Anda di halaman 1dari 8

JURNAL IDEGURU Vol.4, No.

2 November 2019

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan SETS


Pada Materi Pencemaran Lingkungan Kelas VII E SMP Negeri 1 Wonosari

Iin Indriyati
SMP Negeri 1 Wonosari
Email: iinindriyati68@gmail.com

Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
melalui pendekatan SETS (Science, Enviroment, Technology and Society) pada materi Pencemaran
Lingkungan kelas VII E SMP Negeri 1 Wonosari semester 2 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian
ini berlangsung selama 2 (dua) siklus, siklus pertama dilaksanakan 3 (tiga) kali pertemuan dan siklus
kedua dilaksanakan 2(dua) kali pertemuan. Hal yang ingin ditingkatkan melalui penelitian tindakan
kelas ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar siswa melalui pendekatan SETS. Teknik
pengumpulan data yang dipakai adalah angket dan test. Data angket motivasi berupa skor perolehan
siswa selama siklus I dan siklus II sedangkan data hasil belajar adalah nilai hasil test siswa setelah
proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Hasil angket ditabulasi dan diolah kemudian dibandingkan
dengan indikator keberhasilan yang sudah ditentukan untuk mengukur peningkatan dan
ketercapaiannya. Data hasil test diolah dengan cara menghitung persentase jumlah siswa yang
mencapai KKM kemudian dibandingkan dengan indikator keberhasilan untuk mengetahui
peningkatan dan ketercapaiannya. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan
bahwa pendekatan SETS dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan hasil belajar siswa. Rekap
hasil akhir motivasi belajar siswa meningkat dari 65,83% (cukup) pada siklus I menjadi 76,28% (baik)
pada siklus II sedangkan hasil belajar siswa meningkat dari 58,33 % pada siklus I menjadi 83,33%
pada siklus II.
Kata kunci: Motivasi belajar, Hasil belajar, SETS, Pencemaran Lingkungan

Improvement of Student Motivation and Learning Outcomes through


The SETS Approach to Environmental Pollution Material at Class VII E
SMP 1 Wonosari Semester 2 Academic Year 2017/2018
Abstract: This class action research aims to improve students' motivation and learning outcomes
through the SETS (Science, Environment, Technology and Society) approach to Environmental
Pollution VII VII E material, SMP Negeri 1 Wonosari in semester 2 academic year 2017/2018. This
research lasted for 2 (two) cycles, the first cycle was held 3 (three) meetings and the second cycle
was held 2 (two) meetings. Things to be improved through this classroom action research are learning
motivation and student learning outcomes through the SETS approach. Data collection techniques
used were questionnaires and tests. Motivation questionnaire data is in the form of student acquisition
scores during cycle I and cycle II while the learning outcome data is the value of student test results
after the learning process of cycle I and cycle II. The results of the questionnaire are tabulated and
processed and then compared with indicators of success that have been determined to measure the
improvement and achievement. The test result data is processed by calculating the percentage of
students who reach the KKM then compared with indicators of success to find out the improvement
and achievement. Based on the results of data analysis and discussion it can be concluded that the
SETS approach can increase student motivation and student learning outcomes. The final
recapitulation of student learning motivation increased from 65.83% (enough) in the first cycle to
76.28% (good) in the second cycle while the student learning outcomes increased from 58.33% in the
first cycle to 83.33% in the second cycle .
Keywords: learning motivation, learning outcomes, SETS, environmental pollution
PENDAHULUAN prinsip, teori, hukum) dan proses (cara - cara
Pendidikan IPA memiliki peran penting memperoleh, mengembangkan, menerapkan
dalam menyiapkan anak memasuki dunia pengetahuan yang mencakup cara kerja, cara
kehidupannya. IPA pada hakekatnya berpikir, cara memecahkan masalah dan cara
merupakan sebuah produk (fakta, materi, bersikap) IPA melandasi perkembangan

