Proposal Penelitian Kuantitatif - Tri Arum Handayani - K1319068
Proposal Penelitian Kuantitatif - Tri Arum Handayani - K1319068
Oleh :
Tri Arum Handayani
K1319068
Oleh :
Tri Arum Handayani
K1319068
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 4
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5
BAB I
PENDAHULUAN
karena itu, sangat membutuhkan guru yang juga kreatif. Kemampuan untuk
memecahkan masalah dan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan merupakan suatu tantangan, terutama untuk menghadapi
siswa yang berkemampuan rendah, kurang motivasi dan kurang focus.
Sebagai seorang pendidik, guru selalu dituntut untuk menciptakan
suasana pengajaran yang akan berdampak positif terhadap pencapaian hasil
belajar secara optimal. Guru harus mampu mengajar dengan baik, efektif
dan efisien untuk membantu meningkatkan proses belajar dan
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus menggunakan cara yang
tepat dengan beberapa metode dengan menggunakan berbagai teknik.
Teknik adalah salah satu komponennya pengajaran yang memiliki peran
penting dalam proses belajar mengajar. Dengan menggunakan berbagai
teknik, siswa mungkin akan lebih tertarik untuk belajar Matematika.
Berdasarkan informasi dari guru Matematika kelas X siswa SMA
Negeri 1 Pati, kemampuan siswa dalam belajar matematika tidak terlalu
tinggi, hal ini dibuktikan dengan rerata skor prestasi belajar Matematika
siswa. Sebagian besar siswa di SMA Negeri 1 Pati beranggapan bahwa
Matematika sulit untuk dipelajari. Siswa terlihat tidak tertarik untuk belajar
Matematika. Sebagian siswa merasa bosan ketika guru memberikan
penjelasan tentang mata pelajaran tersebut mengajar.
Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengajar
Matematika. Pada kasus ini, peneliti mencoba untuk menemukan cara yang
efektif untuk digunakan dalam pengajaran Matematika pada siswa. Model
pembelajaran yang akan digunakan adalah Project Based Learning.
Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) adalah pedagogi yang berpusat pada
siswa yang melibatkan pendekatan kelas yang dinamis di mana diyakini
bahwa siswa memperoleh pemahaman yang lebih dalam pengetahuan
melalui eksplorasi aktif tantangan dan masalah dunia nyata. Siswa belajar
tentang suatu subjek dengan bekerja untuk jangka waktu yang lama untuk
menyelidiki dan menanggapi pertanyaan, tantangan, atau masalah yang
kompleks. Peneliti berharap dengan penggunaan Project Based Learning
3
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa pada
materi sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV) disebabkan oleh
pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat. Terkait hal ini
muncul permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu apakah
pemilihan model pembelajaran yang sesuai dan tepat dapat
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa ?
2. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa pada
materi sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV) karena siswa tidak
mempunyai kreativitas belajar yang tinggi. Terkait dengan hal ini, dapat
diteliti apakah semakin tinggi kreativitas belajar siswa semakin tinggi
pula prestasi belajar matematikanya ?
3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar matematika siswa
disebabkan oleh kurang aktifnya siswa saat mengikuti proses belajar dan
hanya mengorganisir sendiri apa yang diperolehnya tanpa
mengkomunikasikan dengan siswa lain, sehingga ada kemungkinan
rendahnya prestasi belajar matematika siswa disebabkan karena
kurangnya pemahaman terhadap materi pokok yang dipelajari.
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka peneliti membatasi
permasalahan pada :
1. Model Pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Project Based Learning dengan pendekatan saintifik.
2. Kreativitas belajar siswa dibatasi pada kreativitas belajar matematika
pada siswa kelas X semester satu SMA N 1 Pati provinsi Jawa Tengah.
3. Prestasi belajar matematika siswa yang dimaksud adalah hasil belajar
siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar pada akhir
penelitian untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
4. Hasil belajar matematika dibatasi pada materi pokok persamaan linier
tiga variabel (SPLTV).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, permasalahan
yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah model pembelajaran Project Based Learning dengan
pendekatan saintifik pada materi sistem persamaan linier tiga variabel
(SPLTV). Akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan model konvensional ?
2. Apakah siswa yang kreativitas belajarnya tinggi prestasi belajarnya
lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya sedang dan
rendah, dan siswa dengan kreativitas sedang lebih baik prestasi
belajarnya daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah pada
materi pokok sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV)?
3. Pada siswa dengan kreativitas belajar tinggi, sedang, atau rendah,
manakah yang menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik antara
model pembelajaran Project Based Learning dengan pendekatan
saintifik atau model konvensional pada materi sistem persamaan linier
tiga variabel (SPLTV)?
5
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Project Based Learning
dengan pendekatan saintifik pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel (SPLTV). Akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan dengan model konvensional.
