Anda di halaman 1dari 127

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MINDFUL


LEARNING PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
(Penelitian Tindakan Kelas : di Kelas IX A MTs Syafi’iyah Cisambeng
Kecamatan Palasah Tahun Pelajaran 2021/2022)

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

WILDAN NAFI’AN
Nomor Pokok : 4963.A.18

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI-PUI)


MAJALENGKA

2022
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN MINDFUL
LEARNING PADA MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK
(Penelitian Tindakan Kelas : di Kelas IX A MTs Syafi’iyah Cisambeng
Kecamatan Palasah Tahun Pelajaran 2021/2022)

SKRIPSI

WILDAN NAFI’AN
Nomor Pokok : 4963.A.18

Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Agus Sutisna, M.Pd Drs. Abdul Halim ZM


NIDK. 8880450017 NIDN. -

Mengetahui,

PK I Bid. Akademik, Ketua Program Studi S.1


Pendidikan Agama Islam

Badruzzaman, M.Pd Devi Ganjar Musthofa, M.Pd.


NIDN. 2102117301 NIDN. 2115028901
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan akan ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain
dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap
( Qs Al – Insyirah : 6-8 )

“ In the middle of difficulty lies opportunity “

( Albert Einstein )

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini dengan penuh rasa cinta teruntuk :

 Orang tuaku tercinta, mamah dan papah atas segala doa dan perjuangannya
 Keluarga besar H.Subuki yang selalu memberikan semangat Adik-adikku
tersayang yang selalu mensupport dalam keadaan apapun itu
 Sahabatku tersayang Nurhidayat, Budi, Asep, Azis dan Rofi yang selalu saling
mensupport dimanapun dan kapanpun
 Teman-teman seperjuangan yang telah saling mendukung dan memotivasi
dalam mengikuti perkuliahan di STAI – PUI Majalengka
ABSTRAKSI

WILDAN NAFI’AN: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui


Pendekatan Pembelajaran Mindful Learning pada Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Berdasarkan studi pendahuluan MTs Syafi’iyah Cisambeng diketahui
bahwa kegiatan pembelajaran Akidah Akhlak masih menggunakan metode
pembelajaran yang masih berpusat pada guru, sehingga suasana belajar menjadi
jenuh dan membosankan. Hal itu terlihat ketika pembelajaran berlangsung masih
banyak siswa yang belum terlibat secara aktif sehingga hasil belajar yang mereka
peroleh masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Maka dari itu,
peneliti ingin menerapkan pendekatan pembelajaran yang jarang di terapkan di
MTs Syafi’iyah Cisambeng yaitu pendekatan pembelajaran mindful learning.
Ada tiga rumusan masalah yang peneliti tetapkan yaitu Bagaimanakah
penerapan pendekatan pembelajaran mindful learning pada siswa kelas IX A MTs
Syafi’yah Cisambeng. Bagaimanakah proses pembelajaran akidah akhlak di MTs
Syafi’yah Cisambeng. Apakah penerapan pendekatan pembelajaran mindful
learning dapat meningkatkan hasil belajar akidah akhlak di MTs Syafi’yah
Cisambeng. Adapun Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan
pendekatan pembelajaran mindful learning dalam meningkatkan hasil belajar
akidah akhlak di kelas IX A MTs Syafi’iyah Cisambeng.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus.
Setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IX A dengan jumlah 26
siswa. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, wawancara,
angket, test dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berhasil jika 80 % siswa tuntas
dengan rata-rata di atas 78.
Hasil penelitian yang didapat menunjukkan bahwa pendekatan
pembelajaran mindful learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan
menjadikan siswa menjadi lebih aktif dan terampil. Keaktifan siswa mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I keaktifan siswa mencapai 71,15 %.
Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan sebesar 88,46 %. Dan
Keterampilan siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I
keterampilan siswa mencapai 73,07%. Pada siklus II keterampilan siswa
mengalami peningkatan sebesar 80,76%. Sedangkan hasil belajar siswa dalam
setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Siklus I nilai rata-rata sebesar 78,46
dengan ketuntasan belajar sebesar 73,07 %. Siklus II nilai rata-rata 84,23 dengan
ketuntasan belajar sebesar 84,42 %. Penelitian ini berhasil karena sudah mencapai
batas ketuntasan belajar dan mencukupi KKM MTs Syafi’iyah Cisambeng
Kecamatan Palasah

Kata Kunci: Peningkatkan Hasi Belajar, Pelajaran Akidah Akhlak,


pendekatan pembelajaran mindful learning.
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Pendekatan Pembelajaran Mindful Learning pada Mata Pelajaran Akidah

Akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng Tahun Pelajaran 2021/2022“ guna

memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Program Study

Pendidikan Agama Islam pada Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam

Persatuan Umat Islam Majalengka.

Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, sosok penyempurna akhlak yang menjadi rahmatan lil‘alarnin, kepada

keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini tentunya banyak sekali kontribusi dari berbagai pihak

yang telah memberikan pencerahan, dorongan, pelajaran maupun motivasinya

dalam menuntaskan penyelesaian skripsi, oleh karenanya, tidak ada kata ucapan

lain yang pantas penulis katakan selain ucapan terimakasih yang setinggi-

tingginya kepada:

1. Bapak Drs. H. Nasrudin, M.M.Pd. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam

Persatuan Umat Islam (STAI–PUI) Majalengka.

2. Bapak Dr. H. Agus Sutisna, M.Pd. Selaku dosen pembimbing I yang

senantiasa memberikan arahan, meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya

kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

i
3. Bapak Drs. Abdul Halim ZM. Selaku dosen pembimbing II yang selalu

memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Bapak Devi Ganjar Musthofa, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam (STAI–PUI) yang selalu memberikan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Muhammad Nawawi Fathulloh, M.pd. Selaku Kepala Madrasah MTs

Syafi’iyah Cisambeng yang telah memberikan izin penelitian.

6. Bapak Unan Sunadi, S.Pd.I. Selaku guru mata pelajaran akidah akhlak yang

telah memberikan waktu untuk penelitian.

7. Keluarga besar MTs Syafi’iyah yang telah memberikan arahan serta

motivasinya kepada penulis.

8. Yang tercinta kedua orang tua saya, yang telah mengorbankan waktu, tenaga,

pikiran dan kasih sayangnya yang selalu ada buat saya.

9. Rekan–rekan mahasiswa STAI–PUI Majalengka yang telah banyak

meluangkan waktu kepada penulis, terimakasih atas canda tawa, suka dan

duka. Semoga persaudaraan dan persahabatan kita senantiasa abadi selamanya

10. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan motivasi dan arahan pada penulis.

Setelah melalui proses yang panjang dan penuh tantangan, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentunya masih banyak kekurangan dan

jaauh dari kesempurnaan . Hanya kepada Allah SWT penulis memohon, semoga

skripsi ini bermanfaat dan semoga jasa baik yang telah turut membantu menjadi

ii
amal saleh dan mendapat balasan yang tak terhingga dari–Nya. Aamiin Ya Robbal

Alamiin ........

Majalengka, Agustus 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix

DAFTAR GRAFIK..................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................8
BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MINDFUL LEARNING PADA MATA

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

A. Pendekatan Pembelajaran Mindful Learing...............................................10


1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran......................................................10
2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran.................................................12
3. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran..............................................12
4. Pengertian Mindful Learning...................................................................14
5. Tahapan-Tahapan Pendekatan Mindful Learning...................................15
6. Karakteristik Pendekatan Mindful learning............................................16
7. Praktik Pendekatan Mindful Learning di dalam Kelas............................17
8. Manfaat Praktik Mindful Learning Bagi Guru dan Siswa.......................20

iv
9. Langkah–Langkah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Mindful
Learning di dalam Kelas.................................................................................21
10. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pendekatan Pembelajaran
Mindful Learning di dalam Kelas...................................................................23
B. Hasil Belajar Akidah Akhlak.....................................................................25
1 Pengertian Hasil Belajar..........................................................................25
2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar..................................26
3 Pengertian Akidah Akhlak......................................................................27
4 Tujuan Akidah Akhlak............................................................................29
5 Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak........................................31
6 Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Menggunakan Pendekatan
Mindful Learning............................................................................................32
C. Hipotesis Tindakan....................................................................................34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian.......................................................................................35
1. Lokasi Pelitian.........................................................................................35
2. Subjek Penelitian.....................................................................................36
3. Waktu Penelitian.....................................................................................37
4. Mata Pelajaran.........................................................................................37
B. Prosedur Penelitian....................................................................................38
1. Metode Penelitian....................................................................................38
2. Desain Penelitian.....................................................................................40
C. Alat Pengumpulan Data.............................................................................43
1. Teknik Pengumpulan Data......................................................................43
2. Teknik Analisis Data...............................................................................48
D. Indikator Keberhasilan...............................................................................52
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian.......................................................................55


1. Lokasi Peneitian......................................................................................55
2. Keadaan Guru..........................................................................................56
3. Keadaan Siswa........................................................................................57

v
4. Visi Misi..................................................................................................58
5. Keadaan Sarana Fisik..............................................................................59
B. Hasil Penelitian..........................................................................................60
1. Deskripsi Data Awal...............................................................................60
2. Deskripsi Data Siklus I............................................................................62
3. Deskripsi Data Siklus II..........................................................................73
C. Pembahasan...............................................................................................81
BAB VPENUTUP

A. Simpulan....................................................................................................87
B. Saran..........................................................................................................88
C. Penutup......................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN : 1. SK. Penerapan Judul dan Dosen Pembimbing

2. Surat Izin Penelitian

3. Surat Bukti Penelitian

4. RPP Siklus I dan Siklus II

5. Evaluasi Tes Tertulis

6. Kunci jawaban Sikus I

7. Evaluasi Tes Tertulis

8. Kunci jawaban Siklus II

9. Hasil Wawancara Guru Sebelum Penelitian

10. Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian

11. Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

12. Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

13. Dokumentasi

RIWAYAT PENULIS

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Nama Subjek Penelitian..............................................................36

Tabel 3.2 Waktu Penelitian....................................................................................37

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Guru.......................................................44

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan kegiatan Siswa..................................45

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran..............47

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Setelah Pembelajaran................48

Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran........................................50

Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Hasil Belajar.............................................................52

Tabel 4.1 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan……………………………..56

Tabel 4.2 Daftar Nama Subjek Penelitian..............................................................57

Tabel 4.3 Keadaan Fisik MTs Syafi’iyah Cisambeng...........................................59

Tabel 4.4 Data Nilai Siswa Pra Siklus...................................................................61

Tabel 4.5 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I................................................66

Tabel 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I...............................................67

Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Sikus I...........................................................68

Tabel 4.8 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II...............................................75

Tabel 4.9 Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II.............................................77

Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Siswa Sikus II........................................................78

vii
Tabel 4.11 Hasil Kegiatan Guru, Siswa Siklus I dan II.........................................83

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II..............................................84

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Gambar Emosi Plutcik......................................................................19

Gambar 3. 1 Penelitian Tindakan Kelas.................................................................40

ix
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Hasil Kegiatan Guru dan Siwa Serta Keterampilan Siswa Siklus I dan

Siklus II...............................................................................................84

Grafik 4. 2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II...............................85

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan untuk

membentuk insan yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, disiplin,

bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat

jasmani rokhani.

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional pendidikan adalah:

Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun
2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus Media), h. 2.).

Sistem pendidikan nasional menghendaki agar peserta didik dapat

aktif dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan potensi dirinya, tentu

tidak dapat diwujudkan apabila dalam pembelajaran yang berlangsung di

sekolah masih menggunakan pendekatan lama yakni pendekatan pembelajaran

konvensional (teacher centered). Untuk mencapai tujuan tersebut, paradigma

pembelajaran harus diubah dari paradigma mengajar ke paradigma belajar.

Peranan guru dalam proses pembelajaran juga harus diubah dari pengajar

menjadi fasilitator, motivator, konselor, pembimbing, mediator, dan evaluator.

1
2

Al-Qur’an membahas semua isi bumi secara lengkap termasuk dalam

bidang pendidikan. Salah satunya firman allah tentang pendidikan terdapat

dalam surat Al- Mujadalah Ayat 11 sebagai berikut :


۟ ‫ِس َفٱ ْف َسح‬
‫ُوا َي ْف َس ِح ٱهَّلل ُ لَ ُك ْم ۖ َوِإ َذا قِي َل‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن ٓو ۟ا ِإ َذا قِي َل لَ ُك ْم َت َف َّسح‬
ِ ‫ُوا فِى ْٱل َم ٰ َجل‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬
‫ت ۚ َوٱهَّلل ُ ِب َما‬ َ ‫وا ْٱلع ِْل َم‬
ٍ ‫دَر ٰ َج‬ ۟ ‫ِين ُأو ُت‬ ۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
َ ‫وا مِن ُك ْم َوٱلَّذ‬ َ ‫وا َيرْ َف ِع ٱهَّلل ُ ٱلَّذ‬۟ ‫ش ُز‬ ُ ‫وا َفٱن‬ ۟ ‫ش ُز‬
ُ ‫ٱن‬
‫ون َخ ِبي ٌر‬َ ُ‫َتعْ َمل‬

Artinya: “orang orang yang beriman apabila di katakan kepadamu


berlapanglapanglah dalam majlis maka lapangkanlah niscaya Allah
memberi kelapangan untukmu , dan apabia di katakan Berdirilah
berdirilah kamu maka berdrilah niscaya allah akan meninggikan
orang orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan” (Q.S Al- Mujadalah : 11). (Depag RI,
543:2007)
Konsep pendidikan Islam itu sendiri pada dasarnya adalah

pembentukan pribadi muslim. Isi pribadi muslim adalah pengalaman

sepenuhnya ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Untuk membentuk generasi

yang ideal diperlukan semua aspek bergabung saling menopang satu sama

lainnya, antara lingkungan keluarga yang harmonis, pergaulan yang baik dan

bersifat agamis serta pemerintah memberi fasilitas kegiatan yang positif.

Pendidikan kita selama ini berjalan dengan verbalistik dan berorientasi

semata-mata kepada penguasaan mata pelajaran. Pengamatan terhadap praktek

pendidikan sehari-hari menunjukkan bahwa pendidikan difokuskan agar siswa

menguasai informasi yang terkandung dalam materi pelajaran dan

kemudian dievaluasi dari seberapa jauh penguasaan itu dicapai oleh siswa.

Seakan-akan pendidikan bertujuan untuk menguasai mata pelajaran.


3

Pendidikan seakan terlepas dari kehidupan keseharian, keterkaitan

materi ajar dengan kehidupan sehari-hari dan bagaimana materi tersebut dapat

digunakan untuk memecahkan permasalahan kehidupan, kurang mendapat

perhatian. Oleh karena itu siswa tidak mengetahui manfaat apa yang dipelajari

dan sampai lulus seringkali tidak tahu bagaimana menggunakan apa yang

telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapi. Siswa hanya

menurut pada semua kata-kata guru.

Kenyataan menunjukkan bahwa selama ini guru hanya menggunakan

model pembelajaran yang konvensional dengan pendekatan “teacher

centered” yaitu pendekatan yang lebih berpusat pada guru, sehingga kegiatan

pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Pola pembelajaran seperti

demikian harus dirubah, dengan cara menggiring peserta didik untuk mencari

pengetahuannya sendiri. Untuk itu diperlukan suatu model atau pendekatan

baru dalam pembelajaran. Salah satunya dengan pendekatan pembelajan

mindful learning.

Pendekatan pembelajaran Mindful Learning merupakan salah satu

pendekatan dari model pembelajaran Konstruksivisme yang dimana

pendekatan ini membuka kesempatan siswa untuk dapat belajar dengan

mandiri dan aktif secara sadar. Dimana pendekatan ini akan membuka

kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar dengan mandiri tanpa ada sifat

“menurut atau mengekor”. Pendekatan mindfu learning mempunyai tiga

karakteristik diantaranya; penciptaan kategori-kategori baru yang


4

berkelanjutan, keterbukaan terhadap informasi baru dan kesadaran yang

implisit akan adanya lebih dari satu perspektif (Ellen J. Langer, 2008: 2-4).

Melalui pendekatan pembelajaran mindful learning, siswa dituntut

terlibat secara aktif karena siswa harus menemukan konsep-konsepnya secara

mandiri dengan berpikir dan belajar sendiri secara sadar. Dalam arti siswa

belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya baik dari aspek kognitif, afektif

dan psikomotorik. Persoalannya, bagaimana mengaktifkan siswa agar secara

sukarela tumbuh kesadaran dan mau belajar. karena itu, guru harus merancang

kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar

secara aktif (Ellen J. Langer, 2008: 2-4).

Disini sangat diperlukan kreativitas siswa untuk berfikir dan

melahirkan ide-ide baru, termasuk juga pendidikan dalam mewujudkan

kehidupan manusia yang beriman dan bertaqwa. Maka dalam rangka upaya

meningkatkan hasil belajar siswa dan tercapainya tujuan pendidikan nasional,

ketiga aspek tersebut harus diperhatikan sehingga proses belajar mengajar

tidak hanya menekankan pada pemahaman siswa, tetapi juga penerapan atau

pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari, karena pada dasarnya

pendidikan bukanlah sekedar proses transformasi pengetahuan.

Untuk itu mengorientasikan peserta didik pada masalah autentik dalam

pembelajaran akan membantu siswa menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Oleh karena itu guru hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang

dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berfikir,


5

Sehingga kreativitas siswa akan semakin berkembang dan hasil belajar

semakin berkualitas.