- 61 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

teknologi, sedangkan teknologi menunjang (bersifat konstektual) dan komprehensif


perkembangan IPA. IPA terutama digunakan (terintegrasi antara ke empat komponen SETS).
untuk aktivitas discovery dalam upaya Pencemaran lingkungan yang semakin
memperoleh penjelasan tentang obyek dan kritis dan meluas kini menjadi perhatian
fenomena alam serta untuk aktivitas invention berbagai pihak. Pencemaran lingkungan lebih
(penemuan) berupa rumus-rumus sedangkan banyak dikarenakan karena sikap manusia
teknologi merupakan aplikasi IPA terutama yang kurang peduli pada lingkungan sekitar
dalam kegiatan invention, berupa alat-alat atau daripada pencemaran lingkungan yang
barang-barang untuk memenuhi kebutuhan. bersifat alamiah. Polusi, sampah dan
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pemakaian bahan kimia salah satu penyebab
kondisi siswa pada saat proses pembelajaran pencemaran yang terjadi di lingkungan kita.
dan hasil penilaian harian IPA di kelas VII E Hal ini berdampak buruk bagi kehidupan
di SMP Negeri 1 Wonosari Tahun Pelajaran manusia sendiri karena adanya
2017/2018, nampak bahwa motivasi siswa ketidakseimbangan ekosistem sehingga
dalam mengikuti pembelajaran masih belum menimbulkan adanya bencana alam seperti
optimal dan masih rendah. Demikian juga data longsor, banjir dan kekurangan pangan
hasil penilaian harian siswa juga menunjukkan sehingga mengancam keberlangsungan
hasil yang belum optimal. Sebagian besar manusia
siswa di kelas VII E masih banyak yang Pendekatan SETS atau SALINGTEMAS
nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan dalam pembelajaran dikondisikan agar siswa
Minimal (KKM) yaitu 76. mau dan mampu menerapkan prinsip IPA
Pada sisi lain guru dituntut untuk untuk menghasilkan karya teknologi diikuti
meningkatkan mutu proses pembelajaran, dengan pemikiran untuk mengurangi dan
sehingga bisa membuat siswa aktif, senang, mencegah kemungkinan dampak negatif yang
kreatif, inovatif dan memiliki motivasi dalam bisa ditimbulkan dari munculnya produk
proses pembelajaran sehingga bisa teknologi terhadap lingkungan dan
meningkatkan hasil belajar agar bisa mencapai masyarakat.
KKM pada setiap Kompetensi Dasar (KD). Atas dasar inilah maka peneliti mencoba
Dengan melihat kondisi proses menerapkan pendekatan SETS untuk
pembelajaran dan hasil belajar siswa dalam meningkatkan motivasi siswa dalam proses
mata pelajaran IPA dengan tuntutan terhadap pembelajaran khususnya materi Pencemaran
mutu proses pembelajaran maka persoalan Lingkungan, sehingga diharapkan hasil belajar
yang muncul adalah bagaimana upaya yang yang dicapai akan optimal.
harus dilakukan oleh guru IPA untuk Rumusan masalah dalam penelitian ini
meningkatkan mutu proses pembelajaran di yaitu: Apakah pendekatan SETS dapat
kelas VII E agar memiliki motivasi yang tinggi meningkatkan motivasi belajar dan hasil
untuk mengikuti proses pembelajaran belajar pada materi Pencemaran Lingkungan
sehingga akan terjadi peningkatan terhadap kelas VII E SMP Negeri 1 Wonosari pada
hasil belajarnya. Semester 2 Tahun pelajaran 2017/2018?
Salah satu upaya yang dapat dilakukan
METODE PENELITIAN
guru untuk meningkatkan kualitas
Jenis penelitian yang dipilih, yaitu
pembelajaran sehingga siswa aktif belajar dan
penelitian tindakan kelas. Penelitian dilakukan
hasil yang dicapai optimal adalah melalui
di SMP Negeri 1 Wonosari Gunungkidul
pendekatan Science, Enviroment, Technology
Daerah Istimewa Yogyakarta selama 3 bulan
and Society (SETS). SETS bila diterjemahkan
yaitu mulai bulan April 2018 s.d. Juni 2018
dalam bahasa Indonesia akan memiliki
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII
kepanjangan Sains, Lingkungan, Teknologi
E SMP Negeri 1 Wonosari Semester 2 Tahun
dan Masyarakat (Binadja, 2002;1) dan ada
Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 24 siswa
pula yang menyingkat dengan
yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 17 siswa
SALINGTEMAS. Keunggulan pembelajaran
perempuan. Sedangkan objek penelitian
dengan pendekatan SETS dibandingkan
adalah pendekatan SETS.
pendekatan lainnya adalah karena
Penelitian ini menggunakan model
pembelajaran dengan pendekatan SETS selalu
penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
dihubungkan dengan kejadian nyata yang
(dalam Arikunto, S., 2010: 137), yaitu
sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari

