Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KESULITAN YANG DIHADAPI OLEH GURU

DAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
(Studi Kasus Eks-Karesidenan Madiun)

Ika Krisdiana1), Davi Apriandi2), Reza Kusuma Setiansyah3)


1
Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Email : ikakrisdiana56@gmail.com
2
Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Email: davi_apriandi@yahoo.com
3
Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP PGRI Madiun
Email: rezasetyansah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami guru dan peserta didik
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran
matematika dan faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut, serta untuk mengetahui solusi
dalam mengatasi kesulitan guru dan peserta didik dalam implementasi kurikulum 2013 pada mata
pelajaran matematika. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua guru dan peserta didik Sekolah Menengah Pertama di Karesidenan Madiun. Subyek
penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive sample. Dipilih tiga Kabupaten/Kota
dalam wilayah Karesidenan Madiun. Sekolah yang menjadi sampel penelitian ini adalah dua SMP
dari setiap Kabupaten/Kota yang dipilih, dengan kriteria bahwa sekolah yang akan dijadikan
sampel telah melaksanakan Kurikulum 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan metode angket,
observasi dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis data kualitatif, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah kesulitan-
kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada matapelajaran
matematika, antara lain: (1) guru kurang memahami tujuan Kurikulum 2013 dan pendekatan
saintifik, (2) penggunaan bahasa dalam buku teks sulit dipahami dan kurang efektif dalam
meningkatkan proses pembelajaran, (3) guru kurang mampu melaksanakan proses pembelajaran
yang menuju keterampilan aplikatif, (4) guru kurang mampu melakukan proses pembelajaran yang
membuat peserta didik menjadi ingin melakukan pengamatan dan eksperimen, (5) guru kurang
mampu melakukan proses pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas peserta didik. Sedangkan
kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada
matapelajaran matematika, antara lain: (1) peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami isi,
contoh-contoh dan bahasa dalam buku teks, (2) peserta didik jarang dilatih melakukan pengamatan
dan percobaan, (3) dalam proses pembelajaran berlangsung guru jarang menggunakan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
tersebut adalah (1) kurangnya pelatihan atau workshop tentang kurikulum 2013, (2) kurangnya
sarana dan prasarana dalam pembelajaran disekolah, (3) kurangnya pemahaman terhadap
kompetensi inti dan kompetensi dasar, (4) materi dan contoh soal yang disajikan dalam buku teks
sulit dipahami oleh siswa, (5) guru masih menerapkan pembelajaran konvensional, sehingga
kurang menggali kemampuan siswa, (6) guru kurang kreatif dalam menerapkan model dan metode
pembelajaran, (7) kemampuan guru dalam pemanfaatan teknologi, informasi dan teknologi masih
lemah. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah: (1) perlu diadakan
pelatihan/workshop tentang kurikulum 2013, (2) guru harus lebih banyak belajar dan membaca
tentang implementasi kurikulum 2013, (3) guru harus lebih kretif dalam menerapkan model/metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa, (4) kemampuan guru dalam bidang teknologi, informasi
dan komunikasi harus ditingkatkan dengan mengikuti workshop/pelatihan.
Kata Kunci: kesulitan guru dan peserta didik, implementasi kurikulum 2013
1. PENDAHULUAN menunjukkan jam pelajaran di Indonesia
Penyelenggaraan pendidikan dengan negara lain relatif lebih singkat.
