Anda di halaman 1dari 13

MA’RIFATUSSALAAM QUR’AN

BOARDING SCHOOL
(PESANTREN AL-QUR’AN
MA’RIFATUSSALAAM)

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
KONSEP DASAR SEKOLAH AL-QUR’AN

Dengan tidak mengabaikan jasa-jasanya selama ini, Sekolah Konvensional, dalam hal
membentuk kepribadian manusia yang seutuhnya, ternyata masih jauh dari harapan,
karena muatan pendidikan agama Islam bagi mayoritas anak didik di Indonesia masih
sangat kurang. Dan Madrasah pun mengalami nasib yang sama dengan sekolah
konvensional, meskipun muatan agama Islam memiliki porsi yang besar, masih belum
sepenuhnya mampu mencetak pribadi-pribadi sholeh yang tangguh. Problematika ini
bersumber dari mata rantai berbagai upaya menjauhkan ummat Islam dari pokok
ajarannya, sehingga kurikulum pendidikan tidak terintegrasi dengan ajaran agama
Islam.

Akhirnya muncul Sekolah Islam Terpadu, dengan serangkaian hasil pengkajian


terhadap kurikulum, maka harapan dengan adanya integritas pendidikan Islam yang
seutuhnya yang dimuatkan dalam kurikulum, akan menjadi harapan besar bagi ummat
untuk dapat mencetak pribadi-pribadi yang cerdas dan sholeh yang dibutuhkan oleh
masa depan bangsa dan dunia. Namun dalam perjalanannya, beberapa sekolah
berkualitas ini harus diimbangi dengan biaya pendidikan yang mahal dan tentunya
hanya yang berekonomi mampu saja yang dapat menikmati kualitas pendidikan Islam
terpadu.

Kemudian lahir bentuk-bentuk sekolah lainnya, seperti Sekolah Alam, yang berupaya
meminimalisir/mereduksi biaya-biaya pendidikan dengan memanfaatkan alam sekitar
sebagai media belajar yang efektif dan efisien. Alhasil, biaya pendidikan pun
berkurang, namun masih belum signifikan. Integritas keislaman masih belum
membumi dalam setiap pribadi murid.

Sekolah Al-Qur’an
Dengan melihat sejarah pendidikan di Indonesia, pesantren adalah bentuk lembaga
pendidikan yang pada masa jayanya telah berhasil mencetak pribadi sholeh yang
mampu menjadi pemimpin yang handal. Dalam perjalanannya, pola pendidikan
pesantren banyak mengalami distorsi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintahan
yang eksis saat itu, sehingga akhirnya kita menemukan sosok pesantren seperti
keadaannya pada saat ini.
Meskipun telah bermunculan Pesantren Modern, citra pesantren secara keseluruhan
masih belum kembali ke permukaan, karena banyaknya permasalahan yang
melingkupinya, mulai dari kurikulum, biaya pendidikan, staf pengajar, kondisi
masyarakat dan sebagainya. Namun begitu, bukan berarti tidak ada kesempatan bagi
pesantren untuk bangkit dan berkembang, serta sejajar dengan Sekolah Islam Terpadu
saat ini.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Dengan berbekal analisa kelebihan dan kekurangan yang ada dari berbagai jenis
pendidikan yang ada saat ini, kami mencoba untuk mengambil sisi-sisi terbaik dari
setiap mpdel lembaga pendidikan yang ada. Dari sekolah konvensional, madrasah,
sekolah Islam terpadu, sekolah alam dan pesantren, kami mencoba untuk meramu dan
menyajikannya menjadi Sekolah Al-Qur’an.
Sebagai sistem/model pendidikan alternatif, Sekolah Al-Qur’an diharapkan memenuhi
kriteria :
Murah-berkualitas : Dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sederhana
bentuknya tetapi berkualitas tinggi.
Mudah diselenggarakan : Memanfaatkan alam sebagai sumber ilmu pengetahuan,
tidak memerlukan alat-alat peraga atau fasilitas pendidikan yang mahal.
Mengembangkan sumberdaya manusia : Mengoptimalkan potensi manusia dengan
latihan dan disiplin dalam berpikir kreatif, inovatif dan kompetitif.
Membiayai diri sendiri : Memperkecil ketergantungan pada masyarakat, produktif dan
memperkuat kemandirian.