- 62 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus Pengamatan (Observasi)


yang berikutnya. Setiap siklus meliputi Pada tahap ini kolaborator mengamati
planning (rencana), action (tindakan), proses pembelajaran khususnya perubahan
observation (pengamatan), dan reflection pada diri siswa yang meliputi motivasi siswa
(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya dalam mengikuti pembelajaran dan hasil
adalah perencanaan yang sudah direvisi, belajar siswa dengan instrumen yang telah
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus disiapkan.
spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan Instrumen untuk mengukur motivasi
kelas dapat dilihat pada gambar berikut. siswa dalam pembelajaran menggunakan 4
indikator yang meliputi: Sikap keingintahuan
siswa terhadap suatu materi, semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran,
semangat siswa untuk menyelesaikan tugas
atau latihan, dan dukungan /dorongan dari
orang tua untuk belajar. Pengamatan terhadap
perubahan siswa berkaitan dengan hasil
belajar diukur dengan menggunakan
instrumen tes.
Refleksi
Data hasil pengamatan yang diperoleh
selama proses pembelajaran dianalisis secara
deskriptif kualitatif bersama kolaborator.
Proses penelitian tindakan kelas ini Refleksi diadakan untuk melihat dampak dari
dilaksanakan sebanyak 2 (dua) siklus, yang tindakan yang telah diimplementasikan baik
terbagi menjadi: siklus pertama terdiri dari 3 berupa kelebihan maupun kekurangan. Dalam
(tiga) kali pertemuan dan siklus kedua terdiri refleksi ini juga dilakukan evaluasi apakah
dari 2 (dua) kali pertemuan. tindakan atau perlakuan yang telah
Setiap siklus dilaksanakan dengan dilaksanakan berhasil atau tidak. Refleksi
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan dilakukan berdasarkan data hasil observasi
tindakan, pengamatan (observasi), dan pembelajaran siklus I, dan temuan-temuan lain
refleksi, dengan jabaran sebagai berikut: selama implementasi tindakan. Hasil refleksi
Perencanaan digunakan sebagai acuan untuk merevisi
Pada tahap perencanaan ini, peneliti kekurangan-kekurangan pada siklus I dan
melakukan persiapan untuk melaksanakan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
tindakan antara lain : Menentukan masalah untuk diimplementasikan pada siklus II.
yang akan diperbaiki, yaitu motivasi dan hasil Teknik pengumpulan data yang dipakai
belajar siswa, memilih alternatif yang akan adalah angket dan test yang utama dengan
digunakan untuk memperbaiki rendahnya didukung data observasi pembelajaran,
motivasi dan hasil belajar IPA, menyusun dokumentasi, dan wawancara.
skenario dan strategi untuk melaksanakan Data angket motivasi berupa skor
alternatif yang dipilih, menyusun RPP untuk perolehan siswa selama siklus I dan siklus II
pembelajaran materi Pencemaran Lingkungan, yang kemudian ditabulasi
menyiapkan instrumen (angket) untuk melihat Kriteria hasil pengolahan angket motivasi
motivasi siswa, lembar observasi adalah sebagai berikut:
pembelajaran IPA, menyiapkan instrumen Tabel 1. Persentase Pengolahan Nilai Angket
untuk melihat perubahan hasil belajar siswa. Motivasi Belajar
Pelaksanaan Tindakan No Interval (%) Kategori
Setelah membuat perencanaan yang 1. 85 – 100 Sangat Baik (SB)
matang, peneliti mengimplementasikannya 2. 70 – 84 Baik (B)
dalam kegiatan pembelajaran dengan 3. 55 – 69 Cukup (C)
menggunakan pendekatan SETS sesuai dengan 4. 40 – 54 Kurang (K)
RPP yang sudah disusun. 5. 00 - 39 Sangat Kurang (SK)
Hasil angket ditabulasi dan diolah
kemudian dibandingkan dengan indikator

