Antropologi Hukum 4
Antropologi Hukum 4
Hukum diartikan sebagai kontrol sosial dan berhubungan dengan pembentukan serta
pemeliharaan aturan-aturan sosial, hukum berkemampuan hukum untuk mengontrol perilaku-
perilaku manusia dan menciptakan suatu kesesuaian di dalam perilaku-perilaku (Podgerecki,
1987: 253, Chairuddin, 1991: 136).
Pengendalian sosial atau sosial kontrol seringkali diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat
terhadap jalannya pemerintahan, khususnya pemerintah beserta aparaturnya. Pengendalian sosial
mencakup segala proses, baik yang direncanakan, bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa
warga-warga masyarakat agar patuh pada nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang berlaku pada
pribadi-pribadi yang merupakan warga masyarakat (Soerjono BUKU AJAR
Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya, atau mungkin
dilakukan oleh individu terhadap kelompok sosial dan juga pengendalian sosial dapat juga
dilakukan antara kelompok dengan kelompok atau kelompok terhadap terhadap individu.
• Preventif (pencegahan)
• Represif (perbaikan)
Biasanya digunakan pada di suatu lingkungan masyarakat yang relatif keadaannya tentram,
karena pda kondisi tersebut kaidah dan nilai-nilai telah melembaga dalam kehidupan masyarakat.
• Coersive (paksaan)
Diperlukan dalam masyarakat yang sedang bergejolak, oleh karena itu pengendalian sosial
berperan untuk mmembenyuk kaida baru sebagai ganti kaidah lama yang telah goyah.
Fungsi Pengembangan
Hukum dapat berfungsi sebagai alat atau sarana untuk mengubah masyarakat ( Law as tool of
social engeneering ). Konsep ini memandang hukum sebagai substanstif (kaidah-kaidah) dan
komponen struktural, kultural (peraturan-peraturan dan kebiasaan atau tradisi), yang memberi
fungsi kepada hukum secara langsung dan aktif sebagai A tool of social engeneering yang dapat
mengadakan perubahan-perubahan sedemikian rupa. Istilah hukum sebagai alat untuk mengubah
masyarakat pertama kali dikemukakan oleh Rouscou Pound, hukum diharapkan dapat berperan
mengubah nilai-nilai sosial dalam masyarakat (sebagai alat pembaharuan dalam masyarakat).
Menurutnya, hukum harus dikembangkan sesuai dengan perubahan sosial dan perubahan nilai
sosial. Daftar kepentingan-kepentingan yang dilindungi hukum dapat dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu kepentingan perorangan, kepentingan sosial, dan kepentingan umum. Dari kepentingan-
kepentingan tersebut, hukum harus mampu mengadakan imbangan dan menekan sekecil
mungkin ketegangan dan secara maksimal dicapai kepuasan. Bagi Pound hukum merupakan alat
untuk membangun masyarakat.
Hukum sebagai alat oleh agent of change atau pelopor perubahan. Pelopor perubahan adalah
seorang atau sekelompok orang yang dapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin
lembaga kemasyarakatan. Langkah yang diambil dalam social engeneering bersifat sistematis,
dimulai dari identifikasi problem sampai jalan pemecahannya, yaitu :
• Memahami nilai-nilai yang ada dalam masyarakat itu. Hal ini penting dalam
social engeneering hendak diterapkan dalam masyarakat dengan sektor-sektor kehidupan yang
majemuk, seperti : tradisional, modern, dan perencanaan. Pada tahap ini ditentukan nilai-nilai
dari soktor mana yang dipilih.
Dalam masyarakat yang sedang berubah, hukum harus pula menjalankan fungsi untuk
membangun atau membantu proses perubahan masyarakat. Anggapn bahwa hukum sebagai
sarana pembaharuan masyarakat didasarkan atas anggapan bahwa :
• Bahwa hukum dalam arti kaedah atau peraturan hukum memang bisa berfungsi
sebagai alat (pengatur) atau sarana pembangun dalam arti penyalur arah kegiatan manusia kearah
yang dikehendaki oleh pembangunan atau pembaharuan.