Anda di halaman 1dari 23

MODUL V

BIOMEKANIKA

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biomekanika adalah ilmu tentang gerakan tubuh yang hidup, termasuk
bagaimana otot, tulang, tendon, dan ligamen bekerja bersama untuk
menghasilkan gerakan. Biomekanika adalah bagian dari bidang kinesiologi
yang lebih luas, secara khusus berfokus pada mekanika gerakan. Ini adalah
ilmu dasar dan terapan, yang mencakup penelitian dan penggunaan praktis
dari temuannya. Sebagai sub-disiplin bidang kinesiologi yang berkembang
pesat dengan banyak hal yang ditawarkan masyarakat, biomekanik
didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip mekanis dalam studi
pergerakan untuk semua organisme hidup. Dengan kata lain, biomekanik
adalah ilmu yang berkaitan dengan menganalisis bagaimana dan mengapa
tubuh bergerak dengan cara yang mereka lakukan.
Meskipun biomekanika lebih fokus pada prinsip-prinsip mekanis
sistem tubuh, ada banyak waktu ketika fungsi fisiologis dan jaringan
biokimia mempertimbangkan ketika membahas gerakan. Studi dalam
biomekanik seringkali akan membahas berbagai topik, termasuk fungsi
mekanis otot, jaringan ikat, tulang rawan, kulit, saraf, sendi, tulang, dan
bahkan organ dalam.
Dalam praktikum modul Biomekanika ini, praktikan melakukan
praktikum menggunakan sepeda statis atau treadmil. Praktikum ini
menggunakan variabel terikat pada sepeda statis yaitu denyut jantung
dengan sepeda statis dan produktivitas dengan frekuensi 30° dan 45°.
Praktikan juga melalukan praktikum menggunakan variabel bebas yaitu
Perbedaan kecepatan dan sudut kemiringan tangga serta Perbedaan beban
tarik ricken fatique indicator. yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu
kemiringan tangga dengan frekuensi 30° dan 45°. Dari hasil perhitungan
atau output tersebut, selanjutnya akan dilakukan analisis dengan
membandingkan parameter yang telah disediakan.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum biomekanika adalah :
1. Menentukan faktor-faktor psikologis biomekanika.
2. Mengetahui tentang pengertian biomekanika.
3. Menentukan dampak yang diperoleh dari kelelahan fisik.
4. Mengetahui kalori kerja yang baik.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomekanika
Biomekanika sejatinya menjadi ilmu yang mempelajari sistem
biologis, terutama struktur dan fungsinya, menggunakan metode yang
berasal dari mekanika yang tentusaja berkaitan dengan efek yang dimiliki
gaya pada gerak tubuh. Gagasan dan penyelidikan yang berkaitan dengan
biomekanik berasal dari Renaisans, ketika ahli fisiologi dan fisika Italia
Giovanni Alfonso Borelli pertama kali menggambarkan dasar dari dinamika
otot dan kerangka. Penelitian biomekanik menjadi lebih dikenal luas pada
abad ke-20. Terdapat beberapa tujuan dalam mempelajari biomekanika
dalam arti olahraga, salah satunya untuk memahami perkembangan gerak
dasar. Salah satu contoh kajian biomekanika adalah biomkenika olahraga
yang berkaitan dengan peningkatan kinerja dan pencegahan cedera pada
atlet.
Biomekanika adalah ilmu tentang gerakan tubuh yang hidup, termasuk
bagaimana otot, tulang, tendon, dan ligamen bekerja bersama untuk
menghasilkan gerakan. Biomekanika adalah bagian dari bidang kinesiologi
yang lebih luas, secara khusus berfokus pada mekanika gerakan. Ini adalah
ilmu dasar dan terapan, yang mencakup penelitian dan penggunaan praktis
dari temuannya. Sebagai sub-disiplin bidang kinesiologi yang berkembang
pesat dengan banyak hal yang ditawarkan masyarakat, biomekanik
didefinisikan sebagai penerapan prinsip-prinsip mekanis dalam studi
pergerakan untuk semua organisme hidup. Dengan kata lain, biomekanik
adalah ilmu yang berkaitan dengan menganalisis bagaimana dan mengapa
tubuh bergerak dengan cara yang mereka lakukan. Diklasifikasikan sebagai
ilmu dasar dan terapan, biomekanik mengintegrasikan hukum fisika dengan
konsep kerja teknik untuk menggambarkan kekuatan internal dan eksternal
yang bekerja pada tubuh serta efek yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan
ini. Meskipun biomekanika lebih fokus pada prinsip-prinsip mekanis sistem
tubuh, ada banyak waktu ketika fungsi fisiologis dan jaringan biokimia
mempertimbangkan ketika membahas gerakan. Studi dalam biomekanik
seringkali akan membahas berbagai topik, termasuk fungsi mekanis otot,

