Oleh:
KELOMPOK 5
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2022
a. Karakteristik Perusahaan
1. Perusahaan sebagai entitas hukum yang terpisah yang menggunakan nama sendiri dalam
mengelola propertinya.
2. Modal perusahaan berasal dari saham dan obligasi.
3. Berorientasi pada profit.
4. Dalam perusahaan, kepemilikan dibagi menjadi unit-unit yang disebut lembaran saham.
5. Pemilik dari saham-saham tersebut disebut sebagai pemegang saham atau stakeholders.
6. Keuntungan yang diperoleh pemilik saham, yaitu dividen.
7. Pemilik saham bertanggung jawab atas saham yang disetorkan olehnya saja.
8. Perusahaan dipimpin oleh direksi yang menjalankan perusahaan.
9. Kekuasaan tertinggi dalam perusahaan terdapat pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Contoh Soal:
Pada awal bulan Desember 2011 perusahaan X memperoleh laba ditahan sebesar Rp 1.000.000
dan laba bersih sebesar Rp 10.000.000 dan tidak membagikan deviden sama sekali. Perusahaan X
memutuskan untuk membayar deviden tunai dan menerbitkan deviden saham sebesar 5%.
Perusahaan X memiliki 10.000 lembar saham biasa yang beredar dan menentukan harga pasar
setiap lembar saham, yaitu Rp 10.000. kemudian perusahaan X menerbitkan 500 dividen saham
dengan masing-masing akan mengurangi laba ditahan sebesar Rp 10.000. Berapakah laba ditahan
pada akhir bulan Desember dari perusahaan X?
Diketahui:
Laba ditahan saat ini Rp 1.000.000
Laba bersih Rp 10.000.000
Dividen yang dibayarkan Rp 500 x Rp 10.000 = Rp 5.000.000
Jawab:
Laba Ditahan = Laba Ditahan Saat Ini + Laba Bersih atau Rugi Bersih – Deviden yang
Dibayarkan
Laba Ditahan = Rp 1.000.000 + Rp 10.000.000 – Rp 5.000.000
= Rp 6.000.000
Jadi, diperoleh laba ditahan terbaru, yaitu sebesar Rp 6.000.000
Perusahaan X
Laporan Laba Ditahan
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011
Laba Ditahan 01/12/2011 Rp 1.000.000
Laba Bersih Rp 10.000.000
Dikurangi Deviden:
Saham Biasa Rp 5.000.000
Kenaikan Laba Ditahan Rp 5.000.000
Laba Ditahan 31/12/2011 Rp 6.000.000
c. Membuat Jurnal Pada Waktu Penerbitan Saham
Penerbitan saham adalah suatu akun yang terpisah digunakan untuk mencatat jumlah masing-
masing kelas saham yang diterbitkan kepada investor dalam perusahaan.
Contohnya:
sebuah perusahaan memiliki modal dasar 10.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal
Rp75.000 dan 100.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp15.000. separuh dari modal
dasar untuk masing-masing kelas ditempatkan dan disetor pada nilai nominal untuk memperoleh
modal tunai.
Jawabannya:
50
Saham Biasa = 100.000 lbr x Rp.15.000 x 100 = 750.000.000
50
Saham preferen = 10.000 lbr x Rp75.000 x 100 = 375.000.000
Kas 1.125.000.000
(menerbitkan saham preferen dan saham biasa ada nilai nominal untuk
mendapatkan modal tunai)
Jika saham diterbitkan pada harga di atas nominalnya, berarti saham telah dijual pada harga
premium atau agio. Sebaliknya, jika saham dterbitkan pada harga di bawah nilai nominalnya,
maka saham dijual secara diskon atau disagio. Dengan demikian, jika saham dengan nilai
nominal Rp50.000 diterbitkan pada harga Rp60.000, saham telah dijual dengan agio Rp10.000.