Selain itu Sekolah Al-Qur’an adalah sistim pendidikan yang memanfaatkan dimensi
alam sebagai :
Obyek pendidikan : Pengamatan dan pemahaman langsung gejala alam akan
menghasilkan ilmu pengetahuan yang tidak hanya berupa teori tapi juga kenyataan
yang bisa dipahami dalam kehidupan sehari-hari.
Eksperimen/uji coba : Dengan melihat contoh langsung yang disediakan alam
menghasilkan alat peraga alami yang murah dan tepat.
Modal produksi : Pengolahan alam hasil dari praktek, menghasilkan dana untuk
membangun jiwa kewirausahaan.
Sarana pengembangan manusia : Kebersamaan, keterikatan antara manusia dengan
alamnya menghasilkan manusia berwawasan lingkungan yang membawa rahmat bagi
alam.

Dan Sekolah Al-Qur’an bertujuan mengembangkan tiga unsur pokok sumber daya
manusia :
Tahfizhul Qur’an : Membina anak didik/santri untuk mencintai Al-Qur’an, sehingga
mampu untuk menghafalkan 30 juz, serta memahami kandungannya.
Akhlakul karimah (sikap hidup) : Menuntun anak didik/santri pada prilaku yang sesuai
dengan Al Qur-an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Falsafah ilmu pengetahuan : Memahami cara berpikir logis berdasarkan integrasi iman
dan ilmu.
Basic life skill : Mengembangkan potensi kepemimpinan, kewirausahaan, komunikasi
dan potensi positif lainnya.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Dengan mengembangkan keempat unsur pokok tersebut, maka diharapkan Sekolah Al-
Qur’an akan mampu membentuk generasi unggul yang memiliki karakteristik : Bersih
aqidahnya, Benar ibadahnya, Baik akhlaqnya, Luas wawasannya, Kuat fisiknya, Ketat
menjaga waktunya, Disiplin dalam bekerjanya, Profesional dalam bidangnya, Berdiri
sendiri (mandiri) dan Bermanfaat bagi orang lain.
Akhirnya Sekolah Al-Qur’an akan mencoba mengambil kualitas yang dimiliki sekolah
Islam terpadu dan sekolah alam; dan mengambil murahnya biaya sekolah konvensional
dan madrasah; serta mengambil merakyatnya sifat pesantren. Dengan begitu, akan
menjadi harapan bagi seluruh anak bangsa untuk menikmati pendidikan berkualitas
yang murah atau bahkan gratis (jika ummat peduli dan turut andil dalam pembiayaan
pendidikan dalam bentuk ZISWAF), sehingga mereka akan memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi kandidat pemimpin bangsa dan negara ini, di masa yang akan
datang.
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu)
kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka
yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu
nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan
kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)."
 QS. Al-Anfaal : 60

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Daftar Isi

1. Mukadimah
2. Sekilas Sejarah & Peran Pesantren di Indonesia
3. Definisi Nama
4. Visi & Misi
5. Sekolah Al-Qur’an
6. Pengembangan Sumber Daya Manusia
7. Sistem Pendidikan
8. Kurikulum
9. Kapasitas
10. Khatimah

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Mukadimah

Assalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuhu

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa
terlimpah atas diri Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan
umatnya yang istiqomah hingga akhir zaman.

Salam sejahtera kami sampaikan kepada segenap kaum muslimin, semoga ampunan
dan curahan rahmat Allah SWT senantiasa dikaruniakan kepada kita semua.

Ditengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan segala efek
positif dan negatifnya kebutuhan akan manusia masa depan yang beriman, bertaqwa,
cerdas, terampil, dan mandiri serta sanggup berkompetisi haruslah dapat terpenuhi.
Mereka yang mampu bertahan adalah mereka yang mamiliki kualitas yang mumpuni.
Jika tidak mereka akan tergilas arus globalisasi. Hal ini merupakan konsekuensi logis
dari sebuah perubahan ke arah kemajuan. Situasi yang hampir sama terjadi di seluruh
belahan dunia akibat globalisasi informasi, membuat kebutuhan akan manusia unggul
semakin mendesak.

Untuk mewujudkan langkah tersebut perlu dibangun kekuatan pribadi-pribadi yang


menjadi cikal bakal keluarga dan masyarakat. Keluarga dan masyarakat merupakan
lingkungan dan kerangka pertumbuhan pribadi. Sedangkan pribadi yang baik dapat
melahirkan keluarga yang baik. Keluarga yang baik dapat pula melahirkan masyarakat
yang baik. Selanjutnya, masyarakat yang baik terkandung di dalamnya berbagai
kecenderungan dan motivasi kebaikan dalam pribadi. Masyarakat yang tidak
berpegang erat pada moral dan akhlaq adalah masyarakat yang rapuh. Masyarakat
tersebut juga akan mudah terombang-ambing budaya asing yang belum tentu
bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat.

