Anda di halaman 1dari 10

Biospecies

Vol 15. No 2. July 2022 Page 1 - 10

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA


VEGETASI TUMBUHAN DI RAWA BENTO SEBAGAI
BIOINDIKATOR KUALITAS AIR
Diversity And Abundance of Perifitonon Plant Vegetation in Bento Swampas A
Water Quality Bioindicator

Revis Asra1, Thiara Sri Utami2, dan Ade Adriadi3


1 2 3Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi, Jambi.

Email: thiarasriutami92@gmail.com
Abstract Periphyton is one of the organisms that can be used as a biological indicator of a waters
whose life is settled or settled in living and non-living things. The bento swamp is one of the
highest swamps in Sumatra, which has clear waters so that it can support the lives of the
surrounding community. The purpose of this study was to determine the diversity and
abundance of periphyton on natural substrates of plant vegetation, as well as physical and
chemical factors in bento swamps, and to analyze their relationship to air quality. This
research was conducted in March-June 2021 based on the purposive sampling method. The
results obtained were periphyton obtained high values on purslane (Portulaca sp) plant
substrate, followed by water hyacinth (Echornia crassipes) substrate, and Kiambang (Salvinia
sp.) Diversity of periphyton contained 35 types of periphyton which belong to 7 classes. The
relationship between Periphyton abundance and water quality in Rawa Bento has a positive
relationship on dissolved oxygen and nitrate parameters. The water quality in Rawa Bento is
included in the uncontaminated category based on the abundance and diversity of periphyton
in plant vegetation and based on measurements of physical and chemical factors in the waters
of Rawa Bento obtained in in this study.
Keywords: Periphyton, Abundance, Diversity, Water Bioindicator, Bento Swamp
Abstrak Perifiton merupakan salah satu organisme yang dapat digunakan sebagai indikator biologi
suatu perairan yang hidupnya menetap atau menempel pada makhluk hidup maupun benda
mati. Rawa bento meruapakan salah satu rawa tertinggi yang berada di Sumatera, yang
memiliki perairan yang jernih sehingga dapat menunjang kehidupan masyarakat sekitarnya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Keanekaragaman dan Kelimpahan perifiton pada
substrat alami vegetasi tumbuhan, serta faktor fisik dan kimia di rawa bento, lalu menganalisis
hubungan keduanya terhadap kualitas air. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan maret-juni
2021 berdasarkan metode purposive sampling. Hasil yang didapatkan ialah kelimpahan
perifiton memperoleh nilai yang tinggi pada substrat tumbuhan Krokot (Portulaca sp), yang
diikuti oleh substrat Eceng gondok (Echornia crassipes), dan Kiambang (Salvinia sp.)
Keanekaragaman perifiton terdapatnya 35 jenis perifiton yang termasuk kedalam 7 kelas.
Hubungan Kelimpahan Perifiton dengan kualitas air di Rawa Bento memiliki hubungan yang
positif pada parameter oksigen terlarut dan nitrat. Kualitas air di Rawa Bento termasuk
kedalam kategori tidak tercemar berdasarkan kelimpahan dan keanekaragaman perifiton pada
vegetasi tumbuhan dan berdasarkan pengukuran faktor fisik dan kimia perairan di Rawa Bento
yang diperoleh pada penelitian ini.
Kata Kunci: Perifiton, Kelimpahan, Keanekaragaman, Bioindikator air, Rawa Bento.

