Anda di halaman 1dari 4

Tugas Tutorial 3

Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro/ESPA4110

SOAL:
1. Mengapa dalam jangka pendek kurva penawaran agregat memiliki kemiringan
positif, sedangkan dalam jangka panjang berbentuk vertikal? Jelaskan dan
lengkapi jawaban anda dengan kurva!
Jawab:
Bentuk kurva penawaran agregat berbeda pada jangka pendek dan jangka
panjang. Dalam jangka pendek, kurva penawaran memiliki kerniringan yang positif;
sementara dalam jangka panjang, kurva penawaran agregat ini berbentuk vertikal,
Untuk lebih jelasnya, silakan Anda perhatikan Gambar dibawah ini. Sumbu vertikal
menunjukkan tingkat harga dan sumbu horizontal menunjukkan jumlah output yang
ditawarkan. Tampak pada gambar, kurva penawaran agregat jangka panjang
berbentuk vertikal yang disimbolkan oleh LRAS, dan kurva penawaran agregat
jangka pendek disimbolkan dengan SRAS.

Hal yang perlu diingat dalam membentuk kurva penawaran (termasuk juga
kurva permintaan) ialah adanya asumsi cateris paribus, yaitu hanya faktor harga yang
diizinkan mengalarni perubahan, sementara faktor Jain diasumsikan tetap. Dalam
teori ekonomi, istilah ceteris paribus digunakan untuk menjelaskan bahwa faktor
Jainnya diasurnsikan tetap tidak berubah. Dengan asumsi ini, perbedaan bentuk kurva
penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang mengindikasikan bahwa
pengaruh tingkat harga terhadap produksi output perekonomian berbeda antara jangka
pendek dan jangka panjang. Sementara faktor lain yang mernengaruhi penawaran
agregat selain harga diasumsikan konstan.
Sumber BMP ESPA4110 modul 7 hal. 7.3-7.4

2. Selain perubahan tingkat harga, faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi


pergeseran kurva penawaran agregat jangka pendek? Jelaskan dan lengkapi
jawaban anda dengan kurva!
Jawab:
Penjelasan tentang pengaruh ekspektasi tingkat harga terhadap pergeseran kurva
penawaran jangka pendek sebenarnya tidak terlepas dari teori kekakuan harga, teori
kekakuan upah, dan teori mispersepsi/ kesalahpaharnan. Ketiga teori ini
mengungkapkan bahwa ekspektasi tingkat hargalah yang pada awalnya akan
memengaruhi keputusan produksi perusahaan. Misalnya, pada teori kekakuan upah,
jika perusahaan berekspektasi bahwa tingkat harga di masa mendatang akan tinggi,
maka perusahaan akan mempekerjakan pekerja dengan kontrak upah yang tinggi.
Tingginya biaya tenaga kerja ini akan meningkatkan biaya produksi yang akhirnya
mendorong perusahaan untuk berproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit.
Namun, jika ekspektasi harga ini berubah dari ekspektasi awal, misalnya berupa
penetapan ekspektasi harga yang lebih tinggi dari ekspektasi sebelumnya, beban biaya
perusahaan tentu akan makin meningkat karena upah yang harus dibayarkan kepada
karyawannya naik. Alhasil, jumlah produksi perusahaan pun akan mengalami
penurunan, dan kurva penawaran agregat jangka pendek pun bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika ekspektasi harga mengalami penurunan, beban biaya perusahaan
tentu juga akan mengalami penurunan karena upah karyawannya dapat dibayarkan
dengan tingkat yang lebih rendah sehingga output produksi akan terdorong naik, yang
ditandai dengan bergesernya kurva penawaran jangka pendek ke kanan.

Sumber BMP ESPA4110 modul 7 hal. 7.12-7.13

3. Inflasi pada dasarnya merupakan kenaikan harga secara umum yang


disebabkan oleh berbagai hal dalam perekonomian. Jelaskan kebijakan yang
dapat ditempuh oleh Pemerintah untuk mengatasi inflasi!
Jawab:
1. Kebijakan moneter
Menurut jurnal Instrumen Kebijakan Makroekonomi dalam Memengaruhi Output
oleh Yunisvita, kebijakan ekonomi moneter adalah kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal dan eksternal negara demi mencapai
stabilitas ekonomi.
Bank Indonesia selaku bank sentral akan mengatur jumlah uang yang beredar
melalui penerapan cadangan minimum, sehingga jumlah uang menjadi lebih kecil.
Dengan begitu, laju inflasi di Indonesia dapat ditekan.
Bank sentral juga akan menekan jumlah uang yang beredar dengan cara menjual
surat berharga di pasar uang, sehingga uang masyarakat akan masuk ke dalam
bank. Hal itu biasa dilakukan untuk menekan laju inflasi di Indonesia.
2. Kebijakan fiskal
Mengutip sumber yang sama di atas, kebijakan fiskal adalah kebijakan ekonomi
yang bertujuan untuk mengarahkan perekonomian menjadi lebih baik dengan
jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah.
Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar. Namun, kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah.

Instrumen kebijakan fiskal meliputi penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang


berhubungan erat dengan pajak. Kebijakan pajak ini dapat memengaruhi
permintaan total di suatu pasar, sehingga akan memengaruhi harga setiap barang.
Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total terhadap barang. Dengan
adanya kebijakan fiskal, inflasi dapat ditekan melalui penerapan pajak pada setiap
barang yang dijual.

3. Kebijakan jumlah barang (Output)


Menurut jurnal Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi oleh Tini Utami, kenaikan
jumlah barang atau jasa yang diproduksi (output) dapat mengecilkan laju inflasi.
Bertambahnya jumlah barang atau jasa di dalam suatu negara cenderung akan
menurunkan harga barang secara signifikan. Kenaikan jumlah output ini dapat
dicapai dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk, sehingga impor barang akan
cenderung meningkat.
Sumber: https://kumparan.com/kabar-harian/3-kebijakan-pemerintah-untuk-
mengurangi-inflasi-1x6NLk4LjyZ/full

4. Siklus bisnis merupakan pasang surutnya kegiatan ekonomi selama


pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Jelaskan konsep siklus bisnis
yang disebabkan oleh pergerakan kurva permintaan agregat !
Jawab:
Faktor penyebab terjadinya pergeseran tiba-tiba dari permintaan agregat dan
penawaran agregat dapat dikelompokkan atas dua kategori, yaitu faktor eksternal dan
faktor internal.
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar sistem
ekonorni yang memengaruhi shock pada permintaan dan penawaran agregat.
Misalnya, faktor keamanan seperti perang, faktor politik seperti pemilihan umum, dan
kenaikan tingkat harga minyak dunia.
Di sisi lain, yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang menjadi bagian
dari sistem ekonomi, misalnya kebijakan ekspansi dan kontraksi pemerintah yang
berkontribusi terhadap penciptaan siklus ekonomi. Misalnya kebijakan melonggarkan
kredit yang pada akhirnya mendorong penurunan perekonomian yang tidak dapat
dihindari. Siklus ekonomi yang didorong oleh faktor internal dikenal juga dengan
sebutan selfgenerating business cycle.
Sumber BMP ESPA4110 modul 8 hal 8.41

Anda mungkin juga menyukai