Menurut Suryosubroto (2009;117), bahwa: “Kriteria hasil belajar

adalah suatu satuan nilai yang menjadi ukuran untuk menentukan tingkat

keberhasilan siswa terhadap hasil belajar dan kriteria ini biasanya didasarkan

dengan standar atau ukuran yang ada”. Dalam hal ini hasil belajar di

kelompokkan dalam dua kriteria yaitu tuntas dan belum tuntas. Hal ini sesuai

dengan penilain belajar tuntas. Tuntas apabila hasil yang di capai siswa dalam

tes adalah 80 % atau lebih siswa dipandang menguasai bahan pelajaran yang

bersangkutan dan siap mengikuti program selanjutnya. Sedangkan hasil yang

dicapai kurang dari 80 % di anggap belum tuntas.

Sedangkan menurut asumsi guru bidang studi Akidah Akhlak MTS

Syafi’iyah Cisambeng tahun Ajaran 2021/2022 kriteria hasil belajar yaitu :

1. (>78) dikategorikan tuntas

2. (<78) dikategorikan belum tuntas.

Pendekatan yang dilakukan guru akidah akhlak di Mts Syafi’iyah

selama ini masih menggunakan pendekatan konvensional dengan guru datang,

menyampaikan bahan pelajaran yang telah dipersiapkan. Siswa mendegarkan

dan mencatat pelajaran seteliti mungkin. Variasi yang dilakukan dengan

mangadakan tanya jawab dan pemberian tugas. Pertanyaan-pertanyaan atau

tugas-tugas yang disampaikan hanya pada tingkat pemahaman atau


6

aplikasi. Tidak sampai pada taraf berfikir tingkat tinggi atau pemecahan

masalah.

Penggunaan alat peraga atau media pembelajaran sekedar membantu

guru dalam melaksanakan tugas agar dapat lancar. Apabila guru telah selesai

menyampaikan materi pelajaran dilanjutkan dengan menyimpulkan atau

merangkum pelajaran. Sehingga siswa-siswa kelas IX A MTS Syafi’yah

Cisambeng kurang aktif dalam menanggapi suatu pembelajaran. Kondisi

seperti itu tidak akan meningkatkan hasil bealajar siswa dalam memahami

mata pelajaran Akidah Akhlak dan tidak melatih siswa pada mata pelajaran

Akidah Akhalak. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang

diharapkan.

Berdasarkan pengamatan, siswa kelas IX A hasil belajarnya masih

tergolong rendah, dari data yang diperoleh peneliti di sekolah tersebut hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak yang belum tuntas 18 orang

atau 69,24 % siswa mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan minimum

(KKM), dan 30,76 % diantaranya memperoleh nilai diatas standar ketuntasan

minimum (KKM). Rata-rata nilai ulangan harian Akidah Akhlak siswa yang

didapatkan sebesar 6,46 sedangkan standar ketuntasan yang telah ditetapkan

sekolah adalah 78. Terlihat jelas bahwa rendahnya hasil belajar mayoritas

siswa pada materi tersebut perlu ditingkatkan. Dengan meningkatkan hasil

belajar siswa dalam menanggapai persoalan maka akan meningkat juga hasil

belajar siswa.
7

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai suatu pendekatan pembelajaran

yang berbeda dari biasanya, sebagai upaya dalam melakukan perbaikan proses

pembelajaran dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Melalui Pendekatan Pembelajaran Mindful Learning pada Mata

Pelajaran Akidah Akhlak di Kelas IX A MTS Syafi’yah Cisambeng

Kecamatan Palasah Tahun Ajaran 2021/2022”.

B. Rumusan Masalah

Berpijak pada latar belakang penelitian diatas maka masalah yang akan

diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pendekatan pembelajaran mindful learning pada siswa

kelas IX A MTs Syafi’yah Cisambeng

2. Bagaimanakah pembelajaran akidah akhlak kelas IX A MTs Syafi’yah

Cisambeng

3. Apakah pendekatan pembelajaran mindful learning dapat meningkatkan

hasil belajar akidah akhlak di MTs Syafi’yah Cisambeng

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini

diantaranya:

1. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran mindful learning pada siswa

kelas IX A MTs Syafi’yah Cisambeng kecamatan palasah

2. Untuk mengetahui pembelajaran akidah akhlak di MTs Syafi’yah

Cisambeng kecamatan palasah


8

3. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran mindful learning dalam

meningkatkan hasil belajar akidah akhlak di MTs Syafi’yah Cisambeng

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

secara praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

dalam memahami penerapan pendekatan pembelajaran mindful learning

dalam rangka meningkatkan kualitas hasil belajar Akidah Akhlak. Serta

dapat memberikan informasi dan memacu semangat untuk memperdalam

dan memperbanyak lebih lanjut yang berhubungan dengan variabel

penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

Memberikan cara belajar yang baru sehingga siswa lebih

tertarik dalam memahami materi melalui usahanya sendiri dengan

harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mindful learning

sehingga guru memiliki pendekatan pembelajaran yang bervariasi

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

c. Bagi Sekolah
9

Memberikan masukan dan sumbangan yang bermanfaat bagi

sekolah, terutama dalam rangka perbaikan pembelajaran untuk

meningkatkan mutu pendidikan.

d. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta menjadi barometer

sehingga penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi di masa yang akan

datang.
BAB II

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MINDFUL LEARNING PADA MATA

PELAJARAN AKIDAH AKHLAK

A. Pendekatan Pembelajaran Mindful Learing

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan berasal dari bahasa Inggris “Approach” yang diartikan

dengan pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat

diartikan “a way of beginning something” (cara memulai sesuatu). Karena

itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran (Nina,

2014:7).

Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada

seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan

pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau

kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu

bidang studi atau mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada

metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan (Nina,

2014:9).

Sejalan dengan pendapat Suyono (Suyono, 2011:15) bahwa

“Pendekatan pembelajaran merupakan suatu himpunan asumsi yang paling

berhubungan dan terkait dengan sifat pembelajaran. Suatu

10
11

pendekatan bersifat aksomatik dan menggambarkan sifat-sifat dan ciri

khas suatu pokok bahasan yang diajarkan”.

Sejalan dengan Sanjaya (Sanjaya, 2011:105) mengatakan bahwa :

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut


pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu.

Sedangkan menurut Sagala dalam (Wulandari, 2012:14) bahwa

“pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru

dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan

instruksional tertentu”.

Sejalan dengan Wahjoedi dalam (Wulandari, 2012:115) bahwa

“pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola kegiatan belajar perilaku

siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat

memperoleh hasil belajar secara optimal”.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah

suatu ancangan dan sudut pandang kita dalam memulai serta

melaksanakan pengajaran suatu bidang studi yang memberi arah dan corak

kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan

dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional

tertentu, salah satunya yaitu mengelola kegiatan pembelajaran agar siswa

dapat aktif belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.
12

2. Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran

Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman

umum dalam menyusun langkah-langkah metode pengajaran yang akan

diguankan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode.

Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang

digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran

diambil dari nama pendekatannya.

Mohammad Surya (2004:106) memberikan penjelasan secara

praktis mengenai fungsi pendekatan seperti berikut :

a. Memberikan garis – garis rujukan untuk perancangan pembelajaran

b. Menilai hasil – hasil pembelajaran yang telah dicapai

c. Mendiagnosis masalah – masalah belajar yang timbul, dan

d. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan

3. Macam-macam Pendekatan Pembelajaran

Menurut Surya (2015:8), Ada beberapa macam pendekatan

pembelajaran yaitu :

a. Pendekatan Deduktif-Induktif

Pendekatan deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya

dari penalaran induktif. Deduktif adalah cara berfikir dimana dari

pernyataan yang bersifat umum ditarik suatu kesimpulan yang bersifat

umum. Pendekatan induktif adalah pendekatan dimana cara berfikir

ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang

bersifat individual.
13

b. Pendekatan Konsep dan Proses

Pendekatan konsep adalah dimana guru memberikan konsep

tertentu kepada siswa, lebih kepada konsepnya saja. Sedangkan

pendekatan proses adalah dimana siswa diberikan keleluasaan untuk

mencari konsep itu sendiri.

c. Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Pendekatan sains, teknologi dan mayarakat adalah belajar

mengajarkan sains dan teknologi dalam konteks pengalaman dan

kehidupan sehari-hari, dengan fokus isu-isu/masalah-masalah yang

sedang dihadapi masyarakat, baik bersifat lokal, regional, maupun

global yang bersifat memiliki komponen sains dan teknologi.

d. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sehari-hari.

e. Pendekatan Kontruktivisme

Pendekatan kontruktivisme adalah pendekatan pembelajaran

yang mengajak siswa untuk berpikir dan mengkonstruksi dalam

memecahkan suatu permasalahan secara bersama-sama sehingga

didapatkan suatu penyelesaian yang akurat.


14

4. Pengertian Mindful Learning

Berdasarkan kamus Inggris Indonesia arti kata “Mindful” adalah

kesadaran, sedangkan arti kata “Learning" adalah pembelajaran. Secara

umum mindful adalah kemampuan untuk menggunakan akal yang rasional

dalam memutuskan suatu keputusan, melakukan tindakan dengan

mengetahui apa dampak tindakan tersebut bagi dirinya secara spsifik (Nur

Sidah, 2017:117).

Sedangkan Thich Naht Hanh (2015,37-38), mendefinisikan

mindful ialah “sebagai sebuah kapasitas seseorang untuk memberikan

seratus persen (perhatian) terhadap apa yang terjadi di dalam dan di

sekelilingnya”.

Sejalan dengan pendapat Kabat–Zinn, Konsep mindful dalam

pembelajaran dapat diartikan sebagai berikut:

Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara


sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu dan
kebaikan. Dalam kesadaran penuh (mindful), terdapat beberapa kata
kunci, yaitu: kesadaran (awareness), perhatian yang disengaja (on
purpose), Saat ini (present moment), rasa ingin tahu (curiosity), dan
kebaikan (compassion).

Sedangkan konsep dasar dari pendekatan mindful learning

khususnya pada pembelajaran Akidah Akhlak meliputi :

a. Adanya kesadaran dalam belajar.

b. Adanya keterbukaan terhadap informasi baru.

c. Adanya penghargaan terhadap karakteristik siswa yang berbeda,

meliputi : menganggap kekurangan siswa adalah kelebihan dalam


15

perspektif lain, tidak menghakimi siswa dengan hal yang negatif,

menghargai setiap pernyataan siswa.

d. Adanya variasi kegiatan belajar (metode), misalnya: permainan, teka-

teki silang, pemberian hadiah atau hukuman (reward and punishment),

menghindari metode hafalan dan mengembangkan metode penemuan

(discovery-inquiri) melalui pengamatan obyek real (nyata).

e. Tidak hanya terpaku pada kecerdasan sebagai satu-satunya tujuan

belajar (Tejawati, 2018:36)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mindful

learning merupakan pembelajaran dimana siswa menemukan dan

membangun sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya secara sadar,

dimana materi pelajaran yang disampaikan berkaitan dengan pengalaman

siswa sendiri, menciptakan suasana belajar berkelompok sehingga siswa

dapat berdiskusi, bekerja sama, dan saling membantu dengan teman lain.

5. Tahapan-Tahapan Pendekatan Mindful Learning

Teori yang mendukung adanya pendekatan mindful learning yaitu

Jerome S. Bruner. Bruner berpendapat bahwa “kegiatan belajar akan

berjalan dengan baik dan kreatif apabila siswa dapat menemukan sendiri

suatu kesimpulan tertentu”. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi

tiga tahap yaitu :

a. Tahap Informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan

(tahap penerimaan materi) atau pengalaman sendiri. Seorang siswa

yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan mengenai


16

materi yang sedang dipelajari. Di antara informasi yang diperoleh itu

ada yang sama sekali baru dan berdiri sendiri, ada pula yang berfungsi

menambah, memperhalus, dan memperdalam pengetahuan yang

sebelumnya telah dimiliki.

b. Tahap Tranformasi, yaitu tahap memahami, mencerna, menganalisis

pengetahuan baru, serta di transformasikan dalam bentuk baru.

Informasi yang telah diproleh itu dianalisis, diubah, atau

ditranformasikan mejadi bentuk yang abstrak atau konseptual supaya

kelak pada gilirannya dapat dimanfaatkan bagi hal-hal yang lebih luas.

c. Tahap Evaluasi, yaitu mengetahui bahwa hasil transformasi pada tahap

kedua tadi benar atau tidak (tahap penilaian materi). Seorang siswa

menilai diri sendiri sampai sejauh mana informasi yang telah

ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala

atau memecahkan masalah yang dihadapi (Nur Sidah, 2017:102).

Pendekatan Mindful Learning membuka kesempatan siswa untuk

dapat belajar lebih efektif serta meninggalkan kebiasaan siswa yang selalu

menurut apapun perintah dari guru. Siswa dituntut untuk aktif dan dapat

memberikan konsep-konsep secara mandiri dengan berfikir dan belajar

sendiri secara sadar.

6. Karakteristik Pendekatan Mindful learning

Karakteristik dari pendekatan mindful learning menurut Ellen J.

Langer, (2008:4) diantaranya:


17

a. Penciptaan kategori- kategori baru yang berkelanjutan.

b. Keterbukaan terhadap informasi baru.

c. Kesadaran yang emplisit akan adanya lebih dari satu perspektif.

Ketiga karakteristik tersebut menunjukan bahwa pendekatan

mindful learning berdasarkan teori constructivism. Terdapat persamaan

antara pendekatan mindful learning dan teori constructivism yaitu

penciptaan kategori-kategori baru yang berkelanjuatan artinya siswa

memilki kemampuan mengarahkan diri (selftdirection), dan pengendalian

diri (selt control) yang bersifat kognitif dapat mengkategorikan serta

membangun pengertian-pengertian yang relevan dengan perubahan zaman.

Keterbukaan terhadap informasi baru menujukan bahwa siswa dapat

mengetahui berbagai macam informasi-informasi karena pengetahuan

siswa merupakan hasil dari konstruksi dan usaha siswa itu sendiri. yang

terakhir kesadaran yang implisit akan adanya lebih dari satu perspektif,

siswa pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri

(selt control) dan pada dasarnya mampu mengkonstruk pikirannya. Hal

tersebut berdampak pada akal yang mampu mencapai kesadaran untuk

menerima pengerian yang berbeda.

7. Praktik Pendekatan Mindful Learning di dalam Kelas

Praktik mindful learing berfungsi menghadirkan permasalahan ke

peristiwa saat ini (present moment). Burch dan Irvin (Burch dan Irvin, 30)

beranggapan bahwa “mindful adalah sebuah praktik yang dilakukan secara

terus-menerus untuk memanggil kembali pikiran kita dan


18

memfokuskannya pada apa yang penting, yang sementara terjadi

sekarang”. Menurut Nyoman Sri Darmayanti (2021:8) praktik

pembelajaran mindful learing di dalam kelas dapat dilakukan melalui

teknik-teknik berikut:

a. Teknik Bernafas dengan kesadaran penuh (Mindfulness) atau STOP.

Tenik S-T-O-P. STOP merupakan akronim dari: S-Stop: berhenti

sejenak dari aktivitas atau kegiatan. T-take a deep breathe: tarik nafas

dalam. O-obeserve: amati. P-proceed: lanjutkan. Adapun langkah-

langkahnya sebagai berikut:

1) Guru mengajak siswa untuk berhenti sejenak dari aktivitas yang

lakukan, lakukan duduk tanpa menyender ke kursi, badan

ditegakan tetapi dalam merasa nyaman.

2) Guru mengajak siswa untuk menarik nafas dalam, lakukan

menghirup udara dengan hidung dan dikeluarkan melalui hidung.

3) Kemudian rasakan udara yang masuk, dan buang udara secara

perlahan, rasakan udara hangat yang keluar dari hidung, serta

rasakan udara ketika menghirup udara, perut mengempis, dan

rasakan perut mengembang ketika membuang napas.

4) Setelah dilakukan beberapa kali guru mempersilahkan siswa untuk

melanjutkan kembali aktivitas yang sedang dilakukan.

b. Teknik memeriksa perasaan diri atau P-O-O-CH. POOCH merupakan

akronomi dari: P-Poblem: masalah. O-Options: alternatif pilihan. O-


19

Outcomes: hasil atau konsekuensi. CH-Choice: keputusan yang

diambil.

Teknik POOCH dapat dilakukan sebelum memulai

pembelajaran maupun sesudah pembelajaran. Guru mengajak Siswa

untuk memperhatikan gambar “Roda Emosi Plutcik”. Setelah siswa

memperhatikan Roda Emosi Plutcik guru mengajak siswa utuk

menuliskan perasan yang dirsakannya pada buku catatan. berikut

gambar “Roda Emosi Plutcik :

Gambar 2. 1 Gambar Emosi Plutcik


(Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-22-
pembelajaransosial-emosional.html?m=1)

Melalui praktik-praktik mindful learning diatas diharapkan dapat

membantu siswa untuk mulai menangkap pikiran-pikiran yang tidak

realistis atau pikiran yang tidak sesuai terhadap dirinya. Sehingga siswa

dapat menyerap informasi penting yang disampaikan oleh guru.