Submited October 2021 Published July 2022


Copyright © 2022 The Authors.
R ASRA, T S UTAMI, A ADRIADI
PENDAHULUAN yang banyak dikunjungi oleh tourism maupun
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) masyarakat sekitar. Adanya aktivitas ekowisata
memiliki tipe ekosistem areal lahan basah dapat menyebabkan terjadinya perubahan
(wetland) yang dikenal memiliki tingkat ekosistem rawa bento, seperti kualitas air yang
keanekaragaman yang sangat tinggi. Salah satu kurang bagus. Kualitas air suatu ekosistem
lahan basah yang terdapat di kawasan TNKS perairan dapat diketahui dengan memanfaatkan
ini adalah rawa bento yang terletak di desa indikator biologis yang hidup dan bereaksi
jernih jaya, kecamatan gunung tujuh pada secara langsung terhadap perubahan suatu
koordinat 1043’27’998” LS dan ekosistem perairan. Salah satu indikator biologis
0
101 20’50,146” BT (Wulan., et al 2019). yang telah banyak dimanfaatkan sebagai penentu
Rawa bento memiliki keanekaragaman kualitas air di suatu perairan adalah
flora maupun fauna. Menurut Rosita, et al mikroorganisme perairan. Salah satunya
(2020), jenis fauna yang terlihat di sepanjang perifiton yang dapat digunakan sebagai indikator
jalur rawa bento adalah kupu-kupu (Delias biologis perairan karena hidupnya menempel
fruhstorferi), capung (Aesha sp), dan monyet dan menetap pada substrat di air (Sawestri and
ekor panjang (Macaca fascicularis). Serta Atminarso, 2015).
terdapat juga burung migrasi seperti trinil Perifiton merupakan salah satu
semak (Tringa glareola), trinil pantai (Tringa organisme yang hidupnya menempel pada
hypoleucos), dan berkik rawa (Gallinago substrat, seperti dibatu, tiang atau tonggak kayu,
megala). Selain itu juga terdapat 10 jenis tanaman pinggiran perairan dan bahkan
burung air yang merupakan penghuni tetap dihewan-hewan air. Perifiton terdiri dari algae,
rawa bento dan 38 jenis burung lain yang juga bakteri berfilamen, fungi, protozoa. terdapat
menghuni hutan rawa, serta terdapat burung komunitas perifiton yang memiliki potensi
endemik di kawasan rawa bento yaitu burung sebagai indikator ekologis karena perifiton
belibis kembang (Dendrocygna arcuata). berperan penting sebagai produsen utama dalam
Sedangkan menurut Karyadi et al (2018) di rantai makanan, dan dapat bertahan pada
perairan rawa bento juga terdapat ikan semah perairan dengan kecepatan arus yang besar.
(Tor douronensis), ikan pareh (Tor Terdapatnya beberapa jenis perifiton bersifat
tambroides), ikan saluang (Rasbora toleran terhadap pencemaran, baik pencemaran
lateristriata), belut (Monopterus albus). organik maupun anorganik (Saputra., et al,
Sedangkan tumbuhan yang terdapat di rawa 2018; Nurgraha., et al, 2015). Vegetasi
bento didominasi oleh rumput bento (Leersia tumbuhan air yang ada di perairan rawa bento
hexandra: Poaceae), pohon-pohon Eugenia menyediakan substrat bagi tempat hidupnya
spicata, palaquium sp., Syzigium sp., perifiton, terutama pada bagian akar tumbuhan
Elaeocarpus sp., Ficus sp., serta tumbuhan yang berada didalam air di rawa bento. Oleh
invasive yaitu enceng gondok (Eichornia karena itu dilakukan penelitian mengenai
crassipes) dan kayu apu (Pistia stratiotes). Kelimpahan dan keanekaragaman Perifiton yang
Rawa Bento adalah rawa yang tertinggi Menempel Pada Vegetasi Tumbuhan di suatu
di sumatera dengan ketinggian 1375 Mdpl. kawasan lahan basah atau rawa di dataran tinggi,
Rawa bento memiliki beberapa potensi yaitu, yaitu Rawa bento.
dijadikan sebagai sarana transportasi utama
bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya METODOLOGI PENELITIAN
dengan menggunakan alat transportasi berupa Waktu Dan Tempat
perahu, menurut Wulan, et al (2019); Putra, Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni
(2011), kawasan rawa bento memiliki 2021. Penelitian ini berlokasi di perairan Rawa
ketersediaan air bersih yang dimanfaatkan Bento Kayu Aro Kerinci, Taman Nasional
untuk mengairi sawah masyarakat dan Kerinci Seblat. Sampel yang didapatkan dari
penggunaan air bersih ini dilakukan dengan penelitian dilokasi tersebut akan dianalisis di
cara dialirkan langsung kerumah masyarakat Laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa II,
menggunakan pipa yang difasilitasi oleh PAM Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
desa, dan untuk konsumsi air minum, air Jambi.
tersebut harus di masak terlebih dahulu.
Namun pada saat sekarang ini rawa bento telah Bahan Dan Peralatan
dikembangkan menjadi kawasan ekowisata, Bahan yang digunakan pada penelitian ini
adalah vegetasi tumbuhan yang akarnya

Copyright © 2022 The Authors. 2


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA VEGETASI TUMBUHAN DI RAWA
BENTO SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR
terendam di air pada perairan rawa bento
sebagai objek penempelan perifiton, akuades
dan larutan formalin 4% untuk preservasi
sampel perifiton, alkohol 90% untuk preservasi
sampel tumbuhan, tisu untuk pengering alat,
DO kit untuk mengukur faktor oksigen terlarut,
serta H2SO4 untuk preservasi sampel nitrat.
Alat yang digunakan dalam
pengambilan sampel perifiton adalah botol
sampel, spray bottle, meteran, plastik, sikat,
pisau atau cutter , GPS, kertas label. Alat untuk Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
mengukur parameter kualitas perairan adalah
Pengambilan Sampel Substat Perifiton
lempeng secchi, pH meter, thermometer, DO
Pengambilan sampel dilakukan setiap hari
meter, wadah air, bola pingpong, dan ice box.
selama tiga hari berturut- turut pada pukul 08.00
Alat untuk identifikasi perifiton adalah
hingga 10.00 WIB dengan cara mengambil
mikroskop binokuler, pipet tetes, cover glass,
Sedgwick rafter cell, alat tulis, kamera, buku substrat tempat menempelnya perifiton, yaitu
tumbuhan pada bagian akar yang terendam air.
identifikasi tumbuhan, buku identifikasi
Pengambilan substrat tempat hidup perifiton
perifiton.
dilakukan pada setiap stasiun dengan mengambil
Metode Penelitian tumbuhan yang akarnya terendam air masing-
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi masing berjumlah 5 individu pada setiap jenis
kuantitatif dengan menggunakan metode tumbuhan, kemudian akar dipotong hingga batas
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel batang dan di ukur seluas 2 x 5 cm (Modifikasi
dilakukan secara langsung dilokasi penelitian dari metode Nugraha, et al (2015)).
dan struktur komunitas dari perifiton yang di
temukan diidentifikasi di laboratorium, serta Pengerikan Sampel Perifiton
Substrat tumbuhan yang telah di ambil akarnya
lokasi pengambilan sampel ditentukan
kemudian di sikat secara perlahan dengan
berdasarkan keberadaan vegetasi tumbuhan
menggunakan sikat. Cara pengerikan sampel
yang akarnya terendam di perairan rawa bento.
perifiton menurut metode dari Nugraha et al
Penentuan Titik Sampling (2015), sampel perifiton dikoleksi dengan cara
Pengambilan sampel dilakukan pada tiga titik membilas akar yang telah di potong dengan
stasiun. Stasiun I terletak di Desa Jernih Jaya larutan akuades selanjutnya di kerik dengan
Kecamatan Gunung Tujuh, yaitu daerah menggunakan kuas atau sikat yang di lakukan
dengan banyaknya pengunjung yang gerakan searah yang di wadahi langsung dengan
melakukan kegiatan wisata, stasiun II terletak botol sampel yang telah terisi aquades dan
di bagian tengah Rawa Bento kecamatan diteteskan larutan formalin 4% sebanyak 1-2
Gunung Tujuh, yaitu daerah transfortasi tetes.
pengunjung dengan menggunakan perahu dan
Parameter Kualitas Air
terdapatnya vegetasi tumbuhan yang akarnya di
air rawa bento, stasiun III terletak di Desa Pengambilan contoh air untuk analisis fisika-
kimia, dilakukan secara langsung di lokasi
Sungai Rumpun Kecamatan Gunung Tujuh,
yaitu daerah dengan adanya masyarakat yang penelitian. Parameter yang di ukur dilakukan
menggembala kerbau sekitaran rawa. masing-masing tiga kali pengulangan untuk hasil
yang akurat. Parameter fisika dan kimia yang
diukur meliputi suhu, pH, kecerahan, kecepatan
arus, nitrat, fosfat, oksigen terlarut (DO).

