Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Analisis gravimetri didefinisikan sebagai kegiatan penentuan kuantitas suatu komponen


(dapat berupa unsur, ion ataupun senyawa) yang telah diketahui dengan cara mengukur berat
komponen. Umumnya setelah komponen tersebut dipisahkan dari sampel akan diisolasi dan
dimurnikan. Analisis gravimetri banyak melibatkan kegiatan penimbangan bahan secara teliti
dan adanya pengotor berupa padatan yang terdapat pada bahan akan sangat mempengaruhi hasil
analisis akhir, analisis gravimetri dalam kimia analitik meliputi semua teknik yang melibatkan
pengukuran massa atau suatu perubahan massa. Analisis gravimetri merupakan pengukuran
paling mendasar dan tertua dalam analisis kimia (Norma, 2020).
Ada 3 cara atau teknik yang dilakukan dalam suatu analisis gravimetri, pertama yaitu
penguapan. Penguapan dilakukan dengan cara memanaskan sampel dalam oven hingga menjadi
abu sehingga diperoleh komponen yang relatif murni dan stabil untuk ditimbang. Kedua, adalah
pengendapan yang dapat dilakukan dengan mereaksikan larutan sampel dengan pereaksi yang
dapat mengendapkan komponen target. Endapan yang diperoleh kemudian disaring lalu
dikeringkan sehingga didapatkan komponen untuk ditimbang. Ketiga, ada elektrolisis dimana
teknik ini dilakukan dalam gravimetri melalui metode transfer elektron dengan mereduksi dan
mengoksidasi ion- ion sehingga terjadi pengendapan (Underwood A.L. & R.A. Day, 2002).
Fungsi atau kegunaan alat dan bahan pada percobaan ini antara lain, pertama alat yaitu ada
gelas beaker, berdasarkan video yang telah ditonton saat praktikum dan berdasarkan modul
penuntun praktikum gelas beaker digunakan untuk mengukur suatu zat cair. Kedua, oven yang
digunakan untuk memanaskan krus porselin yang digunakan untuk menampung endapan.
Selanjutnya, timbangan digunakan untuk menimbang krus porselin setelah dipanaskan atau
menimbang suatu zat, lalu kertas saring digunakan untuk menyaring suatu endapan tersebut.
Kemudian, pipet yang digunakan untuk mengembil zat cair dengan volume tertentu dan
eksikator digunakan untuk mendinginkan krus porselin yang telah dipanaskan. Selain itu, buret
digunakan untuk meneteskan zat AgNO3. Bahan- bahan yang digunakan memiliki fungsi atau
kegunaan masing-masing berdasarkan modul penuntun praktikum, seperti padatan klorida yang
digunakan sebagai sampel, akuades sebagai pelarut sampel. Kemudian, larutan HNO3 6N
digunakan sebagai pelarut tambahan sampel dan HNO3 0,04N digunakan untuk mencuci endapan
agar bebas dari AgNO3. AgNO3 digunakan sebagai bahan pereaksi dan HCl digunakan sebagai
alat pengecek endapan untuk memastikan larutan bebas dari AgNO3 dan digunakan juga untuk
mengetahui filtrat asam dari endapan tersebut (Gultom et al., 2017).
Hal yang dianalisis pada percobaan ini ialah menentukan kadar klor dalam larutan sampel
(AgCl) secara gravimetri. Pengendapan dilakukan dengan menggunakan larutan AgNO 3 yang
diteteskan melalui buret (titrasi). Larutan AgNO3 digunakan untuk mengendapkan klor sebagai
AgCl dalam suasana asam. Sebelum itu, padatan klorida (sampel) ditimbang sebanyak 120 mg
dan dimasukkan ke dalam gelas beaker berukuran 200 mL. Kemudian, dilarutkan ke dalam 100
mL akuades. Selanjutnya, dititrasi dengan AgNO3 hingga tidak menghasilkan endapan. Hasil dari
titrasi adalah larutan yang berubah warna menjadi putih. Kemudian, larutan dipanaskan sambil
diaduk selama 5 menit dan didiamkan selama 2 sampai 3 menit hingga terjadi pemisahan
endapan dan larutan jernihnya. Setelah didiamkan, ditambahkan 2 hingga 3 tetes AgNO3 sampai
tidak terbentuk endapan lagi. Sampel ini kemudian disimpan di tempat yang gelap selama 20
menit.

