Tujuan : Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada kelompok durian tabah
tentang cara pembuatan pupuk organik dengan cara sederhana. Kegiatan ini dapat digunakan sebagai
suatu lapangan kerja baru bagi masyarakat desa Kapung-Kapujan. Diharapkan masyarakat dapat
memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya, berupa kotoran ternak maupun sisa-sisa tanaman untuk
dapat digunakan sebagai pupuk organik dan menjaga kebersihan/kelestarian desa. Khususnya petani
dalam meningkatkan pendapatan dan produktivitas lahannya.
PEMBAHASAN
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan, sisa-sisa
tanaman, hewan, dan manusia. Banyaknya pupuk organik yang digunakan tidak ada pengaruh kerusakan
pada tanaman. Bahkan lebih baik banyak menggunakan pupuk organik daripada pupuk kimia. Karena
unsur-unsur di dalam pupuk organik tersebut sangat menyehatkan dan dapat menjaga kualitas dari
tanaman tersebut, serta tidak terkontaminasi bahan kimia.
1. Pupuk Kompos
Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dengan cara membusukan sisa-sisa tanaman. Pupuk
jenis ini berfungsi sebagai pemberi unsur-unsur hara yang berguna untuk perbaikan struktur
tanah.
2. Pupuk Hijau
Pupuk hijau adalah bagian tumbuhan hijau yang mati dan tertimbun dalam tanah. Pupuk organik
jenis ini mempunyai imbangan C/N rendah, sehingga dapat terurai dan cepat tersedia bagi
tanaman. Pupuk hijau sebagai pupuk organik sebagai penambah unsur mikro dan perbaikan
struktur tanah.
3. Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Kandungan hara dalam pupuk
kandang rata-rata sekitar 55% N, 25,5 P2O5, dan 5% K20. Makin lama pupuk kandang mengalami
proses pembusukan, makin rendah perimbangan C/N nya.
a) Daun Tithonia
b) Kotoran Sapi
c) Air
a) Parang
b) Karung goni
c) Ember
Ada juga pembuatan pupuk organik lain yaitu dari tanbahan bahan dekomposer (EM4)
1. Jerami 1 blek
2. Kotoran ternak 1 blek
3. Kulit kakao 1/2 blek
4. Dedak halus 1 blek
5. EM4 5 sedok makan (1 sendok makan 15 ml)
6. Air 10 liter
7. Gula pasir 10 gram
1. karung
2. sekop
3. sarung tangan
4. cangkul
5. ember
6. gembor
7. terpal/karung goni
1. Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan. cacah jerami berukuran kecil (4 cm),
Potong kulit kakao, Tambahkan kotoran ternak, tanah top soil dan dedak.
2. Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 10 liter
air dan 10 gram gula pasir. Kemudian diamkan selama 24 jam.
3. Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di atas
terpal. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan tadi. Aduk sampai merata,
jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang lembab bisa disemprotkan air.
4. Ratakan campuran di atas terpal (atau lantai) dengan ketinggian 15 – 20 cm.
5. Tutup campuran dengan sisa terpal atau karung goni hingga rapat. aduk hingga merata.
6. Diamkan hingga 4 - 5 hari untuk menjalani proses fermentasi.
Agar pupuk yang anda produksi memiliki kualitas yang baik, lakukanlah monitoring setiap hari.
ketika melakukan monitoring, pastikan anda mengaduknya dengan cara memasukan tangan namun
jangan lupa untuk mengenakan sarung tangan. jika tangan anda merasakan derajat suhu adonan yang
masih panas, ini menandakan bahwa pupuk tersebut belumlah siap untuk dipakai.
Cek kematangan pupuk sekitar 4-5 hari. Pupuk organik yang matang dicirikan dengan baunya yang
harum seperti bau tape. Pupuk yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada
batasan baku berapa dosis pupuk yang diberikan untuk tanaman, jadi tergantung pengalaman petani.
Sebagai bayangan untuk pembibitan atau tanaman di dalam pot/polybag, pupuk kotoran ternak
dicampur tanah dengan perbandingan 1: 1 namun ada juga yang menganjurkan dengan perbandingan
1 : 3. Pupuk organik dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan dikenal dengan istilah
pertanian organik. Pupuk yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat
tumbuh lebih baik. Pupuk organik juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan.