NAMA KELOMPOK :
2019
I. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip pemeriksaan bilirubin total dan direk
pada sampel serum.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan bilirubin total dan direk pada
sampel serum.
b. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil dari pemeriksaan bilirubin total
dan direk pada sampel serum.
II. METODE
Asam sulfanilat bereaksi dengan natrium nitrat untuk membentuk asam sulfanilat yang
diazotisasi. Dihadapan akselerator (sentrinida), bilirubin terkonjugasi dan tak terkonjugasi
bereaksi dengan asal sulfanilat diazotisasi untuk membentuk azobilirubin (total bilirubin 4
+1). Dengan tidak adanya akselerasi, hanya bilirubin yang terkonjugasi yang bereaksi
(bilirubin direk 4 +1). Peningkatan absorbansi pada 550 nm sebanding dengan konsentrasi
bilirubin.
Hati merupakan organ terbesar, terletak di kuadran kanan atas rongga abdomen. Hati
melakukan banyak fungsi penting dan berbeda-beda dan trgantung pada sistem darahnya yang
unik dan sel-selnya yang sangat khusus (Lubis et al., 2017). Bilirubin merupakan suatu senyawa
tetrapirol yang dapat larut dalam lemak maupun air yang berasal dari pemecahan enzimatik
gugus heme dari berbagai heme protein seluruh tubuh. Sebagian besar (kira- kira 80 %)
terbentuk dari proses katabolik hemoglobin, dalam proses penghancuran eritrosit oleh RES di
limpa, dan sumsum tulang. Disamping itu sekitar 20 % dari bilirubin berasal dari sumber lain
yaitu non heme porfirin, prekusor pirol dan lisis eritrosit muda. Dalam keadaan fisiologis pada
manusia dewasa, eritrosit dihancurkan setiap jam. Dengan demikian bila hemoglobin
dihancurkan dalam tubuh, bagian protein globin dapat dipakai kembali baik sebagai protein
globin maupun dalam bentuk asam- asam aminonya (Lubis et al., 2017).
Metabolisme bilirubin diawali dengan reaksi proses pemecahan heme oleh enzim
hemoksigenase yang mengubah biliverdin menjadi bilirubin oleh enzim bilirubin reduksitase. Sel
retikuloendotel membuat bilirubin tak larut air, bilirubin yang sekresikan ke dalam darah diikat
albumin untuk diangkut dalam plasma. Hepatosit adalah sel yang dapat melepaskan ikatan, dan
mengkonjugasikannya dengan asam glukoronat menjadi bersifat larut dalam air. Bilirubin yang
larut dalam air masuk ke dalam saluran empedu dan diekskresikan ke dalam usus . Didalam usus
oleh flora usus bilirubin diubah menjadi urobilinogen yang tak berwarna dan larut air,
urobilinogen mudah dioksidasi menjadi urobilirubin yang berwarna. Sebagian terbesar dari
urobilinogen keluar tubuh bersama tinja, tetapi sebagian kecil diserap kembali oleh darah vena
porta dikembalikan ke hati. Urobilinogen yang demikian mengalami daur ulang, keluar lagi
melalui empedu. Ada sebagian kecil yang masuk dalam sirkulasi sistemik, kemudian
urobilinogen masuk ke ginjal dan diekskresi bersama urin (Seswoyo, 2016).
Bilirubin terkonjugasi /direk adalah bilirubin bebas yang bersifat larut dalam air sehingga
dalam pemeriksaan mudah bereaksi. Bilirubin terkonjugasi bereaksi cepat dengan asam sulfanilat
yang terdiazotasi membentuk azobilirubin (Seswoyo, 2016). Bilirubin tak terkonjugasi
(hematobilirubin) merupakan bilirubin bebas yang terikat albumin, bilirubin yang sukar larut
dalam air sehingga untuk memudahkan bereaksi dalam pemeriksaan harus lebih dulu dicampur
dengan alkohol, kafein atau pelarut lain sebelum dapat bereaksi, karena itu dinamakan bilirubin
indirek (Seswoyo, 2016).
V. Bahan dan Alat
Bahan :
a. Reagen :
Cetrimide 37 mmol/L
b. Serum, plasma
Alat :
Cara pemipetan :
1. Siapkan mikropipet dan tipnya yang akan di pakai
2. Sediakan reagen, water, standar dan sampel
3. Masukkan bahan yang sudah disediakan sesuai dengan urutan yang diberikan
4. Sebelumnya atur volume mikropipet sesuai dengan kebutuhan dan di
lanjutkan dengan memasang tip. Peganglah mikropipet dengan baik dan
benar.
5. Tekan mikropipet dengan jempol untuk memasukkan reagen dan lepaskan
pelan-pelan untuk menghidari adanya gelembung.
6. Lakukan hal yang sama pada pemipetan bahan yang diperlukan.
VII. INTERPRETASI HASIL
Total bilirubin dalam serum/plasma pada orang dewasa dan anak-anak diatas 10 tahun
adalah 0.3 – 1.2 mg/dl (5 – 21 µmol/L), sedangkan bilirubin direct ˂0.2 mg/dl (3.4 µmol.L).