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pemerintah lewat Kementerian
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan dan Kebudayaan sudah melakukan
tentang Sistem Pendidikan Nasional uji publik guna mendapatkan tanggapan dari
diharapkan dapat mewujudkan proses berbagai elemen masyarakat. Implementasi
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik kurikulum 2013 berlaku bagi sekolah yang
sebagai generasi penerus bangsa di masa sudah akreditasi A maupun yang belum
depan, yang diyakini akan menjadi faktor terakreditasi, sehingga bisa diketahui apa
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa kelemahan di sekolah akreditasi dan apa
dan negara Indonesia sepanjang zaman. kelemahan kurikulum di sekolah yang belum
Pengembangan Kurikulum 2013 akreditasi. Untuk tahap awal, kurikulum 2013
merupakan langkah lanjutan pengembangan diterapkan ke beberapa kelas, yakni sekolah
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dasar kelas 1 dan IV sedangkan untuk SMP
dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang dan SMA masing-masing kelas I.
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, Pada kenyataannya, prioritas sasaran
dan keterampilan secara terpadu. KTSP masih implementasi Kurikulum 2013 ini adalah
dianggap belum sepenuhnya berbasis sekolah eks-RSBI dan sekolah yang
kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan terakreditasi A.. Mendikbud merilis ada 6.410
tujuan pendidikan nasional, sehingga perlu sekolah eks-RSBI dan berakreditasi A yang
pengembangan kurikulum baru yang mampu akan menjadi sasaran implementasi
menutupi kelemahan-kelemahan dari Kurikulum 2013. Masing-masing terdiri dari
kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 2.598 SD, 1521 SMP, 1.270 SMA, dan 1.021
dilandasi pemikiran tantangan masa depan SMK. Sasaran prioritas implementasi
yaitu tantangan abad ke 21 yang ditandai Kurikulum 2013 semula akan dilakukan pada
dengan abad ilmu pengetahuan,knowlwdge- 132 ribu sekolah, kemudian berubah menjadi
based society dan kompetensi masa depan. hanya 6.410 sekolah.
Selain itu beberapa alasan perlunya (http://www.radarcirebon.com/quo-vadis-
pengembangan Kurikulum 2013 adalah: 1) kurikulum-2013/).
Perubahan proses pembelajaran (dari siswa Minimnya sosialisasi juga
diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan mengakibatkan rendahnya tingkat pemahaman
proses penilaian (dari berbasis output menjadi guru terhadap Kurikulum 2013 ini.
berbasis proses dan output) memerlukan Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
penambahan jam pelajaran; 2)Kecenderungan Hotline Pendidikan Jawa Timur (Jatim) di
banyak negara menambah jam pelajaran; dan Surabaya yang dilaksanakan September
3)Perbandingan dengan negara-negara lain hingga Oktober 2013 dengan jumlah sasaran
sekitar 240 guru SD dan SMP, guru-guru
hanya sebatas memahami kurikulum, namun menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
untuk membuat perencanaan dan penerapan di tertulis atau lisan dari orang-orang dan
sekolah, mereka belum bisa menjalankan perilaku yang dapat diamati. Menurut Lofland
sesuai dengan harapan pemerintah dalam Lexy J. Moleong (2007 : 157), sumber
(http://koran-sindo.com/node/342503). Hal ini data utama dalam penelitian kualitatif ialah
berbanding lurus dengan apa yang dialami kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data
oleh guru-guru di Madiun. Berdasarkan hasil tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
observasi kepada guru-guru khususnya guru Dalam penelitian ini, sumber data yang
matematika, ternyata masih banyak guru yang digunakan antara lain: (1) Kata-kata dan
kebingungan dalam menerapkan kurikulum tindakan merupakan sumber data utama.
tersebut. Para guru masih belum paham Sumber data utama ini dicatat melalui catatan
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar, lapangan dan rekaman audio. Pencatatannya
sehingga mereka kesulitan tentang bagaimana melalui observasi dan wawancara dengan
cara mengajar dan menilai. Pada kurikulum subyek penelitian dan informan, (2) Sumber
sebelumnya, guru lebih banyak memberikan tertulis, dibagi atas sumber buku dan majalah
materi di depan kelas, namun pada Kurikulum ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi,
2013 siswalah yang dituntut berperan aktif. dan dokumen resmi. Dalam penelitian ini yang
Tak hanya guru, tapi peserta didik juga masih digunakan adalah angket.