Dalam firman Allah SWT Q.S Ar Rad ayat 28 dijelaskan:

ْ ‫َط َمِئ ُّن قُلُوبُهُم بِ ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ۗ َأاَل بِ ِذ ْك ِر ٱهَّلل ِ ت‬


ُ‫َط َمِئ ُّن ْٱلقُلُوب‬ ۟ ُ‫ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
ْ ‫وا َوت‬ َ

Artinya:“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
20

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. (Depag RI:


2007:252)

Ayat di atas menunjukkan bahwa islam melatih umatnya untuk

pokus pada apa yang dikerjakan agar bisa mendapatkan esensi yang

sebenarnya dari setiap hal yang dilakukan. Sedangkan di dalam

pembelajaran ayat di atas menunjukkan guru hendaknya membantu siswa

dalam mengelola cara pandang bagaimana siswa bisa mengalihkan

distraksi dan fokus pada apa yang berarti untuk dirinya. Tentunya hal ini

perlu dilatih, pikiran siswa perlu dibiasakan untuk bersikap tenang dan

menerima segala sesuatu secara sadar terlebih dahulu sebelum

mencernanya.

8. Manfaat Praktik Mindful Learning Bagi Guru dan Siswa

Deborah Schoeberlein dan Suki Sheth (2009:9) mengatakan bahwa

praktik mindful learning memberikan sejumlah manfaat bagi para guru

maupun siswa, diantaranya:

a. Bagi para guru manfaat praktik mindful learnig adalah:

1) Meningkatkan fokus dan kesadaran.

2) Meningkatkan sikap responsif terhadap kebutuhan siswa.

3) Menciptakan keseimbangan emosional, mendukung manajemen

dan reduksi stres, mendukung relasi yang sehat di tempat kerja dan

rumah.

4) Meningkatkan iklim kelas, dan

5) Mendukung kesejahteraan secara holistik.


21

b. Bagi para siswa, manfaat praktik mindful learning adalah:

1) Mendukung kesiapan untuk belajar.

2) Mempromosikan kinerja akademik.

3) Memperkuat perhatian sebelum ujian, mengurangi kecemasan

sebelum ujian, mempromosikan refleksi dan ketenangan diri.

4) Meningkatkan partisipasi kelas dengan mendukung kontrol impuls,

menyediakan “alat bantu” untuk mengurangi stres, meningkatkan

pembelajaran sosial dan emosional.

5) Memupuk perilaku pro-sosial dan relasi yang sehat, serta

mendukung kesejahteraan yang holistik.

9. Langkah–Langkah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Mindful

Learning di dalam Kelas

Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Guru membagi siswa dalam masyarakat belajar atau belajar dalam

kelompok-kelompok.

b. Sebelum melanjutkan pembelajaran, Guru mengajak siswa melakukan

kegiatan STOP untuk membantu siswa memusatkan perhatian,

meningkatkan daya konsentrasi dan memberikan rasa ketenangan

dalm melanjutkan pembelajaran.

c. Guru memberi kesempatan siswa untuk menerapkan dan menemukan

idenya sendiri.
22

d. Guru memberi kesempatan kepada siswa bagaimana cara memecahkan

masalah yang ada mengenai materi dan penggunaanya melalui

pengamatan dilingkungan sekitar.

e. Guru memberi kesempatan dan mendorong siswa untuk bertanya

ketika menemukan kesulitan melalui diskusi dilakukan dengan

kelompok belajarnya.

f. Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak (selanjutnya

diupayakan agar semua kelompok dapat giliran kedepan) untuk

melakukan presentasi hasil kelompok didepan kelas, siswa pada

kelompok lain mengamati, mencermati, membandingkan hasil

presentasi tersebut dan menanggapi.

g. Guru mengajak siswa untuk memeriksa perasaan dirinya dengan

menampilkan gambar roda emosi dan murid menuliskan perasaan yang

dialami atau dirasakan dan isi pikirannya sebelum kegiatan

pembelajaran selesai.

h. Guru melakukan refleksi di akhir pertemuan. Refleksi dapat berupa

pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperoleh siswa pada hari

itu, kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu atau dapat

juga hasil diskusi yang telah dilakukan oleh siswa.

i. Guru melakukan evaluasi hasil belajar masing-masing kelompok

secara individu. Evaluasi dilakukan oleh guru merupakan evaluasi

hasil belajar tentang materi tersebut.


23

10. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Mindful Learning di dalam Kelas

Adapun kelebihan dan kelemahan dari pendekatan mindful

learning adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan Mindful learning

1) Siswa belajar bermusyawarah dan belajar menghargai pendapat

orang lain.

2) Dapat mengembangkan cara berpikir kritis dan rasional.

3) Dapat memupuk rasa kerja sama

4) Adanya persaingan yang sehat

5) Pembelajaran lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut

untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di

sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab

dengan dapat menghubungkan kan materi yang ditemukan dengan

kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi

secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan

tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah

dilupakan.

6) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan

penguatan konsep kepada siswa karena pembelajaran mindful

learning menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

dituntut untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui


24

landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar

melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

7) Pengajaran berubah dari “teacher centered” menjadi “student

centered”.

b. Kelemahan Mindful Learning

1) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok

persoalan.

2) Membutuhkan waktu cukup lama

3) Adanya sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri atas

sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan slalu tergantung

pada orang lain.

4) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam mindful

learning guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi.Tugas

guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja

sama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang baru

bagi siswa.

5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan

atau menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar

menyadari dan dengan sadar menggunakan cara mereka sendiri

untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru

memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa

agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan

semula.
25

6) Sulit dalam merancang pembelajaran oleh karena terbentur dengan

kebiasaan siswa dalam belajar.

Untuk mengantisipasi atau meminimalisir kelemahan tersebut

maka peranan seorang guru bukan sebagai instruktur yang

memaksakan kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa

agar mereka belajar sesuai dengan tahap perkembangannya. Selain itu

guru berperan dalam memilih bahan-bahan belajar yang dianggap

penting untuk dipelajari oleh siswa dan membantu siswa agar mampu

menemukan keterkaitan antara pengelaman baru dengan pengalaman

sebelumnya.

B. Hasil Belajar Akidah Akhlak

1 Pengertian Hasil Belajar

Dalam setiap kegiatan manusia untuk mencapai tujuan selalu di

ikuti dengan pengukuran dan penelitian. demikian halnya di dalam proses

belajar, akhir dari proses pembelajaran adalah pencapaian hasil. Dalam

kamus besar Indonesia. di jelaskan hasil adalah penguasaan pengetahuan

dan keterampilan yang dikembangkan dimata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai tes atau angket yang diberikan oleh guru.

Nawawi dalam K. Brahim (2007:39 (Drs. Ahmad Susanto, M.pd.

2013:5) mengatakan hasil belajar adalah “tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu”.
26

Sedangkan menurut Winkel (Purwanto, 2011:45) hasil belajar

adalah “perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai

oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan

pendidikan yang ditetapkan”.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

adalah suatu hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mereka

mengikuti kegiatan belajar mengajar pada materi yang sudah di tentukan.

2 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor- faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu sebagai

berikut :

a. Faktor-faktor Eksternal, dapat digolongkan menjadi dua golongan

yaitu lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial.

1) Lingkungan Sosial

Lingkungan sekolah seperti para guru, para staf

administrasi dan teman-teman sekelas nya. Selanjutnya yang

termasuk lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan teman-

teman sepermainan siswa. Serta lingkungan sosial yang lebih

banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan

keluarga siswa itu sendiri.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah

gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa


27

dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu yang

gunakan siswa. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan

tingkat keberhasilan siswa.

b. Faktor Internal, dan ini pun dapat lagi digolongkan menjadi dua

golongan yaitu :

1) Faktor-faktor fisiologis (jasmaniah) yaitu kesehatan dan cacat

hukum.

2) Faktor-faktor psikologis (rohaniah) yaitu, Intelegensi, sikap, bakat,

minat, motivasi (Muhibbin Syah, 2011:154)

Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang

utama mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. Hasil belajar

yang dicapai siswa di pengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor

dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau

faktor lingkungan.

Maka faktor yang mendukung hasil belajar dapat di ambil

kesimpulan adalah suatu usaha yang dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya tingkat hasil peserta didik baik dalam peserta didik, sekolah

maupun dari luar lingkungan sekolah.

3 Pengertian Akidah Akhlak

Kata aqidah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “al-aqdu”

yang berarti ikatan, “at-tausiqu” yang berarti kepercayaan atau

keyakinan yang kuat, “al-ihkamu” yang berarti mengokohkan atau


28

menetapkan, dan “ar-rabthu biquwwah” yang berarti mengikat dengan

kuat. Sedangkan menurut istilah atau terminologi aqidah adalah iman

yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang

yang meyakininya (Al-Jumhuri, 2015: 10).

Dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan akhlak (bahasa

Arab) adalah bentuk jamak dari kata “khulk”. Khulk di dalam kamus

Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Di

dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan: “Akhlak ialah sifat-sifat manusia

yang terdidik”, (Asmaran, 2002: 1).

Sedangkan definisi akhlak secara istilah atau terminologi

berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan

secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik tanpa

memerlukan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu, (Al-

Jumhuri, 2015: 14)

Akidah akhlak adalah suatu keyakinan yang tertanam dalam

hati dan jiwa manusia untuk melakukan perbuatan atau tingkah laku

yang baik sesuai ajaran agama Islam. Akidah dan akhlak adalah suatu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jadi akidah akhlak sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari, maka sejak dini orang tua wajib

menanamkan nilai-nilai akidah ahklak yang baik kepada anak-

anaknya, karena semakin baik aqidah seseorang, tentu semakin baik

pula akhlak yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaliknya semakin buruk keyakinan aqidah seseorang, maka


29

sebanding juga dengan akhlak yang diaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa mata pelajaran

akidah akhlak merupakan suatu mata pelajaran yang terkandung materi

tentang keyakinan atau kepercayaan dalam islam yang melahirkan

keimanan dan perwujudannya menjadi tindakan dalam kehidupan

sehari-hari. Hal ini senada dengan Muhaimin (2004:309) bahwa:

Mata pelajaran akidah akhlak adalah salah satu rumpun mata


pelajaran pendidikan agama islam yang mengandung pengertian
pengetahuan, pemahaman dan penghayatan tentang keyakinan atau
kepercayaan dalam islam yang menetap dan melekat dalam hati
yang berfungsi sebagai pandangan hidup, perkataan dan amal
perbuatan siswa dalam segala aspek kehidupan sehari-hari.
4 Tujuan Akidah Akhlak

Tujuan akidah akhlak menurut Barmawie Umary yaitu “agar

siswa dapat terbiasa atau melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji,

serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela. Dan supaya

hubungan manusia dengan Allah SWT dan dengan sesama makhluk

selalu terpelihara dengan baik dan harmonis” (Barmawie Umary,

1991:2).

Adapun menurut Mohd. Athiyah Al-Abrasyi “Tujuan dari

pendidikan moral atau akhlak dalam Islam ialah untuk membentuk

orang-orang yang bermoral baik, keras kamauan, sopan dalam bicara

dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai, bersifat

bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci.”

(Mohd. Athiyah Al-Abrasyi, 1984:104).


30

Moh. Rifai tujuan pembelajaran akidah akhlak yaitu sebagai

berikut:

a. Memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada

siswa akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam

sikap dan tingkah lakunya sehari-hari.

b. Memberikan pengetahuan, penghayatan, dan kemauan yang kuat

untuk mengamalkan akhlak yang baik, dan menjauhi akhlak yang

buruk, baik dalam hubungannya dengan Allah, dengan dirinya

sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan alam.

c. Memberikan bekal kepada siswa tentang akidah dan akhlak untuk

melanjutkan pelajaran ke jenjang pendidikan menengah (Moh.

Rifai, 1994:5).

Dalam firman Allah SWT Q.S Al-Ashr ayat 1-3 dijelaskan:

ِّ ‫اصوْ ا بِ ْال َح‬


‫ق َو‬ ٍ ‫ ِإ َّن اِإْل ْن َسانَ لَفِ ْي ُخس‬.‫َو ْال َعصْ ِر‬
ِ ‫ ِإاَّل الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َو َع ِملُوا الصَّالِ َحا‬.‫ْر‬
َ ‫ت َو تَ َو‬

َّ ‫صوْ ا بِال‬
‫صب ِْر‬ َ ‫ت ََوا‬

Artinya: Demi masa. sungguh manusia itu berada dalam kerugian.


Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan
saling menasihati untuk kesabaran. (Depag RI, 2007:601)
Pada surat Al‟Ashr ayat 1-3 dapat simpulkan bahwa, siswa

hendaknya diajarkan untuk selalu berbuat kebaikan kepada orang. Dan

dalam surah ini siswa dituntut untuk saling menghargai satu sama lain,

saling toleransi dan saling membantu jika seseorang mendapatkan

kesulitan maupun kesusahan, Itulah mengapa siswa harus mengetahui


31

bagaimana cara berbuat baik dan bergaul yang baik, saling menghargai

temannya, gurunya, maupun orang tuanya dirumah.

5 Ruang Lingkup Pembelajaran Akidah Akhlak

Standar kompetensi mata pelajaran akidah akhlak berisi

sekumpulan kemampuan yang harus dikuasai siswa selama

mempelajari mata pelajaran akidah akhlak. Kemampuan ini

berorientasi pada kemampuan prilaku afektif dan psikomotorik dengan

dukungan pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan,

ketakwaan, dan beribadah kepada Allah SWT. Sehingga mampu

diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun ruang lingkup pembelajaran akidah akhlak di meliputi:

a. Aspek akidah terdiri atas keimana kepada sifat wajib, mustahil,

zaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, rasul Allah, sifat-sifat

dan mukjizatnya dan hari akhir.

b. Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu',

ikhlas, bertauhid, inovatif, percaya diri, tekat yang kuat, ta'ruf,

ta'awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan

bermusyawarah.

c. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah,

dan ghihab.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa, pemerintah telah

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan


32

bangsa, yang bertujuan untuk menjadi siswa menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Ciri-ciri pembelajaran akidah akhlak dan aspek yang harus

dikembangkan dalam suasana pembelajaran yang terpadu, meliputi :

a. Keimanan, yang mendorong siswa untuk mengembangkan

pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT sebagai

sumber kehidupan.

b. Pengamalan, mengkondisikan siswa untuk mempraktekkan hasil

pengamalan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

c. Emosional, upaya mengugah perasaan (emosi) siswa dalam

menghayati akidah dan akhlak yang mulia sehingga lebih terkesan

dalam jiwa siswa.

d. Fungsional, menyajikan materi akidah akhlak yang memberikan

manfaat nyata bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam arti

luas.

e. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan

memerankan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai

teladan sebagai cermin dari individu yang memiliki keimanan

teguh dan berakhlak mulia.

6 Pembelajaran Akidah Akhlak Dengan Menggunakan Pendekatan

Mindful Learning

Akidah akhlak merupakan bagian dari pendidikan agama islam

yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan maupun


33

kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan

kedalam siswa sehingga tidak hanya berkonsentrasi pada persoalan teoritis

yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga mampu mengubah

pengetahuan akidah akhlak yang bersifat kognitif menjadi bermakna dan

dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan kedalam perilaku sehari-hari.

(Muhaimin, 2004:313).

Melalui pendekatan mindful learnig siswa dapat melatih

kemampuan untuk mendapatkan perhatian yang berkualitas di dalam kelas

di sini dan saat ini. Pendakatan mindful learning betujuan agar siswa tidak

hanya belajar pada aspek pengetahuan saja, tetapi juga kepada aspek-

aspkk efektif. Diantaraya ialah :

a. Siswa akan mampu untuk mengatur lingkungan di kelas maupun di

luar kelas.

b. Siswa akan mamapu memiliki kontrol terhadap aktivitas yang dijalani

dalam pembelajaran, serta menggunakan secara efektif kesempatan

dalam pembelajaran.

c. Siswa akan mampu memilih, serta menciptakan konteks yang sesuai

dengan kebutuhan belajar dan nilai yang dimilikinya.

Selain itu, pendekatan mindful juga memiliki kontribusi positif

pada aspek kesejahteraan psikologis lainnya, yaitu tujuan hidup,

pertumbuhan diri, penerimaan diri, kemandirian, hubungan positif dengan

orang lain. Pendekatan mindful learning merupakan upaya menanamkan

pembentukan karakter dalam diri siswa.


34

C. Hipotesis Tindakan

Kegiatan pembelajaran akidah akhlak jika dilakukan dengan

Pendekatan pembelajaran mindful learning maka akan meningkatkan hasil

belajar siswa dalam aspek pemahaman dan afektifnya. Melalui pendekatan

mindful, siswa dituntut terlibat secara aktif karena siswa harus menemukan

konsep-konsepnya secara mandiri dengan berpikir dan belajar sendiri secara

sadar. Dalam arti siswa belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Lokasi Pelitian

Penelitian dilaksanakan di MTs Syafi’iyah Cisambeng Kecamatan

Palasah Kabupaten majalengka, letak lokasi MTs Syafi’iyah berada di

jalan pesantren No. 25 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten

Majalengka. Letaknya sangat strategis berada dipinggir jalan Provinsi

menghubungkan artara Bandung dan Cirebon serta lokasinya dekat dengan

Pemukiman sehingga mudah dijangkau.