2. Untuk mengetahui apakah siswa yang kreativitas belajarnya tinggi
prestasi belajarnya lebih baik daripada siswa yang kreativitas belajarnya
sedang dan rendah, dan siswa dengan kreativitas sedang lebih baik
prestasi belajarnya daripada siswa yang kreativitas belajarnya rendah
pada materi pokok sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
3. Untuk mengetahui manakah siswa yang memiliki prestasi belajar yang
lebih baik anatara siswa dengan kreativitas belajarnya tinggi, sedang,
dan rendah pada model pembelajaran Project Based Learning dengan
pendekatan saintifik dan model konvensional pada materi sistem
persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan :
1. Manfaat teoritis
Untuk menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam
mendukung teori-teori yang telah ada berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
2. Manfaat praktis
a. Masukan kepada guru atau calon guru matematika dalam
menetukan model pembelajaran yang tepat, dapat digunakan
sebagai alternatif bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik pada materi pokok sistem persamaan linier tiga
variabel dapat ditempuh dengan model pembelajaran Project
Based Learning.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Prestasi Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai
hasil dari terbentuknya respon utama, dengan syarat bahwa perubahan
atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya
kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal
(Wahab, 2015 : 242). Belajar adalah suatu proses aktif menyusun makna
melalui setiap interaksi dengan lingkungan, dengan membangun
hubungan antara konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena antara
konsepsi yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari
(Suyono dan Hariyanto, 2011 : 13). Belajar suatu proses aktif dimana
siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman atau
pengetahuan yang sudah dimilikinya (Trianto, 2011 : 15).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, belajar adalah suatu proses
aktif dimana siswa menyusun makna pengetahuan baru secara asimilasi
dan akomodasi dari pengetahuan yang telah dimiliki serta berdasarkan
interaksi dengan lingkungan sekitarnya.
c. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu tentang kuantitas, bentuk, susunan, dan
ukuran, yang utama adalah metode dan proses untuk menemukan
dengan konsep yang tepat dan lambang yang konsisten, sifat dan
hubungan antara jumlah dan ukuran, baik secara abstrak, matematika
murni atau dalam keterkaitan manfaat pada matematika terapan (Tri
Wijayanti, 2011). Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan
dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi (Susanto, 2013 : 183).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai telaah tentang
pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni dan Bahasa
yang representasinya berupa bahasa simbol mengenai ide untuk
membantu manusia dalam memahami masalah sosial, ekonomi, dan
alam.
3. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah suatu proses pembelajaran yang
dirancang supaya peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum, atau prinsip melalui kegiatan mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan/merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan
berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan
mengkomunikasikan (M. Hosnan, 2014 :34). Pendekatan saintifik
dimaksukan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam
mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan
ilmiah. Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan
keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur,
meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Pendekatan saintifik
memiliki karakteristik berpusat pada peserta didik, melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengkonstruk konsep; hukum; atau
prinsip, melibatkan proses kognitif yang potensial merangsang
perkembangan intelek (keterampilan berpikir), serta dapat
mengembangkan karakter peserta didik.
Tujuan pendekatan saintifik dalam pembelajaran antara lain untuk
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, membentuk
kemampuan dalam menyelesaikan masalah secara sistematik,
menciptakan kondisi pembelajaran supaya peserta didik merasa bahwa
belajar merupakan suatu kebutuhan, melatih peserta didik dalam
mengemukakan ide-ide, meningkatkan hasil belajar peserta didik, dan
mengembangkan karakter peserta didik. Pelaksanaan pendekatan
saintifik dalam pembelajaran memiliki prinsip antara lain berpusat pada
peserta didik, membentuk students self concept, terhindar dari
verbalisme (mengurangi banyaknya guru dalam berbicara), memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengasimilasi dan
mengakomodasi konsep; prinsip; atau hukum, mendorong peningkatan
kemampuan berpikir peserta didik, meningkatkan motivasi belajar
peserta didik dan motivasi guru untuk mengajar, memberi kesempatan
13
e) Mengomunikasikan
Kegiatan mengomunikasikan merupakan kegiatan yang mana guru
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan
apa yang telah dipelajari baik dengan cara ditulis maupun
diceritakan. Melalui kegiatan ini, maka guru dapat memberikam
konfirmasi jika ada kesalahan pemahaman peserta didik.
Kompetensi yang diharapkan dapat berkembang dari kegiatan ini
adalah sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, serta
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar (M.
Hosnan, 2014: 37-76).
4. Kreativitas Siswa
Kreativitas adalah suatu pola tingkah laku siswa yang aktif,
memiliki keingintahuan yang besar, yang tidak bisa diam dalam suatu hal
serta dorongan untuk berkembang dalam diri sendiri maupun orang lain.