banyak yang bingung. Hal ini terlihat dari Populasi dalam penelitian ini adalah
masih banyaknya peserta didik yang belum semua guru dan peserta didik Sekolah
siap mengikuti pembelajaran dengan Menengah Pertama di Karesidenan Madiun.
kurikulum 2013. Subyek penelitian dipilih dengan
Dengan mengetahui kesulitan yang di menggunakan teknik purposive sample.
alami guru dan peserta didik dapat dicari Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 139),
faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan purposive sample dilakukan dengan cara
tersebut dan sekaligus dicari solusi untuk mengambil subyek bukan didasarkan strata,
menyelesaikan permasalahan tersebut. random atau daerah tetapi didasarkan atas
Berdasarkan permasalahan di atas, akan adanya tujuan tertentu. Dipilih tiga
dianalisis kesulitan yang dialami guru dan Kabupaten/Kota dalam wilayah Karesidenan
peserta dalam implementasi kurikulum 2013 Madiun. Sekolah yang menjadi sampel
dalam mata pelajaran matematika, faktor- penelitian ini adalah dua SMP dari setiap
faktor yang menyebabkan kesulitan tersebut Kabupaten/Kota yang dipilih, dengan kriteria
dan sekaligus dicari solusi untuk bahwa sekolah yang akan dijadikan sampel
menyelesaikan permasalahan tersebut. telah melaksanakan Kurikulum 2013, sehingga
2. METODE PENELITIAN seluruhnya akan terdapat 3 × 2 = 6 SMP.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Setiap SMP diwakili oleh 2 orang guru
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
matematika dan 5 siswa. Sehingga terdapat 12 implementasi kurikulum 2013 guna melihat
guru dan 30 siswa sebagai subjek penelitian. respon dan mengetahui kesulitan yang dialami
Pengumpulan data dilakukan dengan guru dan peserta didik setelah melaksanakan
angket, observasi dan wawancara. Setelah data pembelajaran dengan kurikulum 2013.
terkumpul dilakukan analisis data yaitu data Berikut hasil angket dari guru: Indikator
reduction (reduksi data), data display angket guru dikatakan sulit jika lebih dari 3
(penyajian data) dan conclusion orang guru menyatakan tidak/kurang
drawing/verification (penarikan kesimpulan paham/sulit. Dari hasil angket, kesulitan yang
dan verifikasi). dialami oleh guru dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 antara
3. HASIL DAN PEMBAHASAN lain:
Karesidenan Madiun terdiri dari 5 1. Guru kurang memahami tujuan Kurikulum
Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Madiun, 2013 dan pendekakatan saintifik.
Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Dalam pemahaman terhadap kurikulum
Kabupaten Pacitan dan Kota Madiun. Dari 2013, guru mengalami kesulitan pada
Kabupaten/Kota di Karesidenan Madiun memahami tujuan kurikulum 2013. Lebih
dipilih secara acak tiga Kabupaten/Kota dari 40% guru merasa kurang paham
sebagai tempat untuk penelitian dan terpilih terkait hal itu. Hal ini disebabkan karena
Kabupaten Madiun, Kabupaten Magetan dan kurang aktifnya guru dalam mencari
Kota Madiun. Dari tiga Kabupaten/Kota yang informasi/referensi terkait kurikulum 2013.