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
jaringan ikat, tulang rawan, kulit, saraf, sendi, tulang, dan bahkan organ
dalam. Biomekanika adalah bidang studi ilmiah yang semakin penting untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kinerja manusia.
Penelitian biomekanik sering diterapkan oleh guru pendidikan jasmani,
terapis fisik, dokter, pelatih pribadi, dan pelatih.
Biomekanika adalah studi tentang struktur, fungsi, dan gerak aspek
mekanis sistem biologis, pada tingkat apa pun, dari seluruh organisme
hingga organ, sel, dan organel sel, menggunakan metode mekanika.
Biomekanika adalah cabang biofisika. Disisi lainnya, kata “biomekanika”
berasal dari Bahasa Yunani Kuno “bios” yang artinya “hidup” dan
“mechanike” yang artinya “mekanika”, untuk merujuk pada studi tentang
prinsip-prinsip mekanis organisme hidup, khususnya gerakan dan struktur.
Perhimpunan Biomekanik Amerika mengatakan bahwa biomekanik
mewakili interaksi luas antara mekanik dan sistem biologis. Biomekanik
mempelajari tidak hanya tubuh manusia tetapi juga hewan dan bahkan
meluas ke tanaman dan kerja mekanis sel.
Mengapa perlu mempelajari biomekanika olahraga? Bagi seorang
guru pendidikan jasmani, pelatih atau beberapa spesialis aktifitas fisik
lainnya biomekanika olahraga sangat dibutuhkan. Mulai dari
mengidentifikasi bakat, melatih teknik, mengevaluasi teknik, memberikan
latihan terapi (latihan pembetulan teknik gerak), hingga dalam menentukan
peralatan yang akan digunakan oleh atletnya. Selain itu memiliki
pengetahuan yang baik tentang biomekanika akan memungkinkan Anda
untuk mengevaluasi teknik yang digunakan dalam keterampilan olahraga
yang tidak dikenal serta untuk lebih mengevaluasi teknik-teknik baru dalam
olahraga yang Anda kenal. Pemahaman tentang biomekanika juga dapat
memandu para terapis dalam proses rehabilitasi dan menunjukkan kepada
pelatih untuk tidak melakukan latihan-latihan apa yang mungkin berbahaya
bagi individu tertentu. Pada ilmu keolahragaan, biomekanika sudah sangat
dikenal sebagai suatu disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari gerakan
dari aktivitas olahraga yang dilakukan. Dengan demikian, dalam ilmu
keolahragaan ilmu yang mempelajari tentang mekanisme gerak tubuh