MTs Syafi’iyah merupakan madrasah yang terakreditasi A pada

tahun 2013, MTs Syafi’iyah terdapat banyak ruang dan fasilitas yang

cukup. Dilihat dari bangunannya yang cukup besar dan permanen,

didukung dengan kondisi lingkungan sekolah yang strategis sangat cocok

dan kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Letak MTs Syafi'iyah

Cisambeng tepatnya dibagian timur Desa Cisambeng Kecamatan Palasah

dengan batas - batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya

b. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

d. Sebelah barat berbatasan dengan kebun pemakaman muslim

35
36

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VII MTs

Syafi'iyah Cisambeng, sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari :

Tabel 3.1
Daftar Nama Subjek Penelitian
NO NAMA L/P
.
1. Abdul Manap L
2. Afakar Murobbat Taofiq L
3. Ahmad Subandi L
4. Azis Firmananda L
5. Ana Siti Munawwarotul Husna P
6. Arya Nursandi L
7. Aura Dewi Rizkiani P
8. Della Sinthia P
9. Denisa Nurmaliani P
10. Een Daena P
11. Ifral Wahyu L
12. Ilsya Sukma Putra P
13. Ika Siti Fatimah P
14. Luli Ulil Hikmah P
15. Muhamad Solehudin L
16. Muhmmad Aminuddin Basyir L
17. Muhammad Luthfie L
18. Nur Saiybah P
19. Nurhalizah Amalia P
20. Nurintan Sri Raehanun P
21. Ria Ismaya indah P
22. Roni Firmansyah L
23. Tito Muhammad Rizki L
24. Tri Yuda Ramadhan L
25. Yayat Nurhidyat L
26. Yudi Hartono L

a. Perempuan sebanyak 12

b. Laki – laki sebanyak 14


37

3. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan pada

semester genap tahun ajaran 2021/2022, yaitu selama Bulan Maret – Juni

2022. Pada bulan tersebut dilakukan penelitian mulai dari observasi,

perencanaan, tindakan, dan refleksi sampai pengambilan data. Penentuan

waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena

penelitian tindakan kelas mernerlukan beberapa siklus yang membutuhkan

proses belajar mengajar yang efektif di kelas :

Tabel 3.2
Waktu Penelitian
Maret April Mei Juni
No Uraian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Penelitian

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan Siklus I

4 Pelaksanaan Siklus II

5 Pengolahan Data

4. Mata Pelajaran

Adapun mata pelajaran yang penulis ambil yaitu mata pelajaran

akidah akhlak, karena dalam proses pembelajaran akidah akhlak sangat

tidak efektif dan menyenangkan. pendekatan guru dalam pembelajaran

masih lemah dan masih rendahnya hasil belajar siswa karena pembelajaran
38

cenderung monoton dan siswa kurang memperhatikan ketika proses

belajar mengajar berlangsung.

Dalam hal ini siswa membutuhkan situasi dan kondisi yang

memungkinkan serta menunjang dalam proses pembelajaran. bukan saja

fasilitas sekolah tetapi seorang pendidik (guru) profesional pun sangan

menentukan terutama dalam pendekatan pembelajaran yang tepat. Sebagai

subjek penelitian ini adalah kelas IX A Tahun Pelajaran 2021/2022 dengan

jumlah siswa sebanyak 26 Orang, terdiri dari 14 siswa laki – laki dan 12

siswa perempuan.

B. Prosedur Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil

belajar akidah akhlak kelas IX A di Mts Syafi’iyah Cisambeng, melalui

pendekatan pembelajaran mindful learning. Sesuai dengan tujuan tersebut,

maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK).

Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2007:3), bahwa “Penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru

atau dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa”.

Suharsimi Arikunto, dkk (2007: 106), menyebutkan bahwa tujuan

utama penelitian tindakan kelas adalah:


39

Untuk perbaikan dan peningkatan layanan professional pendidik


dalam menangani proses belajar mengajar. Tujuan dapat dicapai
dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam
memecahkan berbagai persoalan pembelajaran. Oleh karena itu,
fokus penelitian tindakan kelas terletak pada tindakan-tindakan
alternatif yang direncanakan oleh pendidik, kemudian dicobakan
dan selanjutnya dievaluasi apakah tindakan-tindakan alternatif
tersebut dapat digunakan untuk memecahkan persoalan
pembelajaran yang sedang dihadapi oleh pendidik atau tidak.
PTK sangat berbeda dengan penelitian akademik pada umumnya.

Sifat-sifat khusus dalam PTK yaitu:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional,

b. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya,

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi,

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik

instruksional. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa

siklus (Zaenal Aqib, 2009: 18).

Sukidin, Basrowi, dan Suranto (2007: 45) menyebutkan bahwa

“Terdapat empat model dalam PTK, yaitu model yang dikembangkan

Ebbut (1985), Kemmis dan Mc Taggart (1988), Elliot (1991), dan Mc

Kernan (1991)”. Dari beberapa model tersebut penulis memilih model

yang dikembangkan oleh Lewin dan Kemmis-Mc Taggart. Berdasarkan

pendapat Sugiarti (1997:6) mengemukakan bahwa model penelitian

tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu “Berbentuk spiral dari siklus

yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana) action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi)”. Adapun desain penelitian yang merujuk pada model spiral dari

Kemmis dan Mc Taggart, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:


40

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Kelas


(Kemmis dan MC.Taggart, 1998 dalam David Hopkins, 1993:48)
Hubungan dari keempat tahapan tahapan tersebut sebagai suatu

Siklus spiral. Apabila pelaksanaan tindakan awal (Siklus I) terdapat

kekurangan dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan, dapat

dilakukan perbaikan pada Siklus berikutnya hingga target yang diinginkan

tercapai Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

2. Desain Penelitian

Adapun dalam pelaksanaan yang sebenarnya lapangan, rencana

tindakan pada tiap siklus sebagai berikut :

a. Siklus I

1) Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah

menyusun skenario pembelajaran dan menyiapkan lembar

observasi. Selain itu, kegiatan lainnya adalah membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berkaitan dengan materi


41

yang bersangkutan, menyusun pedoman wawancara, serta

menyiapkan media pembelajaran yang berkaitan dengan

pendekatan pembelajaran mindful learning.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan ini sesuai dengan skenario pembelajaran.

Selama proses pembelajaran, peneliti dibantu oleh guru pelajaran

dan menggunakan RPP yang telah dibuat.

Pelaksanaan tindakan ini dibagi menjadi tiga tahap

kegiatan, yaitu awal, inti dan penutup dengan keterlibatan guru,

peneliti dan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan

pendekatan pembelajaran mindful learning.

3) Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

hasil belajar siswa dengan pendekatan pembelajaran mindful

learning. Kemudian, peneliti melakukan evaluasi untuk mengukur

tingkat keberhasilan siswa

4) Refleksi

Seluruh data yang diperoleh dianalisis sebagai bahan

refleksi. Refleksi bertujuan memperoleh dasar yang mengarah

pada perbaikan. Perbaikan ini dilihat dari proses pembelajaran

yang telah berlangsung agar diketahui hal-hal yang telah dicapai

dan yang belum tercapai dalam pembelajaran.


42

Kelemahan dan kekurangan yang ada pada siklus I dipakai

sebagai landasan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya dengan

mengadakan perbaikan.

b. Siklus II
1) Perencanaan

Peneliti melakukan skenario pembelajaran berdasarkan

refleksi siklus I. Selanjutnya menyususn Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) mengacu pada kekurangan pada siklus I,

merancang lembar pengamatan, peneliti mencari informasi

mengenai hasil belajar siswa.

2) Tindakan

Pembelajaran mengacu pada skenario dan RPP yang telah

disusun, guru kembali menggunakan pendekatan pembelajaran

mindful learning. Pengawasan pembelajaran dikelas diserahkan

kepada guru yang bertindak sebagai observer dan kolaborator.

3) Pengamatan

Observer mengamati aktifitas peserta didik selama proses

pembelajaran melalui lembar pengamatan yang telah disusun.

Guru melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan

siswa.

4) Refleksi

Peneliti menganalisis data yang diperoleh selama tindakan,

data-data yang diperoleh pada siklus II. Apabila pada siklus II

menunjukkan keberhasilan tindakan dengan mencapai nilai rata-


43

rata yang tinggi dibanding dengan siklus I maka penelitian dapat

dihentikan. Pembelajaran akidah akhlak melalui pendekatan

pembelajaran mindful learning dapat meningkatkan hasil belajar

akidah akhlak.

C. Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang mempunyai

ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu

wawancara dan kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek

manusia tetapi juga objek-objek alam yang lain. Menurut sugiyono,

dalam Nuraeni (2013:46) mengemukakan bahwa: “Observasi

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis”.

Selanjutnya menurut Supardi dalam Nuraeni (2013:46)

menjelaskan bahwa: “Metode observasi merupakan metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan

mencatat secara sisitematik gejala-gejala yang diselidiki”.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan

bahwa observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara


44

mengamati dan mencatat gejala-gejala yang diselidiki. Observasi

digunakan untuk melihat secara langsung aktivitas siswa dan guru

selama proses pembelajaran. Sedangkan data yang ingin peroleh yaitu

pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak berupa rangkaian kegiatan

dari pembukaan, proses pembelajaran sampai penutup yang di lakukan

oleh guru dan siswa.

Tabel 3.3
Kisi-Kisi Observasi Kegiatan Guru
No. Komponen Sub Komponen No. Item
1. Kegiatan a. Mengkondisikan kelas
pendahuluan dengan teknik STOP dan
1
yang menguji pengetahuan awal
dilakukan siswa
guru b. Menyampaikan inti tujuan
pembelajaran dan
memberikan motivasi
2 dan 3
kepada siswa serta
menjelaskan orientasi
masalah
2. Kegiatan inti a. Melakukan kegiatan
4
yang eksplorasi
dilakukan b. Melakukan kegiatan
guru elaborasi dengan 5, 6, 7,
menerapkan diskusi dan 8
kelmpok
c. Melakukan kegiatan
9
kofirmasi kepada siswa
3 Penutup a. Melakukan refleksi pada 11 dan12
proses pembelajaran serta
45

melakukan teknik POOCH


b. Memberikan Evaluasi
10 dan
kepada siswa, dan hasil
13
keseluruhan kegiatan guru

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Observasi Pelaksanaan kegiatan Siswa

No. Komponen Sub Komponen No. Item


1. Kegiatan a. Kesiapan siswa dalam
pendahuluan memulai pembelajaran serta
1 dan 2
siswa keseriusan siswa melakukan
teknik STOP
b. Mendengarkan inti tujuan
pembelajaran dan motivasi 3
yang disampaikan oleh guru
c. Mendengarkan orientasi
4
masalah
2. Kegiatan inti a. Keberanian siswa dalam
siswa menyampaikan pendapat 5 dan 6
dan mengikuti arahan guru
b. Melakukan diskusi
kelompok dengan aktif dan 7 dan 8
kerjasama
c. Melakukan presentasi dan
9 dan 10
membuat kesimpulan
3 Penutup a. Keseriusan siswa
12
melakukan tenik POOCH
b. Melakukan Evaluasi dan
11 dan
hasil keseluruhan kegiatan
13
siswa

b. Tes
46

Alat tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa secara

individual. Menurut sanjaya dalam Nuraeni (2013:46) mengemukakan

bahwa:”Tes adalah intrumen pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan

materi pembelajaran”.

Berdasarkan pendapat diatas, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan yang diberikan

kepada siswa dengan tujuan untuk mengukur kemampuan kognitif

siswa dalam penugasan materi pembelajaran. Pemberian tes berupa tes

tertulis berbentuk essai.

c. Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan

mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada narasumber.

Menurut Sugiono dalam Nuraeni (2013:47) mendefinisikan:

“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topic tertentu”.

Menurut sanjaya dalam Nuraeni (2013:47) Wawancara adalah

"Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan

responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa

menggunakan pedoman”.
47

Berdasarkan pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa

wawancara adalah cara mengumpulkan data melalui tanya jawab

sambil tatap muka untuk mendapatkan informasi yang telah

diperlukan. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan tanya jawab

antara peneliti dengan guru untuk mengetahui tanggapan dan kesan

guru terhadap pembelajaran sebelum dan sesudah pendekatan

pembelajaran mindful learnig di terapkan di dalam kelas.

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Penelitian

No. Komponen Sub Komponen No. Item


1. Mengetahui a. Lamanya guru mengajar
1 dan 2
informasi awal di sekolah dan di kelas
guru dan siswa b. Jumlah siswa di kelas 3
c. Hasil belajar siswa
sebelum dilaksanakan 4 dan 5
penelitian
2. Respon dan a. Cara menyampaikan
proses cara materi dan penggunaan
10
mengajar guru pendekatan pembelajaran
sebelum mindful learning
menggunakan b. Model pembelajaran yang
pendekatan diketahui guru dan yang 7 dan 8
pembelajaran sering digunakan
mindful lerning c. Respon siswa terhadap
pembelajaran dan respon
terhadap model 6 dan 9
pembelajaran yang
digunakan
48

Tabel 3.6
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Setelah Penelitian

No No. Item
Komponen Sub Komponen
.
1. Mengetahui a. Pembelajaran lebih
1
informasi akhir mudah dipahami
guru dan siswa b. Dapat mengecek
pemahaman siswa dalam 2
diskusi kelompok
2. Respon siswa a. Pendekatan pembelajaran
setelah mindful learning dapat
menggunakan membuat siswa aktif dan 3 dan 4
pendekatan berani mengemukakan
mindful learning jawaban
b. Hasil belajar dan sikap
5
kerja sama siswa

d. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode untuk mengumpulkan data melalui

penelusuran bukti fisik mengenai penelitian yang dilaksanakan tujuannya

untuk mendokumentasikan kegiatan-kegiatan selama proses

pembelajaran.

2. Teknik Analisis Data

Pada tahap ini dilakukan analisis untuk mengetahui sejauh mana

tindakan yang sudah dilakukan pada setiap siklus, sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk diperbaiki pada tindakan

siklus selanjutnya yang akan dilaksanakan.


49

Setelah analisis selesai, maka tahap selanjutnya adalah refleksi.

Refleksi pada prinsipnya mencakup kegiatan analisis, interpretasi dan

evaluasi alat informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang

terkumpul diinterpretasi, sehingga dapat segera diketahui keberhasilan

pencapaian tujuan dan tindakan yang dilakukan. Interpretasi hasil disusun

langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan dalam skenario

pembelajaran disesuaikan dengan analisis data yang terkumpul untuk

perbaikan pada siklus selanjutnya. Analisis data pada penelitian ini

dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan

kuantitatif (statistik). Dalam kuantitatif, kegiatan analisis data meliputi

langkah-langkah mengolah data, menganalisa data, dan menemukan hasil.

Sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian kualitatif

ini adalah analisis data dengan teknik deskriptif. Adapun penjelasan

analisis deskriptif dalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Berikut ini data yang

dianalisis dalam penelitian yaitu:

a. Data Kuantitatif

1) Analisis Observasi Kegiatan Guru dan Siswa

Analisis data observasi kegiatan guru dan siswa dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:


50

a) Memberi skor pada setiap indikator yang diamati yaitu skor I

şampai 4

1) Skor 4, artinya sangat tinggi,

2) Skor 3, artinya tinggi,

3) Skor 2, artinya rendah,

4) Skor l, artinya sangat rendah.

b) Menghitung skor pada setiap indikator yang diamati.

c) Menjumlahkan selisih perolehan skor.

d) Memasukkan hasil perhitungan skor kedalam rumus berikut:

Nilai skor yang diperoleh


x 100
skor keseluruhan
Sumber: Bükü Implementasi Kurİkulum 2013: Penilaian

Pengamatan Pembelajaran.

Agar data yang diperoleh mudah dilihat tingkat

keberhasilanya, maka semua hasil yang diperoleh dikonversikan

kedalam beberapa kategori sebagai berikut:

Tabel 3.7
Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

Kriteria Nilai (%)


Amat Baik 90 <AB
(AB) ≤100
Baik (B) 80 <B ≤90
Cukup (C) 70 <C ≤80
Kurang (K) ≤70
Sumber: Kemendikbud 2014
51

2) Analisis Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam penelitian ini

maka dilakukan test tertulis, test tersebut berisi 5 soal uraian.

Jawaban benar dengan skor 20, dan jawaban salah dengan skor 0.

Total skor setiap nomernya dijumlahkan. Data yang diperoleh dari

hasil belajar siswa ditentukan ketuntasan individu menggunakan

analisis deskriptif prosentase dengan menggunakan rumus yang

diadaptasikan dari Slavin, dengan perhitungan sebagai berikut

a) Menghitung Rata-rata

x = Sn
N
Keterangan :

x = Nilai Rata-rata

Sn = Jumlah Seluruh Nilai

N = Banyak Siswa

b) Ketercapaian Pembelajaran

Untuk menghitung porsentase ketuntasan belajar dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

KB = Nk
x 100%
N
Keterangan:

KB= Ketuntasan Belajar

Nk = Jumlah Siswa yang Mendapatkan nilai ≤78


52

N = Jumlah Siswa

Agar data tingkat ketercapaian pembelajaran yang

diperoleh mudah untuk dilihat tingkat keberhasilanya, maka semua

hasil yang diperoleh dikonfersikan kedalam beberapa kategori

sebagai berikut:

Tabel 3.8
Kriteria Penilaian Hasil Belajar

Kriteria Nilai (%)


Sangat Baik 90<A ≤100
Baik 80<B ≤90
Cukup 78<C ≤80
Perlu Bimbingan D<78
Sumber: Buku Panduan Penilaian Untuk MTS

b. Data Kualitatif

Analisis data kualitatif menggunakan metode diskusi dalam

penilitian tindakan kelas ini menggunakan langkahlangkah sebagai

berikut:

1) Mendiskripsikan catatan lapangan hasil penelitian

2) Menginterprestasikan deskripsi catatan lapangan

3) Mengkonfirmasi kepada pembuat deskripsi (Guru)

4) Menyimpulkan
53

D. Indikator Keberhasilan

Tolak ukur keberhasilan PTK ini meliputi keberhasilan proses dan

hasil. Keberhasilan proses dapat dilihat dari pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil jika setelah proses analisis data

dilakukan, maka hasil yang didapat memiliki kriteria yang baik. Begitipun

keberhasilan pendekatan pembelajaran mindful learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan hasil dapat dilihat dari hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas IX A di MTs Syafi’iyah

Cisambeng Tahun Ajaran 2021/2022.