Mengingat pembangunan bangsa memerlukan individu dan masyarakat yang shalih,


yang layak memikul amanah yang dibebankan kepadanya, maka pembangunan pribadi
menjadi sesuatu yang niscaya. Dan untuk mencapai harapan tersebut perlu adanya
upaya yang keras dari masing-masing individu. Setiap individu bertanggung jawab
karena ia adalah alat masyarakat yang terpenting dalam melaksanakan tugas sosial
demi kepentingan dan tujuan bersama, memperkuat peradaban insani, dan
menegakkan nilai-nilai kebenaran.

Keshalihan pribadi lahir dari ketaqwaan yang bersifat individual sedangkan keshalihan
masyarakat lahir dari ketaqwaan yang bersifat kolektif. Mereka secara bersama-sama
memiliki kesadaran sejarah, kesadaran tentang fakta sosial, dan kesadaran tentang
keharusan melakukan perubahan sebagai perwujudan kewajibannya sebagai makhluk
moral dalam melaksanakan misi otentiknya, yaitu membangun peradaban.
Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Bertolak dari pemikiran itu kami berupaya berkiprah untuk membangun sejumlah
institusi yang diharapkan akan mampu menjawab kebutuhan umat dalam
menyongsong masa depan. Harapan kami antara lain adalah agar segenap umat Islam
bersedia untuk turut memberikan andilnya pada apa yang telah kami mulai dengan
segenap keterbatasan ini, sehingga apa yang kita ciptakan bersama yaitu
merealisasikan kembali predikat Khairu Ummah yang Rahmatan lil 'alamin dapat
terlaksana.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Sekilas Sejarah & Peran Pesantren di Indonesia

Pesantren adalah bentuk pendidikan Islam di Indonesia yang telah berakar sejak
berabad-abad silam. Nurcholish Madjid, dalam buku "Bilik-bilik Pesantren"
(Paramadina-Jakarta, 1997), menyebut bahwa pesantren mengandung makna
keislaman sekaligus keaslian (indigenous) Indonesia. Kata "pesantren" mengandung
pengertian sebagai tempat para santri atau murid pesantren. Sedangkan kata "santri"
diduga berasal dari istilah sansekerta "sastri" yang berarti "melek huruf", atau dari
bahasa Jawa "cantrik" yang berarti seorang yang mengikuti gurunya kemana pun pergi.

Pesantren setidaknya memiliki tiga unsur. Yakni santri, pondok atau asrama tempat
tinggal para santri, serta kiai atau pimpinan pesantren tersebut. Dalam tradisi, kiai
adalah pusat dari kehidupan pesantren. Kiai juga menjadi pusat kehidupan masyarakat
sekitarnya. Baik dalam intelektualitas, religiositas, maupun sosial. Maka pesantren dan
kiai mempunyai peran besar dalam sejarah bangsa ini.

Pesantren Giri di Gresik bersama institusi sejenis di Samudra Pasai telah menjadi pusat
penyebaran keislaman dan peradaban ke berbagai wilayah Nusantara. Pesantren
Ampel Denta menjadi tempat para wali -diantaranya kemudian disebut wali songo
atau sembilan wali-menempa diri. Dari pesantren Giri, santri asal Minang, Datuk ri
Bandang, membawa peradaban Islam ke Makassar dan Indonesia bagian Timur
lainnya. Di Makassar terlahir Syekh Yusuf, ulama besar dan tokoh pergerakan
bangsa,yang dikenal mulai dari Makassar, Banten, Srilanka hingga Afrika Selatan.

Di awal Abad 19, Kiai Besari dari Pesantren Tegalrejo-Ponorogo mengambil peran
besar. Pesantren ini menempa banyak tokoh besar seperti Pujangga Ronggowarsito.
Pada akhir abad itu, posisi serupa diperankan oleh Kiai Kholil, Bangkalan-Madura.
Dialah yang mendorong dan merestui KH Hasyim Asy'ari atau Hadratus Syeikh,
santrinya dari Pesantren Tebu Ireng - Jombang, untuk membentuk Nahdlatul Ulama
(NU). NU pun menjadi organisasi massa Islam terbesar dan paling berakar di Indonesia.