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
manusia disebut biomekanika olahraga. Menurut Depdiknas (2000: 22)
biomekanika olahraga adalah hal yang berurusan dengan pengaruh daya
hukum alam terhadap tubuh manusia selama aktivitas fisik berlangsung.
Objek formal dari ilmu biomekanika olahraga adalah mempelajari atau
menganalisis gerak manusia melalui aktivitas fisik dalam rangka
pembentukan dan pendidikan dengan tujuan menghasilkan suatu
perkembangan gerak yang diaplikasikan pada teori kepelatihan dalam
professional keolahragaan yang terdiri dari Olahraga Kesehatan, Pendidikan
Jasmani dan Kesehatan, Kepelatihan Olahraga Kompetitif, Olahraga
Rekreasi, Manajemen Olahraga dan Olahraga Rehabilitasi
Pada dasarnya, memahami biomekanika dan menerapkannya adalah
dasar untuk teknik yang baik dalam semua olahraga. Jadi dengan
mempelajari bagaimana tubuh manusia secara alami ingin bergerak, kita
dapat menghilangkan stres dan tekanan pada tulang, sendi, otot, dan
ligamen. Studi biomekanik untuk berolahraga adalah analisis kekuatan
aktivitas fisik pada struktur tubuh. Mempelajari efek dari kekuatan-kekuatan
ini memiliki dua manfaat utama. Pertama, memungkinkan berolahraga
untuk meningkatkan teknik dan menghindari cedera. Studi ini juga
membantu meningkatkan kinerja dan membuat kebugaran jasmani yang
lebih baik dalam hal kekuatan, kebugaran kardiovaskular, dan fleksibilitas.
Memanfaatkan biomekanik untuk berolahraga memungkinkan seseorang
untuk secara cerdas merekayasa sesi latihan untuk memperoleh hasil
maksimal dalam waktu singkat dan dengan cara teraman. Mempelajari
biomekanik untuk berolahraga memungkinkan berolahraga untuk
memahami cara tubuh merespons berbagai jenis intensitas, sudut, dan posisi
latihan. Atau dengan kata lain, mempelajari biomekanik untuk berolahraga
akan membuat efek ini lebih jelas sehingga berolahraga dapat memilih
latihan yang tepat. Jika berolahraga memiliki bentuk dan teknik yang buruk,
analisis biomekanik dapat mengungkap fakta dan membantu menentukan
jenis kekuatan yang akan diberikan oleh teknik yang buruk pada sendi dan
jaringan di sekitarnya.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
Biomekanika merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari
bentuk dan macam-macam gerakan atas dasar prinsip-prinsip mekanika dan
menganalisis suatu gerakan. Disiplin ilmu biomekanika tidak berdiri dengan
sendirinya, melainkan ditunjang oleh disiplin ilmu yang lainnya, seperti
anatomi, fisologi, dan fisika, kemudian dasar-dasar atau prinsip dari ketiga
bidang ilmu itu menjadi dasar suatu disiplin ilmu yang disebut biomekanika.
Selain itu, pada dasarnya penekanan utama dalam biomekanika adalah
seluruh konsep mekanik, tetapi tubuh manusia adalah sistem yang jauh lebih
kompleks daripada kebanyakan objek yang ditemui dalam konsep
mekanika. Oleh karena itu, biomekanika menyangkut tubuh manusia dan
hampir semua tubuh mahluk hidup (Hamill et al, 2014).
2.2 Faktor-faktor Psikologis
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos =
kata, dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung
karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi
dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses
atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental (Meilinda et
al, 2018).
Terdapat factor-faktor pada psikologi yaitu:
1. Motivasi
Freud mengasumsikan bahwa seseorang sangat tidak sadar akan
kekuatan psikologis yang membentuk perilaku mereka. Ia melihat manusia
tumbuh, dan menetapkan banyak dorongan. Dorongan itu tidak akan hilang
dan tidak akan bisa dikendalikan dengan sempurna; semua itu muncul ke
dalam mimpi, ke salah bicara, ke perilaku neourotik dan obsesif, atau
akhirnya menjadi sakit jiwa. Oleh karena itu, Freud membenarkan bahwa
orang tidak memahami sepenuhnya motivasinya.
2. Presepsi
Persepsi adalah sebuah proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
bagi lingkungan mereka. Orang yang memperoleh rangsangan yang sama
dapat membentuk persepsi yang berbeda-beda, karena adanya tiga proses
perseptual yaitu:
 Perhatian selektif, merupakan kecenderungan orang untuk
menyaring informasi yang mereka dapatkan.
 Distorsi selektif, mendeskripsikan kecenderungan orang untuk
menginterprestasikan informasi yang sesuai dengan cara yang
mendukung apa yang telah mereka percaya.
 Retensi selektif, merupakan kecenderungan orang untuk
berusaha mempertahankan informasi yang mendukung sikap
dan kepercayaan mereka.
3. Pembelajaran
Pembelajaran terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan,
stimulan, cues, tanggapan dan penguatan. Dorongan adalah stimulan
internal kuat untuk yang membangkitkan keinginan untuk bertindak.
Dorongan berubah menjadi motif bila diarahkan ke objek stimulan yang
khusus. cues atau petunjuk adalah stimulan kecil yang menentukan kapan,
dimana, dan bagaimana seseorang memberikan tanggapan. Penguatan akan
timbul karena dari tanggapan-tanggapan yang telah muncul.
4. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan itu didasarkan atas pengetahuan, opini, dan keyakinan
yang mungkin dipengaruhi atau tidak dipengaruhi rasa emosional. Setelah
keyakinan maka akan timbul sikap yang telah dipengaruhi oleh keyakinan
sebelumnya. Sikap menempatkan seseorang kedalam kerangka pikiran
menyukai atau tidak menyukai sesuatu yang kemudian dapat mendekatkan
atau menjauhkannya terhadap hal tersebut. Sikap itu sukar diubah. Sikap
seseorang itu mempunyai pola, dan mengubah satu sikap akan
membutuhkan penyesuaian yang sulit sikap yang lain.
5. Model sikap
Model sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan konatif.
Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh
melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan
(belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah
atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan
kepercayaan konsumen. Afektif mengambarkan emosi dan perasaan
konsumen.
2.3 Konsumsi Energi
Pengukuran aktifitas kerja fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan,
pada dasarnya tidak hanya ditentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh faktor subyektif lain, seperti besarnya tenaga yang
dikeluarkan, kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan
olah raga, jenis kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban,
arah gerakan dari anggota tubuh, dan lain-lain. Besarnya penggunaan energi
pada saat melakukan aktifitas akan berpengaruh pada kekuatan dan daya
tahan tubuh untuk melakukan aktifitas tersebut. Semakin besar energi yang
dikeluarkan oleh aktifitas tersebut berarti kekuatan dan daya tahan tubuh
untuk melakukan aktifitas tersebut akan semakin rendah, dan sebaliknya
(Juhandi, 2018).
2.4 Fatique (Kelelahan Fisik)
Fatigue atau kelelahan adalah kondisi di mana sesorang selalu merasa
lelah, lesu, atau kurang tenaga. Kondisi ini tidak sama dengan sekadar
merasa ngantuk. Fatigue adalah kondisi yang membuat seseorang tidak
memiliki motivasi dan energi. Mengantuk mungkin adalah gejala fatigue,
tetapi kedua kondisi itu tidak sama. Fatigue adalah gejala umum dari banyak
kondisi medis ringan sampai serius, bahkan berujung kematian. Kelelahan
juga merupakan hasil alami dari beberapa gaya hidup, seperti kurang
olahraga atau pola makan yang buruk. Kelelahan atau populer dengan istilah
medis fatigue merupakan kondisi yang umum dialami dan terjadi pada
semua orang. Apalagi setelah kita berolahraga ataupun melakukan aktivitas
fisik yang berat. Kelelahan atau fatigue kondisi fisik yang dirasakan
mengalami lelah, kekurangan atau kehabisan energi, kurang motivasi,
hingga kurangnya konsentrasi yang berpengaruh terhadap kesehatan mental
dan fisik seseorang. Namun umumnya orang seringkali menyalahartikan