Identifikasi Perifiton
Identifikasi perifiton dilakukan di Laboratorium
Bioteknologi dan Rekayasa, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Jambi. Pengamatan dan
perhitungan perifiton dilakukan dengan
menggunakan mikroskop binokuler. Selanjutnya
3 Copyright © 2022 The Authors.
J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
3
R ASRA, T S UTAMI, A ADRIADI
di identifikasi mengacu pada buku identifikasi keseragaman populasi. Apabila nilai E
dari Bellinger dan Sigee (2010). mendekati 1 maka penyebaran individu tiap
jenis cenderung merata atau tingkat
Analisis Data keseragaman yang tinggi.
Kelimpahan Perifiton
Nilai kelimpahan perifiton dapat dihitung Indeks Dominansi (C)
dengan menggunakan rumus modifikasi Indeks dominansi dapat dihitung dengan rumus
Lackey Drop Microtransecting Methods dari Odum (1998) Yuliana, et al (2012).
(APHA 2005) dalam Utama, et al., (2019) Rumusnya adalah sebagai berikut :
Sebagai berikut:
C=
K=
Keterangan: Keterangan :
N = Jumlah yang diamati C = Indeks dominansi Simpson
K = Kelimpahan (ind/cm2) Ni =Jumlah individu jenis ke-i
As= Luas substrat yang dikerik (5 x 2 cm) N = Jumlah total individu
At = Luas penampang permukaan Sedgwick Kisaran indeks dominansi adalah 0-1.
Rafter Counting Cell (mm2) Nilai dominansi yang mendekati nol
menunjukkan bahwa tidak ada genus yang
Ac = Luas amatan (mm2)
dominan dalam komunitas. Nilai dominansi
Vt = Volume botol sampel (10 ml) yang mendekati 1 menunjukkan adanya genus
Vs = Volume sampel dalam Sedwick Rafter yang dominan. Hal ini menggambarkan kondisi
Counting Cell (1 ml). struktur komunitas dalam keadaan adanya
tekanan ekologis.
Indeks Keanekaragaman (H’)
Nilai indeks dapat dihitung dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan indeks Shannon-Wiener (Odum Rawa Bento merupakan rawa tertinggi di
1971). Sumatera dengan ketinggian 1357 mdpl dengan
H=- luas ± 960. Rawa Bento terbentuk dari aliran
Keterangan : Sungai Bento yang terletak di desa Jernih Jaya,
H’= Indeks Keanekaragaman Shannon-weinner Kayu Aro Kabupaten Kerinci. Rawa bento
Pi = ni/N termasuk kawasan Taman Nasional Kerinci
S = Jumlah spesies Seblat yang terletak ditengah hutan, untuk
ni = jumlah individu spesies memasuki kawasan rawa bento memerlukan
N = jumlah total individu kendaraan berupa perahu yang telah disediakan
Tabel 1. Klasifikasi derajat pencemaran oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) yang
berdasarkan Indeks Keanekaragaman mengelola kawasan Rawa Bento. Ekosistem
Indeks Derajat Pencemaran Rawa Bento didominasi kan oleh rumput bento.
Keanekaragaman Sepanjang perjalanan memasuki Rawa Bento
>2,0 Belum tercemar terdapatnya persawahan masyarakat, yang
1,6-2,0 Tercemar ringan diikuti dengan pepohonan, serta terdapat juga
1,0-1,5 Tercemar sedang satwa berupa monyet ekor panjang (Macaca
<1,0 Tercemar berat fascicularis), burung, dan organisme lainnya,
Indeks Keseragaman (E) disalah satu pohon yang terdapat di rawa bento
Indeks keseragaman dapat dihitung ditemukan adanya lichen yang menempel pada
menurut Odum (1998) dalam Yuliana, et al., pohon. Aktivitas yang ada di rawa bento
(2012) rumusnya sebagai berikut: diantaranya aktivitas wisata dimana banyaknya
E= pengunjung yang datang dan melakukan
Keterangan : kegiatan wisata seperti perkemahan dan piknik.
H’= Indeks keanekaragaman Shannon- Weiner Penelitian ini dilakukan pada pada III
H’maks = Nilai keseragaman maksimum stasiun yang mewakili di perairan Rawa Bento.
E = Indeks keseragaman Stasiun 1 berlokasi di bagian hilir rawa bento
Nilai indeks keseragaman menurut dengan titik koordinat 1º44.0º S dan 101º20’30º
Odum (1971) dalam Wijaya (2009), semakin E. Substrat di stasiun I berupa tumbuhan eceng
kecil nilai E maka semakin kecil pula gondok (Echornia crassipes) di bagian pinggir

