Makalah Teknik Listrik Dan Elektronika "Generator Listrik Ac - Education Share
Makalah Teknik Listrik Dan Elektronika "Generator Listrik Ac - Education Share
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 3
KELAS : TKROA 10
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam laporan ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Generator Listrik Arus bolak – balik ( AC ) ?
2. Bagaimana Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC ?
3. Bagaimana Teori Timbulnya GGL Listrik ?
4. Bagaimana Teori Generator AC dan Jenis-jenisnya ?
5. Apa saja Pemanfaatan Generator AC?
6. Bagaimana Teori Altenator ?
C. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian dari Generator Listrik Arus bolak – balik (AC).
2. Mengetahui Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada Generator AC.
3. Mengetahui Teori Timbulnya GGL Listrik.
4. Mengetahui Generator AC dan Jenis-jenisnya.
5. Mengetahui Pemanfaatan Generator AC.
6. Mengetahui Teori Altenator ?
D. MANFAAT
Manfaat yang diperoleh dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah pengetahuan kita tentang Generator Listrik Arus bolak–balik (AC).
2. Menambah wawasan kita tentang Hukum Tangan Kanan dan Aplikasinya Pada
Generator AC.
3. Menambah wawasan tentang Teori Timbulnya GGL Listrik.
4. Menambah wawasan tentang Generator AC dan Jenis-jenisnya.
5. Menambah wawasan Pemanfaatan Generator AC.
6. Menambah pengetahuan tentang Teori Altenator.
BAB II
LANDASAN TEORI
Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik melalui proses induksi
elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi mekanis dari prime mover atau
penggerak mula. Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik
yang diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor.
Tegangan EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar, jadi diesel sebagai prime
mover akan memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan
medan magnit yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan
pada stator, karena terdapat dua kutub yang berbeda yaitu utara dan selatan, maka pada 90o
pertama akan dihasilkan tegangan maksimum positif dan pada sudut 270o kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif, ini terjadi secara terus menerus/continue.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau alternator.
Generator arus bolak- balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses
perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang
bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga. Generator arus bolak- balik
bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar atau rotor dan
lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin.
Eksitasi Generator AC
Sistem eksitasi secara konvensional dari sebuah generator arus bolak-balik terdiri
atas sumber arus searah yang dihubungkan ke medan generator ac melalui cincin-slip dan
sikat-sikat. Sumber dc biasanya diperoleh dari generator arus searah yang digerakkan
dengan motor atau penggerak mula yang sama dengan penggerak mula generator bolak-
balik, setelah datangnya zat padat, beberapa sistem eksitasi yang berbeda telah
dikembangkan dan digunakan. Salah satunya adalah daya diambil dari terminal generator
ac, diubah ke daya dc oleh penyearah zat padat dan kemudian dicatu ke medan generator
ac dengan menggunakan cincin-slip konvensional dan sikat-sikat.
Sistem serupa yang digunakan oleh generator dengan kapasitas daya yang lebih
besar, daya dicatukan ke penyearah zat padat dari lilitan tiga fase terpisah yang terletak
diatas alur stator generator. Satu-satunya fungsi dari lilitan ini adalah menyediakan daya
eksitasi untuk generator. Sistem pembangkitan lain yang masih digunakan baik dengan
generator sinkron tipe kutub-sepatu maupun tipe rotor-silinder adalah sistem tanpa sikat-
sikat, yang mana generator ac kecil dipasang pada poros yang sama sebagai generator
utama yang digunakan untuk pengeksitasi. Pengeksitasi ac mempunyai jangkar yang
berputar, keluarannya kemudian disearahkan oleh penyearah dioda silikon yang juga
dipasang pada poros utama.
Keluaran yang telah disearahkan dari pengeksitasi ac, diberikan langsung dengan
hubungan yang diisolasi sepanjang poros ke medan generator sinkron yang berputar.
Medan dari pengeksitasi ac adalah stasioner dan dicatu dari sumber dc terpisah, berarti
tegangan yang dibangkitkan oleh generator sinkron dapat dikendalikan dengan mengubah
kekuatan medan pengeksitasi ac, jadi sistem pengeksitasi tanpa sikat tidak menggunakan
komutator yang akan memperbaiki keandalan dan menyederhanakan pemeliharaan umum.
Sistem Start
Ada tiga macam jenis start yang dapat dilakukan pada generator yaitu :
1. Start Dengan Penggerak Mula
Sistem start dengan penggerak mula biasanya berupa mesin diesel untuk kapasitas daya
yang kecil, turbin air atau turbin uap untuk kapasitas daya menengah dan turbin uap untuk
kapasitas daya yang sangat besar.
