Pengenalan Batuan Metamorf
Pengenalan Batuan Metamorf
Nomor Tugas : 10
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Dasar
LAPORAN AKHIR
PENGENALAN BATUAN METAMORF
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sholawat serta
salam tidak lupa penulis ucapkan kepad nabi Muhammad SAW yang menjadi
teladan bagi kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir ini
dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada para
instruktur Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung yang telah
memberikan ilmu serta wawasannya sehingga penulis dapat memahami dan
mengerti mengenai apa yang telah dijelaskan, sehingga akhirnya tersusunlah
laporan akhir. Hal ini penulis lakukan untuk memenuhi tugas laporan akhir
Terlepas dari semua itu, saya penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya dalam
pembuatan laporan akhir ini. Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari pembaca
sangat berguna untuk pembuatan laporan ke depannya.
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi para
pembaca. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh
Zahra Dilla
10070121013
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
LAMPIRAN........................................................................................................ 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Mengetahui pengertian batuan metamorf.
2. Mengetahui genesa keterbentukan batuan metamorf.
3. Dapat mendeskripsikan batuan metamorf.
4. Mengetahui klasifikasi batuan metamorf.
BAB II
LANDASAN TEORI
3
4
Awal kata metamorf ini berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “Meta” yang
berarti berubah dan “Morph” yang berarti bentuk. H.G.F. Winkler (1967)
menyatakan bahwa metamorfisme itu adalah proses-proses yang mengubah
mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh atau tanggapan terhadap
kondisi fisik dan kimia di dalam kerak bumi, dimana kondisi fisik dan kimia tersebut
berbeda dengan kondisi sebelumnya.
Akibat dari deformasi mekanis, seperti saat dua tubuh batuan bergeser
melewati satu dengan lainnya sepanjang zona sesar dengan gesekan yang
6
3.1 Tugas
1. Deskripsikan 6 batuan Metamorf ( 3 Foliasi dan 3 non foliasi).
2. Mencari gambar batuan metamorf beserta batuan asalnya berdasarkan tabel
penamaan batuan metamorf.
3. Menggambarkan klasifikasi batuan metamorf beserta penjelasannya.
3.2 Pembahasan
3.2.1 Deskripsi Batuan Sedimen
Tabel 3.1
Deskripsi Batuan Metamorf Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/182/2022
Warna Bisque
Struktur Foliasi
Komposisi Mineral Feldspar, Kuarsa, Mika, Anfibol, Granet
Proses Metamorfisme Dynamo Thermal
Nama batuan Geneis
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Bisque. Struktur yang dimilikinya yaitu foliasi dengan komposisi
mineral feldspar, kuarsa, mika, amfibol dan granet. Proses Metamorfismenya yaitu
dynamo thermal. Maka batuan ini dinamakan Geneiss.
10
11
Tabel 3.2
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/918/2022
Warna Dimgray
Struktur Non Foliasi
Komposisi Mineral Sangat Bervariasi
Proses Metamorfisme Thermal
Nama batuan Hornfles
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Dimgray. Struktur yang dimilikinya yaitu non foliasi dengan
komposisi mineral Sangan bervariasi. Proses Metamorfismenya yaitu thermal.
Maka batuan ini dinamakan Hornfles.
12
Tabel 3.3
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/574/2022
Warna Dark Goldenrod
Struktur Foliasi
Komposisi Mineral Feldspar, Kuarsa, Anfibol, Biotite
Proses Metamorfisme Dynamo
Nama batuan Magmatit
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Dark Goldenrod. Struktur yang dimilikinya yaitu foliasi dengan
komposisi mineral feldspar, kuarsa, amfibol dan biotite. Proses Metamorfismenya
yaitu dynamo. Maka batuan ini dinamakan Magmatit.
13
Tabel 3.4
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/897/2022
Warna Beige
Struktur Foliasi
Komposisi Mineral Feldspar, Kuarsa, Mika, Anfibol, Granet
Proses Metamorfisme Dynamo Thermal
Nama batuan Geneis
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Beige. Struktur yang dimilikinya yaitu foliasi dengan komposisi
mineral feldspar, kuarsa, mika, amfibol dan granet. Proses Metamorfismenya yaitu
dynamo thermal. Maka batuan ini dinamakan Geneiss.