Copyright © 2022 The Authors. 4


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA VEGETASI TUMBUHAN DI RAWA
BENTO SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR
rawa dan terdapatnya pohon-pohon sepanjang
jalur menuju tempat wisata rawa bento. Secara
umum kondisi air di lokasi ini adalah warna air
yang tidak begitu keruh, namun masih banyak
terdapat sisa sisa tumbuhan mati yang
mengapung dalam air, serta memiliki
kedalaman 101 cm. Pencemaran di stasiun II
adalah tempat transportasi pengunjung dengan
menaiki perahu untuk sampai ke tempat
perkemahan dan tempat wisata rawa bento.
Stasiun II berlokasi di bagian tengah rawa
bento dengan titik koordinasi 1º44º30 S dan (a)
101º21º0 E. Substrat tumbuhan di lokasi ini
ada 2 jenis yaitu Eceng gondok (Echornia
crassipes) dan Krokot (Portulaca sp.). Secara
umum kondisi perairan di lokasi ini adalah air
yang berwarna coklat dan memiliki kedalaman
87 cm. Lokasi ini terdapat banyaknya
pengunjung yang melakukan kegiatan wisata
dan bahkan berkemah di rawa bento, yang
memungkinkan terjadinya perubahan
ekosistem rawa bento. Stasiun III terletak di
bagian hulu rawa bento dengan titik koordinasi
(b)
1º45º30º S dan 101º220º E. Substrat tumbuhan
di lokasi ini hanya di dominasikan oleh 1 jenis Gambar 2. (a) Kelimpahan jenis Perifiton pada
tumbuhan air yaitu Kiambang (Salvinia sp.). masing-masing kelas, (b) Kelimpahan jenis
Secara umum kondisi di lokasi ini adalah air Perifiton pada setiap stasiun.
rawa yang jernih karena jarang di datangi
pengunjung dan tidak terdapatnya pohon- Nilai kelimpahan perifiton yang tertinggi
pohon di pinggir rawa. Kedalaman air di lokasi terdapat pada stasiun II yaitu pada subsrat
ini adalah 148 cm. Pencemaran yang terdapat Portulaca sp, dengan nilai kelimpahan 69.4260
pada stasiun ini adalah terdapat beberapa ind/cm2. Tingginya nilai kelimpahan pada
hewan ternak yaitu kerbau (Bubalus sp.) yang stasiun II dikarenakan pada substrat tumbuhan
berendam di air rawa. Krokot (Portulaca sp.) perifiton dapat tumbuh
dengan baik, karena tumbuhan tersebut akarnya
Jenis dan Kelimpahan Perifiton bersifat mengambang dan tumbuhannya tidak
Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa padat sehingga akar lebih banyak menerima
identifikasi yang telah dilakukan dari subsrat cahaya matahari karena tidak tertutupi oleh
tumbuhan di rawa bento, ditemukan jenis daun, hal tersebut sesuai dengan penelitian
perifiton yang pada semua subsrat adalah 35 Zuardi dan Wardhana (2018), banyak
jenis dengan jumlah individu yang berbeda- terdapatnya jenis perifiton pada substrat
beda yang termasuk kedalam 7 kelas, yaitu tumbuhan yang akarnya mengambang di
Bacillariophyceae, Chlorophyceae, perairan sehingga merupakan substrat yang baik
Conjugatophyceae, Dinophyceae, Rhizopoda, untuk pertumbuhan perifiton karena subsrat
Ulvophyceae dan zygnematophyceae. Secara yang bersifat mengambang di perairan akan
umum pada kelas Bacillariophyceae adalah lebih banyak menerima paparan cahaya
kelompok perifiton yang banyak ditemukan matahari. Hal yang sama di nyatakan oleh
pada ketiga jenis subsrat tumbuhan air. Effendi (2003), kelimpahan perifiton diperairan
Substrat alami perifiton yang ditemukan di dapat dipengaruhi oleh adanya unsur hara dan
rawa bento, yaitu tumbuhan eceng gondok intensitas cahaya matahari yang masuk ke
(Eichronia crassipes), Rizhophylia sp, dan perairan, apabila kelimpahan perifiton menurun
Salvinia sp. di perairan maka dapat disebabkan oleh
berkurangnya intensitas cahaya yang masuk.