2. Pengubah Frekuensi
Motor sinkron mendapat pengisian dari sebuah generator sinkron khusus. Pengisian
dilakukan dengan arus tukar berfrekuensi variabel dari hampir nol hingga mencapai
frekuensi nominal, dengan demikian motor sinkron mengalami start mulai putaran hampir
nol hingga mencapai putaran nominal.
3. Sebagai Generator Rotor Sangkar/Start Asinkron
Rotor mesin dilengkapi suatu belitan yang bekerja sebagai sangkar asinkron, dengan
demikian selama start mesin bekerja sebagai motor tak serempak, dengan start asinkron
pada kumparan medan dapat dihasilkan gaya- gaya gerak listrik yang tinggi, disebabkan
jumlah lilitan magnet yang biasanya besar. Gaya gerak listrik yang tinggi ini bukan saja
dapat merusak mesin, melainkan dapat juga menimbulkan bahaya bagi personil yang
melayani mesin sinkron itu, untuk menghindari bahaya ini kumparan magnet selama start
dapat dibagi dalam beberapa belitan, yang masing-masing dihubungsingkatkan. Setelah
mencapai putaran sinkron, hubungan ini dilepaskan. Sistem start yang digunakan pada
generator set GSC 05 adalah dengan penggerak mula.
BAB III
PEMBAHASAN
Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator
mekanik (konvensional) maupun dengan IC regulator. Komponen sistem pengisian
regulator mekanik terdiri dari :
Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang
dihasilkan merupakan arus bolak- balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC
digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator dengan
cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur
hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat
hubungan singkat.
Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e
regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk menghasilkan
magnet pada altenator.
Jika tidak ada beban yang dipasang, maka tidak ada arus pada lilitan sekunder. Tetapi
kalau ada beban (resistansi) dihubungkan pada lilitan sekunder maka arus akan timbul
dengan fase yang sama dengan tegangan terinduksi karena reaktannya bukan merupakan
induktor tetapi merupakan resistor.
Arus pada lilitan sekunder tidak menghasilkan perubahan fluks magnetik (jika ya akan
meningkatkan tegangan), akan tetapi menghasilkan gaya gerak magnetik.
Perubahan gaya gerak magnetik tanpa perubahan fluks magnetik hanya dimungkinkan bila
gaya gerak magnetik yang dihasilkan adalah sama dan berlawanan fase dari gaya gerak
magnetik primer, ini berarti bahwa arus pada lilitan sekunder terlambat 180o dari arus pada
lilitan primer. Gaya gerak magnetik sekunder ini akan menginduksi tegangan yang
menghasilkan arus yang berlawanan. Dengan demikian koil primer merupakan beban bagi
sumber tegangan AC dan koil sekunder merupakan sumber tegangan bagi resistor.
Pertanyaan bahwa medan magnetik dapat menimbulkan arus dijawab oleh Faraday dan
Henry melalui percobaan pada tahun 1830-an setelah percobaan pada tahun 1820 dianggap
gagal. Jika terdapat sebuah skema, maka menunjukkan sebuah magnet batang yang dililit
oleh sebuah kawat penghantar diharapkan menimbulkan arus yang nantinya dapat diukur
oleh sebuah alat ukur listrik, tetapi Faraday dan Henry mengamati hal lain bahwa ketika
magnet batang mulai dimasukkan ke dalam lilitan kawat terjadi arus yang terukur, namun
arus tersebut beberapa saat kemudian menghilang saat magnet batang dikeluarkan dari
lilitan. Hal ini menimbulkan pertanyaan bagi Faraday dan Henry yang mengambil
keputusan bahwa perubahan medan magnetiklah yang menimbulkan arus, bukan
hanya medan magnet yang konstan. Fenomena perubahan medan magnet yang
menimbulkan arus listrik ini dinamakan induksi magnetik atau induksi elektromagnetik.
Induktansi didefinisikan sebagai timbulnya arus dan tegangan pada suatu konduktor karena
perubahan arus pada konduktor lain terhadap waktu, sehingga secara umum setiap kawat
berarus dan rangkaian memiliki suatu induktansi sendiri yang berpengaruh pada perilaku
rangkaian yang sering kali diabaikan. Menurut hukum Faraday, perubahan medan
magnetik akan menghasilkan ggl menurut persamaan :
Hukum induksi Faraday menyatakan bahwa sebuah tegangan gerak elektrik di dalam
sebuah rangkaian adalah sama dengan kecepatan perubahan fluks yang melalui rangkaian
tersebut. Jika kecepatan perubahan fluks tersebut dinyatakan dalam weber/sekon, maka
tegangan gerak elektrik dinyatakan dalam volt.