Di jalur yang sedikit berbeda, rekan seperguruan Hadratus Syeikh di Makkah, KH


Ahmad Dahlan pun mengambil peran yang kemudian mempengaruhi kelahiran
"pesantren moderen" seperti Pondok Gontor - Ponorogo. Alur 'moderen' ini juga
ditempuh A. Hasan dari Persis-Bangil, juga Persatuan Umat Islam di Jawa Barat, serta
kalangan surau di Minang yang melahirkan Buya Hamka.

Setelah Indonesia merdeka, kalangan 'moderen' ini sempat menyumbangkan tokoh-


tokoh penting di pemerintahan. Bukan hanya Mukti Ali di lingkup Departemen Agama.
Namun juga M. Natsir yang pernah menjadi perdana menteri, serta Syafrudin
Prawiranegara yang sempat menjadi perancang ekonomi nasional maupun perdana
menteri.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Peran tokoh-tokoh dari pesantren yang lebih murni, lebih dari setengah abad terbatasi
dilingkup keagamaan. Sejak KH Wahid Hasyim -putra Hadratus Syeikh-- hingga KH
Syaifuddin Zuhri menempati posisi Menteri Agama. Dan Ma’rifatussalaam mencitakan
terbinanya calon-calon pemimpin masa depan bangsa yang akan memimpin negeri
dengan segenap keshalihan dan ketaqwaannya kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Pemimpin-
pemimpin yang hafizh Qur’ an dan faham akan makna, hakikat dan aplikasinya dalam
kehidupan keseharian.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Definisi Nama

Ma’rifatussalaam, berasal dari kata ma’rifat yang berarti ”mengenal” dan kata as-
salaam yang berarti ”keselamatan”. Ma’rifatussalaam, bermakna mengenalkan jalan
keselamatan kepada ummat, yakni dienul Islam yang syamil (menyeluruh) dan laa
raiba fiihi (tiada keraguan padanya).

Visi & Misi


Visi : Memperkuat peradaban insani

Misi Yayasan Ma’rifatussalaam secara umum adalah :


1. Membangun pesantren yang profesional dan amanah dalam membina masyarakat
2. Memberikan pengenalan Islam secara utuh, khususnya dikalangan pelajar, remaja
dan pemuda
3. Membina dan mengembangkan sumber daya pelajar, remaja dan pemuda
4. Menata dan memobilisir seluruh potensi pelajar, remaja dan pemuda

Sekolah Al-Qur’an
Adalah lembaga pendidikan formal yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan dengan mengambil sebagian dari kurikulum pendidikan nasional,
menitik beratkan pada kurikulum Tahfizhul Qur’an, beserta turunannya.

Level pendidikan yang diselenggarakan adalah tingkat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama), sehingga lembaga sekolah ini dinamakan :

SMP (Sekolah Menengah Pertama) Al-Qur’an Ma’rifatussalaam Boarding School.

Pengembangan Sumber Daya Manusia


Sekolah Al-Qur’an bertujuan mengembangkan empat pokok sumber daya manusia :
Tahfizhul Qur’an : Membina anak didik/santri untuk mencintai Al-Qur’an, sehingga
mampu untuk menghafalkan 30 juz, serta memahami kandungannya.
Akhlakul karimah (sikap hidup) : Menuntun anak didik/santri pada prilaku yang sesuai
dengan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Falsafah ilmu pengetahuan : Memahami cara berpikir logis berdasarkan integrasi iman
dan ilmu.
Basic life skill : Mengembangkan potensi kepemimpinan, kewirausahaan, komunikasi
dan potensi positif lainnya.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
Dengan mengembangkan keempat unsur pokok tersebut, maka diharapkan sekolah Al-
Qur’an akan mampu membentuk generasi unggul yang memiliki karakteristik sebagai
berikut :
1. Bersih aqidahnya
2. Benar ibadahnya
3. Baik akhlaqnya
4. Luas wawasannya
5. Kuat fisiknya
6. Ketat menjaga waktunya
7. Disiplin dalam bekerjanya
8. Profesional dalam bidangnya
9. Berdiri sendiri (mandiri)
10. Bermanfaat bagi orang lain

Sistem Pendidikan

Dalam upaya membentuk sistem pendidikan kami merencanakan beberapa paket :


1. Paket struktur. Memperkuat sumberdaya dengan dukungan sistem informasi
tentang ilmu-ilmu tersebut, dengan cara mengadakan :
 Perpustakaan tepat guna
 Pusat pengolahan data dan informasi
 Masjid sebagai media komunikasi
2. Paket eksplorasi. Mengeksplorasi lingkungan seoptimal mungkin, dengan tujuan
mempertajam pemahaman dan dapat menggunakan falsafah ilmu alam untuk
kegiatan sehari-hari.
3. Paket implementasi. Menggunakan semua ilmu yang didapat untuk mengelola
lingkungannya. Tahapan ini direkam dalam tulisan yang bersifat bertutur dan
terstruktur agar tercapai pengendapan optimum (dasar dari ilmu pengetahuan
adalah pengendapan dari berbagai pengalaman). Jika niat ini tercapai, hasilnya
adalah "percepatan" pengembangan sumberdaya manusia
4. Paket presentasi. Proses pengayaan ilmu dengan cara membagi pengalaman
kepada anak didik/santri lainnya. Melatih untuk dapat saling menularkan gagasan.
5. Metode pendidikan. Penyampaian materi pendidikan mencakup aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. dengan cara :
 Ceramah dan diskusi
 Dinamika kelompok
 Pemecahan masalah dengan kelompok terstruktur
 Simulasi & Studi kasus
 Pembelajaran aksi
Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
 Presentasi
 Teladan

Kurikulum

Materi Pendidikan Tahfizh


Mencakup seluruh metode menghafal al-Qur’ an, berikut pemahaman akan makna dan
hakikat kandungan al-Qur’ an yang dapat diaplikasikan dalam keseharian, yang
disesuaikan dengan tingkat/level kefahaman individu dan diiringi dengan kompetensi
khusus (life skills).
Materi Pendidikan Dasar
 Akhlakul Karimah (sikap hidup). Metode Utama : Keteladanan. Membentuk prilaku
manusia yang sesuai dengan Al-Qur-an dan As-Sunnah, melalui pengenalan
terhadap ciptaan Allah SWT dan penghargaan terhadap lingkungan selain dirinya.
 Falsafah Ilmu pengetahuan. Metode Utama : Pembelajaran aksi dan diskusi.
Membiasakan berpikir secara logis dan mendorong rasa ingin tahu. Dengan cara
mengamati gejala alam yang tengah berlangsung.
 Basic life skill. Metode Utama : Dinamika Kelompok. Mengelola alam secara
harmonis, kreatif, pengalaman bekerjasama dalam kelompok, melatih rasa percaya
diri, berdisiplin dan membentuk kemandirian. Mengembangkan potensi
kepemimpinan, kewirausahaan, komunikasi dan potensi positif lainnya.

Materi Pendidikan Umum


 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (fisika, kimia, biologi). Metode Utama :
Pembelajaran aksi. Mengambil langsung contoh dari alam untuk bahan eksplorasi
yang bisa dipelajari
 Bahasa (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab) dan Ilmu Pengetahun
Sosial (Ekonomi, Geografi, Sejarah). Metode utama : Studi pustaka dan diskusi.
 Pendidikan Olahraga dan Seni. Metode utama : Pembelajaran aksi menajamkan
kemampuan kreatifitas, dengan motorik kasar dan halus.
Lebih lanjut kurikulum akan dikembangkan, dengan bekerjasama dengan berbagai
pihak yang terkait.

Kapasitas Sarana & Prasarana


Setiap angkatan terdiri dari 4 (empat) kelas putra dan 4 (empat) kelas putri, atau
dengan kata lain 68 putra dan 68 putri.

Sarana yang tersedia :

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013
 Masjid
 Kantor
 Kelas
 Asrama
 Aula
 Ruang Makan
 Ruang Laundry
 Kamar Mandi

Khatimah
Demikian sekelumit gambaran yang dapat kami berikan tentang rencana
pengembangan Yayasan Ma’rifatussalaam. Harapan kami, apa yang telah tersusun
dalam proposal ini memang masih jauh dari tuntutan kebutuhan ummat, apalagi
kesempurnaan suatu amal yang ihsan, namun demikian semoga dapat menjadi
pendorong bagi ummat Islam untuk menyatukan segenap potensi dan daya yang
dimiliki guna meniti cita masa depan yang gemilang.

Allah SWT telah berfirman: Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-
Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada Allah yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
beritakanlah apa yang telah kamu kerjakan". (At-Taubah 105)

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi
dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu
menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu
tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan
pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan
dianiaya (dirugikan). (Al-Anfaal 60)

Semoga Allah meridhoi langkah-langkah yang kita lakukan dan mencatatnya sebagai
amal baik yang akan menghantarkan kita kepada rahmat dan maghfirah-Nya. Amin.

Wassalaamu'alaikum wa Rahmatullaahi wa Barakaatuhu.

Yayasan Ma’rifatussalaam
Akte Notaris : Fera Churaera, SH No. 85/26-11-2013

Anda mungkin juga menyukai