- 63 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

keberhasilan yang sudah ditentukan untuk kondusif dan menyenangkan jika dilihat dari
mengukur peningkatan dan ketercapaiannya. aktivitas siswa mengikuti pembelajaran.
Data hasil belajar siswa dianalisis dengan Pada tindakan perbaikan siklus I terbagi
melakukan tes pada setiap akhir siklus menjadi empat tahapan, yaitu tahap
pembelajaran. Hasil tes akhir dinilai dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
angka antara 10 sampai dengan 100. refleksi.
Hasil tes siswa kemudian diolah sebagai hasil
Tahap perencanaan
belajar dengan rumus sebagai berikut.
Pada tahap perencanaan ini peneliti
Skor yang diperoleh melakukan kegiatan persiapan yang meliputi :
Hasil belajar  x 100%
Jumlah skor maksimal penyiapan RPP, LKS, alat dan bahan
praktikum, bahan ajar, media pembelajaran,
Siswa dikatakan mencapai atau
penyusunan instrumen pengamatan,
melampaui hasil belajar jika nilai siswa
penyiapan instrumen evaluasi, maupun
menunjukkan sama atau lebih besar dari KKM
melakukan berbagai kegiatan yang terkait
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yang
dengan persiapan pelaksanaan pembelajaran
ditetapkan, yaitu 76. Jika nilai siswa kurang
materi Pencemaran Lingkungan.
dari KKM, maka dikatakan belum tercapai.
Berdasarkan hasil belajar siswa secara Tahap pelaksanaan
individu, dapat diperoleh pencapaian belajar Tahap pelaksanaan merupakan tahapan
secara klasikal (kelas) dengan rumus sebagai kegiatan pembelajaran materi Pencemaran
berikut. Lingkungan dengan pendekatan SETS.
Tindakan perbaikan melalui pembelajaran
siklus I terdiri atas 3 kali pertemuan . Setiap
kali pertemuan pembelajaran terdiri atas tiga
Indikator keberhasilan dalam penelitian tahapan kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan
ini adalah motivasi belajar siswa memperoleh penutup.
kategori minimal baik (70 – 84) atau sangat
Tahap observasi
baik (85 – 100) sedangkan pencapaian hasil
Pada tahap observasi peneliti melakukan
belajar siswa minimal 80 % dari jumlah
kegiatan observasi terhadap aktivitas proses
seluruh siswa di kelas VII E mencapai atau
pembelajaran bersama dengan kolaborator.
melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal
Kolaborator mengamati aktivitas siswa dan
(KKM).
guru serta situasi pembelajaran secara
HASIL DAN PEMBAHASAN keseluruhan.
Hal-hal yang akan dijabarkan pada hasil Di akhir siklus I peneliti memberikan
penelitian adalah data yang diperoleh peneliti angket tentang motivasi belajar kepada siswa.
selama penelitian hingga dilakukannya Berikut adalah hasil rekapitulasi angket siswa
tindakan perbaikan pembelajaran dengan pada siklus I.
pendekatan SETS. Mulai dari siklus ke I
Tabel 2. Motivasi belajar siswa pada siklus I
hingga siklus II dengan kegiatan yang sama,
Persentase (%) Kategori
yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
(observasi), serta refleksi. Motivasi 65,83 Cukup
Berikut adalah deskripsi proses pelaksanaan Disamping peneliti memberikan angket
kegiatan penelitian dan data-data yang untuk mengetahui motivasi siswa dalam
diperoleh. kegiatan pembelajaran , berdasarkan hasil
pengamatan peneliti dan kolaborator tampak
Deskripsi data Siklus I. para siswa cukup antusias dan aktif dalam
Pada bagian ini disajikan data tentang pembelajaran. Hal ini terlihat jelas sekali pada
pelaksanaan pembelajaran yang terkait dengan saat siswa berkelompok untuk membuat alat
motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran penjernih air sederhana dan presentasi hasil
yang terjadi pada siklus ke 1. alat yang mereka buat. Namun demikian dari
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti hasil analisis baru 65,83% masih dalam
pada saat kegiatan pembelajaran kategori cukup. Sehingga masih harus
menggunakan pendekatan SETS secara umum ditingkatkan dengan aktivitas belajar yang
menunjukkan proses pembelajaran yang lebih menyenangkan.

