Anda di halaman 1dari 12
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESOR LOMBOK BARAT SURAT PERSETUJUAN BERSAMA (SPB) ANTARA POLRES LOBAR DAN PT. PERTAMINA (PERSERO) SUMBER ANGGARAN PNBP TA. 2017 Surabaya, Januari 2017 J PERTAMINA KONTRAK PENYEDIAAN BBM DAN PELUMAS TAHUN ANGGARAN 2017 ANTARA POLRES LOMBOK BARAT DENGAN PT. PERTAMINA (PERSERO) PNBP DUKUNGAN BMP RANMOR FUNGSI LANTAS DAN RANMOR NON LANTAS Nomor : 28 /1/2017/RES LOBAR 045/F15420/2017-S3 Pada hari ini Kamis tanggal sembilan belas bulan Januari tahun dua ribu tujuh belas (19 -01-2017), yang bertanda tangan dibawah ini : KEPOLISIAN RESOR (POLRES) LOMBOK BARAT, suatu Instansi Pemerintah yang berkedudukan di Mataram dan beralamat di Jalan Yos Sudarso Jembatan Kembar dalam hal ini diwakili oleh AJUN KOMISARIS BESAR POLISI | WAYAN JIARTANA,SH,S.IK,M.Si Kepala Kepolisian Resor Lombok Barat, selaku Kuasa Pengguna Anggaran, selaku Penyelenggara Fungsi Pengelolaan Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) untuk Polres Lombok Barat dan Jajaran berdasarkan Surat Keputusan Kapolda NTB Nomor: Kep/948/XII/2016 tanggal 20 Desember 2016, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Instansi tersebut diatas, selanjutnya dalam Kontrak ini disebut PIHAK PERTAMA. PT PERTAMINA (PERSERO), perseroan yang didirikan berdasarkan Akta Nomor : 20 tanggal 17 September 2003, yang dibuat dihadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta, yang telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Keputusan Nomor: C-24025 HT.01.01.TH.2003 tanggal 09 Oktober 2003, yang anggaran dasamya terakhir diubah dengan Akta Nomor 27 tanggal 19 Desember 2016, dibuat dihadapan Lenny Janis Ishak, SH, Notaris di Jakarta, dan telah mendapat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai Keputusan Nomor: AHU-AH.01.03-0110415 Tanggal 21 Desember 2016, berkedudukan di Jakarta, berkantor pusat di Jalan Medan Merdeka Timur No.1A Jakarta Pusat, dalam hal ini diwakili oleh, Yana Mulyana selaku Industrial Fuel Marketing Region Manager V, Marketing Operation Region V, Marketing & Trading Directorate berdasarkan Surat Keputusan Direktur Utama PT PERTAMINA (Persero) Nomor Kpts-P.014/C00000/2013-S8 tanggal 12 Februari 2013, dengan demikian bertindak untuk dan atas nama Perseroan tersebut di atas, selanjutnya dalam Kontrak ini disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut dengan “PIHAK” dan secara bersama-sama disebut “PARA PIHAK” Terlebih dahulu PARA PIHAK menerangkan hal-hal sebagai berikut : a. bahwa PIHAK PERTAMA adalah lembaga yang dibentuk oleh undang-undang yang berfungsi memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat, berdasarkan Surat Keputusan Kapolda NTB Nomor: Kep/948/XII/2016 tanggal 20 Desember 2016 selaku Kuasa Pengguna Anggaran, Penyelenggara Fungsi Pengelolaan Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) untuk Polres Lombok Barat dan Jajarannya; bahwa PIHAK PERTAMA membutuhkan Bahan Bakar Minyak (BBM) berupa Premium/Pertamax, Minyak Solar (HSD), Pertamina Dex, Pertalite, Dexlite, Avgas, Avtur dan produk BBM PIHAK KEDUA lainnya serta Pelumas untuk armada- armadanya guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya; Bahwa PIHAK KEDUA adalah perusahaan nasional yang bergerak dibidang Energi yang salah satu hasil produksinya berupa BBM dan Pelumas; Bahwa PIHAK PERTAMA telah mengajukan permohonan Kontrak, sesuai Surat Nomor : B/6595/XII/2016/Ro Sarpras tanggal 28 Desember 2016; Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan sebagai berikut : . Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; . _Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4168); . Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4152); . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (Pertamina) menjadi Perusahaan Perseroan (Persero); Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 368, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5642). Berdasarkan hal-hal di atas, PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerja sama dalam rangka Penyediaan BBM Keekonomian dan Pelumas, melalui Kontrak Penyediaan BBM dan Pelumas Tahun Anggaran 2017 (selanjutnya disebut “Kontrak”), dengan menyatakan ketentuan sebagai berikut : PARAF. PIHAK II BABI MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 1 (1) Maksud Kontrak ini adalah sebagai dasar pengikatan PARA PIHAK dalam rangka pelaksanaan pengadaan BBM dan Pelumas serta pelayanannya;. (2) Tujuan Kontrak ini adalah untuk menjamin kelancaran suplai BBM dan Pelumas serta pembayarannya, termasuk pelayanan yang diperlukan. