Anda di halaman 1dari 4

3.2.a.

9 Koneksi Antar Materi


Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan
Sumber Daya

DINCE ALFIRA SOKIP, S.Pd.,Gr


CGP ANGKATAN 5
KAB. MAMUJU TENGAH
Fasilitator : Ida Widiyastuti, S.Pd.,M.Pd
Pengajar Praktik : Subaedah, S.Pd.,M.Pd

06 Oktober 2022
Buatlah kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan ‘Pemimpin
Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan bagaimana Anda bisa
mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar
sekolah

Pemimpin pembelajaran dalam pengolahan sumber daya merupakan sebuah kemampuan


yang hendaknya dimiliki oleh seorang pemimpin dalam mengelola dan memanfaatkan
berbagai kekuatan, potensi atau aset yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan mutu,
kualitas pendidikan yang ada di sekolah.

Aset yang dimiliki oleh sekolah saya, saya berdayakan dan saya optimalkan pemanfaatannya
untuk mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan di kelas, selain itu aset-aset tersebut
kami kelola dengan menggunakan pendekatan berbasis aset (aset bases approach) demi
mewujudkan visi sekolah yang berpihak pada murid.

2. Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang
tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.
Agar pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas, pengelolaan sumber daya berbasis
aset dengan pengelolaan 7 (tujuh) aset secara sesuai kebutuhan murid diantaranya :
Modal sdm
Kepala sekolah sebagai aset manusia karena akan selalu menjadi motivator bagi
guru dalam menjalankan visi dan misi sekolah selain itu kepala sekolah
merupakan fasilitator dalam mendiskusikan segala hal terkait peningkatan mutu
disekolah.
Guru sebagai panutan bagi guru lainnya termasuk memiliki keperpihakan pada
murid dalam melaksanakan proses pbm dikelas ataupun diluar kelas
Orang tua atau komite merupakan aset yang sangat berharga bagi sekolah
karena akan menjadi mitra sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan
Peserta didik sebagai salah satu aset yang tentu diharpkan dimana minat dan
gaya belajarnya tentu sesuai dengan profil pelajar Pancasila
Modal social merupakan aset penting satuan Pendidikan dalam menjalin kemitraan dengan
Lembaga yang tidak berbasis Pendidikan contoh, puskesmas, kepolisian, organisasi
kepemudaan dll
Modal fisik adalah salah satu aset penunjang didalam memfasilitasi kebutuhan guru dan
siswa dalam proses pbm seperti, ruang kelas nyaman, laboratorium, ruang guru,
perpustakaan, ruang kepala sekolah, kantin, musholla dll
Modal lingkungan/alam dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar siswa selain
dikelas dimana lingkungan ini bisa dimanfaatkan untuk menggali wawasan siswa dalam
belajar contoh, kebun sekolah, taman sekolah, sungai, dll
Modal finansial dapat dimanfaatkan satuan Pendidikan didalam pendanaan kegiatan baik
yang dilaksanakan oleh guru ataupun siswa contoh, dana BOS, Dana Desa, BOS Kinerja,
dan dana yang bersumber dari dunia usaha dan dunia industry.
Modal politik merupakan aset yang dapat dimanfaatkan satuan Pendidikan didalam
meningkatkan mutu pembelajaran salah satu diantaranya adanya Lembaga
pemerintah/perwakilan dan semua lapisan kelompok yang memiliki hubungan dengan
sekolah yang dapat memengaruhi kebijakan untuk mencapai kepentingan.
3. Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya
yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Analisis untuk implementasi dalam konteks CGP


Sebagai Calon Guru Penggerak saya harus bisa menjadi coach yang baik dan melakukan
supervisi akademik sesuai dengan paradigma coaching sehingga menjadi pemimpin
pembelajaran yang selalu mengutamakan kepentingan siswa dan mau selalu berbagi bersama
rekan sejawat terlebih untuk menjadi mitra siswa dan guru dalam menemukan serta
mengeluarkan potensi yang ada dalam diri mereka. Yang menjadi tantangan saya adalah
bagaimana membuat pertanyaan-pertanyaan berbobot untuk bisa membantu coachee
menemukan ide-ide yang luar biasa dari dalam dirinya. Untuk itu perlu untuk saya belajar dan
berlatih lebih serta mencari referensi-referensi untuk bisa meningkatkan kemampuan di bidang
coaching dan bisa melakukan supervisi akademik dengan lebih baik lagi yaitu dengan
menggunakan paradigm coaching.

Membuat keterhubungan
Sebelumnya saya berpikir menjadi seorang Coach berarti memimpin seseorang untuk
bisa menemukan solusi dan mengarahkan orang lain untuk menjadi seperti yang saya
inginkan. Setelah mempelajari modul ini saya semakin paham bahwa sebagai coach saya
harus bisa menjadi mitra siswa atau guru yang membutuhkan rekan berdikusi untuk
mengeluarkan potensi yang ada dalam dirinya dan menemukan solusi yang terbaik yang
mereka keluarkan sendiri. Dan juga saya bisa melakukan supervisi akademik yang lebih
baik lagi yaitu dengan pardigma coaching yang bisa memberdayakan bagi setiap warga
sekolah dan melihat kekuatan-kekuatan yang ada dalam komunitas saya.
Banyak hubungan yang terjalin dari setiap modul yang saya pelajari dengan modul 2.3
ini. Seperti kaitannya dengan filosofis pendidikan bapak KHD yang mengajarkan kita
untuk melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu dengan memperhatikan
kodrat dan zamannya, selain itu kita harus memberikan pembelajaran dengan
memperhatikan kebutuhan, minat, dan bakat peserta didik kita seperti pada pembelajaran
berdiferensiasi yang menekankan pembelajaran dengan memperhatikan 3 aspek yaitu
kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Kemudian pada pembelajaran sosial dan
emosional mengajarkan bagaimana melatih diri memiliki kesadaran penuh, aman, dan
menyenangkan, sehingga proses coaching dapat terlaksana dengan hasil yang sesuai
harapan.
Selain belajar dari modul ini kemampuan dan pengetahuan saya mengenai proses
coaching dan supervisi akademik bertambah lebih lagi dengan peran serta dari diskusi
bersama teman kelompok, pengajar praktik, fasilitator dan juga instruktur

Anda mungkin juga menyukai