Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH SIKAP, TINGKAT PENDAPATAN, DAN PEMAHAMAN WAJIB

PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR


PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KECAMATAN KUNINGAN TAHUN 2019

JURNAL
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

Oleh :
RISA FITRYASA
20160610112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH SIKAP, TINGKAT PENDAPATAN, DAN PEMAHAMAN WAJIB


PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KECAMATAN KUNINGAN TAHUN 2019

JURNAL
Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi

Oleh :

RISA FITRYASA
20160610112

Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Herma Wiharno, M.Si Dadang Suhendar, M.Si


NIP. 196607121992031002 NIK. 41038041247

Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi

Enung Nurhayati, M.Si., Ak., CA


NIK. 410380711256
PENGARUH SIKAP, TINGKAT PENDAPATAN, DAN PEMAHAMAN WAJIB
PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DI KECAMATAN KUNINGAN TAHUN 2019

Oleh :
RISA FITRYASA
NIM 20160610112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS KUNINGAN

ABSTRACT
This research is based on the low awareness and willingness of the public to
comply with paying Land and Building Tax. The purpose of this research is to produce
empirical facts that can shed light on the influence of attitudes, income levels, and
taxpayers' understanding of taxpayer compliance in paying Land and Building Taxes.
The method used is a verificative descriptive method. This research sample is a
PBB taxpayer in the Kuningan sub-district of 397 PBB taxpayers obtained based on
Slovin calculations, with sampling techniques using a Simple random sampling
technique. Data collection techniques use polls with data analysis through multiple linear
regressions, t-test analysis, and F test.
The results showed that the attitude, income level, and understanding of taxpayers
had a positive and significant influence on taxpayer compliance in paying Land and
Building Tax in Kuningan Sub-District.

Keywords : Attitude, Income Level, Taxpayer Understanding, and Taxpayer


Compliance.

I. Pendahuluan
Pajak merupakan sumber penerimaan terbesar bagi suatu Negara. Peranan pajak
baik sebagai sumber penerimaan dalam negeri maupun sebagai penyelaras kegiatan
ekonomi pada masa-masa yang akan datang sangat penting bagi Negara kita. Untuk
mewujudkannya Pemerintah melakukan upaya-upaya dibidang perpajakan mengenai
kesadaran atas peran serta masyarakat sebagai wajib pajak dalam memenuhi
kewajiban perpajakannya. Pajak merupakan iuran wajib yang diberlakukan pada
setiap wajib pajak atas objek pajak yang dimilikinya dan hasilnya diserahkan kepada
Pemerintah. Jenis pajak yang diberlakukan di Indonesia diantaranya adalah Pajak
Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak
Hadiah, dan lain-lain.
Pajak Bumi dan Bangunan mempunyai dampak yang lebih luas sebab hasil
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sepenuhnya untuk pembangunan daerah yang
bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk itu, perlu bagi pemerintah daerah untuk
meningkatkan peranan Pajak Bumi dan Bangunan sebagai sumber pendapatan asli
daerah (PAD). Salah satu upaya yaitu melalui peningkatan kesadaran wajib pajaknya.
Keberhasilan penerimaan pajak merupakan cerminan kesadaran masyarakat
(Misbach, 1997:17).
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan iuran yang dikenakan terhadap
orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak, memiliki, menguasai dan
memperoleh manfaat dari bumi dan bangunan (Rahman, 2011). Pemerintah Kota
setiap tahunnya mempunyai target dalam penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB) sebagai sumber pendapatan daerah, tetapi tidak selalu target tersebut
terealisasi dengan sempurna. Terkadang juga realisasi penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) jauh dibawah target yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota.
Sistem Pemungutan Pajak yang digunakan dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan adalah Official Assessment System,dimana sistem pemungutan pajak
dimana jumlah pajak yang harus dilunasi atau terutang oleh Wajib Pajak dihitung
dan ditetapkan oleh Fiskus atau aparat pajak. Maka dalam sistem ini Wajib Pajak
bersifat pasif sedangkan Fiskus bersifat aktif. Dengan demikian, jika dihubungkan
dengan ajaran timbulnya utang pajak, maka Official Assesment System sesuai dengan
timbulnya utang pajak menurut ajaran formil, artinya utang pajak timbul apabila
sudah ada ketetapan pajak darik Fiskus.
Tabel 1.1
Tabel Perbandingan Data Realisasi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan
tahun 2014-2018 di Kecamatan Kuningan
Target Realisasi
No Tahun
SPPT Jumlah (RP) SPPT Jumlah (RP) %
1 2014 57.099 2.399.830.884 42.201 1.697.872.683 72.9
2 2015 58.197 2.969.106.258 40.202 2.084.053.819 70.2
3 2016 58.615 3.420.149.969 42.935 2.572.899.221 75.2
4 2017 60.121 3.592.207.917 42.988 2.624.063.405 73
5 2018 60.594 3.602.922.475 41.659 2.555.099.053 70.9
Sumber : Badan Pengelola Pendapatan Daerah Kab. Kuningan

Tabel 1.1 menunjukan banyaknya penerimaan dan terutangnya jumlah


SPPT wajib pajak dalam membayar PBB di Kecamatan Kuningan. Dimana
penerimaan target jumlah SPPT wajib pajak pada tahun 2018 belum pada target
jumlah SPPT wajib pajak dan terdapat SPPT terutang, hal tersebut menunjukan
adanya kecenderungan penurunan dalam penerimaan jumlah SPPT wajib pajak
khususnya dalam penerimaan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di
Kecamatan Kuningan yang memiliki jumlah SPPT terutang paling tinggi dan
penerimaan paling rendah yaitu 70,9% sedangkan persentase penerimaan negara
dari Pajak Bumi dan Bangunan harus pada titik 100%. Hal ini berarti bahwa tingkat
kesadaran dan kemauan masyarakat di Kecamatan Kuningan untuk membayar
Pajak Bumi dan Bangunan masih kurang.
Menurut Tomy Yulian Arrizky (2018) kepatuhan wajib pajak dipengaruhi
oleh sikap dan pemahaman wajib pajak. Menurut Kessi Ronia (2012) salah satu
faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yaitu pendapatan wajib pajak.
II. Landasan Teori
1. Teori Atribusi
Menurut Wahyu Lestari (2017) teori atribusi dikembangkan oleh Fritz
Heider (1958) dan Bernard Weiner (1979-1980). Teori ini mempelajari
tentang proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa dan
alasan atau sebab perilakunya atau disebut juga proses pembentukan persepsi
ataupun perilaku. Atribusi merupakan suatu teori yang menggambarkan
mengenai hal yang menyebabkan seseorang berperilaku. Perilaku seseorang
ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal (internal forces), yaitu
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau
usaha, dan kekuatan eksternal (eksternal forces), yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.
Berdasarkan hal tersebut, seseorang akan ermotivasi untuk memahami
lingkungannya dan sebab-sebab kejadian tertentu.
2. Theory of Planned Behavior (TPB)
Theory of Planned Behavior (TPB) atau yang disebut juga sebagai teori
tingkah laku uyang direncanakan merupakan pengembangan lebih lanjut dari
teori sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Menurut Ajzen
(1991) dalam Wahyu Lestari (2017) dalam teori ini menambahkan satu faktor
yaitu perceived behavior control (perilaku kontrol yang dipersepsi). TPB
ditambahkan satu faktor karena banyak perilaku dan tidak semuanya dibawh
kontrol penuh individual. Teori ini mengasumsi bahwa kontrol perilaku yang
dipersepsi mempunyai implikasi motivasional terhadap minat-minat. Selain
itu adanya hubungan antara perilaku yang dipersepsi dengan perilaku. Suatu
perilaku tidak ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi juga
terdapat pada persepsi individu dan kontrol tersebut.
3. Pajak
Dalam buku De Economische Betekenis der Belastingen mengatakan
bahwa pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-
norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontrapersi yang
dapat ditujukan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk
membiayai pengeluaran pemerintah.
Menurut Y Sri Pudyatmoko (2009:1) Berdasarkan pendapat para ahli
perpajakan tersebut, bahwa dapat disimpulkan ada beberapa ciri yang melekat