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Kontrak meliputi : (1) PIHAK KEDUA akan menyediakan dan melayani kebutuhan BBM dan Pelumas PIHAK PERTAMA dengan harga Keekonomian / Non Subsidi. (2) PIHAK PERTAMA akan melakukan pengadaan BBM dan Pelumas untuk seluruh kegiatan operasionalnya dari PIHAK KEDUA serta melakukan pembayaran atas BBM dan Pelumas yang disediakan oleh PIHAK KEDUA tersebut sesuai ketentuan yang berlaku. (3) PIHAK KEDUA melalui Handling Agent (PT. Elnusa Petrofin) akan melakukan pendistribusian, pengiriman BBM dan Pelumas serta penyimpanan dan penitipan BBM yang telah dibeli oleh PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA tersebut sesuai kesepakatan PARA PIHAK. BAB Ill PELAKSANAAN Bagian Kesatu Spesifikasi BBM dan Pelumas Pasal 3 Spesifikasi teknis dan mutu BBM sebagaimana tercantum dalam Kontrak ini harus sesuai dengan ketentuan Dirjen Migas, sedangkan untuk Pelumas harus sesuai standar Internasional, antara lain ASTM (American Standard of Testing Material), API (American Petroleum Institute), SAE (Society of Automotive Engineer). Bagian Kedua Penyerahan BBM dan Pelumas Pasal 4 (1) Penyerahan BBM dan Pelumas dilakukan sebagai berikut : $ (2) Mekanisme penyerahan BBM secara Franco adalah sebagai berikut : a, Untuk Avgas dan Avtur dilakukan secara Loco pada Terminal/Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang dimiliki atau dikelola oleh PIHAK KEDUA. b. Untuk BBM yang tersedia di SPBU dilakukan secara Franco SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang di tunjuk. c, Untuk Bahan Bakar Premium/Pertamax, dilakukan secara Franco SPBP (Stasiun Pengisian Bahan Bakar POLRI) dan untuk BBM lainnya, dilakukan secara Loco SPBP (Stasiun Pengisian Bahan Bakar POLRI). d. Untuk Pelumas dilakukan secara Loco pada Depot Supply Point (DSP) PIHAK KEDUA. a. PIHAK PERTAMA menunjuk SPBU yang digunakan untuk penitipan BBM yaitu di SPBU No. 54,833.11, Jalan Imam Bonjol Gerung Lombok Barat dan SPBU No. 54.833.05, Jalan Raya Pemenang Lombok Utara; b, PIHAK KEDUA menunjuk Handling Agent untuk bertanggung jawab dalam pengelolaan secara administrasi dan teknis pengiriman dari TBBM PIHAK KEDUA hingga ke SPBU yang ditunjuk PIHAK PERTAMA; c. Penebusan BBM dilaksanakan berdasarkan SP3M (Surat Perintah Pelaksanaan Pengambilan BMP) yang ditandatangani oleh Pejabat PIHAK PERTAMA yang berwenang, menurut jenis, jumlah serta jangka waktu penyerahan yang ditetapkan; d. Berdasarkan SP3M tersebut, selanjutnya PIHAK KEDUA akan berkoordinasi dengan Handling Agent untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dalam proses pengiriman BBM sampai di SPBU; e. Peralihan risiko dan tanggung jawab BBM dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA terjadi setelah proses bongkar BBM di SPBU selesai dilakukan dengan ditanda tanganinya dokumen penyerahan oleh petugas PARA PIHAK; f. PIHAK PERTAMA hanya dapat melakukan pengambilan BBM sesuai dengan jenis dan jumlah BBM yang dititipkan di SPBU sesuai SP3M (Surat Perintah Pelaksanaan Pengambilan BMP). (3) Mekanisme penyerahan BBM berupa Avtur dan Avgas serta pelumas secara Loco adalah sebagai berikut : a. Penyerahan BBM dan pelumas dilaksanakan berdasarkan SP3M (Surat Perintah Pelaksanaan Pengambilan BMP) yang ditandatangani oleh Pejabat PIHAK PERTAMA yang berwenang, menurut jenis, jumlah serta jangka waktu penyerahan yang ditetapkan. b. Berdasarkan SP3M tersebut, PIHAK PERTAMA dapat mengambil BBM dan/atau Pelumas di masing-masing supply point. c. Peralihan risiko dan tanggung jawab BBM berupa Avtur dan Avgas serta pelumas dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA terjadi pada saat kendaraan pengangkut BBM keluar dari pintu/gate supply point PIHAK KEDUA. (3) Dalam keadaan tertentu terhadap BBM dan Pelumas yang belum dapat dilaksanakan pengambilannya pada triwulan_ berjalan dapat dilakukan perpanjangan pengambilan selama 1 (satu) bulan pada triwulan berikutnya sesuai kesepakatan PARA PIHAK. PI PARAF PIHAK II (4) Penyerahan BBM dan Pelumas dapat dilakukan sesuai situasi dan kondisi setempat, dengan cara : a. Dalam bentuk bulk; b. Dalam drum; c. Dalam pail; d. Dalam box. (5) Penyerahan Pelumas dalam bentuk kemasan drum/box disertai dengan tanda pengenal yakni : a. Tulisan dan Logo PERTAMINA; b. Nomor Batch; c. Nama jenis dan grade; d. Performance level; e. Penyerahan Nomor Pelumas Terdaftar; Bagian Ketiga Resiko dan Peralihan Hak Pasal 5 Resiko, tanggung jawab dan peralihan hak atas BBM dan Pelumas akan beralih dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA setelah terjadi penyerahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Kontrak ini, dengan ditanda tanganinya dokumen penyerahan oleh petugas PARA PIHAK. Bagian Keempat Penagihan BBM dan Pelumas Pasal 6 (1) PIHAK KEDUA mengajukan debet nota kepada PIHAK PERTAMA atas penyerahan BBM dan Pelumas dengan dilampiri PB-221 asli dan invoice yang memuat jumlah dan nilai rupiah masing-masing BBM dan Pelumas setiap bulan, untuk selanjutnya dilaksanakan pencocokan dan penelitian (Coklit); (2) Apabila PB-221 atas pengisian BBM untuk transportasi air milik atau yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA, dalam kondisi tertentu belum dapat ditandatangani oleh petugas PIHAK KEDUA, maka Delivery Receipt/Receipt for Bunker yang sudah ditandatangani oleh PARA PIHAK dapat dijadikan sebagai lampiran debet nota; (3) Apabila dalam pengajuan debet nota dimaksud ayat (1) dan (2) di atas masih terdapat " dokumen penyerahan yang sudah ditandatangani oleh PARA PIHAK yang belum di tagihkan, maka hal tersebut dapat ditagihkan pada periode berikutnya; (4) Apabila PIHAK PERTAMA menemukan ketidakcocokan jumlah volume dan nilai rupiah yang tercantum dalam debet nota atau dokumen kurang lengkap, maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan koordinasi dengan PIHAK KEDUA untuk meneliti dokumen penyerahan/pengembalian/penerimaan BBM dan Pelumas; 5 PARAF PI PIHAK II (5) Adanya ketidak cocokan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (4) diatas, PIHAK PERTAMA tidak dapat menunda pelaksanaan pembayaran atas debet nota sebagaimana tersebut dalam ayat (1) Persetujuan Bersama, namun demikian PARA PIHAK akan memperhitungkan selisih dimaksud kedalam debet nota periode berikutnya; (6) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melaksanakan Pencocokan dan Penelitian setiap bulan. Berita Acara COKLIT akan dijadikan dasar pencairan dana pembayaran pembelian BBM dan Pelumas melalui KPPN Mataram. BAB IV SOSIALISASI Pasal7 Kontrak ini dalam pelaksanaannya disosialisasikan kepada jajaran PARA PIHAK baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah, guna diketahui dan dilaksanakan. BABV ANALISA DAN EVALUASI Pasal 8 PARA PIHAK sepakat untuk melakukan analisis dan evaluasi atas pelaksanaan Kontrak ini melalui pertemuan secara berkala sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 9 JUMLAH DANA DAN HARGA (1) Jumlah Anggaran Tahun 2017 yang disediakan untuk penyediaan BBM dan Pelumas dimaksud Pasal 1 maksimal sebesar Rp.1.448.057.000 (satu miliar empat ratus empat puluh delapan juta lima puluh tujuh ribu rupiah) terdiri dari sudah termasuk PPN, PBBKB dan Ongkos angkut yang bersumber dari Dipa Nomor : SP DIPA- 060.01.2.655057/2017 tanggal 7 Desember 2016 dengan perincian sebagaimana terlampir yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak; (2) Harga per jenis BBM (Premium, Pertamax, Minyak Solar, Biosolar, Pertamina Dex ‘Avtur, Avgas) dan Pelumas adalah sesuai harga keekonomian yang beriaku pada saat tanggal penyerahan berdasarkan Surat Keputusan yang diterbitkan oleh Pejabat berwenang PIHAK KEDUA secara periodik; (3) Harga per jenis BBM, Pelumas (Drum/Box) ditentukan oleh Direksi PIHAK KEDUA yang berlaku pada saat tanggal penyerahan; (4) Apabila terjadi perubahan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), PIHAK KEDUA akan menyampaikan surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA dan PARA PIHAK dapat menyesuaikan harga tanpa melalui mekanisme Kontrak ini. 6 PIHAK II h