terpilih di ambil masing-masing dua Sekolah Selain itu, kurangnya pelatihan atau
Menengah Pertama (SMP) secara acak dari workshop yang diikuti, sehingga
beberapa sekolah yang telah melaksanakan pemahaman dalam implementasi
Kurikulum 2013. kurikulum 2013 masih kurang. Dalam
Di Kabupaten Madiun terpilih dua pelaksanaannya, dengan diterapakannya
sekolah yaitu SMPN 1 Dolopo dan SMPN 1 kurikulum 2013 ini kesulitan lain yang
Geger, di Kab. Magetan terpilih SMPN 1 dialami guru adalah dalam pemahaman
Kawedan dan SMPN 1 Karangrejo, Kota pendekatan saintifik, padahal kurikulum
Madiun terpilih SMPN 2 Madiun dan SMPN 7 2013 menggunakan pendekatan saintifik
Madiun. Dari beberapa sekolah yang terpilih, dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik
diambil dua guru dan lima peserta didik yang diyakini sebagai titian emas perkembangan
telah melaksanakan Kurikulum 2013. dan pengembangan sikap, keterampilan,
Sehingga jumlah responden dalam penelitian dan pengetahuan peserta didik. Hal ini
ini sejumlah 12 orang guru dan 30 peserta terjadi karena kurangnya guru dalam
didik. mencari referensi terkait pendekatan
Beberapa guru dan siswa yang telah saintifik. Kesulitan lain yang dialami
dipilih, kemudian diberikan angket terkait
adalah kesulitan dalam memahami Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk
2. Penggunaan bahasa dalam buku teks sulit informasi verbal, sekarang siswa harus
dipahami dan kurang efektif dalam lihat faktanya, gambarnya, videonya,
meningkatkan proses pembelajaran. diagaramnya, teksnya yang membuat siswa
Buku teks mata pelajaran matematika melihat, meraba, merasa dengan panca
materinya terlalu tinggi, tidak cocok untuk indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan
anak-anak yang baru lulus dari sekolah mendengar, namun dengan menggunakan
dasar. Berdasarkan daftar pustaka yang panca indra lainnya. Berdasarkan
disajikan pada bagian akhir buku, buku wawancara, guru kesulitan dalam
teks matematika menggunakan buku-buku menyusun/membangun proses
referensi untuk konsumsi mahasiswa pembelajaran yang lebih menekankan pada
Jurusan Matematika. Menurut para guru, ketrampilan siswa dan dalam proses
contoh soal yang disajikan pun tidak pembelajaran pun guru masih
berjenjang dari mudah ke sukar, namun mendominasi.
langsung ke persoalan yang sukar dipahami 4. Guru kurang mampu melakukan proses
oleh siswa. Bahkan, banyak soal latihan pembelajaran yang membuat peserta didik
yang bobotnya setara dengan soal-soal menjadi ingin melakukan pengamatan dan
untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN). eksperimen.
Materi yang sangat sukar bisa membuat Di dalam proses belajar mengajar, guru
anak-anak frustrasi sehingga tidak suka harus memiliki strategi, agar siswa dapat
belajar matematika. Jika dibandingkan belajar secara efektif dan efisien, mengena
dengan buku teks mata pelajaran lain, buku pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
teks matematika memiliki jumlah halaman langkah untuk memiliki strategi itu ialah
paling banyak, sekitar 440 halaman, dan harus menguasai teknik-teknik penyajian,
harus diselesaikan dalam waktu dua atau biasanya disebut metode mengajar.
semester. Dalam buku teks matematika Teknik penyajian pelajaran adalah suatu
juga banyak dijumpai salah ketik, pengetahuan tentang cara-cara mengajar
khususnya dalam penulisan simbol-simbol yang dipergunakan oleh guru atau
matematika. instruktur. Pengertian lain ialah sebagai
3. Guru kurang mampu melaksanakan proses teknik penyajian yang dikuasai guru untuk
pembelajaran yang menuju keterampilan mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
aplikatif. kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
Pembelajaran Kurikulum 2013 berubah tersebut dapat ditangkap, dipahami dan
dari pembelajaran verbalisme menuju digunakan oleh siswa dengan baik. Salah
keterampilan aplikatif, yang pada waktu satu teknik penyajian pelajaran yang
lalu pembelajaran berlangsung ceramah. digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik penyajian pelajaran eksperimen atau standar proses atau produk belajar yang
disebut juga dengan metode eksperimen. selalu terbarukan. Di sini diperlukan
Dengan adanya kemajuan teknologi dan strategi agar siswa mampu menghasilkan
ilmu pengetahuan maka segala sesuatu gagasan yang baru, cara baru, disain baru,
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga model baru atau sesuatu yang lebih baik
dalam cara mengajar guru di kelas daripada yang sudah ada sebelumnya.