5 Copyright © 2022 The Authors.


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
5
R ASRA, T S UTAMI, A ADRIADI
Hasil perhitungan jenis perifiton yang Baccilariophyceae yang merupakan spesies
telah dilakukan, diperoleh hasil kelimpahan diatom. sedangkan jenis perifiton yang paling
yang tinggi pada kelas Baccilariophyceae yaitu sedikit ditemukan pada stasiun II adalah jenis
terdapat jenis perifiton paling banyak Closterium ehrenbergi dan Ceratium
ditemukan berjumlah 25 jenis. Menurut hirundinella yang masing-masing jenis
Wulandari, et al (2014), banyak ditemukan berjumlah 2 individu. Sedikit ditemukannya
kelas Baccilariophyceae pada perairan spesies Closterium ehrenbergii ini karena
merupakan hal umum yang terjadi, karena spesies tersebut bersifat desmid yang biasa
Kelas Baccilariophyceae diperairan mampu ditemukan di air tawar dengan temperatur yang
beradaptasi dengan lingkungan tempat sesuai dengan kemampuan hidupnya. Menurut
hidupnya dibandingkan dengan kelas yang lain, Ichimura, et al (1997), spesies Closterium
sedangkan menurut Ario, et al (2019), ehrenbergii secara kompleks banyak ditemukan
Baccilariophyceae memiliki kemampuan dan tersebar luas di daerah yang memiliki
melekat yang kuat pada substrat dari pada kelas temperatur tinggi, dan pada perairan dingin
perifiton yang lain, karena bersifat diatom sering dijumpai nya desmid. Perairan rawa bento
melalui raphe yang mengeluarkan memiliki temperatur yang rendah sehingga
mucopolysaccharide yang dapat menempel sedikit ditemukannya spesies Closterium dan
pada substrat. hanya ditemukan jenis Closterium ehrenbergii
Kelimpahan perifiton pada stasiun I yang termasuk spesies desmid. Begitu juga Jenis
diperoleh jenis yang paling banyak adalah Ceratium hirundinella sedikit ditemukan karena
Navicula radiosa berjumlah 4.526 individu spesies ini memiliki pertumbuhan yang baik
yang terdapat pada substrat Echornia crassipes. pada musim tertentu. spesies Ceratium
Jenis perifiton Navicula radiosa ini termasuk hirundinella memiliki pertumbuhan yang tidak
kedalam kelas Baccilariophyceae yang menetap dalam suatu ekosistem, pertumbuhan
merupakan spesies diatom sehingga banyak Ceratium hirundinella pada setiap musim itu
ditemukan di perairan danau maupun sungai. tidak dapat ditentukan namun terdapat
Menurut Vuuren, et al (2006), spesies Navicula pertumbuhan spesies ini dengan baik pada
memiliki kemampuan menempel yang baik musim panas dan musim gugur (Darki and
pada substrat yang terendam serta berlendir. Krakhmalnyi, 2019). Oleh karena itu spesies
Maka dari itu substrat akar Echornia crassipes Ceratium hirundinella sedikit ditemukan karena
pada perairan rawa bento merupakan subsrat pada saat penelitian dilakukan pada saat musim
yang baik bagi kehidupan perifiton jenis hujan.
Navicula karena merupakan sedimen yang Stasiun III jenis perifiton yang banyak di
terendam air, berlumut serta berlendir. temukan adalah Stauroneis sp. berjumlah 3.235
Sedangkan jenis yang paling sedikit ditemukan individu yang terdapat pada substrat tumbuhan
pada stasiun I adalah jenis Spirogyra varians. Salvinia sp. Perifiton jenis Stauroneis sp
Sedikit ditemukannya jenis ini dapat di merupakan jenis diatom sehingga banyak
dipengaruhi oleh kecepatan arus, serta ditemukan di suatu perairan, karena memiliki
lingkungan sekitar. Seperti yang dinyatakan kemampuan melekat yang baik pada substrat di
oleh Biggs and Kilroy (2000), spesies air. Menurut (Levkov, et al, 2016), pada umum
Spirogyra umum ditemukan di sungai dataran nya genus Stauroneis ini tersebar luas di
rendah dengan kondisi perairan yang mengalir berbagai habitat air tawar, dan paling banyak di
lambat serta tidak ternaungi. Pernyataan temukan di perairan oligotrofik dan yang paling
tersebut berbanding lurus dengan hasil sering ditemukan adalah di rawa-rawa yang ada
kecepatan arus yang di peroleh yaitu kecepatan di pegunungan. Pernyataan tersebut
arus pada stasiun I adalah cepat, dan juga pada menunjukkan bahwa banyak terdapatnya spesies
stasiun I terdapatnya banyak pohon sehingga Stauroneis sp di perairan rawa bento terutama di
lokasi tersebut ternaungi, serta perairan rawa stasiun III dapat terjadi karena habitat spesies
bento ini terletak di dataran tinggi. yang sesuai, dan perairan rawa bento terletak di
Pada stasiun II terdapat jumlah jenis dataran tinggi pada daerah pegunungan. Spesies
perifiton yang paling banyak adalah jenis yang paling sedikit ditemukan pada substrat
Melosira varians berjumlah 3.766 individu, Salvinia sp. adalah jenis perifiton Cosmarium
yang terdapat pada substrat tumbuhan speciosum yang berjumlah 2 individu.
Portulaca sp. Perifiton jenis Melosira varians Cosmarium speciosum merupakan jenis perifiton
ini juga termasuk kedalam kelas desmid yang kemampuan hidupnya akan baik