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
maksud kelelahan dengan rasa kantuk. Tentunya saja kedua kondisi
berlainan. Jika kantuk butuh tidur, sedangkan penanganan kelelahan
tergantung ringan atau beratnya kondisi (ma et al, 2021).
Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kelelahan fisik.
Diantaranya bisa karena merupakan efek dari penggunaan obat-obatan
tertentu. Bahkan tak sedikit kasus kelelahan yang tidak diketahui
penyebabnya. Namun beberapa penyebab umum timbulnya gejala kelelahan
fisik adalah faktor gaya hidup juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan
terjadinya kelelahan atau fatigue. Sering makan makanan tidak sehat,
minuman beralkohol, merokok, kurang atau jarang berolahraga, dan lainnya.
Kekurangan vitamin dan mineral penting juga bisa menyebabkan terjadinya
kelelahan. Seperti kekurangan vitamin B12, vitamin D, asam folat, ataupun
kurang zat besi. Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan
kelelahan fisik. Seperti konsumsi obat antidepresan, obat anti ansietas,
antihistamin, ataupun obat steroid. Gejala kelelahan fisik juga bisa
disebabkan gangguan kesehatan mental. Diantaranya depresi, kecemasan,
kesedihan atau karena adanya cedera otak yang bersifat traumatis.
Gangguan metabolisme juga bisa menyebabkan kelelahan tubuh. Seperti
karena gangguan makan, penyalahgunaan obat, ataupun hipotiroidisme.
Gangguan pada jantung dan paru-paru juga bisa menyebabkan kelelahan.
Seperti gagal jantung kongestif, penyakit asma, maunpun sejumlah jenis
penyakit lainnya juga bisa membuat tubuh lemas (Abergel et al, 2020).
2.5 Manual Material Handling
Penanganan material secara manual atau Manual Material Handling
(MMH) merupakan aktivitas yang setiap hari dilakukan oleh manusia.
Penggunaan tenaga manusia di berbagai aktivitas yang dilakuan secara
manual masih sangat dominan. Pekerjaan yang terkait dengan MMH sering
kita lihat dalam pekerjaan pertukangan, bongkar muat barang, aktivitas di
pasar dan kegiatan-kegiatan bisnis lainnya. Aktivitas MMH antara lain
proses mengangkat, mendorong, memanggul, menggendong, menarik dan
aktivitas penanganan material lainnya tanpa alat bantu mekanis. Kelebihan
MMH dibandingkan dengan penanganan material yang menggunakan alat