digunakan teknik eksperimen, yaitu salah Segala sesuatu yang baru itu muncul
satu cara mengajar di mana siswa dengan pemicu, di antaranya, karena
melakukan suatu percobaan tentang suatu tumbuh dari informasi yang baru,
hal, mengamati prosesnya serta menuliskan penemuan baru, teknologi baru, strategi
hasil percobaannya, kemudian hasil belajar yang baru yang lebih variatif,
pengamatan itu disampaikan ke kelas dan sistem kolaborasi dan kompetisi yang baru,
dievaluasi oleh guru. eksplorasi ke wilayah sumber informasi
Berdasarkan hasil angket, lebih dari 50% baru, menjelajah forum komunikasi baru,
guru matematika kesulitan dalam mengembangkan stategi penilaian yang
merancang pembelajaran yang baru yang lebih variatif.
menekankan pada pengamatan dan Berdasarkan wawancara dengan
eksperimen. Berdasarkan wawancara, hal guru,dalam proses pembelajaran guru lebih
ini terjadi memang dalam proses banyak menggunakan metode yang sama
pembelajaran metode yang sering dalam hal mengajar, dengan alasan karena
digunakan adalah metode ceramah, sudah terbiasa jadi lebih mudah dalam
sehingga mereka tidak melibatkan siswa menyampaikan materi. Padahal untuk
secara aktif dalam pembelajaran. Selain itu menumbuhkan kreatifitas siswa, salah satu
meraka menganggap materi matematika pemicunya adalah strategi/metode
sulit dipahami apabila diterapkan dengan pembelajaran guru yang variatif. Jadi
metode eksperimen. diharapkan guru mempersiapkan perangkat
5. Guru kurang mampu melakukan proses pembelajaran yang mampu
pembelajaran yang menumbuhkan mengembangkan kreativitas siswa.
kreatifitas peserta didik. Hasil angket dari siswa setelah
Pembelajaran kreatif dalam proses mengikuti pembelajaran dengan kurikulum
pembelajaran mampu membuat siswa 2013 adalah sebagai berikut: Indikator angket
mengembangkan kreativitasnya. Itu berarti peserta didik dikatakan sulit jika lebih dari 5
bahwa pembelajaran kreatif itu membuat orang peserta didik menyatakan tidak/kurang
siswa aktif membangkitkan kreativitasnya paham/sulit. Dari hasil angket, kesulitan yang
sendiri. Mengembangkan kreativitas siswa dialami oleh peserta didik dalam
dalam pembelajaran berarti mengimplementasikan kurikulum 2013 antara
mengembangkan kompetensi memenuhi lain:
1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam dengan proses pembelajaran semacam
memahami isi, contoh-contoh dan bahasa itu,siswa jarang dilibatkan dalam kegiatan
dalam buku teks pengamatan dan percobaan.
Buku teks yang baik adalah buku pelajaran 3. Dalam proses pembelajaran berlangsung
yang dapat membantu siswa belajar. Buku guru jarang menggunakan teknologi
teks bukan hanya merupakan buku yang informasi dalam proses belajar mengajar.
dibuka atau dibaca pada saat pembelajaran Fakta yang terjadi di lapangan, siswa
di kelas, buku teks merupakan bahan acuan kurang menyukai pelajaran matematika Hal
pembelajaran dan sebagai sarana untuk ini selain dikarenakan matematika
membantu belajar siswa, juga untuk dianggap sebagai pelajaran yang sulit
membantu siswa memahami materi yang dipahami, selain itu juga karena
akan mereka pelajari dengan membaca dan pembelajaran matematika disajikan dalam
memahaminya. Tetapi pada kenyataanya bentuk pembelajaran yang konvensional
banyak siswa mengalami kesulitan dalam dan kurang melibatkan siswa dalam
memahami isi dari buku teks. Dalam buku kegiatan belajar mengajar sehingga siswa
teks mata pelajaran matematika kurikulum cenderung pasif selama pembelajaran.