jika saham yang sama diterbitkan seharga Rp45.000, artinya saham telah dijual dengan disagio
Rp5.000
SAHAM HARGA PREMIUM
Contohnya :
diasumsikan PT Intan Berkilau menerbitkan 2.000 lembar saham preferen dengan nilai nominal
Rp37.500 untuk mendapatkan modal tunai sebesar Rp41.250. ayat jurnal untuk mencatat
transaksi ini adalah
Contoh kedua:
Perusahaan memperoleh tanah yang tidak dapat ditentukan nilai pasar wajarnya, dengan
mempertukarkan 10.000 lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp7.500, diasumsikan saham
memiliki nilai pasar saat ini sebesar Rp9.000 per lembar, transaksi akan dicatat sebagai berikut
(menerbitkan saham biasa dg nilai nominal Rp 7.500 yang dinilai sebesarRp 9.000
per lembar untuk mendapatkan tanah
d. Membuat Jurnal Untuk Saham Treasuri
Saham Treasury adalah saham perusahaan yang telah dikeluarkan kemudian ditarik atau dibeli
lagi oleh perusahaan
Contohnya:
PT JKL menerbitkan 20.000 lembar saham biasa dengan nilai par Rp200 dan harga pasarnya
Rp500. sebagai tambahan, perusahaan juga memiliki laba ditahan sebesar Rp20.000.000
Ekuitas
Posisi Ekuitas
Saham Biasa 4.000.000
Tanggal 2 Maret, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan
harga Rp1.000. maka ayat jurnalnya
Tanggal 2 April, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 500 lembar dengan harga
Rp600. Maka ayat jurnalnya
Saldo 100.000
Tanggal 2 Mei, PT JKL menjual kembali saham treasurinya sebanyak 1.000 lembar dengan
harga Rp550. Maka ayat jurnalnya
Ekuitas pemegang saham adalah jumlah nilai aset yang diberikan kepada para pemegang saham
suatu perusahaan, setelah dikurangi dengan hutang-hutang atau kewajiban lainnya. Neraca suatu
perseroan akan melaporkan aktiva dan kewajiban dengan cara yang sama dengan perusahaan
perseorangan dan persekutuan. Namun demikian, bagian modal dalam perseroan yang disebut
dengan ekuitas pemegang saham, dilaporkan dengan cara yang berbeda antara lain sebagai
berikut:
Modal disetor berisi jumlah setoran modal oleh pemegang saham yang dinyatakan dalam
nilai nominal saham yang ditertibkan, termasuk deviden saham yang akan dibagikan (stock
dividen distributable) dan pesanan saham yang dipesan (stock subcribed). Saham yang
ditertibkan dapat berupa saham yang ditertibkan dapat berupa saham biasa (common stock)
maupun saham prioritas (preferen stock).
Modal (PIC) disetor dapat berasal dari agio/disagio penjualan saham (PIC in excess of par),
penjualan saham treasuri (PIC from treasury stock), maupun transaksi lain terkait saham
seperti dari hak konversi. Agio adalah kelebihan nilai jual bersih (proceeds) daripada nilai
nominal (par value), sedangkan disagio adalah sebaliknya namun for your information, tidak
semua saham memiliki nilai nominal. Pada kondisi ini nilai nominal digantikan dengan nilai
yang ditetapkan (stated value). Apabila tidak ditetapkan nilai, saham tanpa nilai yang dijual
dicatat sebesar nilai proceeds.
Saldo Laba adalah akumulasi laba yang masih belum dibagikan kepada pemegang saham
dari periode ke periode. Laba bersih perusahaan periode berjalan langsung menambahkan
saldo laba periode sebelumnya dan berkurangnya apabila ada deviden. Atau kita rumuskan
sebagai berikut:
Saldo laba memiliki saldo normal kredit karena bagian dari owner’s equity.. Saldo laba yang
negatif atau bersaldo debet,, artinya akumulasi rugi bersih yang disebut defisit modal (capital
deficiency) atau “perusahaan tersebut sudah makan modal” perusahaan yang mengalami
deficit namun memiliki aktiva yang dapat direvaluasi dengan nilai pasar saat ini, akan
melakukan tersebut sehingga defisitnya menjadi nol. Kebijakan ini disebut kuasi reorganisasi
(quasi reorganization).
Modal saham dan tambahan modal disetor adalah modal kontribusi (contributed capital/paid in
capital). Modal disetor ialah total jumlah yang disetorkan ke modal saham yang berasal dari
pemegang saham. Sedangkan Laba ditahan ialah modal yang dihasilkan oleh perusahaan yang
merupakan modal yang dikembangkan jika bisnis tersebut menguntungkan. Laba ditahan terdiri
dari semua laba yang tidak dibagi dan yang tetap diinvestasikan dalam perusahaan.
Penyajian Ekuitas:
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas:
f. Stock Splits
Kebijakan dividen saham juga dapat dilakukan melalui pemecahan saham (stock split). Dengan
pemecahan saham, jumlah lembar saham bertambah melalui melalui pengurangan secara
proporsional atas nilai nominal saham. Pada dasarnya stock split sama dengan stock dividend,
hanya saja diekspresikan dalam rasio, bukan persen. Kemudian dalam stock split terjadi reduksi
harga saham, juga terjadi perbedaan dalam pencatatan akuntansi. Misalnya 2:1 stock split akan
memiliki dampak yang sama dengan 100% stock dividend. Dengan dividen saham nilai nominal
saham tidak berkurang, sedangkan pada pemecahan saham nilai nominalnya akan berkurang.
Namun keduanya akan menambahkan jumlah saham sebanyak dua kali lipat.
Tujuan dilakukannya pemecahan saham adalah agar harga penempatan saham berada pada
kisaran nilai dan volume perdagangan yang lebih diminati oleh investor, yang pada akhirnya
diharapkan dapat menarik pembeli lebih banyak dan meningkatkan harga saham. Pada dasarnya
dividen saham maupun pemecahan saham tidak banyak memberikan nilai tambah kepada
investor. Tambahan saham yang diperoleh tidak mengubah porsi kepemilikan. Manfaat yang
paling terasa adalah jumlah saham mereka lebih banyak, dan dimungkinkan akan lebih likuid
untuk diperjualbelikan. Jika sebelumnya investor memiliki 100.000 lembar saham, dengan
dividen saham atau pemecahan saham, jumlah lembar menjadi 200.000, maka investor dapat
menjual 100.000 lembar dan mempertahankan jumlah saham semula.