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
bantu adalah fleksibilitas gerakan yang dilakukan. Akan tetapi dibalik
keuntungan tersebut terdapat kekurangan, yaitu dalam hal keselamatan dan
kesehatan kerja. Aktivitas MMH mempunyai potensi kecelakaan yang
cukup besar, karena pada aktivitas ini akan terjadi kontak langsung antara
beban dan tubuh manusia. Beban yang tinggi pada otot maupun sistem
skeletal dapat mengakibatkan overstrain pada otot terutama pada otot leher
dan tulang belakang dan pada bagian tubuh yang lain. Disamping itu
pemakaian postur kerja yang tidak fisiologis atau tidak aman dan beban
yang besar dapat menyebabkan cedera tulang punggung pada pekerja.
Studi MMH pada hakekatnya untuk mengidentifikasi dan pengawasan
penyebab cedera dan meminimasi bahaya tersebut dengan menerapkan
pengendalian administratif dan pengendalian teknik. Aplikasi pengendalian
administratif antara lain dengan mempekerjakan personal yang terpilih,
melakukan pelatihan teknik penanganan material yang baik dan rotasi kerja.
Sedang pengendalian teknik antara lain dengan merancang ulang pekerjaan
dan penanganan material dengan bantuan mekanis. Pemindahan secara
manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan
kecelakaan. Kecelakaan kerja yang terjadi karena kerusakan jaringan tubuh
yang diakibatkan oleh kelebihan beban angkat. Kenyataan menunjukkan
bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan, baik menyangkut
kemampuan pengamatan kognitif, fisik, maupun psikologis. Dalam sistem
kerangka manusia terdapat beberapa titik rawan, yaitu pada ruas tulang
leher, ruas tulang belakang dan pada pangkal paha. Titik pada ruas tulang
belakang khususnya antara ruas lumbar ke-5 dan sacrum ke-1 (L5/S1),
merupakan titik yang paling rawan terhadap kecelakaan kerja, karena pada
titik tersebut terdapat disk (selaput yang berisi cairan) yang berfungsi untuk
meredam pergerakan antar ruas. Jika tekanan yang diakibatkan
pengangkatan beban kerja melebihi Maximum Permissible Limit (MPL)
sebagai batas angkat maksimum, maka akan menyebabkan pecahnya disk
tersebut sehingga manusia akan mengalami kelumpuhan (Purnomo, 2017).
Penanganan material secara manual adalah penyebab paling umum
dari pekerja mengalami kelelahan, cedera tulang belakang, dan pinggang