2013 ini materinya terlalu tinggi, kurang Selain itu, dalam pembelajaran guru jarang
cocok untuk anak-anak yang baru lulus dari menggunakan media pembelajaran
sekolah dasar. Bahkan, banyak soal latihan sehingga pembelajaran bersifat abstrak,
yang bobotnya setara dengan soal-soal apalagi media berbasis teknologi informasi
untuk Olimpiade Sains Nasional (OSN). dan komunikasi (TIK). Dalam kurikulum
Materi yang sangat sukar bisa membuat 2013, keharusan guru dalam mendorong
anak-anak frustrasi sehingga tidak suka dan mendukung siswa kearah kreatif
belajar matematika. Dalam buku teks pemanfaatan TIK mutlak dilaksanakan.
matematika juga banyak dijumpai salah Untuk itu peranan guru sangat dibutuhkan
ketik, khususnya dalam penulisan simbol- demi keseimbangan penguasaan dan
simbol matematika. Hal ini lah yang pengemasan informasi yang bakal
menjadi alasan, kenapa siswa kesulitan dihadapkan dan disajikan kepada siswanya.
dalam memahami materi dari buku teks Karena ada kemungkinanan siswa telah
2. Peserta didik jarang dilatih melakukan memahami lebih jauh satu persoalan dari
pengamatan dan percobaan. pada gurunya. Kondisi guru sebagaian
Dalam pembelajaran matematika, sebagian besar masih belum optimal, bahkan masih
besar guru masih menggunakan metode banyak yang belum dapat memanfaatkan
ceramah dalam menjelaskan materi ke kemajuan TIK atau dengan perkataan lain
siswa nya. Hal ini tidak sesuai dengan masih gagap, kondisi ini perlu dicari
hakikat dari kurikulum 2013 dimana penyebabnya dan solusi yang terbaik,
pembelajaran harus berpusat pada siswa,
khususnya bagi para penentu kebijakan b. Kesulitan yang dihadapi oleh peserta
pendidikan. didik Sekolah Menengah Pertama dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013
4. KESIMPULAN DAN SARAN pada matapelajaran matematika:
Kesimpulan 1) peserta didik mengalami kesulitan
Berdasarkan hasil penelitian dan dalam memahami isi, contoh-contoh
pembahasan maka dapat diambil kesimpulan dan bahasa dalam buku teks
sebagai berikut : 2) peserta didik jarang dilatih
1. Dari hasil angket implementasi kurikulum melakukan pengamatan dan
2013 dan wawancara terhadap guru dan percobaan
peserta didik, kesulitan yang dihadapi oleh 3) dalam proses pembelajaran
guru dan peserta didik adalah sebagai berlangsung guru jarang
berikut: menggunakan teknologi informasi
a. Kesulitan yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sekolah Menengah Pertama dalam 2. Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
mengimplementasikan kurikulum 2013 guru dan peserta didik Sekolah Menengah
pada matapelajaran matematika: Pertama dalam implementasi kurikulum
1) guru kurang memahami tujuan 2013 pada mata pelajaran matematika
Kurikulum 2013 dan pendekakatn sebagai berikut:
saintifik a. Kurangnya pelatihan atau workshop
2) penggunaan bahasa dalam buku teks tentang dberlakukannya kurikulum
sulit dipahami dan kurang efektif 2013
dalam meningkatkan proses b. Kurangnya sarana dan prasarana dalam
pembelajaran, pembelajaran disekolah.