Kemudian didukung dari beberapa para ahli pengertian tentang kreativitas,
Menurut Suyanto & Asep Djihad dalam Istirani dan Intan Pulungan
(2017:131) bahwa ada beberapa makna popular tentang istilah kreativitas :
Pertama, kreativitas mengupayakan untuk membuat sesuatu hal yang baru
dan berbeda. Kedua, kreativitas dianggap sebagai sesuatu yang baru dan asli
itu merupakan hasil yang kebetulan. Ketiga, kreativitas dipahami dari
sesuatu apa saja yang tercipta sebagai yang baru dan berbeda. Keempat,
kreativitas merupakan sesuatu proses yang unik. Kelima, kreativitas
membutuhkan kecerdasan yang tinggi. Keenam, kreativitas merupakan
17
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka yang telah diuraikan diatas dapat dikemukakan
kerangka pemikiran dalam penelitian ini bahwa hasil proses pembelajaran salah
satunya dapat dilihat dari prestasi belajar siswa. Faktor eksternal yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah model pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran cukup besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan guru dalam mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang tidak
sesuai dengan materi justru dapat menghambat tercapainya tujuan
pembelajaran.
Prestasi belajar matematika siswa pada materi sistem persamaan linier tiga
variabel (SPLTV) ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah model
pembelajaran yang digunakan oleh guru dan kreativitas masing-masing siswa.
Materi SPLTV ini menuntut representasi matematis siswa dan penguasaan
konsep. Konsep suatu materi akan lebih tertanam Ketika siswa mengkontruksi
dan menemukan sendiri konsep tersebut. Proses seperti ini akan semakin lebih
baik jika siswa melakukan kerjasama dengan cara menyampaikan kembali apa
yang telah ia peroleh dan pelajari kepada orang lain. Penggunaan model
pembelajaran project basel learning dengan pendekatan sanitifik untuk
membantu pemahaman siswa sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai. Pada
model ini siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan suatu projek
pembelajaran, dimana siswa harus membangun pengetahuan konten sendiri dan
mendemostrasikan pemahaman baru melalui berbagai bentuk representasi.
18
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka dalam
penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran project based learning dengan pendekatan saintifik
lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional
pada materi pokok sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
2. Siswa dengan kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar yang lebih
baik dibandingkan siswa dengan kreativitas sedang dan rendah, dan
siswa dengan kreativitas sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih
baik dibandingkan siswa dengan kreativitas rendah pada materi pokok
sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pendekatan
pembelajaran, dan kreativitas siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada materi sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV):
a. Untuk model pembelajaran project based learning dengan
pendekatan saintifik dan model pembelajaran konvensional, siswa
dengan kreativitas tinggi memiliki prestasi yang lebih baik daripada
siswa dengan krativitas belajar sedang dan rendah, dan siswa dengan
kreativitas sedang mempunyai prestasi belajar yang lebih baik
dibandingkan siswa dengan kreativitas rendah pada materi pokok
sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
b. Untuk siswa dengan kreativitas belajar tinggi, sedang, dan rendah,
model project based learning dengan pendekatan saintifik
memberikan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan
model pembelajaran konvensional pada materi pokok sistem
persamaan linier tiga variabel (SPLTV).
20
BAB III
MODEL PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester satu tahun pelajaran
2022/2023. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan meliputi: penyusunan usulan penelitian,
penyusunan instrument penelitian, penyusunan scenario
pembelajaran, pengajuan izin penelitian, konsolidasi skenario
pembelajaran, dan instrument dengan guru serta kepala sekolah
tempat penelitian. Tahap ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2022
sampai dengan bulan September 2022.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi: uji coba instrumen, eksperimen
dan pengumpulan data. Tahap ini dilaksanakan pada bulan
September 2022 sampai dengan November 2022.
c. Tahap analisis data
Analisis data kreativitas belajar siswa akan dilaksanakan
pada bulan Oktober 2022, sedangkan analisis data amatan (data
penelitian) pada bulan November 2022 sampai dengan Desember
2022.
d. Tahap penyusunan laporan
Tahap penyususnan laporan dilaksanakan bersamaan dengan
eksperimen yaitu pada bulan Oktober 2022 sampai dengan
Desember 2023.