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
cedera. Di antara beberapa kegiatan penanganan material manual, operasi
pengangkatan terbukti menjadi salah satu penyebab tertinggi pekerja yang
mengalami cedera. Proses manual bekerja dengan postur kerja yang tidak
ergonomis sangat berisiko menyebabkan gangguan muskuloskeletal atau
nyeri otot (Munawir et al, 2020).
MMH yang dilakukan dengan tidak benar akan berdampak pada
cedera yang bersifat sementara atau permanen, bahkan kondisi lebih buruk
lagi terjadinya kecelakaan kerja yang berakibat kematian. Cedera terjadinya
kecelakaan kerja yang berakibat kematian. Cedera kecelakaan kerja yang
berakibat kematian. Cedera dan kecelekaan kerja disebabkan karena para
pelaku usaha maupun ara pelaku usaha maupun pemegang kebijakan di
pemerintah kurang peduli terhadap pemindahan material yang berisiko
tinggi. Disisi lain, pengetahuan terhadap pemindahan material secara aman
belum dimiliki pekerja. Jika kita pekerja. Jika kita pekerja. Jika kita runtut
permasalahan diatas merupakan kelemahan sistem pelaksanaan dan
pengawasan terhadap jaminan keamanan MMH. Hal ini tidak hanya terjadi
di Indonesia melainkan merupakan permasalahan dunia. Fakta kecelakaan
kerja menurut International Labor Organization (ILO), setiap tahun terjadi
1,1 juta kematian yang sebagian besar disebabkan karena kecelakaan akibat
hubungan pekerjaan, dan sisanya disebabkan penyakit akibat hubungan
pekerjaan (Purnomo, 2017).
2.6 Kalori Kerja
Pada dasarnya, kalori adalah satuan unit kandungan panas atau energi,
atau jumlah energi yang didapatkan dari makanan dan minuman. Nantinya,
energi yang kita konsumsi tersebut akan terbakar saat kita bergerak dan
menjalankan fungsi tubuh. Kalori merupakan satuan ‘bahan bakar’ bagi
tubuh manusia setiap hari. Tapi, makanan jenis apa saja yang dapat
membantu memenuhi asupan kalori?. Karbohidrat, lemak, dan juga protein
merupakan sumber energi. Selain karena kandungan nutrisi, hal inilah yang
menyebabkan kamu perlu mengonsumsi ketiganya setiap hari, misalnya
lewat nasi, daging, dan juga susu. Namun, di antara ketiganya, karbohidrat

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
merupakan sumber energi yang utama, diikuti oleh lemak yang berada di
posisi kedua, serta protein di posisi ketiga.
Asupan kalori dan zat gizi yang baik secara kualitas maupun kuantitas
dapat menentukan tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja. Tenaga
kerja dengan kategori kurang kalori dapat mengalami penurunan konsentrasi
serta ketelitian dalam saat melakukan pekerjaannya sehingga
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja bila didukung dengan
penggunaan alat kerja yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Sedangkan
tenaga kerja dengan kategori kelebihan kalori akan mudah mengantuk,
malas, serta terjadi penurunan kecepatan dalam bekerja.
Berdasarkan lampiran III Keputusan Menteri ESDM Nomor 1827
Tahun 2018 menyebutkan bahwa pengelolaan makanan, minuman, dan gizi
pekerja tambang dengan memastikan penyediaan makanan dan minuman
telah memenuhi syarat keamanan, kecukupan, dan memenuhi higienitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan aspek
keseimbangan gizi pekerja (Rachmawati et al, 2020).