3) guru kurang mampu melaksanakan c. Kurangnya pemahaman terhadap
proses pembelajaran yang menuju kompetensi inti dan kompetensi dasar
keterampilan aplikatif, tiap sub pokok bahasan dalam
4) guru kurang mampu melakukan penerapan sehari-hari.
proses pembelajaran yang membuat d. Materi dan contoh soal yang disajikan
peserta didik menjadi ingin dalam buku teks tidak berjenjang dari
melakukan pengamatan dan mudah ke sukar, namun langsung ke
eksperimen persoalan yang sukar dipahami oleh
5) guru kurang mampu melakukan siswa
proses pembelajaran yang e. Keanekaragaman kemampuan siswa,
menumbuhkan kreatifitas peserta daya imajinasi, kreatif, pengetahuan
didik sikap/perilaku terhadap mata pelajaran
berbeda apabila tugas dasar kelas VII
dituntut keuletan, ketelitian dan 2. Dinas Pendidikan atau lembaga pendidikan
kesabaran tenaga pendidik. harus mendukung sarana dan prasarana,
f. Guru masih menerapkan pembelajaran fasilitas, dan perangkat pendukung
konvensional, sehingga kurang pemanfaatan TIK di sekolah-sekolah
menggali kemampuan siswa. 3. Guru sebagai tenaga pendidik harus lebih
g. Guru kurang kreatif dalam menerapkan giat belajar untuk memperbaiki kualitas
model dan metode pembelajaran. pendidikan Indonesia.
h. Kemampuan guru dalam pemanfaatan
teknologi, informasi dan teknologi 5. DAFTAR PUSTAKA
masih lemah. Arief Ardliyanto. Guru Kesulitan Terapkan
3. Solusi dalam mengatasi kesulitan guru dan Kurikulum 2013. http://koran-
peserta didik dalam dalam implementasi sindo.com/node/342503. Diakses pada 3
kurikulum 2013 pada mata pelajaran Desember 2013
matematika sebagai berikut: Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian
a. Perlu diadakan pelatihan/workshop Pendidikan. Surakarta : UNS Press
tentang kurikulum 2013. Fahrus Zaman Fadhly. Quo Vadis Kurikulum
b. Guru harus lebih banyak belajar dan 2013.
membaca tenatang implementasi http://www.radarcirebon.com/quo-
kurikulum 2013 vadis-kurikulum-2013/. Diakses pada 2
c. Guru harus lebih kreatif dalam Desember 2013
menerapkan model/metode Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
pembelajaran yang berpusat pada siswa 2013. Pedoman Pelatihan Implementasi
d. Kemampuan guru dalam bidang Kurikulum 2013. Jakarta: Badan
teknologi, informasi dan komunikasi Pengembangan Sumber Daya Manusia
harus ditingkatkan dengan mengikuti Pendidikan dan Kebudayaan dan
workshop/pelatihan. Penjaminan Mutu Pendidikan.

Saran Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian


Berdasarkan kesimpulan seperti yang Kualitatif. Bandung : PT Remaja
telah disebutkan, maka peneliti menyarankan Rosdakarya.
hal-hal sebagai berikut: Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
1. Dinas Pendidikan atau lembaga pendidikan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
terkait harus sering mangadakan Suharsimi Arikunto. 2002. Dasar-Dasar
pelatihan/workshop kurikulum 2013 bagi Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
tenaga pendidikan dan tenaga Aksara.
kependidikan.
_________________. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : PT Rineka Cipta.
Tatang Sunendar. Kerangka dan Struktur
Kurikulum 2013.
http://www.lpmpjabar.go.id/sites/defaul
t/files/kerangka%20dan%20struktur%2
0kurikulum%202013.doc. Diakses pada
4 Desember 2013.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2003. Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Anda mungkin juga menyukai