Copyright © 2022 The Authors. 6


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA VEGETASI TUMBUHAN DI RAWA
BENTO SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR
pada perairan dengan temperatur yang tinggi keseragaman rendah dari pada stasiun I. Hal
sama hal nya dengan spesies Closterium. Hasil tersebut dapat terjadi karena kondisi pada
yang diperoleh berbanding lurus dengan nilai stasiun II banyak terjadinya kegiatan
suhu di perairan rawa bento, yaitu rendah. antropogenik dan lokasi tersebut menjadi pusat
Kelimpahan perifiton pada stasiun I tempat wisata para pengunjung. Sedangkan
yaitu pada substrat Echornia crassipes pada nilai indeks dominansi, diperoleh nilai
memiliki nilai kelimpahan 482.722 ind/cm2 indeks yang tinggi pada stasiun I yaitu 0,17 pada
lebih tinggi dari pada stasiun III substrat substrat akar Echornia crassipes. dan pada
tumbuhan Salvinia sp memiliki nilai stasiun III diperoleh nilai indeks yang rendah
kelimpahan 423.000 ind/cm2. Berdasarkan yaitu 0,11. Namun pada ketiga stasiun nilai
uraian diatas, nilai kelimpahan yang diperoleh indeks dominansi yang diperoleh mendakati 0
berbanding terbalik dengan nilai parameter yang berarti pada setiap stasiun tidak
kecerahan, dimana nilai kecerahan yang tinggi terdapatnya spesies yang dominan di perairan
diperoleh pada stasiun III. Hal tersebut dapat rawa bento.
saja terjadi karena pada stasiun III tumbuhan Nilai keanekaragaman dan keseragaman
Salvinia sp. pada perairan rawa bento sangat dalam suatu perairan dapat menunjukkan suatu
padat sehingga substrat akar terlindungi oleh kondisi ekosistem perairan apakah dalam
daun Salvinia sp. yang lebar sehingga cahaya keadaan stabil dan tahan terhadap tekanan
matahari sulit mencapai perairan. Hal yang ekologi. Sedangkan nilai indeks dominansi yang
sama pada stasiun I yaitu tumbuhan Echornia mendekati nol menunjukkan kualitas perairan
crassipes sangat padat dan tedapatnya naungan masih dalam kondisi baik, sehingga tidak
pada lokasi stasiun I. Sedangkan pada stasiun II terdapatnya spesies tertentu yang dominan di
tumbuhan Portulaca sp tidak padat serta suatu perairan (Abidin, 2018; Saputra et al,
substrat akar tumbuhan Portulaca sp 2018). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
mengambang pada permukaan air rawa bento. kondisi perairan rawa bento berdasarkan nilai
indeks keanekaragaman, keseragaman, dan
Analisis Indeks Keanekaragaman (H’), dominansi perifiton dapat menggambarkan
Keseragaman (E), dan Dominansi (C) bahwa perairan rawa bento memiliki kondisi
Perifiton perairan yang masih dalam keadaan stabil dan
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks tidak tercemar, namun cenderung dapat berubah
Keanekaragaman (H’), Indeks Keseragaman akibat adanya aktivitas antropogenik pada lokasi
(E), dan Indeks Dominansi (C) jenis perifiton tersebut.
di perairan Rawa Bento dapat dilihat pada
Tabel 1. Faktor Fisik dan Kimia Air
Tabel 1. Nilai Indeks H', E, dan C Perairan Rawa Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
Bento untuk parameter perairan diperoleh hasil pada
Stasiun Tabel 3. Faktor fisik dan kimia air pada
Indeks
I II III penelitian ini di lakukan pengukuran karena
Keanekaragaman 2,33 2,38 2,62 memiliki pengaruh terhadap kelimpahan
Keseragaman 0,72 0,68 0,76 perifiton di perairan Rawa Bento.
Dominansi 0,17 0,12 0,11
Tabel 2. Hasil Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia
Berdasarkan hasil perhitungan nilai Air Rawa Bento
indeks keanekaragaman perifiton pada akar Parameter St I St II St III
vegetasi tumbuhan air di perairan rawa bento Kecerahan 58,67 42.9 112,67
memiliki nilai keanekaragaman yang bervariasi Kuat arus 0,4897 0,3448 0,2974
pH 8 8 8
yang berikasar antara 2,33-2,62. Terdapat nilai
Suhu Air 11,34 11,34 11,66
keanekaragaman tertinggi dari ketiga stasiun Oksigen Terlarut 5,3834 4,9733 4,4833
yaitu pada stasiun III 2,62 yaitu pada substrat Nitrat 0,02 0,0263 0,0103
tumbuhan Salvinia sp. Nilai keanekaragaman Fosfat 0,063 0,0906 0,1076
dan keseragaman perifiton menunjukkan
terdapatnya keberadaan dan beragamnya jenis Hasil pengukuran kecerahan pada
perifiton di stasiun III, begitu juga pada stasiun perairan Rawa Bento pada tiga lokasi
I dan II. Namun pada stasiun II nilai berdasarkan adanya substrat tumbuhan, nilai
7 Copyright © 2022 The Authors.
J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
7
R ASRA, T S UTAMI, A ADRIADI
kecerahan yang paling tinggi adalah pada berkisar antara 4,4833-5,3834. Menurut