- 64 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

Setelah kegiatan pembelajaran penyiapan instrumen evaluasi, maupun


berlangsung pada akhir siklus I yaitu setelah melakukan berbagai kegiatan yang terkait
pertemuan ketiga, peneliti mengadakan dengan persiapan pelaksanaan pembelajaran
penilaian secara tertulis untuk mengetahui materi Pencemaran Lingkungan.
pencapaian hasil belajar berdasarkan Kriteria
Tahap pelaksanaan
Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 76.
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan
Berikut ini adalah data hasil penilaian hasil
kegiatan pembelajaran materi Pencemaran
belajar siklus I.
Lingkungan dengan pendekatan SETS. Tindakan
Tabel 3. Hasil belajar siswa pada siklus I
perbaikan melalui pembelajaran siklus II terdiri
Siswa
Kategori atas 2 kali pertemuan . Setiap kali pertemuan
Jumlah Persentase(%) pembelajaran terdiri atas tiga tahapan kegiatan
Memenuhi KKM 14 58,33 yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
Belum memenuhi 10 41,67
KKM Tahap observasi
Pada tahap observasi peneliti melakukan
Tahap Refleksi kegiatan observasi terhadap aktivitas proses
Pada tahap refleksi, peneliti melakukan pembelajaran bersama dengan kolaborator.
kajian dan penilaian proses pembelajaran Kolaborator mengamati aktivitas siswa dan
menggunakan pendekatan SETS yang telah guru serta situasi pembelajaran secara
dilakukan selama 3 kali pertemuan bersama keseluruhan.
kolaborator baik untuk situasi proses Pada akhir siklus II peneliti juga
pembelajaran, hasil angket untuk motivasi memberikan angket untuk mengukur motivasi
siswa serta prestasi hasil belajar siswa. siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berikut
Berdasarkan hasil diskusi dengan kolaborator adalah hasil rekapitulasi angket motivasi
hasil yang diperoleh selama siklus I belum siklus II :
seperti yang diharapkan peneliti sesuai dengan Tabel 4. Motivasi belajar siswa pada siklus II
indikator keberhasil yang ditargetkan oleh Persentase (%) Kategori
peneliti. Oleh karena itu peneliti perlu
Motivasi 76,28 Baik
melanjutkan tindakan perbaikan pada siklus II.
Setelah kegiatan pembelajaran akhir
Perbaikan siklus II dilakukan dengan cara
siklus II selesai yaitu setelah pertemuan
menambah variasi metode pembelajaran dan
kedua, peneliti mengadakan penilaian secara
kegiatan presentasi. Metode pembelajaran
tertulis untuk mengetahui pencapaian hasil
yang akan dilakukan pada siklus II adalah
belajar berdasarkan Kriteria Ketuntasan
melaksanakan praktikum yang dilaksanakan
Minimal (KKM) sebesar 76. Berikut ini adalah
di laboratorium sekolah dan di luar lingkungan
data hasil penilaian hasil belajar siklus II.
sekolah, yaitu dibeberapa tempat di luar
Tabel 5. Hasil belajar siswa pada siklus II
sekolah yang masih terjangkau dengan mudah
Siswa
untuk dilaksanakan oleh siswa Kategori
Jumlah Persentase(%)
Deskripsi data Siklus II Memenuhi KKM 20 83,33
Pada siklus II pada dasarnya langkah- Belum memenuhi 4 16,67
langkah yang dilakukan oleh peneliti sama KKM
dengan siklus I yaitu melakukan pembelajaran Di akhir kegiatan Siklus II peneliti juga
dengan pendekatan SETS. Siklus ke 2 meminta tanggapan dan komentar tentang
dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. kegiatan pembelajaran materi Pencemaran
Pada tindakan perbaikan siklus II secara Lingkungan. Hasil wawancara dan tanggapan
umum juga terdiri dari 4 tahapan kegiatan siswa tertuang pada tabel berikut :
yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, Berdasarkan data dan analisis data yang
observasi, dan refleksi. diperoleh selama siklus I dan siklus II maka
Tahap perencanaan berikut ini akan dibahas mengenai indikator
Pada tahap perencanaan ini peneliti keberhasilan dari penelitian.
melakukan kegiatan persiapan yang meliputi : Motivasi Belajar Siswa
penyiapan RPP, LKS, alat dan bahan Berikut ini adalah tabel dan grafik
praktikum, bahan ajar, media pembelajaran, perbandingan rekapitulasi motivasi siswa
penyusunan instrumen pengamatan, siklus I dan siklus II.