Pasal 10 PEMBAYARAN BBM DAN PELUMAS (1) Pembayaran harga BBM dan Pelumas akan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setiap tagihan melalui transfer dari KPPN Mataram ke PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender setelah coklit. Kepada :_PT. PERTAMINA (PERSERO) BANK VIRTUAL ACCOUNT BCA/MANDIRI/BRI 8818825851010 BNI 9888818825851010 (2) Apabila setelah dilakukan pembayaran oleh PIHAK PERTAMA ditemukan koreksi tagihan, maka koreksi tersebut dapat diperhitungkan pada pembayaran periode berikutnya. BAB VII KETENTUAN LAIN Pasal 11 TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUG! (1) PIHAK PERTAMA setuju untuk mengganti rugi dan membebaskan PIHAK KEDUA, para karyawan, para kontraktor dan wakilnya dari setiap dan semua kerugian, kehilangan, cidera dan tanggung jawab hukum dan semua tuntutan yang timbul serta biaya dalam bentuk apapun, sebagai akibat dari luka-luka/kecelakaan atau kematian seseorang dan untuk kerusakan, kehilangan dari harta benda yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK PERTAMA yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan Kontrak ini. (2) PIHAK KEDUA setuju untuk mengganti rugi dan membebaskan PIHAK PERTAMA, para karyawan, para kontraktor dan wakilnya dari setiap dan semua kerugian, kehilangan, cidera dan tanggungjawab hukum dan semua tuntutan yang timbul serta biaya dalam bentuk apapun, sebagai akibat dari luka-luka/kecelakaan atau kematian seseorang dan kerusakan, kehilangan dari harta benda yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan Kontrak ini. (3) PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA masing-masing bertanggungjawab untuk dan wajib membela, mengganti rugi dan membebaskan pihak lainnya dari dan terhadap semua tuntutan atas kematian dari atau cidera pribadi atas Pihak Ketiga dan kerusakan pada atau kerugian atas harta milik mereka yang timbul yang berhubungan secara langsung dengan Kontrak ini. Yang dimaksud dengan “PIHAK KETIGA” dalam Pasal ini adalah Pihak manapun selain PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. PARAF sia T | PIHAK TI 7 Pasal 12 PEMUTUSAN KONTRAK (1) Dengan mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang mengenai pemutusan Kontrak melalui pengadilan, PARA PIHAK dapat memutuskan Kontrak ini secara sepihak dengan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pemutusan dimaksud dan berlaku efektif; (2) Dalam hal terjadi pemutusan Kontrak ini sebagaimana dimaksud ayat (1) diatas atau apabila telah berakhir jangka waktunya, maka kewajiban PARA PIHAK yang belum terlaksana sampai dengan tanggal berakhimya Kontrak ini tetap menjadi tanggung jawab PIHAK yang bersangkutan; (2) PARA PIHAK sepakat untuk mengakhiri Kontrak apabila terjadi Keadaan Kahar melebihi 90 (sembilan puluh) hari kalender sebagaimana dimaksud pada ayat 6 Pasal 42 Kontrak ini, Dalam hal demikian PARA PIHAK tidak dapat menuntut ganti rugi atau kompensasi apapun kepada PIHAK lainnya dalam bentuk apapun juga, kecuali pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing PIHAK hingga dengan terjadinya Keadaan Kahar. j Pasal 13 PAJAK - PAJAK Semua pajak yang meliputi PPN dan Pajak lainnya yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK PERTAMA. Pasal 14 KEADAAN KAHAR 4. (PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam melaksanakan kewajibannya masing-masing berdasarkan Kontrak ini, yang disebabkan oleh hal-hal di luar kemampuan dan di luar kendali yang wajar dari setiap PIHAK dan bukan disebabkan oleh kesalahan salah satu PIHAK (“Keadaan Kahar”), kecuali kewajiban-kewajiban untuk melaksanakan pembayaran yang timbul sebelum terjadinya Keadaan Kahar. (2) Yang dimaksud dengan Keadaan Kahar adalah bencana alam, gempa bumi, banjir topan, kebakaran, epidemi, pemogokan masal, perang, huru-hara dan gangguan keamanan, terorisme, shut down Kilang yang tidak terencana, Peraturan pemerintah, yang kesemuanya langsung berhubungan dengan Kontrak ini; \ (3) Dalam hal terjadi keadaan kahar tersebut pihak yang mengendalikan atau yang mengalami kahar wajid memberitahukan kepada pihak lainnya secara tertulis | selambat-lambatnya 7 x 24 jam; PARAF, [ a 7s T 0 ————————————————

Anda mungkin juga menyukai