stasiun III yaitu 112,67. Tingginya nilai Peraturan Pemerintah no 82 tahun 2001, Tentang
kecerahan ini dikarenakan pada stasiun III, Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
lokasi ini jarang di datangi pengunjung, serta Pencemaran Air, oksigen terlarut di perairan
tidak terdapatnya naungan pada pinggiran rawa bento memiliki nilai maksimum yang
Rawa Bento sehingga cahaya matahari untuk masuk kedalam kelas II dengan nilai 4 mg/L.
sampai ke perairan sangat mudah. Sedangkan Hal tersebut masih baik untuk kualitas perairan.
pada stasiun I dan II memiliki nilai kecerahan Nilai oksigen terlarut berbanding lurus dengan
yang sedang yaitu 58,67 dan 42,9 karena lokasi nilai suhu yang di peroleh.
pada stasiun I dan II disetiap pinggir Rawa Nilai fosfat pada masing-masing stasiun
Bento di tutupi oleh pepohonan serta berkisar antara 0,063-0,1076 mg/L. nilai
terdapatnya pengunjung yang melewati lokasi tertinggi diperoleh pada stasiun III dan yang
tersebut untuk melakukan kegiatan wisata. terendah pada stasiun I. Menurut wafa et al
Menurut Oktavia et al (2015), kecerahan di (2019), konsentrasi fosfat yang terlalu tinggi di
perairan yang memiliki nilai yang rendah perairan dapat menyebabkan tidak terkontrolnya
disebabkan oleh rendahnya intensitas cahaya dominansi spesies, dan jika terlalu rendah maka
yang masuk ke perairan. Nilai kecerahan untuk dapat menjadi faktor pembatas di perairan. Nilai
organisme perairan apabila <0,30 dapat fosfat yang baik untuk pertumbuhan fitoplankton
menimbulkan masalah bagi ketersediaan berkisar antara 0,27-5,51 ppm. Berdasarkan
oksigen terlarut di perairan. Dapat dikatakan pernyataan tersebut bahwa pada ketiga stasiun
periaran Rawa Bento memiliki nilai kecerahan perairan Rawa Bento memiliki nilai fosfat yang
yang baik pada stasiun I, II, dan III, dan nilai baik dan memenuhi standar kualitas air yang
kecerahan yang baik terdapat pada stasiun III. baik untuk mendukung kehidupan perifiton.
Kuat arus pada perairan Rawa Bento Nitrat sangat diperlukan dalam
memiliki nilai yang beragam yaitu berkisar ekosistem perairan terutama untuk
antara 2,9744-4,0897 m/s. Nilai kuat arus di mikroorganisme air. Menurut Kusumaningtyas
perairan Rawa bento memiliki nilai kuat arus (2010), kadar nitrat diperairan seperti danau
yang cepat karena naiknya volume air yang memiliki kadar nitrat berkisar 0-1 mg/L.
disebabkan oleh hujan. Nilai pH yang Berdasarkan pernyataan tersebut perairan Rawa
diperoleh pada ketiga stasiun sama yaitu 8 Bento memiliki Kadar Nitrat yang termasuk
termasuk kedalam nilai pH yang optimum. kedalam kategori baik untuk mendukung
Menurut Agustin et al (2018), kisaran pH kehidupan perifiton yaitu berkisar antara 0,02-
optimum bagi kehidupan plankton adalah 6-8 0,0263 mg/L. Kadar nitrat lebih dari 5 mg/L
terutama pada kelas Bacillariophyceae. disuatu perairan menggambarkan terjadinya
Pengukuran suhu air di perairan Rawa Bento, pencemaran antropogenik yang berasal dari
diperoleh nilai suhu yang rendah pada ketiga aktivitas dan tinja hewan.
stasiun yaitu berkisar antara 11,34ºC-11,66ºC.
Suhu rendah juga dapat mempengaruhi KESIMPULAN
kehidupan perifiton di perairan. Nilai suhu Keanekaragaman perifiton di Rawa Bento
yang tinggi terdapat di stasiun 3, karena memiliki nilai berkisar antara 2,33-2,62, yang
dipengaruhi oleh banyaknya hewan ternak termasuk kedalam kategori tidak tercemar dan
yang berendam di perairan Rawa Bento. Lokasi Kelimpahan Perifiton di Perairan Rawa Bento
stasiun III ini tidak terdapatnya pepohonan di memiliki nilai kelimpahan yang tinggi yaitu
pinggiran rawa sehingga tidak terdapat 694.260 ind/cm2 pada substrat tumbuhan
naungan sehingga membuat cahaya matahari Krokot (Portulaca sp), yang diikuti oleh substrat
lebih banyak masuk ke perairan. Penelitian Eceng gondok (Echornia crassipes), dan
yang dilakukan Joshi (1991), bahwa jenis Kiambang (Salvinia sp).
diatom dapat tumbuh dengan baik pada kisaran
suhu rendah dengan nilai rata-rata 14,50C yang DAFTAR PUSTAKA
menempel pada tumbuhan yang ada di perairan Agustin, A. D., A, Solichin dan A, Rahman.
dataran tinggi. Hasil yang didapatkan tergolong 2019. Analisis Kesuburan Perairan
dalam kategori suhu yang masih baik untuk Berdasarkan Kepadatan dan Jenis
kehidupan perifiton di perairan dataran tinggi. Perifiton di Sungai Jabungan,
Oksigen terlarut (DO) pada perairan Banyumanik, Semarang. Journal Of
Rawa Bento diperoleh nilai DO yang bervariasi Maquares. 8(3): 185-192.