- 65 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

Tabel 6. Perbandingan motivasi belajar siswa Data hasil belajar siswa pada siklus I
pada siklus I dan siklus II siswa yang memenuhi KKM sebanyak 58,33
Motivasi Siklus I Siklus II % dan pada siklus II telah terjadi peningkatan
Belajar 65,83% 76,28% menjadi 83,33%. Hal ini berarti telah terjadi
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus
Dari tabel di atas perbandingan motivasi yang ke 2 dan telah memenuhi indikator
belajar siklus I dan siklus II dapat keberhasilan yang ke 2 yaitu minimal 80%
digambarkan dalam grafik berikut : siswa hasil belajarnya telah mencapai KKM.
80,00 Dalam proses belajar mengajar, motivasi
76,28
merupakan salah satu faktor yang diduga besar
75,00
pengaruhnya terhadap hasil belajar. Siswa
Siklus I yang motivasinya tinggi diduga akan
70,00
65,83 Siklus II memperoleh hasil belajar yang baik.
65,00 Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk
antara lain agar terjadi perubahan belajar ke
60,00
arah yang lebih positif. Pandangan ini sesuai
Motivasi Siswa
dengan Pendapat Hawley (Prayitno, 1989:3):
Gambar 2. Grafik data perbandingan “Siswa yang termotivasi dengan baik dalam
motivasi belajar siklus I dan siklus II belajar melakukan kegiatan lebih banyak dan
Berdasarkan hasil analisis lebih cepat, dibandingkan dengan siswa yang
perbandingan pada tabel dan grafik di atas kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang diraih akan lebih baik apabila
materi Pencemaran Lingkungan dengan mempunyai motivasi yang tinggi.”
pendekatan SETS terjadi peningkatan yang Selain data tentang pengukuran motivasi
signifikan dari 65,83% kategori cukup dan hasil belajar siswa peneliti juga memiliki
menjadi 76,28% dan memenuhi kategori baik. data hasil wawancara atau komentar yang
disampaikan oleh beberapa siswa seperti
Hasil Belajar Siswa tertuang pada tabel berikut ini :
Berikut ini adalah tabel dan grafik
perbandingan hasil belajar siswa pada siklus I Tabel 8. Hasil wawancara siswa terhadap
dan siklus II. kegiatan pembelajaran.
Tabel 7. Perbandingan hasil belajar siklus I No Siswa Komentar /tanggapan
dan siklus II 1 Alifa Kegiatan pembelajaran lebih
Kategori Persentase (%) menyenangkan dari pada
Siklus I Siklus II hanya di kelas, dapat langsung
paham karena langsung
Memenuhi KKM 58,33 83,33
praktik. Dapat melatih
Belum memenuhi KKM 41,67 16,67 kepercayaan diri saat
Dari tabel di atas dapat digambarkan dalam presentasi. Merasa tidak bosan
grafik berikut ini : dan tidak gerah karena suasana
yang baru dan ruangan yang
100 sejuk.
83,33
2 Alifya Pembelajaran Pencemaran
80
Lingkungan dengan kegiatan
58,33 yang sudah dilaksanakan
60
41,67 sungguh menyenangkan karena
40 saya cukup mudah untuk
mendalami materi. Setiap
16,67
20 pertemuan ada percobaanya dan
diberi materi sehingga sangat
0 mudah untuk dipahami. Dengan
Siklus I Siklus II kegiatan pembelajaran di luar
Memenuhi KKM Belum memenuhi KKM lingkungan juga buat refreshing
sehingga tidak jenuh.
Gambar 3. Grafik data perbandingan hasil 3 Manda Saya merasa senang dan puas
belajar siklus I dan siklus II dengan metode pembelajaran