Jika sebuah koil terdiri dari lilitan maka sebuah tegangan gerak elektrik muncul di dalam
setiap lilitan dan semua tegangan gerak elektrik dijumlahkan. Apabila koil tersebut
dililitkan dengan begitu erat, lilitan dapat dikatakan menempati daerah yang sama dengan
ruang maka fluks yang melewati setiap lilitan akan sama besarnya. Fluks yang melewati
setiap lilitan hanya untuk toroida dan solenoida.
Untuk menghasilkan elektromagnetik yang lebih kuat dapat dilakukan dengan cara :
Memperbesar kemagnetan inti electromagnet
Memperbesar jumlah lilitan kumparan Memperbesar jumlah arus yang mengalir.
Medan magnet yang bergerak-gerak tersebut menginduksi beda potensial pada kumparan.
Beda potensial menyebabkan arus listrik mengalir sehingga ggl yang di induksi pada
kumparan disebut gaya gerak listrik induksi.
Menurut hukum Faraday, ggl induksi dapat diperbesar jika :
Gerak magnet dipercepat
Daya tarik atau tolak magnet lebih kuat.
Panjang kumparan lebih panjang dan jumlah lilitan lebih banyak (rapat).
Banyak sedikitnya lilitan pada kumparan dapat mempengaruhi besar- kecilnya garis gaya
magnetik. Secara umum, arus listrik dapat berubah menjadi magnet karena kekuatan
medan magnet bergantung pada kuat arus yang mengalir. Apabila kuat arus berubah-ubah,
maka kuat medan magnet juga dapat berubah-ubah. Gejala induksi electromagnet dapat
dijelaskan :ketika magnet digerakkan menjauhi dan mendekati kumparan, jumlah garis
gaya magnet terkurung dalam kumparan yang mengalami perubahan. Arus listrik yang
timbul akibat perubahan garis gaya magnet disebut arus induksi.
Jenis – jenis induktansi
Terdapat 4 jenis induktansi ,yaitu :
1. Induktansi Diri
Merupakan induktansi dimana GGL induksi diri yang terjadi di dalam suatu
penghantar bila kuat arusnya berubah-ubah dengan satuan kuat arus tiap detik. Arus
induktansi diri yang timbul pada sebuah trafo atau kumparan yang dapat menimbulkan
GGL induksi yang besarnya berbanding lurus dengan cepat perubahan kuat arusnya.
Hubungan dengan GGL induksi diri dengan laju perubahan kuat arus dirumuskan Joseph
Henry sebagai berikut:
Gaya Gerak Listrik ialah energy permuatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus
dalam loop kawat, dari rumus diatas dapat didefinisikan sebagai berikut: suatu kumparan
mempunyai induktansi diri sebesar 1 H bila perubahan arus listrik sebesar 1 A dalam 1
detik pada kumparan tersebut menimbulkan GGL induksi sendiri sebesar 1 volt.
2. Induksi Diri Sebuah Kumparan
Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks magnetik 0 dalam
kumparan. Besarnya induksi diri dari suatu kumparan ialah:
3. Induktansi diri Solenoida dan Toroida
Besarnya induktansi solenoid dan toroida dapat kita ketahui dengan menggunakan
persamaan berikut:
4. Induktansi Bersama
Satuan SI dari induktansi bersama dapat dinamakan henry (H), untuk menghormati
fisikawan Amerika Joseph Henry (1797-1878), salah seorang dari penemu induksi
elektromagnetik. Satu henry (1 H) sama dengan satu weber per ampere (1 Wb/A).
Induktansi bersama dapat merupakan sebuah gangguan dalam rangkaian listrik karena
perubahan arus dalam satu rangkaian dapat menginduksi tegangan yang tidak diingikan
oleh rangkaian lainnya yang berada didekatnya, untuk meminimalkan efek ini, maka
system rangkaian ganda harus dirancang dengan M adalah sekecil-kecilnya; misalnya, dua
koil akan ditempatkan jauh terpisah terhadap satu sama lain atau dengan menempatkan
bidang-bidang kedua koil itu tegak lurus satu sama lain.
