Chloramphenicol
Farmakokinetik Resistensi
Absorpsi chloramphenicol per oral Asetilasi dan inaktivasi dari
terjadi cepat di usus halus. Pada chloramphenicol acetyltransferase
sediaan oral suspensi, bioavailabilitas
(CAT). Resistensi berhubungan dengan
obat ini hampir 80%. Pada sediaan
efluks pompa transmembran, penurunan
injeksi,bioavailabilitas
permeabilitas membran sel, atau
chloramphenicol hampir 70%.
perubahan pada subunit 50S ribosom.
Chloramphenicol didistribusikan
secara luas, termasuk ke cairan
serebrospinal, melewati sawar darah
plasenta, dan ekskresi ke ASI.
Eliminasi chloramphenicol terutama
terjadi melalui urin, yaitu dalam
bentuk metabolit, dan sekitar 30%
dalam bentuk tidak berubah.
Chloramphenicol
Mechanism Of Action
1. Menghambat inisiasi formasi kompleks
2. Menginduksi misreading mRNA, yang
menghasilkan nonfungsional atau toksik
protein.
3. Menghambat translokasi pada mRNA.
sumber : Serio, A. W., Magalhães, M. L., Blanchard, J. S., & Connolly, L. E. (2017). Aminoglycosides: Mechanisms of Action and Resistance. Antimicrobial Drug
Resistensi Efek Samping
1. Produksi enzim transferase yang dapat Nephrotoxicity
yang menyerang aminoglikosida dan mampu dapat merusak atau menghancurkan
menonaktifkannya jaringan ginjal. Nephrotoxicity yang diinduksi
2. Gangguan transport ke sel target aminoglikosida biasanya bersifat reversibel
3. Protein reseptor di ribososm 30S lenyap
karena mutasi Ototoxicity
gangguan pada fungsi pendengaran akibat
kerusakan bagian dalam telinga. Ototoxicity
yang diinduksi aminoglikosida biasanya bersifat
permanen.
merupakan antibiotik aminoglikosida yang efektif
melawan bakteri gram positif maupun negatif yang
mana biasanya diberikan secara topikal dan
intramuskular.
Penggunaan Klinik
1. Intramuscular or Intravenous : dianjurkan
untuk hewan dengan kondisi infeksi berat
seperti sepsis. Dapat di kombinasikan dengan
pemberian penicilin G untuk kasus
endocarditis streptococci.
2. Topical : dapat berupa krim/salep dengan
kandungan gentamisin sulfate 0.1 - 0.3%
3. Ophthalmic : Sediaan gentamisin oftalmik
ada sebagai salep dan larutan pada
konsentrasi 0,3%.
Sumber : Lawson DH, Tilstone WJ, Gray JM, Srivastava PK. Effect of furosemide on the pharmacokinetics of gentamicin in patients. J Clin Pharmacol. 1982
Farmakokinetik Resistensi
Absorbsi terhadap streptococci dan enterococci relatif
Untuk pemberian Intramuskular, gentamisin resisten.
mencapai konsentrasi serum puncak setelah 30
Ekskresi
Sebagian besar gentamisin diekskresikan tanpa
dimetabolisme oleh filtrasi glomerulus
Efek Samping
Nephrotoxicity
penggunaan gentamisin yang tidak sesuai
dosis dalam jangka waktu yang lama dapat
menggangu fungsi ginjal yang ditandai
dengan meningkatnya kadar Blood Urea
Nitrogen dan keratin dalam urin/darah
Ototoxicity
pada penggunaan gentamisin IV dapat
menyebabkan efek samping berupa
gangguan vestibular dan ketulian
sumber : SIEBERT, W. T., MORELAND, N. J., & WILLIAMS, T. W. (1977). Resistance to Gentamicin. Southern Medical Journal
Aktivitas Mikroba
Aktif terhadap gram positif dan gram negatif, serta aktif terhadap beberapa mikro
bakteria
Resistensi
Biasanya resistens terhadap Pseudomonas dan Streptococci
Resistensi silang --> Kanamycin dan Neomycin
Farmakokinetik
Absorbsi GIT jelek
Secara oral, flora intestinal ditekan, obat dimodifikasi dan dieksresikan via feses
Eksresi obat yang terabsorbsi --> filtrasi glomerular --> urin
Penggunaan Klinik
Neomycin sangat toxic untuk penggunaan parental
Penggunaan secara topikal :
Penggunaan secara oral
Efek Samping
Signifikan nephrotoxic dan ototoxic
Pada postoperation, pemberian kanamycin pada peritoneal cavity dapat
menyebabkan curare-like neuromuscular blockade dan respirasi terhenti.
Stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada
suhu kamar, stabil pada
suhu rendah, Pada suhu 5 derajat C tahan sampai
beberapa minggu
Resistensi
- Menurunnya influx or meningkatnya efflux oleh
active transport.
tetracycline-ribosome.
- Enzymatic inactivation
Dosis berulang disebabkan reaksi anafilaktik akut.
Rasa sakit pada tempat suntikan dan berwarna kuning/coklat.
Pemberian antibiotic secara oral dapat mengiritasi mukosa,
neusea, muntah gangguan flora usus.
Tulang dan gigi menjadi berwarna coklat.
Pada manusia (bayi) pertumbuhan tulang terhambat