- 66 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

Pencemaran Lingkungan yang cara melakukan praktikum


bervariasi. Saya senang pelajarannya lebih mudah
melakukan observasi dipahami dan bisa langsung
lingkungan bersama teman- refreshing tidak jenuh dalam
teman di luar kelas. kelas.
4 Audry Pelajarannya sangat 10 Iqbal Pada saat praktik tentang
menyenangkan sekali. pencemaran lingkungan itu
Menggunakan praktik menyenangkan karena kita
sehingga bisa lebih jelas dan bisa mengetahui cara-cara
menambah pengalaman. menanggulangi pencemaran
5 Ayu Pembelajaran Pencemaran air, tanah, dan udara.
Lingkungan yang dilaksanakan 11 Nabila Dengan pembelajaran tentang
di laboratorium sangat pencemaran lingkungan
menyenangkan karena kita kemarin sangat menyengkan.
dapat mengetahui reaksi Saya menjadi tahu tentang
makhluk hidup jika habitatnya penyebab dan cara mencegah
tercemar. Kita juga dapat pencemaran lingkungan.
mempelajarai tentang cara 12 Sintia Pembelajaran pencemaran
menjaga lingkungan agar tidak lingkungan dengan kegiatan
tercemar oleh zat-zat kimia. yang sudah dilaksanakan
6 Cholis Pembelajarannya mudah menyenangkan, karena kita
dipahami , saya suka dengan tidak hanya melakukan
pembelajarannya karena pembelajaran di dalam
melakukan observasi, diskusi, ruangan tetapi juga di luar
praktikum, dan tugas proyek. ruangan. Dan kegiatannya
Saya menyukai semua itu. juga sangat bermanfaat bagai
7 Dyah Sangat menyenangkan karena para siswa untuk
bisa melakukan banyak pembelajaran.
percobaan, pembelajaran 13 Sekar Kegiatan yang dilakukan saat
sangat mengasyikan dan pembelajaran Pencemaran
menantang. Bisa berkeliling Lingkungan sangat
kota saat praktikum menyenangkan, karena kita
pencemaran udara untuk bisa mengetahui bagaimana
menempelkan double tip pada cara menjernihkan air yang
tiang listrik. Saya sangat suka keruh, mengetahui berapa
dengan pembelajaran yang banyak debu di berbagai
bersifat menantang dan tempat dan cara
tentang alam yaitu pada menanggulanginya sehingga
pencemaran tanah dan juga pelajaran mudah dipahami.
pencemaran air.
8 Ellya Menurut pendapat saya Berdasarkan data pada tabel 8 di atas bisa
pembelajaran pencemaran ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
lingkungan dengan adanya dengan pendekatan SETS pada materi
kegiatan pengamatan dan Pencemaran Lingkungan membuat para siswa
praktik sangat menarik dan merasa senang karena membuat mereka ikut
jelas sehingga dapat aktif dalam proses pembelajaran dengan
memahami materi yang skenario pembelajaran yang melibatkan siswa
diberikan dengan dan juga untuk ikut merancang suatu alat untuk
menyenangkan jika pelajaran menjernihkan air, berpikir bagaimana tidak
disertai praktikum. membuang bahan-bahan pencemar ke
9 Kurnia Pembelajarannya menyenangkan lingkungan, memprediksi dampak terhadap
karena terdapat kegiatan- masyarakat dari suatu aktivitas dan cara
kegiatan misalnya membuat penanggulangannya. Sehingga mereka tidak
alat penjernih air. Dan pada hanya belajar dan paham tentang konsep
saat melakukan observasi di pencemaran lingkungan saja tetapi mampu
luar sekolah saya dan teman- menghubungkan antara konsep Sains,
teman sangat senang. Dengan Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat.