Pelaksanaan pembelajaran akan berhasil jika setelah dianalisis data

dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran. Terlaksana dengan baik

apabila minimal 80% skenario pembelajaran telah dilaksanakan oleh guru

dengan melalui tiga tahapan proses pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup, kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan pembelajaran mindful learning.

Selain itu keberhasilan dapat dilihat dari dua spek guru dan aspek

siswa. Aspek guru dapat dilihat dari bagaimana cara guru

mengimplementasikan perencanaan pembelajaran pada kegiatan pendahuluan,

inti dan penutup. Sedangkan aspek siswa dapat dilihat dari adanya

peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa yang lebih aktif, inovatif dan

menyenangkan.

Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini dibagi kedalam dua

indikator, yaitu:
54

1. Indikator Proses

Indikator proses meliputi pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan

guru dan siswa serta keterampilan yang tumbuh pada diri siswa yaitu dapat

dinyatakan sebagai berikut:

a. Jika nilainya memperoleh angka 90 <AB ≤100 maka ditetapkan

kedalam kriteria amat baik (AB).

b. Jika nilainya memperoleh angka 80 <B ≤90 maka ditetapkan kedalam

kriteria baik (B).

c. Jika nilainya memperoleh angka 70 <C ≤80 maka ditetapkan kedalam

kriteria cukup (C).

d. Jika nilainya memperoleh angka ≤70 maka ditetapkan kedalam kriteria

kurang (K).

2. Indikator Output

Indikator hasil yang ingin dicapai dengan PTK ini adalah

meningkatka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas

IX A di MTS Syafi’iyah Cisambeng Tahun Ajaran 2021/2022. Indikator

keberhasilan output ini dapat dikatakan berhasil jika:

a. Siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada mata pelajaran

Akidah Akhlak yaitu 78 yang artinya X ≥ 78 maka dikatakan tuntas.

Dan apabila X < 78 maka dikatakan belum tuntas.


55

b. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila prosentase ketuntasan hasil

belajar seluruh siswa mencapai 80%.


BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Lokasi Peneitian

Penelitian dilaksanakan di MTs Syafi’iyah Cisambeng Kecamatan

Palasah Kabupaten majalengka, letak lokasi MTs Syafi’iyah berada di

jalan pesantren No.25 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten

Majalengka. Letaknya sangat strategis berada dipinggir jalan Provinsi

menghubungkan artara Bandung dan Cirebon serta lokasinya dekat dengan

pemukiman sehingga mudah dijangkau.

MTs Syafi’iyah merupakan madrasah yang terakreditasi A pada

tahun 2019, MTs Syafi’iyah terdapat banyak ruang dan fasilitas yang

cukup. Dilihat dari bangunannya yang cukup besar dan permanen,

didukung dengan kondisi lingkungan sekolah yang strategis sangat cocok

dan kondusif untuk kegiatan pembelajaran. Letak MTs Syafi'iyah

Cisambeng tepatnya dibagian timur Desa Cisambeng Kecamatan Palasah

dengan batas - batas sebagai berikut :

a. Sebelah utara berbatasan dengan jalan raya

b. Sebelah selatan berbatasan dengan rumah penduduk

c. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

d. Sebelah barat berbatasan dengan kebun pemakaman muslim

56
57

2. Keadaan Guru

Guru merupakan roda penggerak dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan keberadaannya sangat menentukan terhadap pencapaian

tujuan pendidikan dalam melaksanakan tugasnya, guru dituntut

mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap siswa untuk mencapai

tujuan pendidikan tersebut.

Jumlah guru dalam pelaksanaan pembelajaran di MTs Syafi'iyah

Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka pada tahun

2021/2022 tercatat ada 17 orang termasuk kepala sekolah dan staf tata

usaha. Untuk lebih jelasnya berikut ini penulis kemukakan mengenai

keadaan guru di MTs Syafi'iyah Cisambeng Kecamatan Palasah dalam

tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 1
Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan

N Mapel yang KE
NAMA
O Disertifikasi T

Muhammad Nawawi Fathullah,


1 Fiqih
M.Pd.I.
2 Kurnaesih, S.Ag. IPS
3 Wina Widiaratna, S.Pd.i. Matematika
4 Taopik Hidayat, S.Ag. IPA
5 Ahmad Nasa'i, S.Pd.I. Bahasa Inggris
6 Siti Nurrohmah, S.Pd.I. PKn
7 Ayip Abdul Kholiq, S. Pd.I. Bahasa Inggris
Akidah
8 Unan Sunadi, S.Pd.I.
Akhlak
9 Nanang Sukiman, S.Pd.I. Bahasa Arab
58

10 Nuroniah, S.Ag. SKI


11 Akhmad, S.Kom.I. Qur'an Hadits
12 Cucum Sumiati, S.Pd.I. Seni Budaya
13 Muhammad Habibie, S.Pd.I. Penjaskes
14 Holidin, S.Ag. Bhs. Indonesia
15 Efa Fathanah, S.Pd.I. Bahasa Sunda
16 Ahmad Dahlani Saputra Operator
17 Hj. Samroh Staf TU

3. Keadaan Siswa

Jumlah siswa yang akan diteliti oleh penulis yaitu 26 orang, terdiri

dari 14 orang laki – laki dan 12 orang perempuan. Siswa yang akan diteliti

oleh penulis yaitu siswa kelas IX A. Adapun daftar nama siswa MTs.

Syafi’iyah Cisambeng Kecamatan Palasah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. 2
Daftar Nama Subjek Penelitian

NO. NAMA L/P


1. Abdul Manap L
2. Afakar Murobbat Taofiq L
3. Ahmad Subandi L
4. Azis Firmananda L
5. Ana Siti Munawwarotul Husna P
6. Arya Nursandi L
7. Aura Dewi Rizkiani P
8. Della Sinthia P
9. Denisa Nurmaliani P
10. Een Daena P
11. Ifral Wahyu L
12. Ilsya Sukma Putra P
13. Ika Siti Fatimah P
14. Luli Ulil Hikmah P
15. Muhamad Solehudin L
16. Muhmmad Aminuddin Basyir L
17. Muhammad Luthfie L
18. Nur Saiybah P
59

19. Nurhalizah Amalia P


20. Nurintan Sri Raehanun P
21. Ria Ismaya indah P
22. Roni Firmansyah L
23. Tito Muhammad Rizki L
24. Tri Yuda Ramadhan L
25. Yayat Nurhidyat L
26. Yudi Hartono L

4. Visi Misi

Setiap lembaga tentunya memiliki visi, misi, dan tujuan, tak

terkecuali dengan MTs Syafi’iyah Cisambeng. Adapun visi misi madrasah

adalah sebagai berikut:

a. Visi MTs Syafi’iyah Cisambeng yaitu : “Terwujudnya lingkungan

yang aman “ yakni :

1) Agamis

2) Maju

3) Aktif dan

4) Nyaman

b. Misi MTs Syafi’iyah Cisambeng yaitu :

1) Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan, ajaran

agama islam secara baik dan benar.

2) Melaksanakan pembelajaran secara efektif.

3) Mengikut sertakan, warga sekolah dalam berbagai kegiatan

edukatif.

4) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh

warga sekolah.
60

5. Keadaan Sarana Fisik

Untuk Kelangsungan proses belajar mengajar di MTs Syafi'iyah,

telah memiliki perlengkapan-perlengkapan fisik suatu perlengkapan

lembaga pendidikan yang kurang memadai. Untuk lebih jelasnya, penulis

kemukakan keadaan sarana fisik yang ada MTs Syafi'iyah dengan bentuk

tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 3
Keadaan Fisik MTs Syafi’iyah Cisambeng

Jumlah Ruangan Statu


Total
Menurut Kondisi s
Luas
Kepe
No Jenis Bangunan Bang
mi-
B RR RS RB unan
likan
1) (m2)
1 Ruang Kelas 6 2 1 6
Ruang Kepala
2 1 1
Madrasah
3 Ruang Guru 1 1 1
4 Ruang Tata Usaha 1 1
Laboratorium
5 1 1 1
Komputer
6 Ruang Perpustakaan 1 1
7 Ruang UKS 1 1
8 Toilet Guru 1 1
9 Toilet Siswa 4 2 3 1 4
Ruang Bimbingan
10  1 1
Konseling (BK)
Gedung Serba Guna
11 1 1
(Aula)
12 Kantin 1 1
61

B. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Awal

Dalam pra siklus yang dilaksanakan pada 4 April 2022, peneliti

mengamati kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilakukan oleh guru

mata pelajaran Akidah Akhlak peneliti memperoleh data nilai serta

keadaan kelas sebelum diterapkan pendekatan pembelajaran mindful

learning.

Pertama, kegiatan guru di dalam kelas diawali dengan

mengucapkan salam. Dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Guru

melakukan apersepsi pada materi sebelumnya dengan tujuan mengingat

memori siswa. Guru memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk

membaca materi. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode

ceramah. Guru bertanya kepada siswa apakah mereka sudah faham atau

belum, namun banyak siswa yang tidak merespon. Guru meminta siswa

mengerjakan lembar soal sebanyak 5 nomor. Siswa diberikan waktu 15

menit untuk menyelesaikan mengerjakan soal tersebut tanpa membuka

LKS.

Lembar soal yang telah dikerjakan siswa dikumpulkan dimeja

paling depan. Guru memberi semangat kepada siswa, mengingatkan dan

memotivasi siswa agar selalu belajar ketika dirumah. Guru mengucapkan

salam kepada siswa.

Dari lembar soal yang telah dikerjakan oleh siswa diperoleh data

nilai siswa yang memahami materi belum mencapai target yang telah
62

direncanakan oleh guru yaitu belum semuanya siswa tuntas. Ada sebagian

siswa belum bisa memenuhi nilai standar KKM yang telah ditentukan.

Nilai KKM akidah akhlak di kelas IX A adalah 78. Berikut data hasil nilai

siswa yang dilaksanakan pada pra siklus:

Tabel 4. 4
Data Nilai Siswa Pra Siklus

Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Abdul Manap 78 60 
2. Afakar Murobbat Taofiq 78 70 
3. Ahmad Subandi 78 60 
4. Azis Firmananda 78 60 
5. Ana Siti Munawwaroh 78 80 
6. Arya Nursandi 78 70 
7. Aura Dewi Rizkiani 78 80 
8. Della Sinthia 78 80 
9. Denisa Nurmaliani 78 80 
10. Een Daena 78 60 
11. Ifral Wahyu 78 60 
12. Ilsya Sukma Putra 78 70 
13. Ika Siti Fatimah 78 70 
14. Luli Ulil Hikmah 78 80 
15. Muhamad Solehudin 78 60 
16. Muhmmad Aminuddin 78 60 
17. Muhammad Luthfie 78 80 
18. Nur Saiybah 78 60 
19. Nurhalizah Amalia 78 70 
20. Nurintan Sri Raehanun 78 80 
21. Ria Ismaya indah 78 80 
22. Roni Firmansyah 78 60 
23. Tito Muhammad Rizki 78 70 
24. Tri Yuda Ramadhan 78 60 
25. Yayat Nurhidayat 78 60 
26. Yudi Hartono 78 60 
63

JUMLAH 1.780
RATA-RATA 6,46 8 18
PROSENTASE 30,76% 69,24%

Dari hasil tersebut siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan

KKM mencapai 30,76% dan yang belum tuntas sebanyak 69,24%. Hal itu

menunjukkan banyak siswa kelas IX A yang belum tuntas memahami

materi tersebut. Selain penilaian soal yang diolah secara kuantitatif, dari

pengamatan peneliti selama pra siklus berlangsung ditemukan temuan-

temuan sebagai berikut:

a. Proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dan

sesekali diselingi tanya jawab dengan siswa

b. Siswa kurang semangat dan antusias untuk mengikuti pelajaran.

c. Siswa pasif atau kurang aktif hanya mendengarkan saja

d. Proses pembelajaran kurang bervariasi (selingan) dan terkesan siswa

hanya bengong dan mantuk-mantuk saja

e. Siswa kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi

f. Siswa masih banyak yang bermain-main dengan temannya ketika

pembelajaran berlangsung

Selanjutnya peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran mindful leaning yang dilaksanakan dengan 2

siklus.

2. Deskripsi Data Siklus I

Pada tanggal 11 April 2022, peneliti mengadakan siklus I. Pada

siklus I materi akidah akhlak yang diajarkan adalah tentang keteladanan


64

usman bin affan dan ali bin abi thalib. Siklus I dilaksanakan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil oservasi awal yang telah dilakukan peneliti

yang berkolaborasi dengan guru, diketahui bahwa hasil belajar siswa

masih rendah. Untuk itu, peneliti memilih pendekatan pembelajaran

mindful learning untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka

disusunlah perencanaan pelaksanaan siklus I. Adapun rencana yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Peneliti bersama guru menyamakan presespsi dan berdiskusi

tentang pelaksanaan pendekatan pembelajaran mindful learing

pada pembelajaran akidah akhlak.

2) Menentukan waktu pelaksanaan tindakan.

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4) Membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

5) Membuat skenario pembelajaran.

6) Membuat lembar kerja siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tiga tahap, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Setiap

kegiatan terdiri proses-proses dan urutan yang tertera dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


65

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan mengucapkan

salam, mengkondisikan kelas, menyiapkan alat pembelajaran.

Setelah semuanya siap peneliti (guru) mengabsen siswa. Kemudian

peneliti (guru) menyampaikan tujuan pembelajaran dan prosedur

pembelajaran, selanjutnya peneliti (guru) bersama siswa

melakukan teknik STOP sebelum melanjtkan pembelajaran.

2) Kegiatan Inti

Pembelajaran inti dimulai dengan peneliti (guru)

menjelaskan terlebih dahulu materi akidah akhlak tentang sifat

itsar dan kisah kedermawanan usman bin affan. Setelah dirasa

cukup peneliti (guru) membagi siswa menjadi 4 kelompok dengan

masing-masing beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Mereka diminta

untuk merubah posisi tempat duduk sesuai dengan perintah peneliti

(guru).

Setelah semua kelompok melakukan presentasi peneliti

(guru) memberikan klarifikasi (penjelasan) dan bersama-sama

siswa membuat kesimpulan tentang materi yang dibahas saat

diskusi. Peneliti (guru) melakukan tanya jawab dengan siswa

secara berulang-ulang. Satu persatu dari sebagian siswa ditanya

tentang materi yang telah didiskusikan bersama.


66

3) Kegiatan Penutup

Kegiatan terakhir adalah penutup, dalam tahap ini peneliti

(guru) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan

hasil pembelajaran yang telah didapatkan, selanjutnya peneliti

(guru) memberikan penguatan terhadap simpulan yang

disampaikan oleh siswa, dan peneliti (guru) mengajak siswa untuk

memeriksa perasaan dirinya selama pembelajaran dilaksanakan

(teknik POOCH). Langkah terakhir adalah siswa dan peneliti

(guru) melakukan refleksi. Selanjutnya peneliti menutup pelajaran

dengan mengucapkan salam.

c. Pengamatan Siklus I

Observasi dilaksanakan untuk melihat dan mengetahui proses

belajar mengajar yang terjadi pada saat siklus I berlangsung. Kegiatan

peneliti (guru) dalam mengajar dan kegiatan siswa dalam belajar serta

hasil belajar siswa yang dinilai selama pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pendekatan pembelajaran mindful learning pada

pelajaran akidah akhlak tentang sifat itsar (mendahlukan rang lain) dan

kedermawanan usman bin affan.

Dalam observasi ada dua yang diamati yaitu siswa yang

diamati peneliti dan peneliti ketika menerapkan pendekatan

pembelajaran mindful learning diamati oleh guru mapel. Berdasarkan

observasi dari peneliti, didapat bahwa proses pembelajaran telah

berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),


67

hanya saja terdapat beberapa kekurangan yang masih perlu diperbaiki

untuk ditinjau ulang.

1) Hasil Observasi Kegiatan Guru (peneliti)

Kegiatan peneliti selama proses pembelajaran yang diamati

oleh guru mapel dengan memperhatikan tiga belas aspek

pengamatan. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi kegiatan

guru (peneliti):

Tabel 4. 5
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus I

Skor
No Aspek yang dimati
1 2 3 4
Kegiatan Pedahuluan
Strategi guru dalam menyiapkan psikis dan 
1
fisik siswa dengan teknik STOP
Cara guru menyampaikan apersepsi, motivasi, 
2
dan tujuan pembelajaran
Cara guru dalam memberikan orientasi 
3
masalah
Kegiatan Inti
4 Kejelasan guru dalam memberi penjelasan 
Strategi guru dalam membagi siswa menjadi 
5
berkelompok
Guru memberikan kesempatan kepada siswa 
6
untuk berfikir dan bertindak
Guru mendorong siswa pada pembahasan 
7
pemecahan masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa 
8
untuk presentasi
Guru mengajak siswa ikut dalam 
9
menyimpulkan hasil diskusi
Kegiatan Akhir
10 Guru memberikan soal evaluasi 
Strategi guru dalam mengajak siswa untuk 
11
memeriksa perasan dirinya (Teknik POOCH)
Guru melakukan refleksi pada proses 
12
pembelajaran
13 Aktifitas guru ketika melaksanakan siklus I 
68

Jumlah Skor 38
Persentase 73,07%

Berdasarkan tabel di atas dari tiga belas aspek yang diamati

pada siklus I diketahui bahwa kegiatan guru dalam pembelajaran

memperoleh skor 38 atau 73,07 %. Sesuai dengan kriteria penilaian

pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan guru memperoleh nilai

cukup.