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Identifikasi Variabel
Adapun identifikasi variabel dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
dalam hal ini variabel terikat adalah denyut jantung dengan sepeda
statis dan produktivitas dengan frekuensi 30° dan 45°.
2. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Dalam hal ini adalah Perbedaan kecepatan dan sudut kemiringan
tangga serta Perbedaan beban tarik ricken fatique indicator. yang akan
digunakan dalam penelitian, yaitu kemiringan tangga.
3.2 Flowchart
Adapun langkah-langkah penyelesaian masalah (Flowchart) adalah :

Mulai

Studi Laboratorium Studi Litelatur

Rumusan

Tujuan Praktikum

Identifikasi Variabel
 Variabel terikat : denyut jantung dengan
treadmill, produktivitas dengan frekuensi sudut
300 dan 450
 Variabel bebas : Perbedaan kecepatan dan
sudut kemiringan tangga, perbedaan beban tarik
ricken fatique indicator

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
A

Pengumpulan Data

 Denyut jantung sebelum dan sesudah


percobaan dengan treadmill.
 Produktivitas sebelum dan sesudah
percobaan dengan frekuensi sudut
300 dan 450.

Pengolahan data menggunakan Minitab

Analisa

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Flawchart

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Praktikum
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum modul Biomekanika
adalah:
A. Menentukan konsumsi energi manusia dari perbedaan kecepatan dan
sudut kemiringan tangga 30o dan 45o.
 Para praktikan dibekali dengan beban dengan masing-masing
berat 1 kg.
 Pencatat waktu mulai mempersiapkan stopwatch untuk
mengukur waktu selama 2 menit.
 Praktikan berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan sudut
kemiringan yang berbeda selama 2 menit.
 Apabila selama 2 menit selesai, pencatat waktu mendata
seberapa banyak praktikan berjalan menaiki dan menuruni
tangga.
B. Menentukan konsumsi energi manusia dari perbedaan beban tarik
sepeda statis
 Atur beban tarik dari sepeda statis sesuai dengan kebutuhan
data.
 Pencatat waktu mendampingi praktikan pada saat mengayuh di
samping sepeda statis
 Atur waktu selama kurang lebih 2 menit.
 Praktikan mulai mengayuh sepeda statis selama kurang lebih 2
menit.
 Apabila selama 2 menit selesai. Pencatat waktu mendata
sebelum dan sesudah denyut jantung selama praktikan
mengayuh sepeda statis.

4.2 Data Pengamatan


Adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Pengamatan Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Percobaan
dengan Sepeda Statis

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
Sepeda statis
Before After
80 87
80 124
91 112
80 117
97 113
104 140
80 130
96 112
102 116
96 110
87 111
91 115
Tabel 4.2 Data Pengamatan Produktivitas Sebelum dan Sesudah Percobaan
dengan Naik Turun Tangga Menggunakan Frekuensi Sudut 30o dan 45o
30o 45o
35 29
31 24
36 26
32 27
31 27
20 18
30 23
28 20
23 11
25 27
30 21
26 18

4.3 Analisis dan Pembahasan


A. One Sample T-test
Denyut Jantung Sebelum dan Sesudah Percobaan dengan Sepeda
Statis

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
Gambar 4.1 Hasil Output One Sample T-test
Analisa:
a. Hipotesa
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata antara denyut jantung sebelum dan
sesudah percobaan dengan sepeda statis
H1 = Ada perbedaan rata-rata antara denyut jantung sebelum dan sesudah
percobaan dengan sepeda statis.
b. Parameter
T-hitung ≤ t-tabel = H0 diterima
T-hitung ≥ t-tabel = H0 ditolak
P-value ≥ 0,05 = H0 diterima
P-value ≤ 0,05 = H0 ditolak
c. Perhitungan Tabel
T-tabel = df = 12-1 = 11
T-tabel = 100% -(1⁄2 𝛼)
T-tabel = 100% - 0,025
T-tabel = 0,975
T-tabel (0,975;11) = 2,20
d. Kurva One Sample T-test untuk denyut jantung dengan sepeda statis

6,97

Daerah Daerah
Penolakan Ho Daerah Penolakan Ho
Diterima Ho

-2,20 2,20 6,97


Gambar 4.2 Kurva One Sample T-test
e. Kesimpulan
Karena t-hitung > t-tabel = 6,97 > 2,20 sehingga H0 ditolak dan P-
value < 0,05 = 0,00002364 < 0,05 sehingga Ho ditolak, sehingga ada
perbedaan rata-rata antara denyut jantung sebelum dan sesudah percobaan
dengan sepeda statis.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
B. Uji Two Sample T-test
Produktivitas dengan frekuensi sudut 30o dan frekuensi sudut 45o