Induktansi bersama juga mempunyai banyak pemakaian, contohnya transformator, yang
dapat digunakan dalam rangkaian arus bolak-balik untuk menaikan atau menurunkan
tegangan. Sebuah arus bolak-balik yang berubah terhadap waktu dalam satu koil pada
transformator itu menghasilkan arus bolak-balik dalam koil lainnya; nilai M, yang
tergantung pada geometri koil-koil, menentukan amplitude dari tge induksi dalam koil ke
dua dan karena itu maka akan menginduksi amplitude tegangan keluaran tersebut. Definisi
induktansi bersama dapat dilihat dari persamaan berikut:
N2ϕ2 Ialah banyaknya tautan fluksi dengan kumparan 2. Jika bahan feromagnetik tidak
ada,
Generator arus bolak-balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses
perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang
bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga, dalam generator arus
bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar
atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin Konstruksi
Generator AC.
Generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu:
a) Stator
Stator merupakan bagian diam dari generator yang mengeluarkan tegangan bolak-balik,
antara lain:
a. Inti stator.
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-laminasi yang diikat serapat mungkin
untuk menghindari rugi- rugi arus eddy (eddy current losses). Pada inti ini terdapat slot-slot
untuk menempatkan konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
b. Belitan stator.
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang konduktor yang terdapat di dalam slot-slot
dan ujung-ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan untuk mendapatkan
tegangan induksi.
c. Alur stator.
Merupakan bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan stator ditempatkan.
d. Rumah stator.
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi tuang yang berbentuk silinder. Bagian
belakang dari rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai alat bantu dalam
proses pendinginan.
Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari baja yang berfungsi melindungi bagian
dalam generator, kotak terminal dan name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat
dari bahan ferromagnetik yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan
lilitan stator. Lilitan stator yang merupakan tempat untuk menghasilkan tegangan.
Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah udara sama
rata.
b) Rotor
Rotor merupakan bagian bergerak yang menghasilkan medan magnit yang menginduksikan
ke stator. Stator dipisahkan oleh celah udara (air gap). Rotor terdiri dari dua bagian
umum, yaitu Inti kutub dan Kumparan medan. Pada bagian inti kutub terdapat poros dan
inti rotor yang memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang dibangkitkan
oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini juga terdapat dua bagian, yaitu bagian
penghantar sebagai jalur untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi. Isolasi pada
bagian ini harus benar-benar baik dalam hal kekuatan mekanisnya, ketahanannya akan
suhu yang tinggi dan ketahanannya terhadap gaya sentrifugal yang besar. Konstruksi rotor
untuk generator yang memiliki nilai putaran relatif tinggi biasanya menggunakan
konstruksi rotor dengan kutub silindris atau ”cylinderica poles” dan jumlah kutubnya
relatif sedikit (2, 4, 6). Konstruksi ini dirancang tahan terhadap gaya-gaya yang lebih besar
akibat putaran yang tinggi, untuk putaran generator yang relatif rendah atau sedang (kurang
dari 1000 rpm), dipakai konstruksi rotor dengan kutub menonjol atau ”salient pole” dengan
jumlah kutub-kutub yang relatif banyak. Pada prinsipnya, salah satu dari penghantar atau
kutub-kutub ini dibuat sebagai bagian yang tetap sedangkan bagian-bagian yang lainnya
dibuat sebagai bagian yang berputar.
c) Brush sebagai penghubung kemotor listrik
Sikat atau Brush berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada
altenator terdapat dua sikat, yaitu :
2) Generator 3 fasa
Generator yang dimana dalam sistem melilitnya terdiri dari tiga kumpulan kumparan yang
mana kumparan tersebut masing-masing dinamakan lilitan fasa. Jadi pada statornya ada
lilitan fasa yang ke satu ujungnya diberi tanda U – X; lilitan fasa yang ke dua ujungnya
diberi tanda dengan huruf V – Y dan akhirnya ujung lilitan fasa yang ke tiga diberi tanda
dengan huruf W – Z.
Jenis generator yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir ini yaitu generator AC 1
fasa. Lilitan stator terdiri atas beberapa kumparan, yang dipasang dalam alur-alur inti
stator. Kumparan stator terdapat sisi kumparan yang terletak dalam alur-alur, dan kepala-
kepala kumparan yang menghubungkan sisi-sisi kumparan diluar alur-alur satu sama lain.
Tiap-tiap kumparan terdiri atas satu atau lebih lilitan menurut besar tegangan. Dalam
gambar 2.2a dilukiskan sebuah kumparan yang terdiri atas empat lilitan. Jumlah kawat tiap
sisi kumparan sama banyaknya dengan jumlah lilitan pada tiap-tiap kumparan.
Perhitungan Tegangan Generator
Diputarnya rotor generator sepanjang dua poolstek (jarak antara pertengahan kutub magnit
dengan pertengahan kutub magnit berikutnya yaitu diukur pada keliling besi stator), maka
akan dibangkitkan suatu tegangan induksi di dalam lilitan A yang besarnya dapat ditulis e
= 4 Φ 10-8 volt. Harga ini meliputi satu periode.