2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang diamati

oleh peneliti sebagai guru dengan memperhatikan tiga belas aspek

pengamatan. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi kegiatan

siswa:

Tabel 4. 6
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus I

Skor
No. Apek-aspek yang Diamati
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran 
2. Keseriusan siswa melakukan teknik STOP 
Siswa mendengarkan penjelasan aperepsi,
3. 
motivasi, dan tujuan pembelajaran
Keseriusan siswa ketika menanggapi
4. 
penjelasan orientasi masalah
Kegiatan Inti
5. Keberanian siswa menyampaikan pendapat 
6. Perhatian siswa ketika mengikuti arahan guru 
7. Kerjasama siswa dalam diskusi 
8. Keaktifan siswa dalam diskusi 
9. Mempresentasikan hasil diskusi 
10. Kemampuan siswa membuat kesimpulan 
Kegiatan Akhir
11. Menyelesaikan evaluasi dengan jujur 
12. Keseriusan Siswa melakukan teknik POOCH 
69

13. Aktifitas siswa ketika mengikuti siklus I 


Jumlah Skor 37
Persentase 71,15%

Berdasarkan tabel aspek pengamatan kegiatan siswa dalam

proses pembelajaran memperoleh skor 37 atau 71,15%. Sesuai

dengan kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan

siswa memperoleh nilai cukup.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan

tes tertulis, tes tersebut berisi 5 soal uraian. Jawaban benar dengan

skor 20, dan jawaban salah dengan skor 0. Data hasil belajar siswa

sebagai berikut:

Tabel 4. 7
Data Hasil Belajar Siswa Sikus I

Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Abdul Manap 78 70 
2. Afakar Murobbat Taofiq 78 80 
3. Ahmad Subandi 78 70 
4. Azis Firmananda 78 80 
5. Ana Siti Munawwaroh 78 90 
6. Arya Nursandi 78 80 
7. Aura Dewi Rizkiani 78 90 
8. Della Sinthia 78 80 
9. Denisa Nurmaliani 78 80 
10. Een Daena 78 80 
11. Ifral Wahyu 78 70 
12. Ilsya Sukma Putra 78 80 
13. Ika Siti Fatimah 78 80 
14. Luli Ulil Hikmah 78 90 
70

15. Muhamad Solehudin 78 70 


16. Muhmmad Aminuddin 78 70 
17. Muhammad Luthfie 78 90 
18. Nur Saiybah 78 70 
19. Nurhalizah Amalia 78 80 
20. Nurintan Sri Raehanun 78 80 
21. Ria Ismaya indah 78 80 
22. Roni Firmansyah 78 70 
23. Tito Muhammad Rizki 78 80 
24. Tri Yuda Ramadhan 78 80 
25. Yayat Nurhidayat 78 80 
26. Yudi Hartono 78 80 
JUMLAH 2.040
RATA-RATA 78,46 19 7
PROSENTASE 73,07% 26,93 %

Dari data pada siklus I setelah menggunakan pendekatan

pembelajaran mindful learning menunjukkan adanya peningkatan

hasil belajar siswa. Hal itu dibuktikan dari 26 siswa yang mampu

menjawab soal dengan benar dan lulus KKM sebanyak 19 siswa

atau 73,07 % dan yang belum tuntas sebanyak 26,93 % dengan

nilai rata-rata 78,46. Dari penjelasan tersebut, tingkat ketercapaian

pembelajaran belum mencapai 80 % maka pelaksanaan

pembelajaran belum dikatakan berhasil, sehingga perlu

dilaksanakan siklus II.

d. Refleksi Siklus I

Pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I

masih terdapat beberapa aspek yang harus diperbaiki, hal ini terlihat

dari kegiatan guru, kegiatan siswa dan hasil belajar siswa. Oleh karena
71

itu perlu adanya langkah-langkah perbaikan yang akan dilksanakan

dalam pembelajaran selanjutnya.

1) Refleksi Kegiatan Guru (peneliti)

Proses keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran mindful learning yang dilakukan oleh

peneliti dapat dilihat dari lembar observasi. Berdasarkan

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I oleh peneliti, terlihat

bahwa beberapa aspek telah tercapai dengan baik yaitu guru

melakukan proses pembelajaran sesuai RPP dengan baik, guru

menerapkan pendekatan pembelajaran mindful learning cukup

baik, guru cukup baik dalam mengelola kelas.

Adapun kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki pada

siklus I adalah memberikan motivasi agar siswa tertarik untuk

mengikuti pembelajaran, kurang tenang dalam penyampaian

materi, penguasaan kelas perlu ditingkatkan.

Adapun langkah-langkah perbaikan untuk proses

pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus II adalah sebagai

berikut :

a) Guru menjelaskan skenario pembelajaran yang lebih jelas.

b) Guru menjelaskan materi lebih detail.

c) Membangun motivasi siswa dalam kerja kelompok.

d) Perubahan posisi guru yang tidak hanya berdiri disatu tempat

saja ketika memonitoring (memantau) jalannya kegiatan


72

pembelajaran tetapi juga dapat dilakukan berjalan keliling

diantara siswa.

e) Menyetting kelas agar lebih komunikatif dengan setting

membentuk lingkaran kecil disetiap kelompoknya.

f) Membantu siswa yang kesulitan dalam belajar kelompok dalam

menyelesaikan masalah.

2) Refleksi Kegiatan Siswa

Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I

oleh peneliti terlihat bahwa ada beberapa aspek keterampilan yang

telah dicapai siswa dengan baik yaitu siswa mulai lebih aktif dalam

mengikuti pelajaran, siswa mulai belajar menyelesaikan masalah,

siswa sudah berani dan mau menyampaikan pendapat, dan

tumbuhnya sikap kerjasama antar siswa.

Adapun kelemahan-kelemahan yang harus diperbaiki pada

kegiatan siswa yaitu seperti sebagian siswa yang masih malu

bertanya dan menyampaikan pendapat, ada salah satu siswa yang

bermain pulpen sendiri yang dilemparkan kepada temanya, ada

salah satu siswa yang masih mengobrol sendiri tidak ikut andil

dalam diskusi, waktu belum terpakai dengan baik karena siswa

masih bingung ketika pembentukan kelompok, dan kerjasama

antar siswa yang kurang baik ketika siswa satu bertemu dengan

siswa lain yang menjadi musuh dalam satu kelompoknya.


73

Adapun langkah-langkh perbaikan untuk proses

pembelajaran selanjutnya yaitu pada siklus II adalah sebagai

berikut:

a) Siswa hendaknya lebih berani dalam mengemukakan

pendapatnya.

b) Siswa hendaknya lebih memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru.

c) Siswa hendaknya saat berdiskusi kelompok tidak asyik sendiri

dengan kegiatanya bermain pulpen dan sebagainya.

d) Siswa hendaknya ikut berpartisipasi dalam memberikan

pendapatnya serta mampu bekerjasama dengan baik dalam

kelompoknya.

3) Refleksi Hasil Belajar Siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan sangat berpengaruh

besar pada hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I

memperoleh nilai rata-rata 78,46 dan ketuntasan belajar sebesar

73,07 %. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa

nilai siswa kelas IX A MTs Syafi’iyah Cismbeng belum tuntas dan

belum mencukupi KKM sebesar 78.

Beradasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I, dari 26

siswa yang mengikuti tes hanya 19 siswa yang mampu mencapai

nilai (78-100). Dan sisanya 7 siswa yang belum berhasil mencapai

nilai 78.
74

3. Deskripsi Data Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2022 materi akidah

akhlak masih seputar keteladanan usman bin affan dan ali bin abi thalib

yakni sifat itsar (mendahlukan rang lain) dan kedermawanan usman bin

affan dan kecerdasan sahabat ali bin abi thalib ra. Dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan

Melihat kekuranganya pada siklus I, maka siklus II akan

dilakukan dilakukan proses perbaikan pembelajaran. Perbaikan proses

pembelajaran seperti mengkoordinasikan siswa, menyampaikan materi

yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran mindful learning

dengan jelas, meningkatkan kegiatan dan semangat siswa dalam proses

pembelajaran serta memancing keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Perencanaan tindakan siklus II disusun berdasarkan

refleksi dari siklus I. Sebelum melaksanakan siklus II, peneliti juga

menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat soal test

(terlampir), form penilaian (terlampir), lembar observasi (terlampir)

dan pendekomentasian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan tiga tahap, yaitu

kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dari setiap

kegiatan terdiri prosesproses dan urutan yang tertera dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).


75

1) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pendahuluan ini diawali dengan mengucapkan

salam, kemudian menyapa siswa, mengabsen siswa, dan

mengawali pembelajaran dengan doa pembuka ummul kitab.

Peneliti (guru) bertanya tentang materi yang telah dipelajari

minggu kemarin. Selanjutnya peneliti sebagai guru menyampaikan

tujuan pembelajaran dan prosedur pembelajaran serta mengajak

siswa untuk melakukan teknik STOP.

2) Kegiatan Inti

Pembelajaran inti dilaksanakan sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dimulai dengan mengkondisikan kelas terlebih

dahulu. Selanjutnya peneliti menyampaikan materi akidah akhlak

tentang kecerdasan sahabat ali bin abi thalib ra..

Siswa belajar dengan satu kelompoknya. Untuk

mendiskusikan apa yang sudah dijelaskan oleh peneliti (guru) dan

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab secara menyeluruh. Peneliti

(guru) bertanya kepada siswa secara acak dengan posisi siswa

semuanya berdiri. Siswa yang bisa menjawab langsung duduk dan

yang belum bisa menjawab tetap berdiri. Peneliti (guru)

memberikan lembar soal kepada siswa yang harus dikerjakan

secara individual.
76

3) Kegiatan Penutup

Sebelum peneliti menutup pembelajaran, siswa kembali

pada tempat duduknya masing-masing. Selanjutnya peneliti (guru)

meminta kepada siswa untuk melakukan teknik POOCH.

Kemudian di akhir dari proses pembelajaran, peneliti (guru)

meminta siswa untuk mengumpulkan hasil lembar soal kepada

peneliti dan mengajak siswa membaca hamdalah bersama-sama

kemudian salam.

c. Pengamatan Siklus II

Pengamatan pada siklus II sama dengan siklus I. Dalam

observasi ada dua yang diamati yaitu siswa yang diamati peneliti dan

peneliti ketika menerapkan pendekatan pembelajaran mindful learning

diamati oleh guru mapel. Berdasarkan observasi dari peneliti, didapat

bahwa proses pembelajaran telah berlangsung sudah jauh lebih baik

daripada siklus I. Peneliti sebagai guru sudah menyampaikan materi

dengan jelas, dan mampu mengelola kelas dengan baik. Sedangkan,

siswa terlihat lebih aktif dan antusias. Berikut deskripsi pengamatan:

1) Hasil Observasi Kegiatan Peneliti (Guru) Siklus II

Pengamatan atau observasi kegiatan peneliti pada siklus II

sama dengan observasi pada siklus I. Kegiatan peneliti selama

proses pembelajaran diamati oleh guru mata pelajaran Akidah

Akhlak. Berikut ini dijelaskan hasil observasi kegiatan peneliti


77

(guru) yang diamati oleh guru mata pelajaran Akidah Akhlak,

sebagai berikut:

Tabel 4. 8
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II

Skor
No Aspek yang dimati
1 2 3 4
Kegiatan Pedahuluan
Strategi guru dalam menyiapkan psikis dan
1 
fisik siswa dengan teknik STOP
Cara guru menyampaikan apersepsi, motivasi,
2 
dan tujuan pembelajaran
Cara guru dalam memberikan orientasi
3 
masalah

Kegiatan Inti
4 Kejelasan guru dalam memberi penjelasan 
Strategi guru dalam membagi siswa menjadi
5 
berkelompok
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
6 
untuk berfikir dan bertindak
Guru mendorong siswa pada pembahasan
7 
pemecahan masalah
Guru memberikan kesempatan kepada siswa
8 
untuk presentasi
Guru mengajak siswa ikut dalam
9 
menyimpulkan hasil diskusi
Kegiatan Akhir
10 Guru memberikan soal evaluasi 
Strategi guru dalam mengajak siswa untuk
11 
memeriksa perasan dirinya (Teknik POOCH)
Guru melakukan refleksi pada proses
12 
pembelajaran
13 Aktifitas guru ketika melaksanakan siklus II 
Jumlah Skor 48
Persentase 92,30 %

Berdasarkan tabel di atas dari tiga belas aspek yang diamati

pada siklus II diketahui bahwa kegiatan guru dalam pembelajaran

memperoleh skor 48 atau 92,30 %. Sesuai dengan kriteria penilaian


78

pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan guru memperoleh nilai

amat baik.

2) Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang diamati

oleh peneliti sebagai guru dengan memperhatikan aspek

pengamatan. Berikut ini akan dijelaskan hasil observasi kegiatan

siswa:

Tabel 4. 9
Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II

Skor
No. Apek-aspek yang Diamati
1 2 3 4
Kegiatan awal
1. Kesiapan siswa dalam memulai pembelajaran 
2. Keseriusan siswa melakukan teknik STOP 
Siswa mendengarkan penjelasan aperepsi, 
3.
motivasi, dan tujuan pembelajaran
Keseriusan siswa ketika menanggapi 
4.
penjelasan orientasi masalah
Kegiatan Inti
5. Keberanian siswa menyampaikan pendapat 
6. Perhatian siswa ketika mengikuti arahan guru 
7. Kerjasama siswa dalam diskusi 
8. Keaktifan siswa dalam diskusi 
9. Mempresentasikan hasil diskusi 
10. Kemampuan siswa membuat kesimpulan 
Kegiatan Akhir
11. Menyelesaikan evaluasi dengan jujur 
12. Keseriusan Siswa melakukan teknik POOCH 
13. Aktifitas siswa ketika mengikuti siklus II 
Jumlah Skor 46
Persentase 88,46%

Berdasarkan table di atas dari tiga belas aspek pengamatan

kegiatan siswa dalam proses pembelajaran memperoleh skor 46


79

atau 88,46 %. Sesuai dengan kriteria penilaian pelaksanaan

pembelajaran maka kegiatan siswa memperoleh nilai Baik.

3) Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa dalam penelitian ini dilakukan dengan

tes tertulis, tes tersebut berisi 5 soal uraian. Jawaban benar dengan

skor 20, dan jawaban salah dengan skor 0. Data hasil belajar siswa

sebagai berikut :

Tabel 4. 10
Data Hasil Belajar Siswa Sikus II

Ketuntasan
No. Nama Siswa KKM Nilai Belum
Tuntas
Tuntas
1. Abdul Manap 78 70 
2. Afakar Murobbat Taofiq 78 80 
3. Ahmad Subandi 78 70 
4. Azis Firmananda 78 80 
5. Ana Siti Munawwaroh 78 100 
6. Arya Nursandi 78 90 
7. Aura Dewi Rizkiani 78 100 
8. Della Sinthia 78 100 
9. Denisa Nurmaliani 78 90 
10. Een Daena 78 80 
11. Ifral Wahyu 78 70 
12. Ilsya Sukma Putra 78 90 
13. Ika Siti Fatimah 78 80 
14. Luli Ulil Hikmah 78 100 
15. Muhamad Solehudin 78 70 
16. Muhmmad Aminuddin 78 80 
17. Muhammad Luthfie 78 100 
18. Nur Saiybah 78 80 
19. Nurhalizah Amalia 78 90 
20. Nurintan Sri Raehanun 78 90 
21. Ria Ismaya indah 78 80 
80

22. Roni Firmansyah 78 80 


23. Tito Muhammad Rizki 78 80 
24. Tri Yuda Ramadhan 78 80 
25. Yayat Nurhidayat 78 80 
26. Yudi Hartono 78 80 
JUMLAH 2.190
RATA-RATA 84,23 22 4
PROSENTASE 84,62% 15,38%

Dari data di atas pada siklus II setelah menggunakan

pendekatan pembelajaran mindful learning menunjukkan adanya

peningkatan hasil belajar siswa. Hal itu dibuktikan dari 26 siswa

yang mampu menjawab soal dengan benar dan lulus KKM

sebanyak 22 siswa atau 84,23 % dan yang belum tuntas sebanyak

15,38 % dengan nilai rata-rata 84,23. Dari penjelasan tersebut,

tingkat ketercapaian pembelajaran sudah mencapai 80 % maka

pelaksanaan pembelajaran dikatakan berhasil. Hal tersebut

membuktikan dengan penerapan pendekatan pembelajaran mindful

learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan hasil analisis observasi kegiatan guru dari

penilaian hasil pada siklus II, ada beberapa aspek yang sebelumnya

pada siklus I masih kategori cukup, dan pada siklus II sudah menjadi

kategori amat baik yaitu sebagai berikut:

1) Peneliti (guru) menjelaskan prosedur dengan baik.

2) Peneliti (guru) sudah baik dalam memberikan penjelasan materi.

3) Peneliti (guru) sudah mampu mengkondisikan kelas dengan baik.


81

4) Peneliti (guru) membimbing siswa saat diskusi kelompok, guru

mengarahkan siswa agar tetap fokus pada pembelajaran.

Berdasarkan hasil analisis observasi kegiatan siswa dari

penilaian hasil pada siklus II, ada beberapa aspek yang sebelumnya

pada siklus I masih kategori cukup, dan pada siklus II sudah menjadi

kategori baik yaitu sebagai berikut:

1) Siswa sudah berani dalam mengemukakan pendapatnya.

2) Siswa lebih baik dalam memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru.

3) Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

4) Siswa mampu bekerjasama dalam kelompoknya dengan baik.

Sedangkan, hasil belajar siswa di siklus II diperoleh nilai rata-

rata sebesar 84,23 dan ketuntasan belajar sebesar 84,62 %.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa nilai hasil

belajar siswa kelas IX A MTs Syafi’iyah Cisambeng telah berhasil dan

telah mencukupi KKM sebesar 78. Berdasarkan data hasil belajar

siswa pada siklus II, dari 26 siswa yang mengikuti tes terdapat 22

siswa yang mencapai nilai tuntas (78-100). 4 siswa sisanya belum

mencapai nilai tuntas (< 78). Hasil siklus II telah mencapai persentase

ketuntasan belajar sebesar 84,62 %.

Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat dikatakan bahwa

kegiatan guru, kegiatan siswa, dan keterampilan siswa serta hasil

belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan sudah mencapai


82

indikator keberhasilan sebesar 80 %. Maka penelitian dihentikan di

siklus II.

C. Pembahasan

Penerapan pendekatan pembelajaran mindful learning sangat efektif

dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di

MTs Syafi’iyah Cisambeng Kelas IX A. Baik atau tidaknya hasil belajar siswa

tergantung pada keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa yang serius dan aktif mengikuti pembelajaran akan

mampu menguasai materi yang disampaikan dengan baik. Sehingga, ketika

guru melakukan evaluasi pembelajaran siswa akan memperoleh hasil belajar

yang baik.

Sebelum peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran mindful

learnig, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dalam

menyampaikan materi ke siswa. Tetapi, hasil belajar siswa kurang baik dan

belum bisa maksimal. Penerapan pendekatan pembelajaran ini bagian dari

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akidah

Akhlak di kelas IX A MTs Syafi’iyah Cisambeng.

Upaya yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan hasi belajar siswa

yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran mindful learnig sesuai

dengan prosedur pelaksanaanya dan sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Dalam pelaksanaanya peneliti

menggunakan dua siklus. Siklus I yang peneliti lakukan masih terdapat

banyak kelemahan diantaranya dalam hal penyampaian materi peneliti (guru)


83

masih kurang tenang dan terkesan monoton. Sedangkan masih ada beberapa

siswa kurang memperhatikan pelajaran, kerjasama antara anggota kelompok

belum maksimal dan hasil belajarnya belum terlihat adanya peningkatan yang

signifikan. Melihat dari kelemahan pada siklus I, peneliti melakukan refleksi

perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II.

Pada siklus II yang peneliti lakukan terlihat adanya peningkatan dalam

kegiatan guru, siswa dan hasil belajar siswa dibandingkan dengan siklus I.

Guru sudah melaksanakan prosedur pembelajaran dengan amat baik,

menjelaskan materi pelajaran dengan tenang, jelas dan disertai sedikit cerita

yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat sekitar, peneliti (guru) semakin

baik dalam mengkondisikan siswanya di kelas. Sehingga, siswa

memperhatikan pelajaran dan tidak asyik main sendiri, dan nilai hasil belajar

siswa mampu mencapai KKM.

Hasil penilaian dari observasi pada siklus I dan hasil penilaian dari

observasi siklus II pada pembelajaran Akidah Akhlak di kelas IX A MTs

Syafi’iyah Cisambeng sudah mengalami peningkatan yang sangat baik.

Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dalam menggunakan

pendekatan pembelajaran mindful learnig semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan peneliti (guru) berhasil membangkitkan gairah belajar siswa,

sehingga siswa semakin aktif dan antusias dalam belajar. Selain itu, dengan

diskusi dan interaksi yang sangat komunikatif antara peneliti (guru) dan siswa

mampu meningkatkan kegiatan peneliti (guru) dan siswa saat pembelajaran

berlangsung serta meningkatnya hasil belajar siswa. Peningkatan kegiatan


84

peneliti (guru) dan siswa serta hasil pengamatan keterampilan siawa dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. 11
Hasil Kegiatan Guru, Siswa Siklus I dan II

No S Jenis S Prosentase
i kegiatan k
k o
l r
u
s
Kegiatan Guru 3 73,0
8 7%
I
Kegiatan Siswa 3 71,1
7 5%
Kegiatan Guru 4 92,3
I 8 0%
I Kegiatan Siswa 4 88,4
6 6%

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru pada siklus I

memperoleh skor 38 atau 73,07 %. Sesuai dengan kriteria penilaian

pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan guru memperoleh nilai cukup.

Sedangkan pada siklus II kegiatan guru memperoleh skor 48 atau 92,30 %.

Sesuai dengan kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan

guru memperoleh nilai amat baik. Hasil ini sudah memuaskan karena terjadi

peningkatan dari 73,07 % menjadi 92,30 %.

Kegiatan siswa pada siklus I memperoleh skor 37 atau 71,15 %. Sesuai

dengan kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran maka kegiatan siswa

memperoleh nilai cukup Kegiatan siswa pada siklus II memperoleh 46 atau


85

88,46 %. Sesuai dengan kriteria penilaian pelaksanaan pembelajaran maka

kegiatan siswa memperoleh nilai baik. Hasil ini sudah memuaskan karena

terjadi peningkatan dari 71,15 % menjadi 88,46 %.

Gambar peningkatan hasil kegiatan guru dan siswa pada siklus I dan

siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 4. 1
Hasil Kegiatan Guru dan Siwa Serta Keterampilan Siswa
Siklus I dan Siklus II

Peningkatan-peningkatan yang cukup baik tersebut disebabkan

kelemahan-kelemahan pada siklus I berhasil diperbaiki pada siklus II. Pada

peningkatan kegiatan peneliti (guru) tentu saja dipengaruhi oleh kemauan diri

sendiri agar pelaksanaan pembelajaran berjalan maksimal. Peningkatan

kegiatan siswa tentu saja dipengaruhi oleh faktor kemampuan peneliti (guru)

dalam menjelaskan dan membimbing proses belajar mengajar dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran mindful learnig. Peningkatan hasil

belajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4. 12
Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
86

No S Nilai Rata- Ketuntasa


i rata n
k
l
u
s
I 78,46 73,07 %
I 84,23 84,62 %
I

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa rata-rata nilai tes siswa pada

siklus I adalah 78,46. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai tertinggi dari

26 siswa yang mengikuti tes yaitu 4 siswa dengan nilai 90, sedangkan nilai

terendah 70 yaitu 7 siswa. Pada siklus II rata-rata nilai tes siswa adalah 84,23.

Pada siklus II siswa yang memeperoleh nilai tertinggi dari 26 siswa yang

mengikuti tes yaitu sebanyak 5 siswa mendapatkan nilai 100, sedangkan nilai

terendah 70 sebanyak 4 siswa. Hasil tes ini sudah cukup memuaskan, karena

terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar dari 73,07 % menjadi 84,62 %.

Gambar peningkatan hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat

dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 4. 2 Hasil Belajar Siswa


pada Siklus I dan Siklus II
87

Peningkatan hasil belajar yang cukup baik tersebut disebabkan

kelemahan-kelemahan pada siklus I berhasil diperbaiki pada siklus II.

Peningkatan hasil belajar tentu saja dipengaruhi oleh faktor kemampuan

peneliti (guru) dalam menjelaskan dan membimbing proses belajar

mengajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mindful learnig.

Berdasarkan pengamatan dan uraian dari mulai pra siklus, siklus I

dan siklus II tersebut, menunjukan bahwa melalui pendekatan

pembelajaran mindful learning, mampu meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran akidah akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng Kelas IX

A, sehingga hipotesis yang dibuat peneliti sebelum diadakannya penelitian

ini terbukti dan dapat diterima kebenarannya.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I dan II, dapat disimpulkan

bahwa penerapan pendekatan pembelajaran mindful learning pada mata

pelajaran akidah akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng Kelas IX A dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

1. Upaya yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar siswa

yaitu dengan menerapkan pendekatan pembelajaran mindful learning

sesuai dengan prosedur pelaksanaanya dan sesuai Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Melalui teknik STOP yang

dilakukan diawal pembelajaran dan teknik POOCH yang dilakukan diakhir

pembelajaran membantu siswa dalam memfokuskan pikirannya pada

pembelajran, siswa dituntut untuk membiasakan dirinya dalam keadaan

sadar (present moment) di dalam kelas. Melalui pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran mindful learning melatih siswa

untuk selalu siap dalam belajar, berani mengungkapkan pendapat

pribadinya secara lisan dan saling bertukar pendapat untuk menemukan

solusi pemecahan masalah. Dan mengajak siswa berpartisipasi aktif dalam

proses pembelajaran.

2. Pembelajaran akidah akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng kelas IX A

sebelum diadakannya penelitian guru mengajar di kelas masih

88
89

menggunakan pendekatan konvensional dan memberikan contoh tanpa

melibatkan siswa dalam pembelajaran, kemudian siswa lebih banyak

menunggu materi yang diberikan oleh guru. Hal ini sedikit banyak

mempengaruhi minat siswa dan menjadikan siswa enggan belajar, siswa

merasa jenuh dan meninginginkan agar proses belajar mengajar cepat

selesai.

3. Pendekatan pembelajaran mindful learning dapat meningkatkan hasil

belajar akidah akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng kelas IX A. Hal ini

dapat dilihat pada hasil obsevasi penelitian kegiatan siswa yang

mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I keaktifan siswa

mencapai 71,15 %. Pada siklus II keaktifan siswa mengalami peningkatan

sebesar 88,46 %. Sedangkan Peningkatan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran akidah akhlak di MTs Syafi’iyah Cisambeng Kelas IX A dapat

dilihat pada hasil analisis data penelitian hasil belajar dalam setiap siklus

yang mengalami peningkatan. Siklus I nilai rata-rata sebesar 78,46 dengan

ketuntasan belajar sebesar 73,07 %. Siklus II nilai rata-rata 84,23 dengan

ketuntasan belajar sebesar 84,62 % Angka ketuntasan belajar tersebut telah

memenuhi batas minimal ketuntasan belajar sebesar 80%. Peningkatan

telah memenuhi standar KKM di MTs Syafi’iyah Cisambeng.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa saran untuk pihak-pihak

yang melakukan proses pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut:


90

l. Untuk menjadikan siswa lebih faham tentang materi pokok suatu pelajaran

maka diperlukan suatu sistem pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif. Peneliti melihat dengan mempraktikkan pendekatan pembelajaran

mindful learning ini siswa bisa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan

itu berakibat dengan naiknya pemahaman dan hasil belajar siswa. Maka

pendekatan ini secara continue (lanjut) perlu diaplikasikan dalam proses

belajar mengajar.

2. Pelajaran pendidikan agama Islam yang didalamnya mencakup akidah

akhlak merupakan pelajaran yang sangat penting karena tujuan dari

pembelajaran itu bukan hanya untuk menjadikan nilai yang tercantum

dalam rapor tinggi melainkan yang paling penting adalah bagaimana siswa

mampu mengimplementasikan nilai-nilai pendidikan tersebut didalam

kehidupan mereka sehari-hari. Untuk itu sebagai guru pendidikan agama

Islam harus ahli dalam menyampaikan materi dengan baik supaya siswa

mudah memahaminya. Untuk mencapai hal tersebut tentunya dibutuhkan

guru-guru yang tidak hanya menggunakan satu pendekatan saja dalam

pembelajaran melainkan dengan kreatifitas yang tinggi dalam mengajar,

dan pendekatan pembelajaran mindful learning ini bisa dijadikan sebagai

salah satu model alternatif.

C. Penutup

Puji syukur alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas

segala nikmat dan pertolongan yang telah diberikanNYA sehingga penelitian

dan penyusunan skripsi ini bisa terselesaikan.


91

Tidak lupa pula peneliti sampaikan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu selama proses penelitian ini berlangsung mulai

dari awal hingga akhir. Banyak sumbangan pikiran yang telah peneliti terima

dari pihak-pihak yang tidak mampu disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa tiada manusia yang sempurna, karena

kesempurnaan hanya milik Allah semata. Manusia merupakan tempat salah,

lupa, serta serba kekurangan, begitu pula dalam penyusunan skripsi ini peneliti

menyadari betul masih banyak kekurangan di dalamnya. Hal ini disebabkan

oleh keterbatasan kemampuan dan ilmu yang dimiliki oleh peneliti sendiri.

Oleh karena itü peneliti mengharapkan saran dan kritik yang mampu

menjadikan peneliti lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Akhirnya peneliti hanya berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagİ

peneliti khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Semoga Allah

SWT menjadikan kita sebagai manusia yang muttaqin. Amin.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Jumhuri, Muhammad Asroruddin. (2015). Belajar Aqidah Akhlak.

Yogyakarta: CV. Budi Utama.

A.S, Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aqib, Zainal. (2009). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama

Widya

Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Burch dan Irvin, Mindfulness for Women, 30. Lihat juga, Deborah J. Haynes,

Katie Irvine, dan Mindy Bridges, “The Blue Pearl: The Efficacy of

Teaching Mindfulness Practices to College Students,” Buddhist-Christian

Studies 33 (2013): 66.

Dimyati dan Mudjiono, 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Darmayanti Sri Nyoman “Pembelajaran Sosial Emosional Modul 2.2 Program

Guru Penggerak Angkatan 1” diakses pada tanggal 16 april 2022 pukul

13.00 darihttps://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-22-pembelajaran-

sosial-emosional.html?m=1

Deborah Schoeberlein dan Suki Sheth, Mindful Teaching and Teaching

Mindfulness: A Guide for Anyone Who Teaches Anything (Boston:

Wisdom Publications, 2009), 9.

Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Surakarta: Media

Insani.
Ellen J. Langer, Mindful Learning (Jakarta: Erlangga, 2008), hlm 4

Muhibin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 154

Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran (Bandung : Pustaka

Bani Quraisy, 2014), h. 7.

Muhaimin, 2004, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka

Nina, S. (2014, Juni 11). Macam-macam Pendekatan Pembelajaran. Dipetik 5 mei

2022 dari FunKnowledge: http://sakinahniaarz009.blogspot.co.id

Nur Sidah, Jurnal, Efektivitas Pendekatan Mindful Learning Terhadap

Peningkatan Kualitas Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMA

Bina Bangsa Surabaya, 20 Desember 2017 pada pukul 13.20.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011).

Rifai, Moh., 1994, AKIDAH AKHLAK (Untuk Madrasah Tsanawiyah Kurikulum

1994 Jilid 1 Kelas 1), CV.Wicaksana, Semarang

Hopkins D. (1993). A Teachers Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open

University Press

Surya, M. (2004). Cara Belajar Efisien 1. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Offset.

Sukidin, Basrowi & Suranto. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Insan Cendikia.


Surya, Mohamad. 2015. Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung:

Alfabet

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

(Bandung: ALFABETA)

Tejawati, Jurnal, Pengaruh Pendekatan Mindful Learning dan Kecerdasan

Emosional Terhadap Hasil Belajar Matematika Siwa SD Muhammadiyah

Sleman, pada tanggal 22 April 2022 pukul 17.50

.Thich Nhat Hanh, The Art of Power: Otoritas, Kekuasaan, dan Tanggung Jawab,

Terj. Jenty Siswanto (Jakarta: Karaniya, 2015), 37-38.