Gambar 4.3 Hasil Output Two Sample T-Test


Analisa:
a. Hipotesa
H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata antara produktivitas sudut 30º
dan produktivitas sudut 45º.
H1= Ada perbedaan rata-rata antara produktivitas sudut 30º dan
produktivitas sudut 45º.
b. Parameter
T-hitung ≤ t-tabel = H0 diterima
T-hitung ≥ t-tabel = H0 ditolak
P-value ≥ 0,05 = H0 diterima
P-value ≤ 0,05 = H0 ditolak
c. Perhitungan Tabel

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
T-tabel = df = (12+12) -2 = 22
T-tabel = 100% - (1/2 α)
T-tabel = 100% - 0,025
T-tabel = 0,975
T-tabel (0,975;22) = 2,07
d. Kurva Two Sample T-test untuk denyut jantung dengan sepeda statis

Daerah
Daerah Penolakan Ho
Penolakan Ho
Daerah
Diterima Ho

-2,07 2,07 3,11


Gambar 4.4 Kurva Two Sample T-test
e. Kesimpulan
Karena t-hitung > t-tabel = 3,11 > 2,07 sehingga H0 ditolak dan P-
value < 0,05 = 0,00524468 < 0,05 sehingga H0 ditolak, sehingga tidak ada
ada perbedaan rata-rata secara nyata untuk produktivitas sudut 30o dan
produktivitas sudut 45o.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum modul biomekanika ini adalah
sebagai berikut:
a. One Sample T-Test
Karena t-hitung > t-tabel = 6,97 > 2,20 sehingga H0 ditolak dan P-
value < 0,05 = 0,00002364 < 0,05 sehingga Ho ditolak, sehingga ada
perbedaan rata-rata antara denyut jantung sebelum dan sesudah percobaan
dengan sepeda statis.
b. Two Sample T-Test
Karena t-hitung > t-tabel = 3,11 > 2,07 sehingga H0 ditolak dan P-
value < 0,05 = 0,00524468 < 0,05 sehingga H0 ditolak, sehingga tidak ada
ada perbedaan rata-rata secara nyata untuk produktivitas sudut 30o dan
produktivitas sudut 45o.
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum modul biomekanika ini adalah sebagai
berikut:
1. Diharapkan praktikan dapat menjalani kegiatan praktikum di
laboratorium sebagaimana mestinya.
2. Diharapkan para praktikan bersungguh-sungguh dalam menjalankan
tiap praktikum, agar dapat mendapatkan ilmu dan bisa menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung di climate chamber,
waktu di dalam ruangan kurang lama, karena kita membutuhkan data
yang relevan untuk diuji.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
VI. DAFTAR PUSTAKA
Abergel et al. (2020). The effects of acute physical fatigue on sauté jump
biomechanics in dancers. Sport Medicine Journal, 1021-1029.
Hamill et al. (2014). Biomekanika Dasar Gerakan Manusia. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Juhandi, O. A. (2018). Perbandingan Konsumsi Energi Pada Proses
Pemindahan Bahan Secara Manual. Jurnal Teknik Industri.
Ma et al. (2021). Mechanisms of Physical Fatigue and its Applications in
Nutritional Interventions. Journal of International, 6722-6768.
Meilinda et al. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psikologi
Perilaku Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Pada Rumah
Makan Sate Tepi Sawah. Jurnal Bisnis Indonesia.
Munawir et al. (2020). Analysis of Work Posture and Manual Material
Handling in a Flour Production Process . International Journal of
Emerging Trends in Engineering Research.
Purnomo, H. (2017). Manual Material Handling. Yogyakarta: Penerbit
Universitas Islam Indonesia.
Rachmawati et al. (2020). Analisis Pemenuhan Kebetuhan Kalori
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Pada TEnaga Kerja di Area Tambang
Bawah Tanah PT X Indonesia Indonesia. Jurnal Industri.

PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


MODUL V (BIOMEKANIKA)
SESI SENIN / KELOMPOK 17
LAMPIRAN
Tabel T
Dokumentasi menaiki tangga sudut 30o dan 45o

Anda mungkin juga menyukai