- 67 -
JURNAL IDEGURU Vol.4, No.2 November 2019

SIMPULAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


Berdasarkan hasil penelitian tindakan 2016. Buku Guru Ilmu Pengetahuan
kelas pada materi Pencemaran Lingkungan Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
dengan pendekatan SETS yang sudah peneliti Kementerian Pendidikan dan
laksanakan di Kelas VII E SMP Negeri 1 Kebudayaan.
Wonosari Gunungkidul Semester II tahun
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
pelajaran 2017/2018 Daerah Istimewa
2016. Buku Siswa Ilmu Pengetahuan
Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa
Alam SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Pendekatan SETS dapat meningkatkan motivasi
Kementerian Pendidikan dan
siswa dalam proses pembelajaran dari 65,83%
Kebudayaan.
(cukup) pada siklus I menjadi 76,28% (baik)
pada siklus II dan dapat meningkatkan hasil Mariana & Alit, M. (2000). Suatu Tujuan
belajar siswa dalam pembelajaran materi Tentang Hakikat Pendekatan Science,
Pencemaran Lingkungan dari 58,33 % pada Technology, and Society dalam
siklus I menjadi 83,33% pada siklus II. Pembelajaran Sains. Buletin Pelangi
Pendidikan, 2, 40- 41.
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman, 2005, Interaksi dan Motivasi Oemar Hamalik. 2008. Motivasi Kurikulum
Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja dan Pembelajan. Jakarta: Bumi Aksara.
Grafindo Persada. Permendikbud No. 24 Tahun 2016 Tentang
Achmad Binadja. 1999. Pembelajaran dan Kompetensi Inti (KI) Dan Kompetensi
Tujuan Pendidikan SETS dalam Konteks Dasar (KD) Pelajaran dalam Kurikulum
Kehidupan Yang Ada. Makalah disajikan 2013 Pada Pendidikan Dasar Dan
dalam seminar Lokakarya Pendidikan Pendidikan Menengah.
SETS, kerjasama antara SEAMEO Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan
RESCAM dan UNNES, 14-15 Desember Supervisi Pendidikan, Bandung: PT.
1999. Remaja Rosdakarya.
Agus Wasisto D.D.W. 2013. Publikasi Ilmiah Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Graha Cendekia. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Sutarno, Nono. 2007. Materi dan
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Pembelajaran IPA SD. Jakarta:
Jakarta: Rhineka Cipta. Universitas Terbuka.
Dimyati, Mudjiono. 2010. Belajar Dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

- 68 -

Anda mungkin juga menyukai