14
Tabel 3.5
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/95/2022
Warna Silver
Struktur Non Foliasi
Komposisi Mineral Homblenda, Plagioklas, Minor: Granet,
kuarsa
Proses Metamorfisme Thermal
Nama batuan Amfibolit
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Silver. Struktur yang dimilikinya yaitu non foliasi dengan komposisi
mineral Homblenda, Plagioklas, Minor: Granet, kuarsa. Proses Metamorfismenya
yaitu thermal. Maka batuan ini dinamakan Amfibolit.
15
Tabel 3.6
Deskripsi Batuan Sedimen Secara Megaskropis
Parameter Pengamatan
Kode LG/BM/218/2022
Warna Tan
Struktur Non Foliasi
Komposisi Mineral Kalsit, Ca & Mg, silikat
Proses Metamorfisme Thermal
Nama batuan Marmer
Sketsa Foto
Batuan metamorf ini memiliki warna yang dapat dilihat dalam skala warna
yaitu berwarna Tan. Struktur yang dimilikinya yaitu non foliasi dengan komposisi
mineral Kalsit, Ca & Mg, silikat. Proses Metamorfismenya yaitu thermal. Maka
batuan ini dinamakan Marmer.
16
Sangat Bervariasi
Batu Pasir
Feldspar,
Piroksen, Garnet,
Kyanit, Silikat lain
17
Mika, Kuarsa
Klorrit, Plagioklas,
Epidot
Muskovit, Kuarsa,
Biotit
Amfibolit Basalt
Amfibol,
Plagioklas
Geneis Granit
Feldspar, Kuarsa,
Mika, Amfibol,
Garnet, dll
Gambar 3.1
Kataklastik
b. Kontak
Gambar 3.2
Kontak
Gambar 3.3
Impact
20
Gambar 3.4
Dynamo Thermal
b. Pembebanan
Gambar 3.5
Pembebanan
Metamorfosa pembebanan atau burial terjadi ketika batuan sedimen
yang berada pada kedalaman tertentu yang memiliki kenaikan suhu dan
tekanan diatas 300°C dengan geosinklin yang mengalami sedimentasi
intensif. Kemudian mengalami pelipatan yang dipengaruhi karena
adanya jalur dari orogenesa. Mineral-mineral baru akan berkembang dan
batuan tampak tidak mengalami metamorfosa akibat kondisi tersebut.
c. Metamorfisme lantai samudera (Mid Ocean Ridge)
Gambar 3.6
Mid Ocean Ridge
BAB IV
ANALISA
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan laporan Batuab Metamorf ini maka dapat disimpulkan beberapa poin,
sebagai berikut:
1. Batuan metamorf terbentuk dari transformasi batuan asal (protolith) yang
merupakan batuan panas dengan suhu lebih dari 1500C dan tekanan yang
sangat tinggi atau batuan yang telah ada sebelumnya yang dapat berupa
batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf yang lebih tua yang
mengalami perubahan pada komposisi mineral, tekstur, dan struktur pada
batuannya.
2. Pada proses terbentuknya batuan metamorf dapat dipengaruhi oleh
perubahan-perubahan tekanan, temperature, dan aktivitas kimia yang
berhubungan dengan batu yang sudah ada.
3. Dalam mendeskripsikan batuan metamorf terdapat beberapa parameter
yang akhirnya dapat menentukan nama batuan tersebut seusai dengan
flow chart. Parameter deskripsi tersebut yaitu kode, warna yang dapat
diukur dengan skala warna, struktur yang berupa foliasi dan non foliasi,
komposisi mineral, dan proses metamorfismenya. Pada umumnya untuk
dapat mengetahui batuan metamorf harus diketahui terlebih dahulu batuan
asalnya dan penentuan komposisi mineralnya dapat menyesuaikan.
4. Batuan metamorf dapat diklasifikasikan berdasarkan proses
pembentukannya yaitu berdasarkan klasifikasi lokal yang diantaranya
kontak thermal, kataklastik dan impact. Sedangkan berdasarkan klasifikasi
regional diantaranya yaitu dynamo thermal, Mid Ocean Ridges, dan
Pembebanan.
24
DAFTAR PUSTAKA
Laporan Akhir
Total Nilai
25
LAMPIRAN
26