Copyright © 2022 The Authors. 8


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA VEGETASI TUMBUHAN DI RAWA
BENTO SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR
Ario, R., I, Riniatsih., I, Pratikto dan P, M. Keanekaragaman Hayati Rawa Bento
Sundari. 2019. Keanekaragaman Kecamatan Gunung Tujuh Kabupaten
Perifiton pada Daun Lamun Enhalus Kerinci Provinsi Jambi. Artikel. Program
acoroides dan Cymodocea serrulata di Studi Biologi Program Pascasarjana
Pulau Parang, Karimunjawa. Buletin Universitas Andalas Padang.
Oseanografi Marina. 8(2):116-122. Saputra, H., Rachimi dan E, Prasetio. 2018. Status
Bellinger, E and D. Sigee. 2010. Fresh Water Perairan Sungai Kapuas Kota Pontianak
Algae. Identification and use As Untuk Budidaya Ikan Berdasarkan
Bioindicators. WILEY-BLACKWELL. Bioindikator Perifiton. 6(2).
Biggs, B. J. F and C, Kilroy. 2000. Stream Sawestri, S dan D, Atminarso. 2015. Status
Periphyton Monitoring Manual. New Kualitas Sungai Musi Bagian Hilir Di
Zealand Ministry For The Environment. Tinjau Dari Komunitas Perifiton. Seminar
Darki, B. Z and A, F. Krakhmalnyi. 2019. Biotic Nasional Perikanan Indonesia.
and Abiotic Factors Affecting The Siagian, M. 2012. Kajian Jenis dan Kelimpahan
Population Dynamics Perifiton Pada Eceng Gondok (Eichornia
Of Ceratium Hirundinella, Peridinium Ci crassipes) Di Zona Litoral Waduk
nctum, And Peridiniopsis Elpatiewskyi. Limbungan, Pesisir Rumbai, Riau. Jurnal
Diversity. 11(8):137. Akuatika. III(2):95-104.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Utama, A. P., N. Soernardjo dan H. Endrawati.
Pengelolaan Sumberdaya dan 2019. Komposisi Perifiton Pada Lamun
Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Enhalus acoroides, Royle 1839
Kanisius. (Angiosperms : Hydrocharitaceae) dan
Ichimura, T., F, Kasai and P, F. M. Coesel. 1997. Thalassia hemrpichii, Ascherson 1871
Geographical and ecological distribution (Angiosperms : Hydrocharitaceae) di
of highly polyploid populations of the Perairan Telur Awur, Jepara. Journal Of
Closterium ehrenbergii species complex Marine Research. 8(4):340-345.
(Chlorophyta). Phycologia. 36(2):157- Vuuren, S. J. V., J, Taylor., C, V. Ginkel and A,
163. Gerber. 2006. Fresh Water Algae.
Joshi, C. B. 1991. Benthos composition of a hill Resource Quality Services (RQS).
stream in Western Himalayas. Journal Wafa, M. F. N., Z, Hasan., I, Gumilar and A,
Inst. 71:373-382. Sahidin. 2019. Plankton Community
Karyadi, H., D, I. Pratiwi. E, H. Danis., D, P. Structure and Its Relationship with
Suyanto dan Hendrayadi. 2018. Taman Minerals Profiles in Minapadi Area,
Nasional Kerinci Seblat. Talagasari Village, Kadungora Garut
Kusumaningtyas, D. I. 2010. Analisis Kadar Regency. Asian Journal Of Fisheries and
Nitrat Dan Klasifikasi Tingkat Aquatic Research. 4(2):1-13.
Kesuburan Di Perairan Waduk Ir. H. Wulandari, D. Y., N, T. M. Pratiwi dan E, M.
Djuanda, Jatiluhur, Purwakarta. BTL. Adiwilaga. 2014. Distribusi Spasial
8(2):49-54. Fitoplankton di Perairan Pesisir
Levkov, Z., T, Slavica., E, Jovanovska., A, Tangerang. Jurnal Ilmu Pertanian
Cvetkoska and D, Metzeltin. 2016. Indonesia (JIPI). 19(3):156-162.
Revision of The Stauroneis smithii Wijaya, H. K. 2009. Komunitas Perifiton dan
Grunow (Bacillariophyceae) Species Fitoplankton Serta Parameter Fisik- Kimia
Complex from Macedonia. Botanica Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air di
Serbica. 40(2):167-178. Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa
Nugraha, Y., R, Sarbini dan H, Kuslani. 2015. Barat. Skripsi.
Teknik Pengamatan dan Kepadatan Yuliana., E. M. Adiwilaga., E. Harris dan N. T.
Perifiton Pada Akara Mangrove di M. Pratiwi. 2012. Hubungan Antara
Kawasan Pulau Parang, Kepulauan Kelimpahan Fitoplankton Dengan
Karimunjawa. BTL. 13(1):37-41. Parameter Fisik-Kimiawi Perairan di
Odum, E. P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi. Teluk Jakarta. Jurnal Akuatika. III
Philadelphia and London: Saunders (2):169-179.
Company. Zuardi, S. H dan W, Wardhana. 2018. Struktur
Putra, R. E. 2011. Valuasi Ekonomi Komunitas Epifiton pada Tanaman
9 Copyright © 2022 The Authors.
J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10
9
R ASRA, T S UTAMI, A ADRIADI
Utricularia sp. di Situ Alam FMIPA
Universitas Indonesia, Depok, Jawa
Barat. Proceeding Of Biology Education.
2(1):56-66. x

Copyright © 2022 The Authors. 10


J. Biospecies. (15) 2, July 2022. 1 - 10

Anda mungkin juga menyukai