pada pajak, yaitu :
a. Iuran atau kontribusi wajib rakyat kepada negara.
b. Dipungut oleh Pemerintah berdasarkan undang-undang sehingga bersifat
memaksa.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi secara langsung yang dapat ditunjuk.
d. Digunakan untuk membiayai pengeluaran umum sehubungan dengan
penyelenggaraan pemerintahan.
Secara khusus, undang-undang menambahkan bahwa penggunaan iuran
pajak adalah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (pemerataan
kesejahteraan).
4. Fungsi Pajak
Menurut Fidel (2010:6) Pajak yang dikenakan kepada masyarakat
mempunyai dua fungsi, yaitu :
a. Fungsi Finansial (Budgeter), Fungsi pajak adalah untuk mengumpulkan
dana yang diperlukan pemerintah untuk membiayai pengeluaran belanja
negara guna kepentingan dan keperluan seluruh masyarakat. Tujuan ini
biasanya disebut “revenue adequac”, yaitu bahwa pemungutan pajak
tersebut ditujukan untuk mengumpulkan penerimaan yang memadai atau
yang cukup untuk membiayai belanja negara.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend), Fungsi mengatur bertujuan untuk
memberikan kepastian hukum. Terutama dalam menyusun undang-
undang pajak senantiasa per;u diusahakan agar ketentuan yang
dirumuskan jangan menimbulkan interpretasi yang berbeda, antara Fiskus
dan Wajib Pajak.
5. Asas – Asas Pajak
Menurut Adam Smith (dalam Abdul Rahman, 2010:26) asas pemungutan
pajak adalah sebagai berikut :
a. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan)
b. Asas Certainty (asas kepastian hukum)
c. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak yang tepat waktu
atau asas kesenangan)
d. Asas Efficiency (asas efisiensi atau asas ekonomis).
6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan terhadap
bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya beserta dengan bangunan yang
diletakkan di atas bumi. Dasar hukum PBB adalah Undang-Undang No. 12
Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Tahun 1994.
Menurut Abdul Rahman (2010:105) yang menjadi objek pajak adalah
bumi dan/atau bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang
ada di bawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman,
serta laut wilayah Indonesia.
Menurut Mardiasmo (2009:316) yang menjadi subjek pajak adalah orang
atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan atau
manfaat atas bumi, dan atau memiliki, mnguasai, dan atau memperoleh
manfaat atas bangunan. dengan demikian tanda pembayaran atau pelunasan
pajak bukan merupakan bukti pemilikan hak. Subjek pajak tersebut
berkewajiban membayar pajak dan menjadi Wajib Pajak Bumi dan Bangunan.
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar dan bilamana tidak terdapat
transaksi jual beli, Nilai Jual Objek Pajak ditentukan melalui perbandingan
harga dengan objek lain yang sejenisnya atau nilai perolehan baru, atau Nilai
Jual Objek Pajak pengganti.
Menurut Mardiasmo (2009:318) Besarnya pajak terutang dihitung dengan
dengan cara menalikan tarif pajak dengan NJKP:
Pajak Bumi dan Bangunan = Tarif Pajak x NJKP

= 0,5% x [Persentase NJKP x (NJOP-NJOPTKP)


III. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh,
mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data
sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan
kemudian menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok
permasalahan sehingga akan terdapat suatu kebenaran data-data yang akan
diperoleh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah metode yang
berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang
diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
(Sugiyono, 2008).
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang ada di Kecamatan
Kuningan tercatat sebanyak 60.594 orang, Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling, pengambilan sampel
yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu (Sugiyono 2017:82). Pegambilan sampel tersebut diberikan kepada wajb
pajak PBB di Kecamatan Kuningan.
IV. Pembahasan
1. Pengaruh Sikap, Tingkat Pendapatan dan Pemahaman Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Dalam Membayar PBB
Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai sikap, tingkat
pendapatan dan pemahaman wajib pajak secara bersama-sama
mempengaruhi kepatuhan membayar PBB. Artinya, semakin tinggi sikap,
tingkat pendapatan dan pemahaman wajib pajak maka semakin tinggi pula
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB yang akan berdampak positif
bagi pihak-pihak terkait. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah sikap,
tingkat pendapatan dan pemahaman wajib pajak maka semakin rendah pula
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB.
2. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Dalam Membayar
PBB
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis membuktikan bahwa variabel sikap
(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak (Y).
Artinya, semakin tinggi sikap wajib pajak dalam menjalankan berbagai
peraturan perpajakan maka semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajaknya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh I
Gede Prayuda dan I ketut Jati (2016) tentang pengaruh sikap, kesadaran wajib
pajak dan pengetahuan perpajakan pada kepatuhan membayar PBB. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel sikap berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepatuhan membayar PBB. Penelitian yang
dilakukan oleh Riana Widiastuti dan Herry Laksito (2014), menyatakan
bahwa sikap berperilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan,
norma subyektif, kontrol keprilakuan yang dipersepsikan, kesadaran Wajib
Pajak untuk membayar pajak dan pelayanan pajak secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku wajib pajak untuk mematuhi
peraturan perpajakan.
3. Pengaruh Tingkat Pendapatan Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan
Dalam Membayar PBB
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
tingkat pendapatan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak (Y). Artinya apabila tingkat pendapatan dimasyarakat
tinggi maka pendapatan dari sektor pajak pun akan cenderung naik atau hal
ini sejalan dengan naiknya kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Siti Faizah (2009) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak dalam membayar PBB. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel pendapatan hubungan positif dan signifikan terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak dalam membayar PBB. Widiastuti (2012) dan Nasirin
(2018) menunjukkan bahwa variabel penghasilan wajib pajak berpengaruh
positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan
Bangunan. Penelitian yang dilakukan oleh I Nengah windu, dkk (2019),
Amran (2018), Ni Kadek Eranita, dkk (2017), Hananto (2015) dan Irna dan
Susanto (2019) menunjukkan bahwa tingkat pendapatan berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi dalam membayar PBB.
4. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Dalam
Membayar PBB
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel
pemahaman wajib pajak (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak (Y). Artinya semakin paham masyarakat tentang
peraturan perpajakan yang berlaku maka diharapkan pula semakin tinggi akan
kepatuhan wajib pajak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Guntur Jati Wijayanto (2015) tentang pengaruh sosialisasi perpajakan dan
pemahaman prosedur perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban PBB P2 . Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
variabel pemahaman pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
dalam memenuhi kewajiban PBB P2. Penelitian yang dilakukan oleh
Nurruhmah dan Rosiana (2008), Nasirin (2018), Orba kurniawan dan Dewi
Aini (2019), Ni Komang Ayu dan I Ketut Yadnyana (2016), M. Hasan Ma`ruf
dan Sri Supatningsih (2019), Diah Wijayanti dan Noer Sasongko (2017)
menunjukkan bahwa variabel pemahaman wajib pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Apriani Purnamasari, dkk (2016)
menyatakan bahwa variabel pemahaman wajib pajak mengenai peraturan
perpajakan, sanksi perpajakan dan nasionalisne menunjukkan hasil yang
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
PBB.
V. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang peneliti kemukakan pada bab sebelumnya, maka
peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis secara simultan, hasil membuktikan bahwa variabel
bebas yaitu sikap (X1), tingkat pendapatan (X2) dan pemahaman wajib pajak
(X3) secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak (Y) dalam
membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya variabel Sikap, Tingkat
Pendapatan dan Pemahaman wajib pajak akan menyebabkan terjadinya variasi
dalam kepatuhan wajib pajak.
2. Sikap wajib Pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan
wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya semakin
tinggi sikap wajib pajak dalam menjalankan berbagai peraturan perpajakan
maka semakin tinggi pula kepatuhan wajib pajaknya. Begitupun sebaliknya
jika sikap wajib pajak semakin rendah maka semakin rendah pula kepatuhan
wajib pajaknya.
3. Tingkat pendapatan wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya
semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat maka semakin tinggi pula
kepatuhan wajib pajak untuk membayar PBB. Begitupun sebaliknya jika
semakin rendah tingkat pendapatan wajib pajak maka semakin rendah pula
kepatuhan wajib pajak untuk membayar PBB.
4. Pemahaman wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya
semakin paham masyarakat tentang peraturan yang berlaku maka semakin
tinggi kepatuhan wajib pajak. Begitupun sebaliknya jika pemahaman wajib
pajak semakin rendah maka semakin rendah pula kepatuhan wajib pajaknya.