Wulandari, D. (2012, Oktober 29). Definisi Pendekatan Pembelajaran Menurut

Para Ahli. Dipetik 14 April 2022 dari Workshop Matematik Unidra

(2012/2013): http://mtk2012unidra.blogspot.com
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN 4: RPP Siklus I dan Siklus II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( R P P ) KURIKULUM 2013

Sekolah/Madrasa : MTs Syafi’iyah Cisambeng


Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak
Kelas/Semester : IX A / Genap
Materi Pokok : Kisah keteladanan Usman bin Affan dan Ali bin
Abi Thalib
Alokasi Waktu : 2X 40 Menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai danmenghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata
4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
B. Komptensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetesi

Kompetensi Dasar Indikator


1.1.Menghayati kisah keteladanan KI-1 dan KI-2 tidak perlu diberi
sahabat Usman bin Affan, dan Ali indicator karena pencapaiannya
bin Abi Talib r.a. melalui pembelajaran tidak langsung
2.1. Meneladani sifat-sifat utama
sahabat Usman bin Affan, dan Ali
bin Abi Talibr.a.
3.1.Menganalisis kisah keteladanan 3.1.1. Menganalisis kisah
sahabat Usman bin Affan, dan Ali keteladanan sahabat Usman bin
bin Abi Talib r.a. Affan, dan Ali bin Abi Talib r.a.
4.1.Menceritakan kisah keteladaan 4.1.1.Menceritakan kisah keteladaan
Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Usman bin Affan, dan Ali bin Abi
Talib r.a. Talib r.a.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui biografi peserta didik dapat menghayati meneladani sahabat
Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib r.a.
2. Melalui biografi peserta didik dapat meneladani sahabat Usman bin Affan,
dan Ali bin Abi Talib r.a.
3. Melalui inkuiri,diskusi dan presentasi peserta didik dapat menganalisis
kisah keteladanan sahabat Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib r.a.
4. Melalui presentasi peserta didik dapat menceritakan kisah keteladaan
Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Talib r.a.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Kisah keteladanan Usman bin Affan dan Ali bin AbiTalib ..(di jabarkan )
1. Sifat Itsar (mendahulukan orang lain) dan Kedermawanan sahabat
Utsman bin Affan r.a.
Utsman adalah bagian dari sahabat terbaik Nabi S.A.W, ia tumbuh
menjadi pribadi yang lembut kepada sesama mukmin. Hatinya sering
tersentuh menyaksikan keadaan mereka. Ia selalu berusaha membantu
kesulitan rakyat dan menghilangkan kesedihan mereka, rajin menyambung
silaturrahim, memuliakan tamu, memberi pekerjaan kepada orang fakir,
membantu yang lemah dan berusaha menghindarkan kesulitan mereka. Ia
dikenal penyabar, ramah, dan murah hati, selalu memaafkan kesalahan
orang lain. Teladan seluruh tingkah lakunya adalah Rasulullah SAW. Ia
mencontoh perkataan, perbuatan dan perilaku Nabi SAW.
2. Kecerdasan sahabat Ali bin Abi Thalib r.a.
Beliau adalah salah satu –selain Abu Bakar,Umar,dan Usman-
diantara 10 sahabat yang dijamin masuk surga sebagaimana sabada
rasulullah SAW. lulusan terbaik dari madrasah Nubuwwah, yang dididik
semenjak kecil oleh Rasulullah SAW. Diantara keistimewaan belaiu
adalah Allah menganugerahkan kecerdasan di atas rata-rata,sampai-sampai
rasulullah bersabda “aku adalah kotanya ilmu,sedangkam Ali adalah
pintunya.
E. METODE PEMBELAJARAN
 Pendekatan : Mindful Learning
 Model Pembelajaran : Problem Based Learning
 Metode : Ceramah, Tanya jawab dan Penugasan.
F. MEDIA, ALAT/BAHAN, SUMBER PEMBELAJARAN
 Media:papan tulis,LCD,film.
 Alat/Bahan:Kertas karton,spidol,lem,gunting.
 Sumber Pembelajaran: Buku biografi sahabat Usman bin Affan dan Ali
bin AbiTalib, Kitab hadits dan buku paket akidah akhlak IX.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Waktu


1. Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam dan menunjukkan 10 menit
salah peserta didik memimpin doa
 Guru mempersiapkan fisik dan psikis siswa
melalui teknik STOP.
 Guru mengadakan appersepsi yaitu menanyakan
materi yang telah dipelajari, dihubungkan dengan
materi yang akan dipelajari.
 Guru menjelaskan tujuan mempelajari materi
serta kompetensi yg akan dicapai
 Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan
yang akan dilaksanakan
 Guru membentuk kelompok diskusi
2. Kegiatan Inti
No. Kegiatan Waktu
 Mengamati 60 menit
 Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
tentang kisah keteladanan sahabat Usman bin
Affan dan Ali bin AbiTalib
 Peserta didik mengamati tayangan film
tentang sahabat Usman dan Ali
 Melalui stimulus guru,Peserta didik
menanyakan ulang tentang kisah keteladan
sahabat Usman dan Ali
 Peserta didik memberikan tanggapan hasil
tanyangan film tentang kisah keteladanan
sahabat Usman dan Ali
 Eksplorasi/eksperimen
 Masing-masing kelompok berdiskusi tentang
tentang kisah keteladanan sahabat Usman dan
Ali
 Masing-masing kelompok menggali tentang
kisah keteladanan sahabat Usman dan Ali
 Mengasosiasi
 Masing-masing kelompok merumuskan
biografi kisah keteladanan sahabat Usman dan
Ali
 Masing-masing kelompok membuat peta
biografi tentang kisah keteladanan sahabat
Usman dan Ali
 Mengkomunikasikan
 Masing-masing kelompok menempelkan hasil
diskusi tentang biografi kisah keteladanan
sahabat Usman dan Ali
 Masing-masing kelompok secara bergantian
mempresentasikan tentang biografi kisah
keteladanan sahabat Usman dan Ali
3. Penutup
 Guru mengadakan refleksi hasil pembelajaran 10 menit
 Guru mengajak peserta didik menyimpulkan hasil
pembelajaran
 Guru mengajak siswa melakukan teknik POOCH
 Guru mengadakan tes
 Guru memberi tugas secra individu
No. Kegiatan Waktu
 Guru menjelaskan secara singkat materi yang
akan dipelajari pada pertemuan berikutnya
 Guru mengajak berdoa dilanjutkan dengan salam

H. PENILAIAN
1. Penilaian Sikap : Lembar Obsevasi
2. Penilaian Pengetahuann : Tes Tulis
3. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja

Majalengka, ….., …..…., 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah MTs Syafi’iyah, Guru Mapel Akidah Akhlak,

Muhammad Nawawi Fathullah, M.Pd.I. Unan Sunadi, S.Pd.I.


NIP. 198604042019031007 NIP.
LAMPIRAN 5: Evaluasi Tes Tertulis Siklus I

EVALUASI TES TERTULIS


SIKLUS I

Nama Siswa :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat !

1. Siapakah sahabat Usman bin Affan Ra itu ?


2. Teladan – teladan apa sajakah yang diberikan oleh Usman bin Affan Ra .
kepada kita ?
3. Siapakah Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah ?
4. Teladan – teladan apa sajakah yang diberikan Ali bin Abi Thalib Karamallahu
wajhah ?
5. Bagaimanakah cara – cara meneladani Usman bin Affan Ra dan Ali bin Abi
Thalib Karamallahu wajhah ?
LAMPIRAN 6: Rubik Penilaian Siklus I

Rubik Penilaian Siklus I

No
Kunci Jawaban Skor
.
1. Sahabat nabi yang memilih Usman bin Affan adalah
20
Sa’ad Ibn Abi Waqqas dan Al -Zubay .
2. Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang
terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau tidak
20
segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk
kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
3. Sahabat Ali Bin Abi Thalib dijuluki karamallahu
wajhah karena Ali bin Abi Thalib tidak pernah melihat
aurat dirinya sendiri dan orang lain. Ia begitu menjaga
20
pandangannya sehingga tidak melihat aurat orang lain.
Itulah yang melatar belakangi gelar karramallahu
wajhah nama Ali bin Abi Thalib.
4. Keteladanan dari Ali bin Abi Thalib adalah
 Bersikap tawadhu walaupun memiliki jabatan.
 Pemimpin yang peduli terhadap rakyat . 20
 Senantiasa mengingatkan sesama terhadap
kebaikan.
5. Cara meneladani kisah Usman bin Affan dan Ali Bin
Abi Thalib adalah dengan menjadikan sifat-sifat mulia
yang melekat pada diri mereka sebagai pedoman dalam
berprilaku sehari-hari. Usman Bin Affan dan Ali Bin 20
Abi Thalib sendiri adalah dua sahabat utama Rasulullah
SAW yang dikenal dengan akhlak mereka yang
terpuji.
LAMPIRAN 7: Evaluasi Tes Tertulis Siklus II

EVALUASI TES TERTULIS


SIKLUS II

Nama Siswa :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :

Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar dan tepat !

1. Sebutkan sifat – sifat yang menonjol yang dimiliki Usman bin Affan Ra !
2. Sebutkan sifat – sifat yang menonjol yang dimiliki Ali bin Abi Thalib
Karamallahu wajhah !
3. Mengapa kita perlu meneladani kisah keteladanan Usman bin Affan r.a. dan
Ali bin Abi Thalib Karamallahu wajhah !
4. Sebutkan hikmah meneladani Usman bin Affan r.a. dan Ali bin Abi Thalib
Karamallahu wajhah !
5. Bagaimanakah perilaku meneladani Usman bin Affan r.a. dan Ali bin Abi
Thalib Karamallahu wajhah !
LAMPIRAN 8: Rubik Penilaian Siklus II
Rubik Penilaian Siklus II

No
Kunci Jawaban Skor
.
1. Sifat- sifat yang dimiliki Usman bin Affan :
 Dermawan .
 Adil
20
 Sederhana
 Pemimpin yang baik .
 Lemah lembut.
2. Sifat-sifat Ali Bin Abi Thalib yang wajib diteladani
 Pemberani Ia adalah sosok yang memiliki
keberanian yang sangat besar.
 Rela Berkorban. Rela berkorban menjadi sifat Ali
20
bin Abi Thalib yang patut diteladani umat Muslim.
 Dapat Dipercaya.
 Memiliki Pengetahuan yang Tinggi.
 Sederhana.
3.
Karena Usmam bin Affan R.A dan Ali bin Abi Thalib
merupakan orang yang mempunyai akhlak yang mulia 20
dan sangat mencintai islam
4. Adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan keimanan dan ketakwaan
 Semakin cinta terhadap Islam 20
 Menambah ilmu
 Dapat memetik hikmah dari peristiwa tsb.
5. Dengan cara menerapkan sikap teladan dari beliau.
20
Untuk diterapkan dalam kehidupan sehari hari.
LAMPIRAN 9: Hasil Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak

LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU

SEBELUM PENEITIAN

Nama Sekolah :
Hari/Tanggal :
Pukul :

No Pertanyaan Jawaban
.
1. Berapa lama bapak
mengajar di MTs
Syafi’iyah Cisambeng ?
2. Berapa lama bapak
mengajar di kelas IX A?
3. Berapa jumlah peserta didik
yang belajar di kelas bapak
saat ini?
4. Bagaimana hasil belajar
siswa di kelas pada
pembelajaran Akidah
Akhlak?
5. Bagaimana cara bapak
menyampaikan materi
kepada siswa?
6. Bagaimana respon siswa
pada pembelajaran ?

7. Model pembelajaran
apakah yang bapak
ketahui?
8. Apa model pembelajaran
yang sering bapak gunakan
pada saat proses
pembelajaran?
9. Bagaimana respon siswa
terhadap model yang bapak
terapkan pada pembelajaran
Akidah Akhlak?
10. Apakah dalam proses
pembelajaran bapak pernah
menggunakan pendekatan
mindful learning?

Majalengka, ….…, …….. 2022

Responden,

Unan Sunadi, S.Pd.I.


NIP.
LAMPIRAN 10: Hasil Wawancara dengan Guru Akidah Akhlak

LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU

SETELAH PENEITIAN

Nama Sekolah :
Hari/Tanggal :
Pukul :

No Pertanyaan Jawaban
.
1. Apakah dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran
mindful learning materi
pembelajaran Akidah
Akhlak lebih mudah
untuk dipahami oleh
siswa?

2. Apakah dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran
mindful learning dapat
mengecek pemahaman
masing- masing siswa
dalam diskusi kelompok?
3. Apakah dengan
menggunakan
menggunakan
pendekatan pembelajaran
mindful learning siswa
lebih aktif dalam proses
pembelajaran?

4. Apakah dengan
menggunakan
pendekatan pembelajaran
mindful learning siswa
berani mengemukakan
jawabannya?
5. Bagaimana hasil belajar
dan sikap kerja sama
siswa setelah
menggunakan
pendekatan pembelajaran
mindful learning?

Majalengka, ….…, …….. 2022

Responden,

Unan Sunadi, S.Pd.I.


NIP.
LAMPIRAN 11: Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus I

Skor Perolehan Nilai


NO NAMA Ket.
1 2 3 4 5 Evaluasi
Tidak
1. Abdul Manap 20 10 10 15 15 70
Tuntas
Afakar Murobbat
2. 20 15 15 15 15 80 Tuntas
Taofiq
Tidak
3. Ahmad Subandi 15 15 10 15 15 70
Tuntas
4. Azis Firmananda 20 15 10 15 20 80 Tuntas
Ana Siti
5. Munawwarotul 20 15 15 15 20 90 Tuntas
Husna
6. Arya Nursandi 20 10 20 10 20 80 Tuntas
7. Aura Dewi Rizkiani 20 15 20 15 20 90 Tuntas
8. Della Sinthia 20 15 15 15 20 80 Tuntas
9. Denisa Nurmaliani 15 10 20 15 20 80 Tuntas
10. Een Daena 20 15 15 15 15 80 Tuntas
Tidak
11. Ifral Wahyu 15 15 15 10 15 70
Tutas
12. Ilsya Sukma Putra 15 10 20 15 20 80 Tuntas
13. Ika Siti Fatimah 15 15 15 20 15 80 Tuntas
14. Luli Ulil Hikmah 20 15 20 15 20 90 Tuntas
Muhamad Tidak
15. 10 15 10 15 20 70
Solehudin Tutas
Muhmmad Tidak
16. 10 10 10 20 20 70
Aminuddin Basyir Tutas
17. Muhammad Luthfie 15 15 20 20 20 90 Tuntas
Tidak
18. Nur Saiybah 10 10 20 15 15 70
Tutas
19. Nurhalizah Amalia 15 15 20 10 20 80 Tuntas
Nurintan Sri
20. 20 15 15 15 15 80 Tuntas
Raehanun
21. Ria Ismaya indah 15 15 10 20 20 80 Tuntas
Tidak
22. Roni Firmansyah 10 10 20 15 15 70
Tutas
Tito Muhammad
23. 15 15 10 20 20 80 Tuntas
Rizki
Tri Yuda
24. 15 15 15 15 20 80 Tuntas
Ramadhan
25. Yayat Nurhidyat 20 10 20 15 15 80 Tuntas
26. Yudi Hartono 10 15 20 20 15 80 Tuntas
LAMPIRAN 12: Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

Daftar Nilai Hasil Evaluasi Siklus II

Skor Perolehan Nilai


NO NAMA Ket.
1 2 3 4 5 Evaluasi
Tidak
1. Abdul Manap 15 10 10 15 20 70
Tuntas
Afakar Murobbat
2. 15 15 15 15 20 80 Tuntas
Taofiq
Tidak
3. Ahmad Subandi 10 15 10 15 20 70
Tuntas
4. Azis Firmananda 20 15 10 15 20 80 Tuntas
Ana Siti
5. Munawwarotul 20 20 20 20 20 100 Tuntas
Husna
6. Arya Nursandi 20 15 20 15 20 90 Tuntas
7. Aura Dewi Rizkiani 20 20 20 20 20 100 Tuntas
8. Della Sinthia 20 20 20 20 20 100 Tuntas
9. Denisa Nurmaliani 15 20 20 15 20 90 Tuntas
10. Een Daena 20 20 15 15 20 80 Tuntas
Tidak
11. Ifral Wahyu 15 15 15 10 15 70
Tuntas
12. Ilsya Sukma Putra 20 15 20 15 20 90 Tuntas
13. Ika Siti Fatimah 15 15 15 20 15 80 Tuntas
14. Luli Ulil Hikmah 20 20 20 20 20 100 Tuntas
Muhamad Tidak
15. 10 15 10 15 20 70
Solehudin Tuntas
Muhmmad
16. 15 15 15 15 20 80 Tuntas
Aminuddin Basyir
17. Muhammad Luthfie 15 15 20 20 20 100 Tuntas
18. Nur Saiybah 15 15 20 15 15 80 Tuntas
19. Nurhalizah Amalia 15 15 20 20 20 90 Tuntas
Nurintan Sri
20. 20 20 15 15 20 90 Tuntas
Raehanun
21. Ria Ismaya indah 15 15 10 20 20 80 Tuntas
22. Roni Firmansyah 15 15 20 15 15 80 Tuntas
Tito Muhammad
23. 15 15 10 20 20 80 Tuntas
Rizki
24. Tri Yuda Ramadhan 15 15 15 15 20 80 Tuntas
25. Yayat Nurhidyat 15 10 20 15 20 80 Tuntas
26. Yudi Hartono 15 15 15 15 20 80 Tuntas
Lampiran 13: Dokumentasi Foto Kegiatan Belajar Mengajar dengan
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Mindful Learnig di
kelas IX A MTs Syafi’iyah
RIWAYAT PENULIS

Nama lengkap penulis yaitu WILDAN


NAFI’AN. Nama panggilan sehari-hari Wildan, lahir
di Majalengka, pada tanggal 15 Februari 2022. Anak
ke-2 dari 6 bersaudara. Ayah bernama Yedi supriadi
dan Ibu bernama Nuroniah. Kini penulis tinggal di
dusun Sukamanah RT.0 05 RW. 002, Desa Buniwangi
Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka.
Pendidikan yang ditempuh yaitu, Sekolah dasar (SD) tamat pada tahun
2012 di Sekolah Dasar Negeri Buriwangi 1, dilanjutkan ke MTs Syafi’iyah
Cisambeng Palasah tamat tahun 2015. Tahun berikutnya masuk SMK At-
Tafaqquh Fiddin Leuwilaja tamat tahun 2018, kemudian melanjutkan ke
jenjang selanjutnya yaitu mengikuti perkuliahan di STAI – PUI Majalengka
pada tahun 2015. Setelah lulus SMK, penulis melanjutkan perkuliahan di
STAI-PUI Majalengka tahun 2018. Dan akhir 2022 penulis mendapat
kesempatan untuk menempuh Ujian Sidang Munaqosyah dan lulus dengan
memperoleh Gelar sarjana Pendidikan (S.Pd).

Anda mungkin juga menyukai