Karena banyaknya periode dalam tiap detik dinyatakan dengan huruf f singkatan dari
frekuensi, maka besarnya GGL dapat dituliskan sebagai berikut :
E rata-rata = e. f = 4. Φ. f. 10-8 volt.
Dengan demikian maka secara lengkap rumus untuk GGL dari generator dapat dituliskan
sebagai berikut :
E = 4. f. fv. fw. Φ. W. 10-8 Volt
Dimana :
E = Tegangan GGL generator (V) f = frekuensi generator (Hz)
fv = faktor efektif = 1,111
fw= faktor lilitan (untuk generator fasa tunggal adalah 0,8 dan untuk generator fasa tiga
adalah 0,96). Φ = fluks (garis gaya = 108 maxwell)
W = lilitan
Alternator adalah peralatan yang mengkonversikan energi mekanik menjadi arus bolak-
balik. Pada prinsipnya, arus bolak-balik disebut dengan alternator, tetapi pengertian yang
berlaku
Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin
tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang memutarkan roda
dan menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini
kemudian dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet listrik, stator
yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk
menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor
dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan
rotor, stator dan diode.
Konstruksi alternator bagian-bagiannya terdiri dari :
1. Pull (pully)
Puli berfungsi untuk tempat tali kipas penggerak rotor.
2. Kipas (fan)
Fungsi kipas adalah untuk mendinginkan diode dan kumparan-kumparan pada alternator.
3. Rotor
Rotor merupakan bagian yang berputar di dalam alternator, pada rotor terdapat
kumparan rotor (rotor coil) yang berfungsi untuk membangkitkan kemagnetan. Kuku-
kuku yang terdapat pada rotor berfungsi sebagai kutub- kutub magnet, dua slip ring yang
terdapat pada alternator berfungsi sebagai penyalur listrik kekumparan rotor.
Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya terdapat puli dan kipas,
sedangkan di bagian belakang terdapat slip ring.
4. Stator
Pada ganbar diatas terlihat ganbar konstruksi dan stator coil.Kumparan stator adalah
bagian yang diam dan terdiri dari tiga kumparan yang pada salah satu ujung-ujungnya
dijadikan satu. Pada gambar sebelah kanannya terlihat teori gambar konstruksi ini disebut
hubungan “Y” atau bintang tiga fhase. Bagian tengah
yang menjadi satu adalah pusat gulungan.Dan bagian ini disebut terminal “N”. Pada bagian
ujung kabel lainnya akan menghasilkan arus bolak-balik (AC) tiga phase.
5. Rectifier (Diode)
Pada gambar diatas memperlihatkan konstruksi dan hubungan antara stator coil dengan
diode. Ketiga ujung dari stator dihubingkan dengan kedua macam diode. Pada model yang
lama terdapat dua bagian yang terpisah antara diode positif (+) dan diode negatif (-).
Bagian positif (+) mempunyai rumah yang lebih besar daripada yang negatif (-). Selain
perbedaan tersebut ada lagi perbedaan lainnya yaitu strip merah pada diode positif dan strip
hitam pada diode negatif.
Fungsi dari diode adalah menyearahkan arus bolak-balik (AC) yang dihasilkan oleh stator
coil menjadi arus searah (DC). Diode juga berfungsi mencegah arus balik dari baterai ke
alternator.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Generator listrik bolak balik
(AC) adalah alat yang digunakan untuk memproduksi listrik bolak balik (AC). Generator
ini terdiri dari dua bagian, yaitu rotor dan stator. Rotor adalah bagian genertor yang
bergerak, seperti kumparan, sedangkan Stator adalah bagian generator yang diam,
seperti magnet permenen, cincin, dan sikat/terminal.
Generator arus bolak-balik sering disebut sebagai generator sinkron atau alternator.
Generator arus bolak- balik memberikan hubungan yang sangat penting dalam proses
perubahan energi dari batu bara, minyak, gas, atau uranium ke dalam bentuk yang
bermanfaat untuk digunakan dalam industri atau rumah tangga, dalam generator arus
bolak-balik bertegangan rendah yang kecil, medan diletakan pada bagian yang berputar
atau rotor dan lilitan jangkar pada bagian yang diam atau stator dari mesin.
Saran
1. Sebaiknya dalam penggunaan generator haruslah memperhatikan keamanan dan
keselamatan dalam pemakaian agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2. Sebaiknya perawatan generator dilakukan secara berkala sehingga keawetan dari
generator itu sendiri dapat bertahan lama.