Bilirubin adalah pigmen kristal berbentuk jingga yang merupakan hasil akhir dari pemecahan
katabolisme heme melalui proses reaksi reduksi oksidasi. Bilirubin dalam darah 25 % berasal
melalui penghancuran eritrosit immature dan protein heme yang lainnya seperti myoglobin,
sitokrom, katalase dan peroksidase (Lubis, 2013). Bilirubin adalah produk utama dari penguraian
sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati dan dikeluarkan pada cairan
empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat.Sebagian dari
bilirubin total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Meningkatnya
dibagian ini, penyebab biasanya di luar hati. Bilirubin langsung didapatkan hasil rendah
sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada saluran
cairan empedu dalam hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada
kotoran, bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang mengakibatkan
gejala ikterus. Bilirubin merupakan produk pemecahan sel darah merah. Pemecahan pertama dari
sistem RES (reticuleondothehelial system) yang diawali dengan pelepasan besi dan rantai
peptida globolin. Bilirubin berawal dari turunan cicin porfirin yang terbuka dan menjadi rantai
lurus, dalam sitem RES, turunan tersebut dikenal sebagai biliverdin yang kemudian dikeluarkan
ke sirkulasi, didalam plasma, bilirubin diikat oleh albumin yang dikenal sebagai bilirubin
indirek.
Bilirubin direct adalah bilirubin yang ditransfer ke liver dan melekat pada albumin. Bilirubin
direct yang terikat pada albumin tidak dapat larut dalam air, nilai normal bilirubin direct adalah
0,1-0,4 gr/dL. Jika ikatan bilirubin direct ini dilepas oleh liver ikatannya dengan albumin maka
akan berikatan dengan asam glukuronat dan akan membentuk yang disebut bilirubin indirect.
Semua bilirubin indirect ini akan dikumpulkan dalam empedu dan dalam keadaan normal tidak
akan terdapat dalam plasma. Adanya bilirubin indirect dalam plasma mengindikasikan adanya
gangguan atau ketidak normalan (Djojodibroto,2007). Dalaam sirkulasi umum terdapat bilirubin
indirek dan bilirubin direk, dalam keadaan normal, bilirubin indirek < 0,75 mg % dan bilirubin
direk < 0,25 mg %, dan total bilirubin tidak lebih dari 1 mg %. Bilirubin direk yang memasuki
jalur empedu akan terkumpul dalam kantong empedu dan akhirnya akan masuk kedalam usus.
Sampai dalam lumen usus, akibat flora usus, bilirubin direk teroksidasi menjadi urobilinogen
(Sutedjo. 2009). Berdasarkan hasil pengamatan probandus dan pasien rumah sakit, pada
pemeriksaan probandus atas nama Sinta Dewi didapatkan hasil bilirubin total sebesar 0,9 mg/dl
dan bilirubin direct sebesar 3,6 mg/dl. Sedangkan pada pasien rumah sakit atas nama Yastin,
diperopleh hasil bilirubin total sebesar 0,9 mg/dl dan bilirubin direct sebesar…. Jika
dibandingkan dengan nilai normal, maka kadar bilirubin total probandus dan pasien berada pada
nilai normal sedangkan pada bilirubin direct berada diatas nilai normal. Adapun hal yang dapat
menyebakan bilirubin tinggi ataupun rendah palsu antara lain pemeriksaan bilirubin dengan
menggunakan spektrofotometer sangat dipengaruhi oleh paparan cahaya, karena bilirubin dalam
serum darah dapat mengalami penurunan akibat paparan cahaya khususnya adalah bilirubin
indirect. Menurut Sholeh (2008) paparan cahaya dapat menurunkan kadar bilirubin karena dapat
terjadi isomerisasi pada bilirubin indirect. Kadar bilirubin dalam serum sangat dipengaruhi oleh
metabolisme hemoglobin, fungsi hati dan kejadian-kejadian pada saluran empedu. Apabila
destruksi eritrosit bertambah maka akan terbentuk lebih banyak bilirubin. Itu mungkin
menyebabkan bilirubin meningkat. Melemahnya fungsi hati mendatangkan kenaikan kadar
bilirubin dalam serum secara drastis. Berkurangnya daya uptake atau konjugasi pada sel-sel hati
mungkin menyebabkan kadar bilirubin indirect meningkat.
X. KESIMPULAN
Kolesterol merupakan lemak yang berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang
diproduksi oleh tubuh manusia terutama di dalam hati. Darah mengandung 80% kolesterol yang
diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan (Harefa, 2011). Faktor-faktor yang
dapat memengaruhi kadar kolesterol di dalam tubuh adalah riwayat keluarga, obesitas, terlalu
banyak mengonsumsi makanan mengandung lemak dan kolesterol, kurangnya asupan serat,
kurang melakukan olah raga, penggunaan alkohol dan merokok, diabetes dan kelenjar tyroid
yang kurang aktif. Selain faktor makanan, kolesterol yang tinggi juga bisa disebabkan oleh faktor
keturunan, perubahan gaya hidup dan faktor stres (Muhammad Yani, 2015).
DAFTAR PUSTAKA