasarkan hasil dari software R adalah
sebagai berikut:

Gambar 3. Interpolasi Curah Hujan di Jawa


Gambar 2. Interpolasi Curah Hujan di Jawa Barat Februari 2018
Barat Desember 2017 Hasil interpolasi curah hujan di Jawa
Barat pada bulan Februari 2018 terlihat
Pada Gambar 2, interpolasi
perbedaan yang cukup signifikan antara
menggunakan thin plate spline berada disisi
metode thin plate spline dan kriging. Pada
atas dan kriging berada dibawah. Gambar
perwilayahan yang dihasilkan oleh metode
sisi kiri merupakan hasil otomatis yang
thin plate spline dan kriging pada Gambar 3
dikeluarkan oleh software R ketika
awalnya terlihat mirip seperti yang terlihat
menggunakan function Tps dan Krig.
di gambar sisi kanan, namun ketika jarak
Berdasarkan gambar terlihat hasil
perwilayahan diperlebar untuk
interpolasi belum mencakup seluruh
menginterpolasi secara lengkap curah hujan
wilayah yang terdapat di Jawa Barat
di Jawa Barat terlihat bahwasannya pada
sehingga intepolasi pun diperlebar
metode kriging semakin rendah nilai
berdasarkan titik koordinat maksimum dan
koordinat Bujur dan semakin tinggi nilai
minimun dari Provinsi Jawa Barat yang
curah hujan di Jawa Barat. Hal tersebut
terlihat pada gambar disisi sebelah kanan.
tentu berbeda dengan hasil perwilayahn
Berdasarkan hasil interpolasi curah hujan di
yang didapatkan menggunakan metode thin
Jawa Barat pada bulan Desember 2017 yang
plate spline yang memiliki pola tidak linier
terlihat disisi kanan dapat dilihat terlihat
seperti yang dihasilkan oleh metode
kemiripan perwilayahan dari hasil thin plate
kriging.
spline dan kriging. Namun, hasil
Berdasarkan Gambar 3 pola curah
perwilayahan dari thin plate spline terlihat
hujan pada bulan Februari 2018 di
sebagian daerah Jawa Barat memiliki nilai
Kabupaten Ciamis, Majalengka dan
curah hujan yang cukup ekstrim jika
sekitarnya mengalami curah hujan yang
dibandingkan dengan hasil perwilayahan
paling tinggi ditandai dengan warna merah
dengan menggunakan kriging.
yang berada pada Gambar 3. Kabupaten
Berdasarkan pola curah hujan di
Purwakarta, Karawang dan Subang
bulan Desember 2017 pada Gambar 2,
memiliki intensitas curah hujan yang
dengan melihat titik koordinat dapat
berkisar 600mm. Sedangkan Kabupaten
Interpolasi Curah Hujan Ekstrim Menggunakan …./ P. R. Sihombing | 19
Indramayu, Cirebon dn sekitarnya memiliki sesuai dengan data curah hujan di Jawa
curah hujan yang related rendah jika Barat karena memiliki nilai kesesuaian
dibandingkan kabupaten lainnya yang perwilayahan yang lebih tinggi.
ditandai dengan warna hijau pada Gambar
3. DAFTAR PUSTAKA
Setelah dilakukan interpolasi curah Badan Meteorologi Klimatologi dan
hujan di Jawa Barat pada bulan Desember Geofisika (BMKG). 2018. Buletin
2017 dan Februari 2018 tentu ingin Informasi Iklim Jawa Barat. Bogor:
diketahui mana metode yang paling sesuai Stasiun Klimatologi Bogor.
dengan data curah hujan di Jawa Barat. Coles, SG. 2001. An Introduction to
Berdasarkan hasil olahan software R Statistical Modeling of Extreme
didapatkan hasil nilai GCV dari sigma Values. London: Springer Verlag.
(nugget standard deviation) sebagai https://doi.org/10.1007/978-1-
berikut: 44713675-0.
Tabel 2. Nilai CGV Cressie, NAC.1993. Statistics for Spatial
Data. New York: Wiley.
Kriging Thin plate Hanifah, A dan Endarwin. 2011. Analisis
spline Intensitas Curah Hujan Wilayah
Bandung pada Awal 2010, Jurnal
Desember 2017 73.12 75.07
Meteorologi dan Geofisika 12 (2):
Februari 2018 36.12 38.03 145-149.
Masruroh, L. 2013. Analisis Curah Hujan
Berdasarkan tabel tersebut dapat Harian Maksimum dan Ekstrim di
dilihat bahwasannya dari kedua periode Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor:
yaitu Desember 2017 dan Februari 2018 Institut Pertanian Bogor.
hasil interpolasi yang paling sesuai terhadap Militino, et al. 2015. Interpolation of daily
data curah hujan di Jawa Barat adalah rainfall using spatiotemporal models
dengan menggunakan metode thin plate and clustering. International Journal
spline karena memiliki nilai kesesuaian of Climatology. 35: 1453–1464.
perwilayahan yang lebih tinggi. Pasaribu, JM, Haryani, NS. 2012.
Perbandingan Teknik Interpolasi
KESIMPULAN DEM SRTM dengan Metode Inverse
Distance Weighted (IDW), Natural
Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi
Neighbor, dan Spline. J Pengindraan
topografi yang cukup kompleks sehingga
Jauh. 9(2): 126-139.
pengaruhnya sangat besar terhadap variasi
Rinaldi, A. 2018. Pengembangan Model
hujan ekstrim secara spasial. Kendala yang
Spatio-Temporal Conditional
ada adalah belum tentu ada nilai ekstrim di
Autoregressive untuk Pendugaan
setiap lokasi sehingga dilakukan interpolasi
Curah Hujan Ekstrim di Wilayah
untuk melihat perwilayahan curah hujan di
Jawa Barat[tesis]. Bogor: Program
Jawa Barat. Periode waktu yang digunakan
Pascasarjana, Institut Pertanian
untuk menganalisa curah hujan ekstrim
Bogor.
yaitu bulan Desember 2017, Januari 2018,
Rustiana, S. 2018. Model Generalized
dan Februari 2018. Metode interpolasi yang
Space Time Autoregressive with
digunakan adalah thin plate spline dan
Arch Error (Gstar-Arch) dan
kriging. Setelah dilakukan plot variogram
Penerapannya Terhadap Data Curah
data curah hujan Januari 2018 tidak bisa
Hujan Pada Wilayah Rawan Bencana
dianalisis lebih lanjut, sehingga yang
di Pulau Jawa [tesis]. Bandung:
dilakukan analisa interpolasi adalah curah
Universitas Padjadjaran.
hujan pada bulan Desember 2017 dan
Suciantini. 2004. Evaluasi Prakiraan Sifat
Februari 2018. Berdasarkan hasil
Hujan dan Penyusunan Model
interpolasi metode thin plate spline paling
Prediksi Musim: Studi Kasus
20 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.13.2.2021, ISSN 2086-4132
Kabupaten Indramayu [tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor

Interpolasi Curah Hujan Ekstrim Menggunakan …./ P. R. Sihombing | 21


22 | Jurnal Aplikasi Statistika & Komputasi Statistik V.13.2.2021, ISSN 2086-4132

Anda mungkin juga menyukai