Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA RASA NASIONALISME : JEMBATAN ANTARA KONFLIK

MENUJU TERWUJUDNYA BHINNEKA TUNGGAL IKA

Dari tahun ke tahun, telah ditemukan banyaknya konflik yang terjadi di Indonesia.
Tak terhitung sejak kemerdekaan negara ini. Konlik sendiri berasal dari Bahasa
latin, “Configure” yang artinya saling memukul. Sedangkan dalam KBBI, Konflik
mengacu kepada Percekcokan, perselisihan serta pertentangan. Sedangkan dalam
pandangan sosiologis, konflik merujuk pada proses perselisihan sosial antara dua
pihak atau lebih dimana satu pihak berusaha menghancurkan pihak lainnya dan
membuatnya tidak berdaya.

Konflik sendiri memiliki beberapa factor, diantaranya;

• Perbedaan antar Individu, baik itu pendirian, perasaan atau ideologi dan
pandangan hidup.
• Keberagaman budaya, yang dasarnya mempengaruhi pola pikir termasuk
kepribadian seseorang.
• Perubahan social, yang pada akhirnya akan menimbulkan perbedaan
pemahaman serta pendirian kepada masyarakat.
• Perbedaan kepentingan, hal ini termasuk meliputi sector ekonomi, politik,
dan lain sebagainya.

Di Indonesia sendiri, terjadi berbagai konflik social yang beberapa diantaranya


menimbulkan kericuhan besar dan berpengaruh besar pada pola fikir masyarakat.
Misalnya saja Kerusuhan Mei 1998 yang terjadi di Jakarta. Factor pertama yang
memicu terjadinya kerusuhan ini adalah krisis finansial di Asia yang terjadi sejak
1997. Berbagai hal terjadi mulai dari banyaknya perusahaan yang gulung tikar,
pemecatan jutaan orang, likuidasi bank dengan jumlah 16 bank serta mogok nya
berbagai proses proyek besar. Akibat dari sini-lah, muncul berbagai aksi unjuk
rasa di sejumlah wilayah di Indonesia.

Selepas wafatnya empat mahasiswa universitas Trisakti, kerususuhan mulai


terjadi di kawasan sekitar kampus Trisakti dan akhirnya berdampak pada
Kawasan lainnya hingga akhirnya merambah ke kota-kota besar lainnya sepeti
Bogor, Tangerang dan Bekasi. Saat itu, salah satu kelompok yang paling
menderita adalah etnis tionghoa yang mana mengalami Sebagian besar kerugian
atas kerusakan yang terjadi.

Setelahnya, terjadi pula konflik ‘Gerakan Aceh Merdeka’ juga Konflik antara FPI
dan GMBI. Konflik yang awalnya hanya masalah sepele ini kemudian berakhir
menjadi konflik antar kelompok yang sangat bertentangan dengan tujuan negara
kita, Bhinneka Tunggal Ika.

Mengenai Bhinneka tunggal Ika yang merupakan semboyan negara kit aini
memiliki arti berbeda beda namun tetap satu jua. Semboyan bhinneka Tunggal ika
dianggap mewakili pandangan negara Indonesia dan dapat memperteguh
kedaulatan bangsa. Menyatukan masyarakat Indonesia yang terdiri atas berbagai
etnis dan suku menjadi satu kedaulatan negara.

Namun, Bhinneka tunggal ika sendiri agaknya sudah jauh berbelok dari
penggambaran tentang bangsa ini sendiri. Mengapa? Melihat dari banyak-nya
konflik dan perseteruan yang terjadi, mampaknya ada satu nilai yang telah
memudar dan berdampak besar kepada kelanjutan masa depan bangsa.

Nilai yang telah memudar tersebut adalah Rasa Nasionalisme. Nasionalinalisme


adalah paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi harus diserahkan
kepada negara bangsa. Yang mana berkaitan mendalam dengan ikatan dengan
tanah air begitu pula dengan tradisi yang ada. Dapat diartikan pula dengan
keinginan untuk hidup Bersama. Sebagai sebuah Ideologi, Nasionalisme memiliki
fungsi mengikat semua kelas dan menyatukan mentalitas mereka. Serta
membangun atau memperkokokh pengaruh terhadap kebijakan yang ada sebagai
penguat ideologi nasional.

Penyebab mengenai berpudarnya Nasionalisme sendiri bermacam macam,


diantaranya kualitas sumber daya manusia yang rendah, jati diri bangsa yang
luntur seiring berjalannya waktu, militansi bangsa yang mendekati titik kritis dan
juga factor dari globalisasi. Dengan melemahnya rasa nasionalisme, menyebabkan
terpisahnya bangsa Indonesia menjadi kelompok kelompok yang berasaskan etnis,
agama maupun tujuan masing masing. Nantinya Ketika kepentingan antar
kelompok bertabrakan, konflik dan kerusuhan akan terjadi dimana mana. Hal ini
sangat tidak sesuai dengan semboyan negara kita, ‘Bhinneka tunggal ika’.

Ketika rasa Nasionalisme menguat, maka intergitas dan identitas nasional akan
tercapai. Dan saat itu pula-lah kemajuan bangsa Indonesia dapat tercapai. Maka
dari itu, Rasa Nasionalisme memiliki peran penting sebagai jembatan antara
kerusuhan dan segala krisis yang terjadi di Indonesia menuju terwujudnya
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Anda mungkin juga menyukai