Tanggal 2 Juni PT PQR mengumumkan pembayaran kas dividen Rp 200 atas 200.000 saham yang
terutang pada tanggal 12 Juli kepada semua pemegang saham yang tercatat pada tanggal 22 Juni.
Tanggal Pengumuman
TanggalPembayaran
10 januari Deviden Saham yang 40.000.000
diberikan
Saham biasa 40.000.000
j. Pengertian Dividend Payout Ratio
Dividend Payout Ratio atau Rasio Pembayaran Dividen adalah rasio dari jumlah total dividen
yang dibayarkan kepada pemegang saham relatif terhadap laba bersih perusahaan.
Ini adalah persentase dari pendapatan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam dividen.
Jumlah yang tidak dibayarkan kepada pemegang saham dipertahankan oleh perusahaan untuk
melunasi utang atau untuk berinvestasi kembali dalam operasi inti dan biasanya disebut sebagai
‘rasio pembayaran’ atau payout ratio.
Dividend Payout Ratio memberikan gambaran tentang berapa banyak uang yang dikembalikan
perusahaan kepada pemegang saham versus berapa banyak yang tersisa untuk diinvestasikan
kembali dalam pertumbuhan, melunasi utang, atau menambah cadangan kas (laba ditahan).
Dari rumus di atas diketahui bahwa Retention Ratio (RR) atau Rasio Retensi dijumlah dengan
DPR sama dengan 1 atau 100% dari laba bersih.
Jumlah yang tidak dibayarkan oleh perusahaan sebagai dividen akan diinvestasikan kembali
untuk pengembangan usaha.
Contoh Perhitungan
Pembagian dividen saham PT Waskita Beton Precast Tbk tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Net Profit / Laba Bersih sebesar 635.271.036.798;
Dividen yang dibagikan sebesar 317.409.762.446;
Jumlah Lembar Saham sebanyak 26.361.157.534 lembar.
Cara 1
DPR = Dividend : Net Profit (Laba Bersih)
Rp317.409.762.446 :Rp 635.271.036.798 = 49,96%
Cara 2
Dividend :Lembar Saham = DPS (Dividend Per Share)
Rp317.409.762.446 : 26.361.157.534 = 12,04
Cara 3
Net Profit – Dividend = Saldo Laba Ditahan (Retention)
Rp 635.271.036.798 – Rp 317.409.762.446 = Rp 317.861.274.352
Retention : Net Profit (Laba Bersih) = Retention Ratio
Rp317.861.274.352 :Rp 635.271.036.798 = 50,04%
l. Pengertian BVPS
Dalam investasi, nilai buku per lembar saham atau BVPS merupakan rasio untuk
membandingkan jumlah saham beredar dengan ekuitas pemegang saham. Jadi, melalui BVPS,
Anda dapat mengetahui seberapa besar uang yang diterima oleh pemegang saham jika
perusahaan dibubarkan.
Nilai buku per lembar saham juga didefinisikan sebagai jumlah penghasilan yang diterima
pemegang saham jika aset perusahaan dijual. Aset tersebut dijual sebesar nilai bukunya.
m. Kegunaan BVPS
Fungsi utama BVPS adalah membandingkan nilai pasar per saham perusahaan. Apabila nilai
pasar per saham lebih kecil daripada BVPS perusahaan, berarti sahamnya murah (undervalued).
Sebaliknya, jika nilai pasar per saham lebih besar, maka harganya dikategorikan mahal
(overvalued).
Book Value Per Share = Jumlah Modal Perusahaan :Jumlah Lembar Saham yang Beredar
Dari hasil proses perhitungan modal di atas, maka kita bisa menghitung Book Value Per
Share adalah sebagai berikut:
= Rp 2.400.000 : (1000 lembar + 300 lembar - 100 lembar)
= Rp 2.000
o. Pengertian ROE
Return on equity (ROE) adalah jumlah imbal hasil dari laba bersih terhadap ekuitas dan
dinyatakan dalam bentuk persen.
ROE digunakan untuk mengukur kemampuan suatu badan usaha dalam menghasilkan laba
dengan bermodalkan ekuitas yang sudah diinvestasikan pemegang saham.
ROE dinyatakan dalam persentase dan dihitung dengan rumus ROE (Return On
Equity) membandingkan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas yang telah diinvestasikan
pemegang saham perusahaan
Rasio ini menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para
pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan
atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif.
ROE sangat menarik bagi pemegang maupun calon pemegang saham , dan juga bagi manajemen,
karena rasio tersebut merupakan ukuran atau indikator penting dari shareholders value creation.
Artinya semakin tinggi rasio ROE, semakin tinggi pula nilai perusahaan, hal ini tentunya
merupakan daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.