21
B. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu (quasi-experimental research), sebab peneliti tidak
mungkin mengontrol semua variabel yang relevan. Budiyono (2017 :
101) bahwa tujuan penelitian eksperimental semu adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan (estimasi) informasi
yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam
keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel
luaran yang relevan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
faktorial 2x3. Rancangan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Model Pembelajaran Kreativitas Belajar (B)
(A) Tinggi (B1) Sedang (B2) Rendah (B3)
PjBL (A1) AB11 AB12 AB13
Konvensional (A2) AB21 AB22 AB23
3. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas
1) Model Pembelajaran
i. Definisi: Model pembelajaran adalah rancangan yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas yang terkait dengan pemilihan
strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang
diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di
kelas.
ii. Indikator: Pembelajaran dengan model pembelajaran Project
Based Learning dengan pendekatan saintifik untuk kelas
eksperimen dan model pembelajaran konvensional untuk
kelas kontrol.
22
dengan :
𝑋̅
= 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑒𝑡 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠 = 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
iv. Simbol: B
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar
matematika.
i. Definisi Operasional: Prestasi belajar matematika adalah
hasil yang dicapai oleh siswa setelah melalui serangkaian
kegiatan pembelajaran matematika.
ii. Indikator: Nilai tes prestasi belajar matematika pada materi
sistem persamaan linier tiga variabel (SPLTV)
23
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian dari kedua kelas tersebut
diuji apakah kedua sampel tersebut dalam keadaan seimbang atau tidak.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk
memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa pada materi
transformasi geometri dan angket untuk mengukur Aktivitas belajar
siswa.
a. Tes Prestasi Belajar Matematika
Pada penelitian ini, metode tes akan digunakan untuk
memperoleh data prestasi belajar siswa. Bentuk tes yang digunakan
yaitu tes objektif.
Langkah-langkah dalam membuat tes terdiri dari:
1) Menyusun materi yang akan digunakan dalam membuat soal.
2) Membuat kisi-kisi soal tes.
26
3) Menyusun soal.
4) Pemberian skor untuk jawaban tes , nilai 1 jika benar, 0 jika
salah.
5) Mengadakan uji coba tes.
b. Angket Kreativitas Belajar Matematika
Angket kreativitas belajar matematika yang digunakan pada
penelitian ini berupa pernyataan-pernyataan dengan 4 alternatif
jawaban yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak Pernah. Hasil angket
tersebut akan digunakan untuk membagi siswa ke dalam tiga
kategori yaitu kategori siswa dengan kreativitas belajar tinggi,
kategori siswa dengan kreativitas belajar sedang, dan kategori siswa
dengan kreativitas belajar rendah. Adapun langkah-langkah dalam
menyusun instrumen angket kreativitas belajar siswa adalah sebagai
berikut.
1) Menentukan bentuk instrumen angket. Dalam penelitian ini
angket Aktivitas belajar berbentuk tabel dengan 4 jawaban yaitu
Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak Pernah.
2) Menyusun kisi-kisi angket.
3) Menyusun butir-butir angket berdasarkan kisi-kisi yang telah
dibuat.
4) Menentukan penilaian angket. Untuk item positif diberikan skor
4 untuk jawaban Selalu, skor 3 untuk jawaban Sering, skor 2
untuk jawaban Jarang, dan skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah.
Untuk item negatif diberikan skor 1 untuk jawaban Selalu, skor
2 untuk jawaban Sering, skor 3 untuk jawaban Jarang, dan skor
4 untuk jawaban Tidak Pernah.
5) Melakukan validasi isi terhadap angket yang dilakukan oleh
pakar.
6) Merevisi butir-butir angket berdasarkan saran pakar.
7) Melakukan uji coba instrumen.
27
b. Uji Reliabilitas
Suatu tes disebut reliabel jika dalam pelaksanaan berulang
kali pada individu hasilnya konsisten. Dengan menggunakan Teknik
Alpha karena dalam tes kita akan membuat dalam bentu uraian.
Sehingga dengan menggunkan teknik alpha kita bisa menguur
reliabilitasnya sebagai berikut.
𝑛 ∑ 𝑠𝑖 2
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − )
𝑠𝑡 2
H. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
Tahap persiapan pada penelitian ini adalah menemukan permasalahan
terkait matematika pada materi SPLTV di tingkat SMA Kelas 10 secara
umum dan memilih sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
Selain itu, juga mempersiapkan referensi yang akan digunakan.
2. Pengajuan Proposal Penelitian
Proposal penelitian berisikan latar belakang penelitian, kajian pustaka,
metode dan anlisis data yang akan diterapkan dalam penelitian.
3. Penyusunan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dibuat untuk memperoleh data yang bisa di
pertanggungjawabkan. Pada penelitian ini akan dibuat isntrumen untuk
prestasi dan kreativitas belajar siswa.
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan memberi tindakan untuk kelas
eksperimen dengan model pembelajaran project based learning dengan
pendekatan saintifik dan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional pada materi SPLTV. Setelah diberikan tindakan, siswa
30
DAFTAR PUSTAKA
Budiyono, 2016. Statistika Untuk Penelitian Edisi ke-2. Surakarta : UNS Press.