VI. Daftar Pustaka


Agustina, A. (2015). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Wajib Pajak di Kota Magelang). Journal Of
Accounting.
Aini, M. O. (2019). Pengaruh Pemahaman, Kesadaran Wajib Pajak, dan Sanksi
Pajak Terhadap Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan Pada Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang .
Akbar Rizky Wiajya, d. (2015). Determinasi Aspek Keprilakuan Terhadap
Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Pedesaan
(PBB-P2).
Alfira Widya, J. D. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar PBB (Studi pada Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di
Kecamatan Kuningan).
Amran. (2018). Pengaruh Sanksi Perpjakan, Tingkat Pendapatan Dan Kesadaran
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Makasar Utara). Jurnal Ilmiah Akuntansi.
Apriani Purnamasari, U. P. (2017). Pengaruh Pemahaman, Sanksi Perpajakan,
Tingkat Kepercayaan Pada Pemerintah dan Hukum, Serta Nasionalisme Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB-P2 (Studi Pada Wajib Pajak PBB-
P2 di Kota Banjar). Jurnal akuntansi dan Auditing.
Apriani, U. d. (2016). Pengaruh Pemahaman, Sanksi Perpajakan, Tingkat
Kepercayaan PAda Pemerintah dan Hukum, Serta Nasionalisme Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB - P2 (Studi Pada Wajib Pajak
PBB-P2 di Kota Banjar, Jawa Barat.
Ariessa, Y. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal Akuntansi dan Pajak.
Arrizky, T. Y. (2018). Analisa Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan
di Kabupaten tapin.
Ayunda, W. P. (2015). Pengaruh Sanksi Perpajakan, Pengetahuan Pajak, Sikap
Wajib Pajak, dan Tingkat Ekonomi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar Pajak Bumi dan Bangunan Dengan Kontrol Petugas Kelurahan
Sebagai Variabel Moderating di Kota Pekanbaru. Jom FEKON.
Christoper Siwi, S. S. (2017). The Effect of Income and tax Knowledge upon
taxpayer Compliance in Paying Land and Building Tax in Pulutan Village.
International Journal of Applied Business and International Management
(IJABIM).
Dian Pertiwi, i. L. (2017). Pengaruh Sikap, Pelayanan, Kesadaran wajib Pajak Dan
Pengetahuan Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar
Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal Riset Akuntansi dan Manajemen.
Faizah, S. (2009). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan (Studi Kasus di Kecamatan
Dukuhturi Kabupaten Tegal). Skripsi.
Hananto. (2015). Pengaruh SPPT, Sanksi, Pendapatan Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan.
Hasannudin. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
dalam Membayar PBB Dengan Variabel Moderating Sikap Wajib Pajak Atas
Sanksi Denda (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Dikota Tidore
Kepulauan).
I Gede Prayuda, I. K. (2016). Pengaruh Sikap, Kesadaran Wajib Pajak dan
Pengetahuan Perpajakan Pada Kepatuhan Membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
E-Jurnal Akuntansi.
I Nengah Ogi Windu Wantara Nim, A. Y. (2019). Pengaruh Umur, Pendidikan
dan Pendapatan Terhadap Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Jurnal Sains, Akuntansi dan
Manajemen (JSAM).
Imam Oktafiyanto, D. K. (2015). Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran
Wajib Pajak, dan Pelayanan Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan
Bangunan. Jurnal Akuntansi.
Irna Yohana, S. W. (2019). Pengaruh Lingkungan Sosial, Tingkat Pendidikan dan
Tingkat Pendapatan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB
(Studi Kasus Pada Wajib Pajak Orang Pribadi Di Desa Tegalangus). Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan Teknologi.
Irwansyah Lubis, G. D. (2010). REVIEEW PAJAK ORANG PRIBADI DAN
ORANG ASING. Jakarta: Salemba Empat.
Isawati, T. (2015). Pengaruh Tingkat Pendapatan, Pengetahuan Perpajakan,
Pelayanan Pajak Serta Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam
Membayar PBB (Studi Kasus di Kelurahan Teluk Lerong Ilir, Kecamatan
Samarinda Ulu).
Islami, R. A. (2019). Pengaruh Sosialisasi Pajak, Sanksi Pajak dan Pendapatan
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pajak Bumi dan Bangunan
di Kecamatan Serang Baru (Studi Empiris Kecamatan Serang Baru, Desa
Jayamulya). Accounting Global Journal.
Kusuma, I. P. (2014). Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
Laksito, R. W. (2014). Faktor - faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pajak
Bumi dan Bangunan (P-2) (Studi pada WPOP di Kabupaten Klaten). Jurnal
Akuntansi.
Lestari, W. (2017). Analisis Pengaruh Pengetahuan Pajak Bumi dan Bangunan,
Kesadaran Wajib Pajak, dan Kondisi Ekonomi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Bumi dan Bangunan dengan Kontrol Petugas Pajak Sebagai Variabel Moderating
(Studi Kasus di Kecamatan Buluspesantren Kabupaten). Skripsi.
Listyowati, Y. C. (2018). Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Membayar Pajak. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Airlangga.
Luh De Budiasih, N. P. (2017). Pengaruh Tingkat Kepentingan Kepada
Pemerintah, Pendapatan, Perilaku Masyarakat Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Untuk Membayar Pajak Bumi dan Bangunan - P2 di Desa Bebetin, Kecamatan
Sawan Kabupaten Buleleng. e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha.
M. Hasan Ma`ruf, S. S. (2019). Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Jurnal
Akuntansi dan Pajak.
Mardiasmo. (2009). Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: ANDI.
Mochammad Rizza Faizin, d. (2016). Pengaruh Sosialisasi, Pemahaman, dan
Kesadaran Prosedur Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Pada
Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Bumi Bangunan Perdesaan dan Perkotaan di
Desa Mojaranu Kabupaten Bojonegoro. Jurnal Perpajakan (JEJAK).
Mochammad Rizza Faizin, d. (2016). Pengaruh Sosialisasi, Pemahaman, dan
Kesadaran Prosedur Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada
Wajib Pajak Orang Pribadi PBB P-2 di Desa Mojoranu Kabupaten Bojonegoro).
Jurnal Pepajakan (JEJAK).
Nasirin. (2018). Pengaruh Penghasilan, Kesadaran dan Pemahaman Wajib Pajak
Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar PBB (Studi Kasus di Dusun
Kaliurang Barat Desa Hargobinangun Tahun 2015). Jurnal Ekobis Dewantara.
Nerissa Arviana, D. I. (2018). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis.
Ni Kadek Eranita, d. (2017). Pengaruh Penerimaan Surat Pemberitahuan Pajak
Terutang (SPPT), Pendapatan Wajib Pajak, Dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap
Kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan Perdsaan dan Perkotaan (PBB-P2)
di Kabupaten Buleleng. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha.
Nirawan. (2013). Pengaruh Pemahaman Peraturan Pajak Terhadap Kepatuhan
Wajib Pajak Dengan Moderating Preferensi Risiko. Accounting Analysis Journal.
Pancawati Hardiningsih, N. Y. (2011). Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak. Dinamika Keuangan dan Penrbankan.

Anda mungkin juga menyukai