Cl- + Ag+ AgCl (putih)

Proses isolasi dan pengeringan endapan diawali dengan pemanasan krus porselin ke dalam
oven bersuhu 130°C hingga 150°C selama 5 menit dan didinginkan dalam eksikator selama 15
menit. Hal ini dilakukan untuk mencari bobot kosongnya dengan tujuan memperoleh perhitungan
yang akurat. Oleh karena itu, pekerjaan ini diulangi hingga mendapat berat yang konstan.
Kemudian, endapan disaring menggunakan kertas saring. Selanjutnya, endapan dicuci
menggunakan 10 mL HNO3 0,04N sebanyak 3 kali hingga bebas dari larutan AgNO 3. Larutan
HCl 0,1N digunakan untuk memastikan endapan bebas dari AgNO3 dengan cara ditambahkan ke
dalam larutannya. Setelah itu, endapannya dimasukkan ke dalam krus porselin dan dipanaskan
dalam oven bersuhu 130°C hingga 150°C selama 1 jam. Endapan ini dipindahkan ke dalam krus
porselin yang sudah ditimbang di awal, dan dipanaskan lagi selama 15 menit. Kemudian,
endapan didinginkan dalam eksikator selama 15 menit. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan
kelembaban bahan terhadap udara lembab sehingga ketika penimbangan akan diperoleh bobot
yang stabil (tidak terpengaruh oleh air). Selanjutnya, endapan ditimbang dan pekerjaan ini
diulangi hingga mendapat berat yang konstan. Dari perhitungan yang telah didapatkan hasil
14,3% yang merupakan kadar klor dalam larutan sampel (AgCl).
Percobaan selanjutnya ialah menentukan kadar air kristal dengan metode gravimetri.
Prinsip percobaan ini adalah menggunakan sampel yang disimpan dalam krus yang sudah
diketahui bobotnya ditimbang secara seksama. Sampel akan dikeringkan dalam oven, lalu
didinginkan dalam eksikator. Selanjutnya, sampel akan ditimbang lagi dan pekerjaan ini diulangi
hingga memperoleh bobot yang konstan. Kadar air dapat diperhatikan dari bobot yang hilang
setelah pemanasan (Rohman & Sumantri, 2018).

Kadar air (%) =

Keterangan :
W = Bobot sampel sebelum dikeringkan (g)
W1 = Bobot yang hilang setelah dikeringkan (g)
Krus porselin dibersihkan dahulu sebelum digunakan, lalu dipanaskan selama 5 menit.
Kemudian, didinginkan dalam eksikator selama 20 menit dan ditimbang. Kemudian, timbang
sampel dalam krus sebanyak 1,5 g dan dipanaskan selama 10 menit. Dinginkan kembali sampel
dalam eksikator selama 20 menit. Proses pemanasan yang dilanjutkan dengan pendinginan
dilakukan untuk mempertahankan kelembaban bahan yang peka terhadap udara lembab sehingga
ketika dilakukan penimbangan akan diperoleh bobot yang stabil atau tidak terpengaruh oleh air.
Kemudian, sampel ditimbang kembali. Pemanasan yang dilanjutkan pendinginan ini diulangi
hingga diperoleh berat yang konstan. Kemudian, diperoleh hasil 8% yang merupakan kadar air
kristal (Restuana, 2014).
Khoirunnisa, S.M., 2020. DETERMINATION OF CONTENT CYCLAMATE POWDER
DRINK TASTE OF. J. Anal. Farm. 5: 111–117.

Muawanah, Nurhidayat, Rasyid, N.Q., Susanti, S., 2020. Analisis Kadar Siklamat Pada Selai
Tidak Bermerek Yang Dijual Di Pasar Tradisional Kota Makassar. Lontara J. Heal. Sci.
Technol. 1: 65–72.

Nahdi, M.A., Putro, T.Y., Sudarsa, Y., 2019. Sistem Pemantauan dan Kendali Suhu Nutrisi
Tanaman Hidroponik Berbasis IOT. Pros. Ind. Res. Work. Natl. Semin. 10: 201–207.

Ngibad, K., & Herawati, D. (2019). Analisis kadar klorida dalam air sumur dan PDAM di desa
ngelom sidoarjo. JKPK (Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia), 1-9.

Norma, E.S., 2020. Buku Ajar Teori Kimia Analitik Teknologi Laboratorium Medis. Deepublish,
Yogyakarta.

Martalina, D. S., Situmorang, M., & Sudrajat, A. (2018, December). The development of
innovative learning material with integration of project and multimedia for the teaching of
gravimetry. In 3rd Annual International Seminar on Transformative Education and
Educational Leadership (AISTEEL 2018) (pp. 735-740). Atlantis Press.

Toková, L., Igaz, D., & Aydin, E. (2019). Measurement of volumetric water content by
gravimetric and time domain reflectometry methods at field experiment with biochar and N
fertilizer. Acta horticulturae et regiotecturae, 22(2), 61-64.

Ulfindrayani, I.F., Qurrota, A., 2018. Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dan Kadar Air Pada
Minyak Goreng Yang Digunakan Oleh Pedagang Gorengan Di Jalan. J. Pharm. Sci. 3(2).

Underwood A.L. & R.A. Day, J., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai